Pertanyaan Mengenai Kelahiran Kembali

Started by Isaacus Newtonus, 02 October 2012, 09:24:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Isaacus Newtonus

Quote from: rooney on 05 October 2012, 08:59:58 AM
Wah wah, kok ada postingan bagus beberapa member yang tidak ditanggapi ya sama bro Issacus Newtonus  ???

Pelan-pelan bro.

Isaacus Newtonus

Quote from: daimond on 05 October 2012, 12:29:23 AM
ini adalah forum Buddhisme yang di akui disini menurut ketentuan adalah tentu saja standrat Buddhisme, bila anda berusaha memakai standrat anda sendiri pakailah di forum religi anda sendiri.

bila anda masih terus menerus memaksakan persepsi dan standrat anda yang anda punyai silahkan tidak usah datang lagi kemari

apa yang anda lakukan adalah sangat tidak sopan memaksakan persepsi dan standrat anda kepada orang lain.

Jika bro berprinsip seperti itu, ini hanya akan menunjukkan bahwa kebenaran Buddhis hanyalah kebenaran subjektif, kebenaran berdasarkan klaim sepihak.


rooney


Isaacus Newtonus

#363
Quote from: daimond on 05 October 2012, 08:26:53 AM
sebenarnya bukan mahluk tidak jelas bahkan bisa di definisikan dari apa yang terdapat dalam kitab mereka dariperjanjian lama dan baru, mahluk tersebut bahkan tidak mencapai tingkat mahluk dari alam brahma, cuma kita di indonesia ini menjaga kerukunan beragama jadi kita tidak menyinggung urusan agama dan kepercayaan yang lain.

Jika bro memang tulus ingin mendiskusikannya, silakan mampir ke FK.

Isaacus Newtonus

Quote from: rooney on 05 October 2012, 09:02:51 AM
Uda 2x dilewatin lho...

Maaf bro (karena sudah terlalu banyak), di reply berapa aja ya?


Isaacus Newtonus

Quote from: The Ronald on 04 October 2012, 05:30:31 PM
[at] Isaacus Newtonus

mo tanya..dlm agama anda..

di sebut apakah proses terlahirnya yesus... (yg sebelumnya adalah mahluk bukan manusia) ?

bagaimana proses nya?

apanya yg berpindah dlm proses itu... pikirannya? tubuhnya? atau???

Jika bro memang ingin mendikusikannya, silakan mampir ke FK.


rooney

Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 09:05:31 AM
Maaf bro (karena sudah terlalu banyak), di reply berapa aja ya?

Mungkin baiknya diteruskan dlu diskusinya sama yang sedang berjalan sekarang. Yang tadi saya bilang diangkatnya nanti saja. Hanya sekedar mengingatkan aja sih  :D

Isaacus Newtonus

Quote from: rooney on 05 October 2012, 09:09:27 AM
Mungkin baiknya diteruskan dlu diskusinya sama yang sedang berjalan sekarang. Yang tadi saya bilang diangkatnya nanti saja. Hanya sekedar mengingatkan aja sih  :D

Mungkin maksud bro tulisan dari bro Xan To yang ini?
Quote1. Saya coba jawab, kembali pada pertanyaan awal sebelum melebar.
Dalam Buddhisme, seseorang menjadi baik dengan mengikis noda bathin yaitu keserakahan, kebencian, dan kegelapan bathin; sebaliknya seseorang menjadi buruk dengan mengembangkan tiga hal tersebut. Jadi tidak ada hubungannya dengan ingatan masa lampau.

Misalnya anda seorang Kr1sten, bisa memilih jadi orang baik atau tidak, tanpa perlu membuktikan Adam & Hawa makan buah pengetahuan. Begitu juga bagi Buddhis, mau jadi orang baik yah jadi orang baik, karena memahami manfaatnya, bukan karena mengetahui ada kejadian apa di masa lampau.

2. Andaikan seseorang menyetir mobil dan ngantuk, ketiduran lalu keliru mengemudi dan menabrak pohon. Ia selamat dan kemudian terbangun dengan tubuh penuh luka dan tidak punya kenangan tentang apa yang dilakukannya tadi. Apakah bisa dikatakan orang yang menabrakan mobil ke pohon berbeda dengan orang yang terluka karena ia tidak punya ingatan/kenangan menabrak pohon?

Secara umum, yang disebut makhluk adalah 5 kelompok: jasmani, kesadaran, pencerapan, perasaan, dan ingatan. Kelima kelompok ini senantiasa mengalami proses dan berubah, bukan hanya sewaktu kematian. Jadi tidak ada sesuatu yang 'kekal' yang bisa disebut sebagai 'jati diri' penunjuk si "A". Jika menilai apakah itu individu yang sama, maka tergantung sudut pandang mau dibicarakan dalam konteks apa. Sebagai perbandingan sederhana, anda tentu mengenal 'lahir baru'. Jika seseorang dulunya bajingan, penipu, pembunuh, kemudian bertobat dan 'lahir baru', maka dari satu sudut pandang bisa dibilang dia orang yang sama, namun dari sudut pandang lain, bisa disebut berbeda.


Jika memang ya, sudah saya luruskan di reply 288:

QuoteKarena pertanyaan awal saya kelihatannya lebih cocok ke penganut reinkarnasi, maka saya kira member Buddhis bisa mengabaikan pertanyaan itu.

Namun sebenarnya pertanyaan saya -- dalam diskusi yang berlangsung ini -- adalah sederhana saja, yaitu seputar:

1. Seperti apa kelahiran kembali itu. Apa sebenarnya yang 'berpindah' (atau apapun istilahnya dalam konsep Buddhis) dari kehidupan sebelum ke kehidupan sesudah.
2. Bagaimana seseorang dapat mencapai pencerahan.

Setelah mendapat penjelasan, tentu saja tidak berhenti sampai di situ. Mari kita sama-sama menguji apakah penjelasan itu adalah kebenaran. Sebab suatu penjelasan belum tentu serta-merta adalah kebenaran. Apa faktor pengujinya? Tentu saja standar yang bisa kita akui bersama (objektif).

Kira-kira begitu maksud saya.

Silakan member yang ingin menjelaskan (dengan kalimat sendiri) kedua hal diatas.


rooney

Saya angkat lagi ya...


Pertanyaan
Quote from: Isaacus Newtonus on 02 October 2012, 09:24:25 PM
Hai semua rekan-rekan Buddhis. Saya member baru di sini. Kesempatan ini, saya ingin menanyakan sesuatu tentang ajaran Buddhis sehubungan dengan kelahiran kembali.

1. Bagaimana mungkin seseorang bisa berubah menjadi baik, jika ia tidak tahu kesalahan apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya?

2. Jika si A mati dan ia dilahirkan kembali menjadi si B, sedangkan si B tidak punya kenangan tentang si A, maka dapatkah dikatakan si B = si A? Bukankah ini berarti si B adalah orang yang sama sekali lain?

Mohon ditanggapi. Thanks.


Jawaban oleh Kainyn_Kutho
Quote from: Kainyn_Kutho on 03 October 2012, 11:26:31 AM
Saya coba jawab, kembali pada pertanyaan awal sebelum melebar.

1. Dalam Buddhisme, seseorang menjadi baik dengan mengikis noda bathin yaitu keserakahan, kebencian, dan kegelapan bathin; sebaliknya seseorang menjadi buruk dengan mengembangkan tiga hal tersebut. Jadi tidak ada hubungannya dengan ingatan masa lampau.

Misalnya anda seorang Kr1sten, bisa memilih jadi orang baik atau tidak, tanpa perlu membuktikan Adam & Hawa makan buah pengetahuan. Begitu juga bagi Buddhis, mau jadi orang baik yah jadi orang baik, karena memahami manfaatnya, bukan karena mengetahui ada kejadian apa di masa lampau.

2. Andaikan seseorang menyetir mobil dan ngantuk, ketiduran lalu keliru mengemudi dan menabrak pohon. Ia selamat dan kemudian terbangun dengan tubuh penuh luka dan tidak punya kenangan tentang apa yang dilakukannya tadi. Apakah bisa dikatakan orang yang menabrakan mobil ke pohon berbeda dengan orang yang terluka karena ia tidak punya ingatan/kenangan menabrak pohon?

Secara umum, yang disebut makhluk adalah 5 kelompok: jasmani, kesadaran, pencerapan, perasaan, dan ingatan. Kelima kelompok ini senantiasa mengalami proses dan berubah, bukan hanya sewaktu kematian. Jadi tidak ada sesuatu yang 'kekal' yang bisa disebut sebagai 'jati diri' penunjuk si "A". Jika menilai apakah itu individu yang sama, maka tergantung sudut pandang mau dibicarakan dalam konteks apa. Sebagai perbandingan sederhana, anda tentu mengenal 'lahir baru'. Jika seseorang dulunya bajingan, penipu, pembunuh, kemudian bertobat dan 'lahir baru', maka dari satu sudut pandang bisa dibilang dia orang yang sama, namun dari sudut pandang lain, bisa disebut berbeda.


Jawaban oleh Morpheus
Quote from: morpheus on 03 October 2012, 09:04:59 AM
kalo intinya yang ditanyakan ts adalah bukti rebirth, maka jawabannya simpel aja: tidak ada bukti empiris mengenai rebirth.
rebirth adalah sebuah konsep agama buddha yang bersifat spekulatif untuk mereka yang tidak melihat langsung.
penelitian terilmiah yang pernah dilakukan mengenai rebirth dilakukan oleh ian stevenson dibukunya "Twenty Cases Suggestive of Reincarnation".

saya pikir apabila niat ts adalah untuk mengetahui atau mengejar bukti rebirth maka diskusinya akan mandeg sampai di sini saja. apabila ts mau mengetahui lebih baik mengenai konsep rebirth itu, bisa diteruskan pertanyaan2nya. apabila niat ts adalah untuk "menggugurkan" konsep rebirth, maka niatnya salah karena rebirth adalah sebuah konsep keagamaan, yang tidak bisa diperbincangkan secara ilmiah ataupun dibuktikan secara empiris. cukup diketahui bagi non-buddhis atau dipercayai bagi buddhis.

Mokau Kaucu

Quote from: sanjiva on 04 October 2012, 08:58:04 PM
Tumpah dong...  :)) :))

Kalau otak sudah penuh, buang otaknya, ganti yg lebih gede RAM nya.
;D
~Life is suffering, why should we make it more?~

kullatiro

mr j apa  bisa bicara setelah dia lahir dan berjalan tujuh langkah kah ini namanya dhamma niyama (hukum alam semesta yang mengatur keajaiban, bisa di bilang hukum tuhan yang mengatur keajaiban dan kesaktian, meski definis tuhan di buddhis tidak sama dengan dikau punya mungkin nya)

Isaacus Newtonus

Quote from: daimond on 05 October 2012, 09:28:55 AM
mr j apa  bisa bicara setelah dia lahir dan berjalan tujuh langkah kah ini namanya dhamma niyama (hukum alam semesta yang mengatur keajaiban, bisa di bilang hukum tuhan yang mengatur keajaiban dan kesaktian, meski definis tuhan di buddhis tidak sama dengan dikau punya mungkin nya)

Sekali lagi, jika ingin membahas hal itu, silakan mampir ke FK.

K.K.

Coba lagi ah...

Quote from: Isaacus Newtonus on 04 October 2012, 12:20:15 PM
Karena pertanyaan awal saya kelihatannya lebih cocok ke penganut reinkarnasi, maka saya kira member Buddhis bisa mengabaikan pertanyaan itu.

Namun sebenarnya pertanyaan saya -- dalam diskusi yang berlangsung ini -- adalah sederhana saja, yaitu seputar:

1. Seperti apa kelahiran kembali itu. Apa sebenarnya yang 'berpindah' (atau apapun istilahnya dalam konsep Buddhis) dari kehidupan sebelum ke kehidupan sesudah.
Kelahiran kembali itu idenya sama saja seperti 'kehidupan setelah kematian' bagi agama2 lain. Bedanya kalau di Kr1sten, misalnya, hanya menganut sekali saja, tapi kalau di Buddhisme itu berlangsung terus menerus selama orang itu belum mencapai kesucian.

Apa yang berpindah? Ini pertanyaan yang kurang tepat. Seperti ditanyakan, dari susu menjadi keju, apanya yang berpindah?

Jika anda baca jawaban saya sebelumnya, sudah saya katakan bahwa makhluk ini terdiri dari 5 kumpulan: jasmani, kesadaran, persepsi, perasaan, ingatan. Selain jasmani, keempat hal lainnya disebut 'bathin' dan kelima ini senantiasa berproses dan berubah, bukan hanya pada saat kematian. Yang disebut kematian adalah terurainya bathin dan jasmani, dan kesadaran berlanjut mencari jasmani baru sesuai dengan kamma.


Quote2. Bagaimana seseorang dapat mencapai pencerahan.
Seseorang dapat mencapai pencerahan jika dapat mengikis keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin sampai pada akarnya.


QuoteSetelah mendapat penjelasan, tentu saja tidak berhenti sampai di situ. Mari kita sama-sama menguji apakah penjelasan itu adalah kebenaran. Sebab suatu penjelasan belum tentu serta-merta adalah kebenaran. Apa faktor pengujinya? Tentu saja standar yang bisa kita akui bersama (objektif).
Untuk menguji secara objektif kebenaran tersebut, maka kembali ke basicnya yaitu dukkha. Bolehlah kita selidiki secara bertahap kebenarannya.


Isaacus Newtonus

Quote from: rooney on 05 October 2012, 09:24:59 AM
kalo intinya yang ditanyakan ts adalah bukti rebirth, maka jawabannya simpel aja: tidak ada bukti empiris mengenai rebirth.
rebirth adalah sebuah konsep agama buddha yang bersifat spekulatif untuk mereka yang tidak melihat langsung.
penelitian terilmiah yang pernah dilakukan mengenai rebirth dilakukan oleh ian stevenson dibukunya "Twenty Cases Suggestive of Reincarnation".

Penelitian Stevenson itu mengenai reinkarnasi atau kelahiran kembali? (sebab Buddhis mengatakan reinkarnasi bukanlah kelahiran kembali)


Quotesaya pikir apabila niat ts adalah untuk mengetahui atau mengejar bukti rebirth maka diskusinya akan mandeg sampai di sini saja. apabila ts mau mengetahui lebih baik mengenai konsep rebirth itu, bisa diteruskan pertanyaan2nya. apabila niat ts adalah untuk "menggugurkan" konsep rebirth, maka niatnya salah karena rebirth adalah sebuah konsep keagamaan, yang tidak bisa diperbincangkan secara ilmiah ataupun dibuktikan secara empiris. cukup diketahui bagi non-buddhis atau dipercayai bagi buddhis.

Baik, karena tidak ada bukti, maka saya kira ini selesai. Pertanyaannya saya ubah: Seperti apa kelahiran kembali itu? Apanya yang 'berpindah' (atau apapun istilahnya dalam Buddhisme) dari kehidupan sebelum ke kehidupan sesudah?

Silakan bro.

bluppy

Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 09:39:17 AM
karena tidak ada bukti, maka saya kira ini selesai.

bikin kesimpulan sendiri lagi.

di hal 21, reply saya ngk ditanggapi ?
pengen bukti tapi ngk mau dibaca buku2 yg disarankan

anyway bagus juga kalau menurut anda sudah selesai
horeee....kita bisa pakai energi dan waktu masing2
untuk hal yg lebih berguna