Kenapa selalu di lock untuk pembahasan seputar kanesten ???

Started by dipasena, 16 October 2012, 08:06:28 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

kullatiro

tiada jawaban terhadap pernyataan agamanya berarti terjadi penyangkalan wa anggap penyangkalan pertama.

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

kullatiro


Wolvie


Mas Tidar

#259
amat sangat pandai & teramat pandai
selalu melihat celah untuk menusuk, apa itu yang dimaui ?


kalau balik dengan nama lain, bgmn ?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

emulio

Quote from: oeda on 23 October 2012, 10:39:10 AM
bro emulio, seolah-olah anda dan kawan-kawan yang pandai-pandai di sini sudah mengetahui rahasia kebenaran.

'Ajaran Buddha ringkas kok, intinya adalah sadar dan melihat sesuatu apa adanya.
Bila kamu sudah melihat, maka kamu akan mengerti dengan sendirinya.
Ini adalah realitas yang sama yang dilihat oleh para mystic dari berbagai agama.
Kamu juga bisa melakukannya.
'

seakarang saya tanya apa yang anda sadari?!!!!

seperti tulisan mu 'Nibbana dan anatta adalah suatu konsep yang harus dialami sendiri agar mengerti.' dan 'Sama bila kamu disuruh menjelaskan bagaiamana warna biru itu kepada orang yang buta warna, bagaiamana kamu menjelaskannya warna biru itu?
At best, kamu hanya bisa memberikan deskripsi seadanya. Namun untuk mengalami biru itu, dia sendiri yang harus melihat.
',   apa yang sudah kau alami?!!!

seperti juga tulisanmu 'Saya pribadi menyadari anatta ini benar adanya.',    apa kenyataan hasil pencapaianmu? (dikaitkan dengan sebagai  pemenang arus)

saat ini kamu masih sadar kakimu masih menginjak bumi, dan kamu sedang di depan komputer,  aku mau tanyakan kenyataannya, itu realitas atau imaginasi (mu sendiri)?

_/\_

1. Kebenaran yang paling bisa dipercaya adalah kebenaran yang sudah kamu alami sendiri.

2. Yang sudah saya sadari adalah konsep anatta karena saya sudah merasakan keterhubungan segala sesuatu di alam semesta.
Tapi bagaimana cara saya menjelaskan warna biru kepada orang yang buta warna?

3. Saya tidak tahu saya sudah pemenang arus atau belum, tapi satu hal yang sudah saya alami adalah perasaan akan keterhubungan seluruh alam semesta dalam satu kesatuan.
Kalau tidak percaya, cobalah berlatih meditasi sesekali.
Tahu segunung teori tidak akan bisa membuat seseorang 'sadar'.
Buddha's teachings summed in one word: Awareness.

sanjiva

^^ at atas gw:
percuma ditanggapi lagi, karena pihak antagonisnya sudah dibungkam mod.  :whistle: ^-^
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

dharmapala

Quote from: ryu on 23 October 2012, 05:43:57 PM
oeda sudah di sebrangkan....

sayang, kenapa begitu cepat di sebrangkan, tp ya sudah lah... ;D

M14ka

Quote from: kullatiro on 23 October 2012, 05:24:24 PM
wa sih tunggu pernyataan agamanya moga moga tidak sampai ayam berkokok tiga kali.

untung cm berkokok 1 x ya kk.....  ^-^

siswahardy

Quote from: dharmapala on 24 October 2012, 09:43:17 AM
sayang, kenapa begitu cepat di sebrangkan, tp ya sudah lah... ;D
lebih baik demikian... daripada yg waras ketularan dia...  :)

Mokau Kaucu

Membicarakan konsep Tilakkhana kepada yang tidak mau berlatih meditasi, tidak akan ada hasilnya.
Akan menjadi perdebatan tiada akhir karena salah satu pihak bertumpu pada pengetahuan berdasarkan intelektualnya saja.

Bagaimana bisa memahami Anicca, jika belum bisa memilah milah sendiri unsur pembentuk Pancakkhanda?
Bagaimana bisa memahami Dukkha, jika belum bisa memahami setiap unsur pembentuk Pancakkhanda adalah tidak kekal.
Bagaimana bisa memahami Anatta, jika tidak memahami Anicca dan Dukkha.

Ibarat mengajarkan babi bermain musik, guru frustrasi, murid marah marah. ;D

~Life is suffering, why should we make it more?~

Wibawa Utama

Quote from: Mokau Kaucu on 24 October 2012, 09:21:28 PM
Membicarakan konsep Tilakkhana kepada yang tidak mau berlatih meditasi, tidak akan ada hasilnya.
Akan menjadi perdebatan tiada akhir karena salah satu pihak bertumpu pada pengetahuan berdasarkan intelektualnya saja.

Bagaimana bisa memahami Anicca, jika belum bisa memilah milah sendiri unsur pembentuk Pancakkhanda?
Bagaimana bisa memahami Dukkha, jika belum bisa memahami setiap unsur pembentuk Pancakkhanda adalah tidak kekal.
Bagaimana bisa memahami Anatta, jika tidak memahami Anicca dan Dukkha.

Ibarat mengajarkan babi bermain musik, guru frustrasi, murid marah marah. ;D


Benar pemakain pengetahuan intelektual paling sangat ditentang dalam Zen Budhisme.

Mengapa kanezten tidak mengikuti salah satu tokoh katethok (F.X. Mudji Soetrisno S.J.) yang belajar Zen Budhisme di Jepang dan bermeditasi untuk bisa mengalami Allah dalam doa (bisa berdialog dengan Tetuhan Hesunya)?

Kalau mau dan tidak gengsi 'kan jadi damai di bumi!

Sumber: Zen Dan Fransiskus. Pengalaman Menemukan Diri, Penerbit Yayasan Fransiskus, 1984.

CMIIW :)

adi lim

Quote from: Kelana on 23 October 2012, 11:21:17 AM
Silahkan baca arti kata tolol.

susah mempintarkan orang tolol
atau lebih susah mentololkan orang yang sok pintar  :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Wibawa Utama

Quote from: adi lim on 25 October 2012, 09:39:53 PM

Quote from: Kelana on 23 October 2012, 11:21:17 AM
Silahkan baca arti kata tolol.

susah mempintarkan orang tolol
atau lebih susah mentololkan orang yang sok pintar  :))

Didalam forum ini kita berbicara tentang manusia normal yaitu orang dengan  dengan nilai IQ rata-rata yaitu antara 90 dan 109 menurut Skala Binet.  Sumber:http://intisari-online.com/read/bisakah-psikotes-diakali.

Sang Buddha mengatakan bahwa salah satu akar dari penderitaan adalah   ketidak-tahuan. Tentu saja dalam hal ini audiensnya adalah manusia  normal.

Ketika mahasiswa dahulu (Fisika Instrumentasi Nuklir-FMIPA UI) saya dijuluki  anak setan oleh kawan-kawan/oknum-oknum mahasiswa kanezten yang  fanatik!. Karena saat itu jaman opresif orde baru sangat kuat terhadap agama  yang berbau kecina-cinaan (Mahayana), sebagai satu-satunya mahasiswa dalam  satu angkatan yang beragama Buddha tidak berani membuat kegaduhan khawatir  akan menjadi bumerang bagi diri sendiri, dan cuma membatin bahwa mereka  sesungguhnya orang-orang yang tidak mengetahui Buddha Dharma. Kalau memakai  bahasa psikologi mereka adalah orang-orang yang masih diliputi oleh kebodohan dan memakai bahasa agama mereka adalah orang-orang yang masih  dicengkeram oleh ketidak-tahuan. 善财 (Sadhu).

CMIIW :x