Pertanyaan Mengenai Kelahiran Kembali

Started by Isaacus Newtonus, 02 October 2012, 09:24:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

FZ

Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 10:06:03 PM
Nah, kelihatannya bro belum memahami perbedaan "naskah kuno Alkitab" dan "Alkitab terjemahan". "Naskah kuno Alkitab" tidak pernah di revisi, sekali lagi tidak pernah di revisi. Naskah kuno itu disimpan di museum-museum terkenal di seluruh dunia. Bro bisa cek. Yang direvisi itu adalah Alkitab terjemahan. Apakah terjemahan yang direvisi membuat naskah kuno-nya menjadi tidak absah? Tentu logikanya tidak seperti itu. Sebenarnya saya ingin menjelaskan lebih banyak, tetapi tentu tidak bisa dilakukan di sini.
Justru itu yang cukup lucu.. tapi sebelumnya saya ingin tanya, bahasa apa yang bro Isaac kuasai ?
Apakah bro menguasai bahasa yang ditulis oleh naskah kuno ?
Andai kata bro menguasai, apakah bro BERKESEMPATAN membaca dan mempelajarinya ?

Dari sini muncul pertanyaannya :
1. darimana datang statement "tidak pernah direvisi" kalau bro sendiri gak bisa memvalidasi
2. darimana datangnya kesalahan penerjemahan ? apakah maaf orang2 situ tidak kompeten dengan ajaran sendiri sampe salah menerjemahkan sampai harus sering direvisi ?
3. apa gunanya naskah kuno itu ? oke.. memuaskan bro.. anggaplah SAH. saya tidak melihat manfaatnya diletak di museum karena yang dipegang oleh umat pasti pegang naskah terjemahan bukan ?
4. karena umat pegang naskah terjemahan, berarti selama ini yang dipelajari sering salah juga donk ?
Tidak tertutup kemungkin yang bro punya sekarang juga salah bukan ?

Isaacus Newtonus

Quote from: Forte on 05 October 2012, 09:54:41 PM
Saya melihat di sini ada kemungkinan penggiringan opini. Jadi saya mencoba "menetralkan" sejenak
Intinya : walaupun dikatakan Evolusionist sering salah, bukan berarti ENDING-nya salah. Apa yang sekarang dikatakan "kebetulan terbentuk", bukan berarti ENDING-nya juga kebetulan terbentuk. Teknologi terus berkembang. Tidak tertutup kemungkinan bahwa "kebetulan" itu bisa dijelaskan secara sains.

Kesimpulan : Adanya upaya penggiringan opini bahwa "karena kebetulan tidak bisa dijelaskan saat ini, maka jawaban dari kebetulan itu adalah teori penciptaan"

"Bukti" bukanlah "opini".

Opini: Usus buntu tidak punya fungsi, ini adalah cacat/keteledoran Pencipta, jika memang Pencipta itu ada (Evolusionist)
Bukti: Usus berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh (Creationist)


kullatiro

Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 09:58:52 PM
Thanks bro, saya sudah baca linknya, sebenarnya ada yang ingin saya komentari dari tulisan itu, namun mungkin ini bisa nanti saja.

Tetapi tetap saja bro, tulisan itu tidak menjawab pertanyaan: Mengapa membunuh manusia tidak boleh, sedangkan membunuh hewan dan tumbuhan boleh?

"Itu karena Sidharta mengajarkan seperti itu". Mengapa harus mengikuti Sidharta, yang adalah manusia? Mengapa tidak mengikuti si Badu, yang juga manusia, yang mengatakan tidak boleh membunuh hewan dan tumbuhan karena keduanya tetap saja adalah kehidupan, dan yang membunuh tidak akan mencapai nirwana?

(Maaf bukan maksud menyinggung)

sekali lagi ini adalah konsepsi dan standrat Buddhisme yang telah ada sejak masa lampau, bila ada tidak bisa memakai standrat Buddhisme memang anda tidak cocok memakai standrat Budhisme dan tidak dapat mempelajari dan memahami Budhisme, karena pengetahuan dhamma yang SangBuddha babarkan tidak buat untuk setiap manusia tetapi bagi manusia yang debu nya sedikit, mungkin anda termasuk yang tidak dapat memahami Buddhisme jadi jangan ngotot untuk mengatakan standrat yang kami pakai tidak boleh di gunakan dan memaksa pendapat anda sendiri.

Quote"Itu karena Sidharta mengajarkan seperti itu". Mengapa harus
mengikuti Sidharta, yang adalah manusia? Mengapa tidak mengikuti
si Badu, yang juga manusia, yang mengatakan tidak boleh membunuh
hewan dan tumbuhan karena keduanya tetap saja adalah kehidupan,
dan yang membunuh tidak akan mencapai nirwana?
(Maaf bukan maksud menyinggung)
Rep

ini sengaja anda gunakan ini bukan menyinggung tapi kurang ajar sekali setiap orang berhak memilih standrat yang di gunakan dalam kehidupan nya sehari hari dan lagi  anda selalu merendahkan sidartha gautama dari tulisan anda tersirat seperti itu.

kullatiro

Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 09:58:52 PM
Thanks bro, saya sudah baca linknya, sebenarnya ada yang ingin saya komentari dari tulisan itu, namun mungkin ini bisa nanti saja.

Tetapi tetap saja bro, tulisan itu tidak menjawab pertanyaan: Mengapa membunuh manusia tidak boleh, sedangkan membunuh hewan dan tumbuhan boleh?

"Itu karena Sidharta mengajarkan seperti itu". Mengapa harus mengikuti Sidharta, yang adalah manusia? Mengapa tidak mengikuti si Badu, yang juga manusia, yang mengatakan tidak boleh membunuh hewan dan tumbuhan karena keduanya tetap saja adalah kehidupan, dan yang membunuh tidak akan mencapai nirwana?

(Maaf bukan maksud menyinggung)

sekali lagi ini adalah konsepsi dan standrat Buddhisme yang telah ada sejak masa lampau, bila ada tidak bisa memakai standrat Buddhisme memang anda tidak cocok memakai standrat Budhisme dan tidak dapat mempelajari dan memahami Budhisme, karena pengetahuan dhamma yang SangBuddha babarkan tidak buat untuk setiap manusia tetapi bagi manusia yang debu nya sedikit, mungkin anda termasuk yang tidak dapat memahami Buddhisme jadi jangan ngotot untuk mengatakan standrat yang kami pakai tidak boleh di gunakan dan memaksa pendapat anda sendiri.

Quote"Itu karena Sidharta mengajarkan seperti itu". Mengapa harus
mengikuti Sidharta, yang adalah manusia? Mengapa tidak mengikuti
si Badu, yang juga manusia, yang mengatakan tidak boleh membunuh
hewan dan tumbuhan karena keduanya tetap saja adalah kehidupan,
dan yang membunuh tidak akan mencapai nirwana?
(Maaf bukan maksud menyinggung)
Rep

ini sengaja anda gunakan ini bukan menyinggung tapi kurang ajar sekali setiap orang berhak memilih standrat yang di gunakan dalam kehidupan nya sehari hari dan lagi  anda selalu merendahkan sidartha gautama dari tulisan anda tersirat seperti itu.

kullatiro

#529
Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 09:58:52 PM
Thanks bro, saya sudah baca linknya, sebenarnya ada yang ingin saya komentari dari tulisan itu, namun mungkin ini bisa nanti saja.

Tetapi tetap saja bro, tulisan itu tidak menjawab pertanyaan: Mengapa membunuh manusia tidak boleh, sedangkan membunuh hewan dan tumbuhan boleh?

"Itu karena Sidharta mengajarkan seperti itu". Mengapa harus mengikuti Sidharta, yang adalah manusia? Mengapa tidak mengikuti si Badu, yang juga manusia, yang mengatakan tidak boleh membunuh hewan dan tumbuhan karena keduanya tetap saja adalah kehidupan, dan yang membunuh tidak akan mencapai nirwana?

(Maaf bukan maksud menyinggung)

sekali lagi ini adalah konsepsi dan standrat Buddhisme yang telah ada sejak masa lampau, bila ada tidak bisa memakai standrat Buddhisme memang anda tidak cocok memakai standrat Budhisme dan tidak dapat mempelajari dan memahami Budhisme, karena pengetahuan dhamma yang SangBuddha babarkan tidak buat untuk setiap manusia tetapi bagi manusia yang debu nya sedikit, mungkin anda termasuk yang tidak dapat memahami Buddhisme jadi jangan ngotot untuk mengatakan standrat yang kami pakai tidak boleh di gunakan dan memaksa pendapat anda sendiri.

Quote"Itu karena Sidharta mengajarkan seperti itu". Mengapa harus
mengikuti Sidharta, yang adalah manusia? Mengapa tidak mengikuti
si Badu, yang juga manusia, yang mengatakan tidak boleh membunuh
hewan dan tumbuhan karena keduanya tetap saja adalah kehidupan,
dan yang membunuh tidak akan mencapai nirwana?
(Maaf bukan maksud menyinggung)
Rep

ini sengaja anda gunakan ini bukan menyinggung tapi kurang ajar sekali setiap orang berhak memilih standrat yang di gunakan dalam kehidupan nya sehari hari dan lagi  anda selalu merendahkan sidartha gautama dari tulisan anda tersirat seperti itu,

jadi sekarang anda sekali lagi ngeles bahwa anda tidak membawa pesan dan misi disini bukan nya memaksakan pendapat anda sendiri anda beruasaha melakukan brainswash sebaik nya anda coba cuci sdndiri kepala anda bila memang tidak bisa mempelajari buddhisme bilang saja terus terang memang ajran buddha tidak untuk setiap manusia kok! hanya untuk manusia yang debu nya sedikit hingga mampu mempelajari dhamma anda ngotot juga percuma karena memang anda tipe yang tidak dapat mempelajari Buddhisme bikin susah diri anda sendiri saja nanti nya.

will_i_am

Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 02:33:56 PM
Jika aturan negara mengatakan itu salah, bagaimana? Berarti aturan negara lebih mulia dari aturan Buddhisme, bukan?

Justru saya melihat, "menurut agama Buddha, itu gak melanggar aturan moralitas" adalah sudah suatu blunder yang fatal dari pemikir-pemikir Buddhis masa awal. Ini bukti nyata bahwa agama manusia itu punya kelemahan. Manusia punya kekurangan. Seorang yang mencari kebenaran dari manusia, tidak akan pernah mencapai KEBENARAN SEJATI.

Ingat bro, bahkan pemikir-pemikir besar seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles saja bisa salah.
gak nyambung...
aturan negara ya aturan negara
aturan agama ya aturan agama

di china ada aturan gak punya anak lebih dari 1, kalau ya, harus diaborsi/bayar denda...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

FZ

Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 10:20:59 PM
"Bukti" bukanlah "opini".

Opini: Usus buntu tidak punya fungsi, ini adalah cacat/keteledoran Pencipta, jika memang Pencipta itu ada (Evolusionist)
Bukti: Usus berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh (Creationist)


Anda menggunakan 1 opini (katakanlah kesalahan evolusionist) untuk membenarkan konsep ketuhanan ?
makanya itu yang saya katakan penggiringan.. dan andaikan ada 1000 opini yang salah, bukan berarti juga artinya konsep ketuhanan benar.. karena teknologi masih terus berkembang.. apa yang belum bisa dijawab sekarang .. bisa dijawab nanti..

Dan jika mau seperti anda, saya juga bisa memaparkan keaneh2an konsep penciptaan lalu menggunakannya sebagai pembenaran konsep sains ? contoh case : adam dan hawa manusia pertama, lalu ada anak : kain dan habel. Habel dibunuh, sisa kain. Koq bisa beranak pinak ? Apakah Hawa incest dengan Kain ?


1. Lalu kalau incest harusnya ada faktor genetik dominan terus muncul, dan manusia tidak akan bertahan hidup jika faktor genetik yang buruk muncul. Kenapa manusia masih exist ?

2. Tapi di sisi lain, kenapa faktor genetik manusia berbeda ?


Apakah butuh pertanyaan2 sains buat begini ? Jujur saja.. pertanyaan ini gak usah dijawab.. karena saya hanya iseng bertanya agar membuka mata bro jangan memandang dari 1 opini saja ;D

Isaacus Newtonus

Quote from: Forte on 05 October 2012, 10:20:35 PM
Justru itu yang cukup lucu.. tapi sebelumnya saya ingin tanya, bahasa apa yang bro Isaac kuasai ?
Apakah bro menguasai bahasa yang ditulis oleh naskah kuno ?
Andai kata bro menguasai, apakah bro BERKESEMPATAN membaca dan mempelajarinya ?

Dari sini muncul pertanyaannya :
1. darimana datang statement "tidak pernah direvisi" kalau bro sendiri gak bisa memvalidasi

Hehehe.

Silakan bro mampir ke FK (bukan promosi lho), dalam diskusi di sana saya sering tampilkan ayat dan menjelaskan terjemahannya dalam naskah kuno (Ibrani dan Yunani)


Quote from: Forte on 05 October 2012, 10:20:35 PM
2. darimana datangnya kesalahan penerjemahan ? apakah maaf orang2 situ tidak kompeten dengan ajaran sendiri sampe salah menerjemahkan sampai harus sering direvisi ?

Revisi tidak harus salah terjemahan. Ada juga yang merupakan penyesuaian bahasa. Misal bahasa Indonesia lama dengan yang terbaru (Dulu 'yang' ditulis 'jang', dll)

Memang ada juga yang salah terjemahan, tetapi biasanya itu tidak prinsipil, tidak merubah ajaran. Mereka yang mempelajari bahasa Alkitab mengerti apa yang saya maksud ini.

Quote from: Forte on 05 October 2012, 10:20:35 PM
3. apa gunanya naskah kuno itu ? oke.. memuaskan bro.. anggaplah SAH. saya tidak melihat manfaatnya diletak di museum karena yang dipegang oleh umat pasti pegang naskah terjemahan bukan ?

Kok aneh sekali pertanyaan bro ini? Ya tentu saja untuk dipelihara. Itu kan naskah kuno yang umurnya sudah ribuan tahun. Tetapi tentu saja naskah-naskah kuno itu sudah difoto, sehingga tetap dapat diterjemahkan dan dpelajari.


Quote from: Forte on 05 October 2012, 10:20:35 PM
4. karena umat pegang naskah terjemahan, berarti selama ini yang dipelajari sering salah juga donk ?
Tidak tertutup kemungkin yang bro punya sekarang juga salah bukan ?

Memangnya bro menganggap salahnya itu seperti apa? Sudah saya jelaskan diatas.

FZ

Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 10:40:08 PM
Hehehe.

Silakan bro mampir ke FK (bukan promosi lho), dalam diskusi di sana saya sering tampilkan ayat dan menjelaskan terjemahannya dalam naskah kuno (Ibrani dan Yunani)


Revisi tidak harus salah terjemahan. Ada juga yang merupakan penyesuaian bahasa. Misal bahasa Indonesia lama dengan yang terbaru (Dulu 'yang' ditulis 'jang', dll)

Memang ada juga yang salah terjemahan, tetapi biasanya itu tidak prinsipil, tidak merubah ajaran. Mereka yang mempelajari bahasa Alkitab mengerti apa yang saya maksud ini.

Kok aneh sekali pertanyaan bro ini? Ya tentu saja untuk dipelihara. Itu kan naskah kuno yang umurnya sudah ribuan tahun. Tetapi tentu saja naskah-naskah kuno itu sudah difoto, sehingga tetap dapat diterjemahkan dan dpelajari.


Memangnya bro menganggap salahnya itu seperti apa? Sudah saya jelaskan diatas.
anda tidak jawab pertanyaan saya.. apakah begitu susah jawab "ya / tidak" ?
1. saya bisa menampilkan koq bahasa ibrani dan yunani walau saya tidak menguasainya.. apakah itu menandakan saya menguasai bahasa itu ?
2. benarkah TIDAK MERUBAH AJARAN ? ;D
3. maksud saya buat apa dipelihara toh tidak ada manfaatnya kalau sering direvisi dan sering salah juga
4. contoh aja ya.. apa kata terakhir Y*sus sebelum wafat ? Mana yang benar dari Injil Matius Markus Lukas dkk ?

Isaacus Newtonus

Quote from: Forte on 05 October 2012, 10:29:45 PM
Dan jika mau seperti anda, saya juga bisa memaparkan keaneh2an konsep penciptaan lalu menggunakannya sebagai pembenaran konsep sains ? contoh case : adam dan hawa manusia pertama, lalu ada anak : kain dan habel. Habel dibunuh, sisa kain. Koq bisa beranak pinak ? Apakah Hawa incest dengan Kain ?

Hehehe.

Inilah yang selalu saya sayangkan dari kebanyakan manusia, sering terburu-buru mengambil kesimpulan, padahal belum memeriksa semua data yang ada. Kita merasa sudah tahu segalanya, padahal tidak.

Jawaban saya singkat saja: Apakah bro sudah membaca ayat selanjutnya yang mengatakan bahwa Adam juga melahirkan anak-anak perempuan? Belum lagi ditambah dengan, bahwa umur orang saat itu sangat panjang, sehingga yang menjadi istri Kain bisa jadi adalah generasi yang ke sekian?

Kalau bro memang tulus ingin mengetahui hal ini, mari kita bahas di tempat lain.






FZ

Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 10:49:34 PM
Hehehe.

Inilah yang selalu saya sayangkan dari kebanyakan manusia, sering terburu-buru mengambil kesimpulan, padahal belum memeriksa semua data yang ada. Kita merasa sudah tahu segalanya, padahal tidak.

Jawaban saya singkat saja: Apakah bro sudah membaca ayat selanjutnya yang mengatakan bahwa Adam juga melahirkan anak-anak perempuan? Belum lagi ditambah dengan, bahwa umur orang saat itu sangat panjang, sehingga yang menjadi istri Kain bisa jadi adalah generasi yang ke sekian?

Kalau bro memang tulus ingin mengetahui hal ini, mari kita bahas di tempat lain.
katakanlah benar.. saya ikuti aja.. intinya ada incest bukan ?

Isaacus Newtonus

Quote from: Forte on 05 October 2012, 10:48:42 PM
anda tidak jawab pertanyaan saya.. apakah begitu susah jawab "ya / tidak" ?
1. saya bisa menampilkan koq bahasa ibrani dan yunani walau saya tidak menguasainya.. apakah itu menandakan saya menguasai bahasa itu ?
2. benarkah TIDAK MERUBAH AJARAN ? ;D
3. maksud saya buat apa dipelihara toh tidak ada manfaatnya kalau sering direvisi dan sering salah juga
4. contoh aja ya.. apa kata terakhir Y*sus sebelum wafat ? Mana yang benar dari Injil Matius Markus Lukas dkk ?

Lho, kan sudah saya katakan:
QuoteSilakan bro mampir ke FK (bukan promosi lho), dalam diskusi di sana saya sering tampilkan ayat dan menjelaskan terjemahannya dalam naskah kuno (Ibrani dan Yunani)

Sekali lagi, jika bro memang ingin membahas hal itu, mari kita bahas di tempat lain.

Isaacus Newtonus

Quote from: Forte on 05 October 2012, 10:50:25 PM
katakanlah benar.. saya ikuti aja.. intinya ada incest bukan ?

Kalau bro berpikir itu incest, maka semua manusia yang menikah adalah incest, karena berasal dari nenek moyang yang sama.


FZ

Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 10:51:57 PM
Lho, kan sudah saya katakan:
Sekali lagi, jika bro memang ingin membahas hal itu, mari kita bahas di tempat lain.
kan juga sudah saya katakan, tujuan saya adalah untuk membuka mata bro agar jangan menggunakan 1 opini yang aneh untuk membenarkan pandangan bro

anda yang memulai diskusi di sini, ya saya sebagai member sini ya saya reply di sini.. ;D

FZ

Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 10:53:19 PM
Kalau bro berpikir itu incest, maka semua manusia yang menikah adalah incest, karena berasal dari nenek moyang yang sama.
bisa tidak bro jawab dengan iya / tidak ? ;D
anda sudah menampakkan geliat belut anda..
perasaan tadi saya bertanya, incest kan ? saya pikir anda cukup menjawab iya / tidak

dan di sisi lain, saya tidak memiliki pandangan bahwa nenek moyang itu sama :) makanya incest tidak terjadi