News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Apakah saya seorang FANATIK ?

Started by kamala, 19 October 2012, 09:04:24 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

kamala

Akhir akhir ini pemikiran ini sering muncul di pikiran saya.
Dasar saya belajar Buddhism adalah Theravada semenjak di tingkat sekolah SD hingga SMA. Setelah tamat SMA sempat vakum dalam mempelajari Buddhism. Walau dikatakan mempelajari Buddhism, hingga saat ini tidak terlalu banyak yang saya ketahui dan mengerti.

Sekitar 6 tahun lalu muncul kembali keinginan untuk mempelajari lebih dalam mengenai Buddha Dhamma, karena ini mulai aktif di vihara yang terdekat dengan rumah saya, yang merupakan vihara Buddhayana yang lebih kental Mahayana-nya. Dari sini saya baru mulai mengenal Mahayana, yang acara puja baktinya menggunakan bahasa china. Karena tidak mengenal aliran ini saya mencoba mempelajarinya, dari buku buku sutra yang tersedia disana (memiliki terjemahan bhs Indonesia) dan dari penceramah2 yang datang. Saat itu saya sangat aktif, bisa dikatakan mengikuti hampir semua acara puja bakti. Makin hari saya merasa kurang cocok dengan pemahaman Mahayana sehingga perlahan lahan saya mulai mengurangi keaktifan saya di acara puja bakti.

Beberapa teman rupanya menyadari hal ini, saat ditanya terkadang saya hanya mengatakan sibuk, lalu pada teman teman terdekat saya mengaku bahwa saya kurang cocok dengan pemahaman Mahayana sehingga saya malas untuk ikut. Hampir semuanya menyebut saya fanatik lalu menasehati bahwa semua aliran itu sama, sama sama adalah ajaran Sang Buddha.

Saya bukannya mengatakan bahwa ini tidak benar, memang ada beberapa yang dengan tegas saya berani mengatakan bahwa itu bukan ajaran Sang Buddha tetapi saya tetap menghormati mereka yang tetap menjalankannya.

Saat ini saya hanya hadir di meditasi klas yang diadakan seminggu 2 kali atau hadirnya penceramah dari basis Theravada. Saat upacara hari besar Mahayana saya terkadang ikut untuk turut menghormati tapi di hari hari biasa saya tidak ikut lagi.
Saya berpikir daripada muncul pergolakan bathin ketika ikut puja bakti, lebih baik saya di rumah saja, saya bisa membaca buku atau bermeditasi sejenak atau hanya beristirahat.

Apakah saya seorang FANATIK ?
Mohon pendapat dan saran teman teman semuanya  ^:)^
_/\_

Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

Rico Tsiau

saya tidak melihat esensi Fanatik dari kisah anda di atas.

tapi saya tertarik dengan ini :

Quote from: kamala on 19 October 2012, 09:04:24 AM
Saya bukannya mengatakan bahwa ini tidak benar, memang ada beberapa yang dengan tegas saya berani mengatakan bahwa itu bukan ajaran Sang Buddha tetapi saya tetap menghormati mereka yang tetap menjalankannya.

bisa berikan contohnya apa saja 'beberapa' itu?

Indra

KBBI:

fa·na·tik a teramat kuat kepercayaan (keyakinan) thd ajaran (politik, agama, dsb): tokoh partai itu berada di tengah-tengah pengikutnya yg --;
mem·fa·na·tiki v meyakini (ajaran, kepercayaan, dsb) dng teramat kuat: segelintir orang cenderung mendukung, membela, dan ~ ajaran sesat yg dibawa oleh pendatang baru itu;
ke·fa·na·tik·an n perihal fanatik

Jadi apa salahnya jadi fanatik?

kamala

Quote from: Rico Tsiau on 19 October 2012, 09:16:11 AM
saya tidak melihat esensi Fanatik dari kisah anda di atas.

tapi saya tertarik dengan ini :

bisa berikan contohnya apa saja 'beberapa' itu?


- praktik huo kung (saat upacara patidana , makanan yg dipersembahkan dibakar utk dikirim kepada para leluhur)
- dengan membaca sutra/mantra tertentu bisa menghapus kamma buruk
- untuk mencapai kesucian wajib vegetarian
- dengan memohon pada Sang Buddha dan para Bodhisatta akan dikabulkan permintaannya
- dll

Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

kamala

Quote from: Indra on 19 October 2012, 09:18:42 AM
KBBI:

fa·na·tik a teramat kuat kepercayaan (keyakinan) thd ajaran (politik, agama, dsb): tokoh partai itu berada di tengah-tengah pengikutnya yg --;
mem·fa·na·tiki v meyakini (ajaran, kepercayaan, dsb) dng teramat kuat: segelintir orang cenderung mendukung, membela, dan ~ ajaran sesat yg dibawa oleh pendatang baru itu;
ke·fa·na·tik·an n perihal fanatik

Jadi apa salahnya jadi fanatik?

fanatik bisa menyebabkan keekstriman
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

K.K.

Quote from: kamala on 19 October 2012, 09:04:24 AM
Akhir akhir ini pemikiran ini sering muncul di pikiran saya.
Dasar saya belajar Buddhism adalah Theravada semenjak di tingkat sekolah SD hingga SMA. Setelah tamat SMA sempat vakum dalam mempelajari Buddhism. Walau dikatakan mempelajari Buddhism, hingga saat ini tidak terlalu banyak yang saya ketahui dan mengerti.

Sekitar 6 tahun lalu muncul kembali keinginan untuk mempelajari lebih dalam mengenai Buddha Dhamma, karena ini mulai aktif di vihara yang terdekat dengan rumah saya, yang merupakan vihara Buddhayana yang lebih kental Mahayana-nya. Dari sini saya baru mulai mengenal Mahayana, yang acara puja baktinya menggunakan bahasa china. Karena tidak mengenal aliran ini saya mencoba mempelajarinya, dari buku buku sutra yang tersedia disana (memiliki terjemahan bhs Indonesia) dan dari penceramah2 yang datang. Saat itu saya sangat aktif, bisa dikatakan mengikuti hampir semua acara puja bakti. Makin hari saya merasa kurang cocok dengan pemahaman Mahayana sehingga perlahan lahan saya mulai mengurangi keaktifan saya di acara puja bakti.

Beberapa teman rupanya menyadari hal ini, saat ditanya terkadang saya hanya mengatakan sibuk, lalu pada teman teman terdekat saya mengaku bahwa saya kurang cocok dengan pemahaman Mahayana sehingga saya malas untuk ikut. Hampir semuanya menyebut saya fanatik lalu menasehati bahwa semua aliran itu sama, sama sama adalah ajaran Sang Buddha.

Saya bukannya mengatakan bahwa ini tidak benar, memang ada beberapa yang dengan tegas saya berani mengatakan bahwa itu bukan ajaran Sang Buddha tetapi saya tetap menghormati mereka yang tetap menjalankannya.

Saat ini saya hanya hadir di meditasi klas yang diadakan seminggu 2 kali atau hadirnya penceramah dari basis Theravada. Saat upacara hari besar Mahayana saya terkadang ikut untuk turut menghormati tapi di hari hari biasa saya tidak ikut lagi.
Saya berpikir daripada muncul pergolakan bathin ketika ikut puja bakti, lebih baik saya di rumah saja, saya bisa membaca buku atau bermeditasi sejenak atau hanya beristirahat.

Apakah saya seorang FANATIK ?
Mohon pendapat dan saran teman teman semuanya  ^:)^
_/\_

Saya tidak melihat satu hal yang bisa disebut fanatisisme dari 'melihat yang sama sebagai sama, berbeda sebagai berbeda'. Justru yang memaksakan ajaran lain itu sama dengan ajarannya sehingga memaksa orang lain masuk, bisa disebut sebagai fanatik.

Predator

Kalau kurang cocok dengan salah satu aliran TIDAK bisa langsung dianggap FANATIK (yang mengarah ke sikap negatif) terlebih masih ada rasa menghormati, karena kecocokan bergantung pada kebijaksanaan kita dalam mempertimbangkannya.

dalam menyikapi cocok/ketidak cocokan ini kita dapat melihat rujukan dalam Kalama sutta

Quote from: kamala on 19 October 2012, 09:04:24 AM
Akhir akhir ini pemikiran ini sering muncul di pikiran saya.
Dasar saya belajar Buddhism adalah Theravada semenjak di tingkat sekolah SD hingga SMA. Setelah tamat SMA sempat vakum dalam mempelajari Buddhism. Walau dikatakan mempelajari Buddhism, hingga saat ini tidak terlalu banyak yang saya ketahui dan mengerti.

Sekitar 6 tahun lalu muncul kembali keinginan untuk mempelajari lebih dalam mengenai Buddha Dhamma, karena ini mulai aktif di vihara yang terdekat dengan rumah saya, yang merupakan vihara Buddhayana yang lebih kental Mahayana-nya. Dari sini saya baru mulai mengenal Mahayana, yang acara puja baktinya menggunakan bahasa china. Karena tidak mengenal aliran ini saya mencoba mempelajarinya, dari buku buku sutra yang tersedia disana (memiliki terjemahan bhs Indonesia) dan dari penceramah2 yang datang. Saat itu saya sangat aktif, bisa dikatakan mengikuti hampir semua acara puja bakti. Makin hari saya merasa kurang cocok dengan pemahaman Mahayana sehingga perlahan lahan saya mulai mengurangi keaktifan saya di acara puja bakti.

Beberapa teman rupanya menyadari hal ini, saat ditanya terkadang saya hanya mengatakan sibuk, lalu pada teman teman terdekat saya mengaku bahwa saya kurang cocok dengan pemahaman Mahayana sehingga saya malas untuk ikut. Hampir semuanya menyebut saya fanatik lalu menasehati bahwa semua aliran itu sama, sama sama adalah ajaran Sang Buddha.

Saya bukannya mengatakan bahwa ini tidak benar, memang ada beberapa yang dengan tegas saya berani mengatakan bahwa itu bukan ajaran Sang Buddha tetapi saya tetap menghormati mereka yang tetap menjalankannya.

Saat ini saya hanya hadir di meditasi klas yang diadakan seminggu 2 kali atau hadirnya penceramah dari basis Theravada. Saat upacara hari besar Mahayana saya terkadang ikut untuk turut menghormati tapi di hari hari biasa saya tidak ikut lagi.
Saya berpikir daripada muncul pergolakan bathin ketika ikut puja bakti, lebih baik saya di rumah saja, saya bisa membaca buku atau bermeditasi sejenak atau hanya beristirahat.

Apakah saya seorang FANATIK ?
Mohon pendapat dan saran teman teman semuanya  ^:)^
_/\_


susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Predator

sepertinya menjadi masalah jika fanatik memiliki "energi negatif" ;D

Quote from: Indra on 19 October 2012, 09:18:42 AM
KBBI:

fa·na·tik a teramat kuat kepercayaan (keyakinan) thd ajaran (politik, agama, dsb): tokoh partai itu berada di tengah-tengah pengikutnya yg --;
mem·fa·na·tiki v meyakini (ajaran, kepercayaan, dsb) dng teramat kuat: segelintir orang cenderung mendukung, membela, dan ~ ajaran sesat yg dibawa oleh pendatang baru itu;
ke·fa·na·tik·an n perihal fanatik

Jadi apa salahnya jadi fanatik?
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Predator

#8
Quote from: kamala on 19 October 2012, 09:29:04 AM
fanatik bisa menyebabkan keekstriman


ada yg fanatik sampe tidak tertarik (baca:nafsu) sama daging mentah dengan julukan "wanita" ;D
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Mr.Jhonz

 [at] kamala
Malah kata tetangga kita itu kafir..
So?
Jalankan apa yg menurutmu benar..
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

kamala

Quote from: Radi_muliawan on 19 October 2012, 09:51:53 AM
ada yg fanatik sampe tidak tertarik (baca:nafsu) sama daging mentah dengan julukan "wanita" ;D
;D
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

Mr.Jhonz

Quote from: Radi_muliawan on 19 October 2012, 09:51:53 AM
ada yg fanatik sampe tidak tertarik sama daging mentah dengan julukan "wanita" ;D
Mohon di perjelas
Apa hubungnya daging mentah dan wanita?
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Predator

Quote from: Mr.Jhonz on 19 October 2012, 09:56:30 AM
Mohon di perjelas
Apa hubungnya daging mentah dan wanita?

hanya perumpamaan (tidak bermaksud menyinggung gender), kadang saya melihat beberapa lelaki melihat wanita seperti doberman melihat daging mentah, tapi pernah melihat orang yg kental sekali dengan spiritualnya sampai melihat wanita seperti tidak ada daya tarik lagi
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Indra

Quote from: Mr.Jhonz on 19 October 2012, 09:56:30 AM
Mohon di perjelas
Apa hubungnya daging mentah dan wanita?

maksudnya ketika wanita dijadikan sashimi

M14ka

cc bukan fanatik kok. Karena tidak ada yang dirugikan cc kan?

Quote from: Radi_muliawan on 19 October 2012, 09:51:53 AM
ada yg fanatik sampe tidak tertarik (baca:nafsu) sama daging mentah dengan julukan "wanita" ;D
kenapa tu disebut fanatik kk?