News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Apakah saya seorang FANATIK ?

Started by kamala, 19 October 2012, 09:04:24 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Indra

Quote from: siswahardy on 19 October 2012, 01:41:19 PM
IMO, Arhat tsb tahu usianya telah cukup dan beliau memutuskan untuk PARINIBBANA
itu sama sekali tidak ada unsur SUKA MATI atau TIDAK SUKA HIDUP LAGI, tidak ada pengaruh PERASAAN

Sutta sudah ditampilkan oleh Sis Juli Wu di atas (Reply $45) , silakan anda baca, apakah alasan Bhikkhu Channa bunuh diri dalam sutta itu.

kamala

Terima kasih atas opini opini yang telah teman teman berikan  _/\_

Saya sendiri merasa bahwa saya tidak fanatik, selama beberapa tahun ikut puja bakti tersebut terus terang tidak ada manfaat yang saya peroleh kecuali pengetahuan tentang peraturan2 dalam upacara tersebut, yang saya tau tidak dapat membawa saya mencapai pencerahan. Inilah alasan utama saya untuk berhenti mengikuti lagi puja bakti itu.

Semakin saya mempelajari semakin saya menjadi kacau, hingga satu saat saya mengerti bahwa kita tidak bisa menaiki dua perahu disaat bersamaan. Harus dilepas salah satunya, jadi saya memilih yang cocok bagi saya.

Setelah memilih, bukan bearti saya menganggap yang lainnya tidak benar. Terkadang saya terpikir jika saya disebut fanatik maka para anggota Sangha yang memilih diupasampada menurut suatu tradisi baik Theravada, Mahayana ataupun Tantrayana, maka bukankah mereka itu lebih ekstrim lagi fanatiknya ??

Tapi terserah, walaupun disebut fanatik, saya tau apa yang sudah saya perbuat ini sudah benar, hanya saja terkadang kuping ini "gatal" ketika disebut sebagai "Theravada fanatik"

Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

kamala

Quote from: Wolvie on 19 October 2012, 02:38:31 PM
menurut sy: tidak..

mungkin malah sebaliknya iya, mereka yang menuding anda fanatik, bisa jadi lebih fanatik..
klo kita sekedar kurang cocok ga nyaman, lantas ga mau ikutan LAGI, ya ga bisa disebut fanatik, toh orang bebas memilih..

imho: klo bener2 fanatik, mungkin malah ga akan baca Sutra2 Mahayana, apalagi sampai ikut kebaktian..
dari apa yang anda sudah lakukan, anda sudah cukup terbuka akan aliran Buddhist, tapi anda setelah mengikutinya kemudian merasa kurang sreg dan ga mau lanjut lagi, itu sepenuhnya adalah hak anda (peduli amat orang mau bilang apa)..

toh seperti yang anda tulis, anda tetap menghormati kebiasaan2/pandangan mereka, hal yang tidak akan dilakukan oleh orang fanatik. :)

Karena sekarang ga mau ikut puja bakti mereka lagi makanya ucapan ini muncul, saya ikut di upacara2 besar saja.

Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

siswahardy

Quote from: kamala on 19 October 2012, 08:13:08 PM
Terima kasih atas opini opini yang telah teman teman berikan  _/\_

Saya sendiri merasa bahwa saya tidak fanatik, selama beberapa tahun ikut puja bakti tersebut terus terang tidak ada manfaat yang saya peroleh kecuali pengetahuan tentang peraturan2 dalam upacara tersebut, yang saya tau tidak dapat membawa saya mencapai pencerahan. Inilah alasan utama saya untuk berhenti mengikuti lagi puja bakti itu.

Semakin saya mempelajari semakin saya menjadi kacau, hingga satu saat saya mengerti bahwa kita tidak bisa menaiki dua perahu disaat bersamaan. Harus dilepas salah satunya, jadi saya memilih yang cocok bagi saya.

Setelah memilih, bukan bearti saya menganggap yang lainnya tidak benar. Terkadang saya terpikir jika saya disebut fanatik maka para anggota Sangha yang memilih diupasampada menurut suatu tradisi baik Theravada, Mahayana ataupun Tantrayana, maka bukankah mereka itu lebih ekstrim lagi fanatiknya ??

Tapi terserah, walaupun disebut fanatik, saya tau apa yang sudah saya perbuat ini sudah benar, hanya saja terkadang kuping ini "gatal" ketika disebut sebagai "Theravada fanatik"

berdasarkan hal2 yg sudah anda sampaikan, saya kira anda TIDAK FANATIK
mengenai ucapan teman2 anda, saya kira mereka keliru namun ada baiknya jgn dimasukkan ke hati

kalau perihal apa yg saya sampaikan sebelum2nya lebih mengarah ke pengertian yg lebih dalam,
moga2 ngak membuat anda bingung

siswahardy

Quote from: Kainyn_Kutho on 19 October 2012, 01:53:41 PM
Cobalah dijelaskan biar tidak membingungkan orang yang baru belajar.
saya akui untuk orang yg baru belajar bisa membingungkan

Quote from: Kainyn_Kutho on 19 October 2012, 01:53:41 PM
Lho, yang mengatakan ada unsur suka/tidak suka = fanatik 'kan anda sendiri, justru saya jadi meminta penjelasannya.
biar lebih jelasnya ada unsur suka/tidak suka (perasaan/vedana) maka timbul kemelekatan (tanha, IMO alias kefanatikan)
apa anda setuju? kalau tidak apa alasannya?

Quote from: Kainyn_Kutho on 19 October 2012, 01:53:41 PM
Jadi kalau saya suka kopi, ada unsur suka, berarti fanatik?
kalau dlm bahasa sehari-hari kurang tepat mengatakannya fanatik
tapi kalau anda penggemar berat kopi, maka dapat dikatakan anda penggemar kopi fanatik

Quote from: Kainyn_Kutho on 19 October 2012, 01:53:41 PM
Saya bedakan kopi bubuk dan kopi instant, berarti ada pikiran membedakan (diskriminasi), berarti fanatik?
mana unsur suka atau tidak sukanya? apa membedakan 1 dgn 2, berarti ada diskriminasi?

siswahardy

Quote from: Indra on 19 October 2012, 01:45:38 PM
artinya lepaskan saja rakitnya walaupun masih berada di tengah2 lautan? gak perlu dilekati, karena jika melekati rakit walaupun berada di tengah2 lautan dapat menghambat pencapaian tujuan, begitukah?

tentunya tidak demikian, melainkan yg dimaksud kemelekatan di sini yaitu timbul keinginan MEMILIKI rakit tsb
apa anda tidak setuju? alasannya?

siswahardy

Quote from: juli wu on 19 October 2012, 03:12:54 PM
demikian pula terdapat kebakaran hebat di dalam tubuhku. Aku tidak
dapat bertahan, aku tidak menjadi lebih baik. Perasaan sakit yang kuat
meningkat, bukan mereda, dan meningkatnya, bukan meredanya, terlihat.
Aku akan menggunakan pisau,50 Sahabat Sāriputta, aku tidak
memiliki keinginan untuk hidup
."

Quote from: Indra on 19 October 2012, 04:26:43 PM
Sutta sudah ditampilkan oleh Sis Juli Wu di atas (Reply $45) , silakan anda baca, apakah alasan Bhikkhu Channa bunuh diri dalam sutta itu.

IMO yg saya bold menunjukkan kalau bhikkhu channa tidak lagi memiliki bhavatanha
alasannya mengakhiri hidup pun juga tidak dapat dikatakan bunuh diri/tidak suka hidup lagi (vibhavatanha)
lebih tepatnya beliau memutuskan parinibbana atas dasar ajalnya telah tiba

gimana kalau anda kemukakan pendapat anda berkenaan beliau tsb di atas? biar kita bisa sharing

adi lim

Quote from: siswahardy on 19 October 2012, 11:52:24 AM
[at] kamala

IMO, pertama-tama penting untuk mendapatkan deskripsi jelas fanatik itu sendiri
kalau merujuk KBBI rasanya kurang tepat, agak ngambang



bahkan standar KBBI juga diragukan
diskusi dengan penggemar dan penuding fanatisme, tiada ujung.  ^-^
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

K.K.

Quote from: siswahardy on 19 October 2012, 11:51:17 PM
biar lebih jelasnya ada unsur suka/tidak suka (perasaan/vedana) maka timbul kemelekatan (tanha, IMO alias kefanatikan)
apa anda setuju? kalau tidak apa alasannya?
Belum bisa beropini. Jadi maksudnya ada tanha, berarti fanatik?


Quotekalau dlm bahasa sehari-hari kurang tepat mengatakannya fanatik
tapi kalau anda penggemar berat kopi, maka dapat dikatakan anda penggemar kopi fanatik
Kalau begitu dalam bahasa sehari-hari, bagaimana definisi 'fanatik' menurut anda?


Quotemana unsur suka atau tidak sukanya? apa membedakan 1 dgn 2, berarti ada diskriminasi?
"Diskriminasi" dalam definisi saya adalah suatu perbuatan membedakan atau memahami perbedaan antara satu hal dengan hal lain.

Jadi ketika orang memahami ada perbedaan antara kopi bubuk dan kopi instan, itu adalah diskriminasi.

Apakah maksud diskriminasi bagi anda?


siswahardy

Quote from: adi lim on 20 October 2012, 07:33:35 AM
bahkan standar KBBI juga diragukan
diskusi dengan penggemar dan penuding fanatisme, tiada ujung.  ^-^

ada hal yg paling berkesan mendalam di hampir kebanyakkan orang, bahkan bisa kebawa sampai mati, apakah itu?  ^-^

[spoiler=menurut seorang ahli hipnotis]kesalahan yg dilakukan orang lain  _/\_[/spoiler]

siswahardy

Quote from: Kainyn_Kutho on 20 October 2012, 08:43:46 AM
Belum bisa beropini. Jadi maksudnya ada tanha, berarti fanatik?
IMO tanha=kefanatikkan

Quote from: Kainyn_Kutho on 20 October 2012, 08:43:46 AM
Kalau begitu dalam bahasa sehari-hari, bagaimana definisi 'fanatik' menurut anda?
IMO kalau kemelekatan itu sudah berlebihan bahkan ekstrim di mana tindakan diskriminatif-nya semakin terlihat

Quote from: Kainyn_Kutho on 20 October 2012, 08:43:46 AM
"Diskriminasi" dalam definisi saya adalah suatu perbuatan membedakan atau memahami perbedaan antara satu hal dengan hal lain.
Jadi ketika orang memahami ada perbedaan antara kopi bubuk dan kopi instan, itu adalah diskriminasi.
Apakah maksud diskriminasi bagi anda?
IMO Diskriminasi->suatu pembedaan perlakuan antara satu dgn lain yg dipengaruhi RASA (SUKA atau TIDAK SUKA)
jadi akan ada ketimpangan/ketidakadilan perlakuan

K.K.

OK, terima kasih jawabannya.

Quote from: siswahardy on 20 October 2012, 01:21:05 PM
IMO tanha=kefanatikkan
Menurut dhamma, tanha terbagi 3: kamatanha, bhavatanha, dan vibhavatanha. Kita senantiasa terlahir kembali karena tidak 'memadamkan' tanha tersebut.

Menurut definisi anda, 'tanha = kefanatikan', berarti boleh dibilang semua makhluk yang masih terlahir kembali, adalah orang-orang fanatik?


QuoteIMO kalau kemelekatan itu sudah berlebihan bahkan ekstrim di mana tindakan diskriminatif-nya semakin terlihat

QuoteIMO Diskriminasi->suatu pembedaan perlakuan antara satu dgn lain yg dipengaruhi RASA (SUKA atau TIDAK SUKA)
jadi akan ada ketimpangan/ketidakadilan perlakuan
OK.

Indra

Quote from: siswahardy on 20 October 2012, 01:21:05 PM
IMO tanha=kefanatikkan

dengan kata lain, semua manusia yg belum Arahat adalah fanatik? dengan kata lain lagi, semua manusia di dunia ini adalah fanatik. apakah begitu?

siswahardy

Quote from: Kainyn_Kutho on 20 October 2012, 01:27:31 PM
Menurut dhamma, tanha terbagi 3: kamatanha, bhavatanha, dan vibhavatanha. Kita senantiasa terlahir kembali karena tidak 'memadamkan' tanha tersebut.
Menurut definisi anda, 'tanha = kefanatikan', berarti boleh dibilang semua makhluk yang masih terlahir kembali, adalah orang-orang fanatik?

Quote from: Indra on 20 October 2012, 01:28:55 PM
dengan kata lain, semua manusia yg belum Arahat adalah fanatik? dengan kata lain lagi, semua manusia di dunia ini adalah fanatik. apakah begitu?

[at] keduanya
IMO begitu, tergantung kadarnya

IMHO kalau melakukan PRAKTEK DHAMMA maka kadarnya makin RENDAH dan bahkan menjadi NIHIL
Dhamma di sini tentunya Dhamma Yang Sejati, BUKAN Dhamma yg masih dipengaruhi RASA SUKA atau TIDAK SUKA
ini yg menurut saya sangat sulit, bisa terjadi spt ibarat pepatah ini: "keluar kandang buaya, masuk kandang singa"

kamala

fanatik saya pikir lebih cocok diartikan sebagai percaya dan yakin yang membabi buta
karena dia melihat/membaca sesuatu yang diyakininya benar lalu diluar yang dipercayainya adalah salah
tidak ada tenggang rasa pada dirinya,
nantinya bila apa yang diyakininya terbukti salah pun ia akan tetap yakin
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.