Pertanyaan Mengenai Kelahiran Kembali

Started by Isaacus Newtonus, 02 October 2012, 09:24:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Isaacus Newtonus

Quote from: daimond on 04 October 2012, 11:13:22 PM
mengenai mahluk hidup definisi mahluk hidup  di buddhis me berbeda dengan definisi yang anda paksakan tersebut.

Yang mana yang saya paksakan? Bukankah definis makhluk hidup yang saya sampaikan adalah definisi universal? (orang atheis pun akan mengakui).

Quote from: daimond on 04 October 2012, 11:13:22 PM
segala sesuatunya tidak akan menyambung bila anda memaksakan standrat yang anda pakai sendiri karena standrat yang di pakai Buddhisme tidak sama seperti standrat metrik dan standart kaki, panjang satu meter tidak akan sama dengan panjang satu kaki.

Justru karena itu (perhatikan kembali tulisan saya sebelumnya). Karena agama Buddha adalah agama pencerahan seorang manusia, mengapa standar seorang manusia itu yang diikuti? Padahal masih bisa ada standar yang lebih mulia?


Isaacus Newtonus

#331
Quote from: daimond on 04 October 2012, 11:13:22 PM
Seperti anda berusaha merubah dan merantai pandangan semua yang ada disini sesuai pandangan and pendapat mu saja.

Kok pendapat saya bro? Kan sudah saya katakan, kita ingin sama-sama menguji berdasarkan standar yang diakui bersama. Tentunya semua orang (bahkan atheis sekalipun) akan mengakui bahwa hewan dan tumbuhan adalah makhluk hidup. Atau bro mau mengatakan hewan dan tumbuhan bukan mahluk hidup?


emulio

#332
Quote from: Isaacus Newtonus on 04 October 2012, 10:37:07 PM
Bro Emolio, maaf telat dibalas.

Baik saya mengerti. Tetapi bisa diperjelas lagi bagaimana enegi bisa menghasilkan kesadaran?



Tetapi bukankah ini sama saja dengan menyuruh bro percaya akan penampakan Yesus yang dialami seorang K? Bukankah mereka (K) yang mengaku mengalaminya juga bisa mengatakan mereka punya evidence?


Mengenai gravitasi, sekalipun tidak bisa dibuktikan keberadaan "dirinya sendiri", (tidak bisa dilihat), namun keberadaannya masih bisa dibuktikan dengan "bukti luar", yaitu benda yang jatuh.

Bagaimana dengan kelahiran kembali, selain "dirinya sendiri", adakah "bukti luar" yang bisa meneguhkannya? Seperti yang bro dan teman-teman lain katakan, tidak ada.

1. Saya teringat dengan kutipan dari Prof Yohanes Surya, seorang ahli fisika Indonesia, tentang bagaimana alam semesta ini bisa mengatur dirinya. Dia memakai fakta tentang gundukan pasir.
Pasir bila kita tuangkan terus menerus, akan semakin meninggi. Pada ketinggian kritis, pasir-pasir yang kita tuangkan akan mengatur dirinya sedemikian rupa sehingga tercipta bukit pasir. Semakin kita tambahkan pasir-pasir itu, maka pasir itu akan terus mengatur dirinya agar kemiringan bukit tetap sama.

Pertanyaan kamu, bagaimana energi bisa menghasilkan kesadaran, atau bagaimana terbentuknya 5 skandha, sama dengan bukit pasir tersebut. Energi itu mengatur dirinya (self-organize) untuk menciptakan apa yang kita namakan kesadaran.

2. Memang proof tidak ada, tapi evidence yang paling meyakinkan adalah adanya ingatan yang jelas dari orang yang mampu mengingat kelahiran sebelumnya tentang kehidupan masa lalu, seperti detil tempat, budaya, atau nama sanak famili sebelumnya. Beberapa yang lain membuktikan dengan xenoglossy (bicara bahasa yang belum dia dengar sebelumnya).

Dengan analogi gravitasi, kamu sudah melihat bagaimana gravitasi itu bekerja dengan mata kepala sendiri, bukan dari buku-buku saja. Sama dalam kasus kelahiran kembali, evidence akan menguat untuk kamu ketika kamu sendiri berada di samping orang yang bisa mengingat kembali masa lalunya dan menyaksikan sendiri kejadiannya.

Yang paling baik, kamu bisa mulai mencoba meditasi atau hipnotis Past Life Regression untuk mengalami sendiri kelahiran kembali itu.
Setelah mengalami, silakan simpulkan sendiri.
Buddha's teachings summed in one word: Awareness.

Isaacus Newtonus

Quote from: The Ronald on 04 October 2012, 05:30:31 PM
[at] Isaacus Newtonus

mo tanya..dlm agama anda..

di sebut apakah proses terlahirnya yesus... (yg sebelumnya adalah mahluk bukan manusia) ?

bagaimana proses nya?

apanya yg berpindah dlm proses itu... pikirannya? tubuhnya? atau???

Bolehkah membahas/menjelaskan keyakinan lain di forum ini?

Saya perlu memastikan terlebih dahulu.


siswahardy

Quote from: Isaacus Newtonus on 04 October 2012, 10:58:09 PM
Maka siapa yang bisa menentukan tolak ukur suatu standar moral? Sedangkan nilai manusia bisa berbeda-beda?

kalau tolok ukur standar moral dari agama anda apa? dari Tuhan atau manusia?

Quote from: Isaacus Newtonus on 04 October 2012, 10:58:09 PM
Mengapa harus kelima itu saja? Jika ada seorang yang menerima kelima nilai itu, namun ditambah lagi dengan nilai "menolak membunuh hewan", maka orang ini lebih mulia dari Sidharta, karena Sidharta masih makan daging.

ada rujukan kalau 'makan daging' berarti melakukan 'pembunuhan'? ada juga rujukan bahwa 'Buddha makan daging'?

Quote from: Isaacus Newtonus on 04 October 2012, 10:58:09 PM
Tetapi bahkan itu pun belum yang paling mulia. Jika ada seseorang yang menerima keenam nilai itu, namun ditambah lagi dengan nilai "tidak membunuh tumbuhan", maka orang ini jauh lebih mulia lagi, sebab ia sama sekali tidak membunuh kehidupan apapun di dunia ini (Tentu saja, tidak lama setelah ia mendapat 'pencerahan' itu, ia akan mati).

ada rujukan kalau 'tumbuhan' adalah 'makhluk hidup'?

NB: semua rujukan yg saya minta dari Buddhisme ya, bukan sumber lain, kan kita lagi bahas Buddhisme

will_i_am

Quote from: Isaacus Newtonus on 04 October 2012, 10:37:07 PM
Bagaimana dengan kelahiran kembali, selain "dirinya sendiri", adakah "bukti luar" yang bisa meneguhkannya? Seperti yang bro dan teman-teman lain katakan, tidak ada.
ini sepertinya udah pernah ditekankan oleh seseorang.....
Bro Isaac masi ingat tidak siapa?
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

kullatiro

#336
itu standart yang anda paksakan dan  pakai sendiri standrat budhisme tidak sama dengan pandangan yang  anda paksakan tersebut, dan bila anda bicara seperti itu artinya sebaiknya mulai membuka buka buku budhisme  dari riwayat bodhisatva; anda mengatakan anda pernah berdiskusi dengan orang budhisme tapi hal hal yang di tunjukan disini semua nya hanya pandangan ingin menang sendiri sesuai persepsi anda.

seperti pelangi yang brasal dari cahaya matahari yang bisa diurai oleh air di angkasa menjadi pelangi, manusia kemudian menggunakan prisma mengurai cahaya matahari tersebut, apakah pelangi itu busur tuhan?

wa rasa pelangi adalah busur tuhan adalah sangat aneh terdengar nya bagi diri ku.

siswahardy

#337
Quote from: daimond on 04 October 2012, 11:36:06 PM
wa rasa pelangi adalah busur tuhan adalah sangat aneh terdengar nya bagi diri ku.

emang pakai tolok ukur kita, kan tolok ukurnya yg lebih tinggi
ngak bisa dinalar pakai otak manusia, tapi pakai otak buaya

info: otak buaya -> +/- sebesar biji wijen (kalau ngak salah itu ukuran iman)  ;D

Isaacus Newtonus

Thanks bro.

Quote from: emulio on 04 October 2012, 11:29:03 PM
1. Saya teringat dengan kutipan dari Prof Yohanes Surya, seorang ahli fisika Indonesia, tentang bagaimana alam semesta ini bisa mengatur dirinya. Dia memakai fakta tentang gundukan pasir.
Pasir bila kita tuangkan terus menerus, akan semakin meninggi. Pada ketinggian kritis, pasir-pasir yang kita tuangkan akan mengatur dirinya sedemikian rupa sehingga tercipta bukit pasir. Semakin kita tambahkan pasir-pasir itu, maka pasir itu akan terus mengatur dirinya agar kemiringan bukit tetap sama.

Gundukan pasir (materi, yang berasal dari energi) itu bisa terbentuk karena adanya hukum (i.e gravitasi). Pasir itu tidak akan membentuk gundukan dengan kemiringan yang sama jika tidak ada hukum. Maka dari mana sumber hukum ini?

Thanks bro.

Quote from: emulio on 04 October 2012, 11:29:03 PM
Pertanyaan kamu, bagaimana energi bisa menghasilkan kesadaran, atau bagaimana terbentuknya 5 skandha, sama dengan bukit pasir tersebut. Energi itu mengatur dirinya (self-organize) untuk menciptakan apa yang kita namakan kesadaran.

Kalau memang seperti itu, mengapa hal itu tidak berlaku universal? Mengapa batu tidak memiliki kesadaran ataupun pikiran?

Coba perhatikan contoh pasir bro itu: Energi (materi) + Hukum = Rancangan. Energi tidak bisa mengatur dirinya sendiri. Pasir tanpa hukum (i.e gravitasi) tidak bisa menghasilkan bukit-bukit pasir dengan bentuk yang sama.


Quote from: emulio on 04 October 2012, 11:29:03 PM
2. Memang proof tidak ada, tapi evidence yang paling meyakinkan adalah adanya ingatan yang jelas dari orang yang mampu mengingat kelahiran sebelumnya tentang kehidupan masa lalu, seperti detil tempat, budaya, atau nama sanak famili sebelumnya. Beberapa yang lain membuktikan dengan xenoglossy (bicara bahasa yang belum dia dengar sebelumnya).

Dengan analogi gravitasi, kamu sudah melihat bagaimana gravitasi itu bekerja dengan mata kepala sendiri, bukan dari buku-buku saja. Sama dalam kasus kelahiran kembali, evidence akan menguat untuk kamu ketika kamu sendiri berada di samping orang yang bisa mengingat kembali masa lalunya dan menyaksikan sendiri kejadiannya.

Lho, kan sudah saya katakan, itu sama saja seperti kesaksian orang yang mengaku pernah melihat Yesus. apa bro percaya?


emulio

Quote from: Isaacus Newtonus on 04 October 2012, 10:58:09 PM
Thanks bro Emolio.

Bro, berbeda dengan K, agama Buddha dapat dikatakan agama karena pencerahan manusia itu sendiri (tanpa melibatkan kekuatan yang lebih tinggi).

Maka siapa yang bisa menentukan tolak ukur suatu standar moral? Sedangkan nilai manusia bisa berbeda-beda? Mengapa harus kelima itu saja? Jika ada seorang yang menerima kelima nilai itu, namun ditambah lagi dengan nilai "menolak membunuh hewan", maka orang ini lebih mulia dari Sidharta, karena Sidharta masih makan daging. Tetapi bahkan itu pun belum yang paling mulia. Jika ada seseorang yang menerima keenam nilai itu, namun ditambah lagi dengan nilai "tidak membunuh tumbuhan", maka orang ini jauh lebih mulia lagi, sebab ia sama sekali tidak membunuh kehidupan apapun di dunia ini (Tentu saja, tidak lama setelah ia mendapat 'pencerahan' itu, ia akan mati).

Hmm...standar moral agama K mengharuskan orang bekerja di Hari Sabat dihukum mati kan?

Anyway, kembali ke topik, saya mau menjelaskan 2 hal ini dulu:
1. Buddhisme tidak mengatakan makan daging itu sama dengan membunuh.
2. Tumbuhan bukanlah makhluk hidup. At best, bisa dideskripsikan sebagai "benda hidup".

Saya jawab ringkas saja.

Sebenarnya pancasila itu adalah moral guide yang ada di dalam diri kita masing-masing.
Semua manusia sebenarnya tahu hal ini bila dia menyelidiki ke dalam dirinya.
Buddha's teachings summed in one word: Awareness.

Isaacus Newtonus

#340
Quote from: siswahardy on 04 October 2012, 11:32:58 PM
kalau tolok ukur standar moral dari agama anda apa? dari Tuhan atau manusia?

Agama kami bukan agama manusia, tetapi agama dari sesuatu yang lebih tinggi (yang kami sebut Tuhan). Bro mau bukti?


Quote from: siswahardy on 04 October 2012, 11:32:58 PM
ada juga rujukan bahwa 'Buddha makan daging'?

Tertulis di Aṅguttara Nikāya 5.44
"Ini tentang seorang umat awam, Ugga, yang mempersembahkan beberapa pilihan makanan yang baik untuk Sang Buddha: di antaranya adalah daging babi yang dimasak dengan buah jujube yang diterima oleh Sang Buddha. Sekali lagi, ini jelas bahwa Sang Buddha dan para siswanya makan daging."

Quoteada rujukan kalau 'tumbuhan' adalah 'makhluk hidup'?

NB: semua rujukan yg saya minta dari Buddhisme ya, bukan sumber lain, kan kita lagi bahas Buddhisme

Bro, dimana-mana (bahkan atheis dan sains) juga mengakui bahwa tumbuhan adalah makhluk hidup. Kalau Buddhisme mengatakan tumbuhan bukan makhluk hidup, maka secara standar universal, Buddhisme sudah salah. Ini menjadi satu bukti kelemahan agama Buddha.



emulio

#341
Quote from: Isaacus Newtonus on 04 October 2012, 11:44:36 PM
Thanks bro.

Gundukan pasir (materi, yang berasal dari energi) itu bisa terbentuk karena adanya hukum (i.e gravitasi). Pasir itu tidak akan membentuk gundukan dengan kemiringan yang sama jika tidak ada hukum. Maka dari mana sumber hukum ini?

Thanks bro.

Kalau memang seperti itu, mengapa hal itu tidak berlaku universal? Mengapa batu tidak memiliki kesadaran ataupun pikiran?

Coba perhatikan contoh pasir bro itu: Energi (materi) + Hukum = Rancangan. Energi tidak bisa mengatur dirinya sendiri. Pasir tanpa hukum (i.e gravitasi) tidak bisa menghasilkan bukit-bukit pasir dengan bentuk yang sama.


Lho, kan sudah saya katakan, itu sama saja seperti kesaksian orang yang mengaku pernah melihat Yesus. apa bro percaya?

1. Saya mengerti arah pembicaraan kamu, jadi yang mengatur pasir itu adalah tuhan kamu?
Kamu mensyaratkan bahwa haruslah ada designer di sini, yang mempunyai pribadi.
Namun seperti yang saya katakan bahwa alam semesta ini juga boleh dibilang "pribadi" (pakai tanda kutip). Tidak melulu harus ehm....si YHWH, yang ciptain hukum-hukum itu.

2. Saya percaya rebirth dari kesimpulan saya setelah mempelajari konsep ini dan melihat bagaimana alam semesta itu sangatlah adil.
Evidence dari Ian itu hanya menguatkan kepercayaan saya sebelumnya.

Footnote:
Tentang energi, silakan debat langsung ke Prof Yohanes Surya.
Saya tertarik dengan fisika, namun saya bukanlah ahli di bidang ini.
Saya hanya menghubungkan apa yang saya anggap benang merah antara agama saya dengan fisika.
Energi intersect dengan ajaran saya, maka saya ambil konsep energi untuk menjawab pertanyaan kamu tentang alam semesta tersusun dari apa.
Buddha's teachings summed in one word: Awareness.

kullatiro

#342
di dalam 31 alam kehidupan ada namanya alam brahma, mahluk brahma ini adalah mahluk tingkat tinggi karena diri nya hidup saannngaat lamma dan berkemampuan adi kuasa di semesta ini kadang dia menyamakan diri nya sebagai adi kuasa yang berkuasa dialam semesta ini, tetapi suatu ketika dia juga akan musnah atau mati, jangan lah tertipu oleh mahluk mahluk macam ini.

siswahardy

Quote from: Isaacus Newtonus on 04 October 2012, 11:56:08 PM
Agama kami bukan agama manusia, tetapi agama dari sesuatu yang lebih tinggi (yang kami sebut Tuhan). Bro mau bukti?

emang ada bukti nyatanya? atau kata kitab yg tulisan tangan manusia?
kalau yg nyata boleh, kalau kata kitab saya sudah bosan

Quote from: Isaacus Newtonus on 04 October 2012, 11:56:08 PM
Tertulis di Aṅguttara Nikāya 5.44
"Ini tentang seorang umat awam, Ugga, yang mempersembahkan beberapa pilihan makanan yang baik untuk Sang Buddha: di antaranya adalah daging babi yang dimasak dengan buah jujube yang diterima oleh Sang Buddha. Sekali lagi, ini jelas bahwa Sang Buddha dan para siswanya makan daging."

trus soal 'makan daging' adalah 'pembunuhan' mana?

Quote from: Isaacus Newtonus on 04 October 2012, 11:56:08 PM
Bro, dimana-mana (bahkan atheis dan sains) juga mengakui bahwa tumbuhan adalah makhluk hidup. Kalau Buddhisme mengatakan tumbuhan bukan makhluk hidup, maka secara standar universal, Buddhisme sudah salah. Ini menjadi satu bukti kelemahan agama Buddha.

maaf Bro, ini tidak absah, kita tidak sedang membahas atheisme atau sains

emulio

Quote from: daimond on 05 October 2012, 12:02:17 AM
di dalam 31 alam kehidupan ada namanya alam brahma, mahluk brahma ini adalah mahluk tingkat tinggi karena diri nya hidup saannngaat lamma dan berkemampuan adi kuasa di semesta ini kadang dia menyamakan diri nya sebagai adi kuasa yang berkuasa dialam semesta ini, tetapi suatu ketika dia juga akan musnah atau mati, jangan lah tertipu oleh mahluk mahluk macam ini.

Sulit bila orangnya sudah terlanjur percaya. Kepercayaannya sudah melekat.
Buddha's teachings summed in one word: Awareness.