Ketika Bhikkhu sudah sampai di rumah dan masih ada waktu sebelum makan, baik sekali jika pihak pengundang memohon tuntunan Tisarana dan Pancasila dari Bhikkhu dengan membacakan "Okassa ... Aham Bhante ..." spt yg ada di Buku Paritta. ini hanya untuk menegaskan bahwa pengundang menerima Tiratana sebagai Perlindungan, dan bertekad untuk menegakkan pancasila. dana dari seorang yg bermoral kepada orang yg juga bermoral akan berbuah sangat besar.
Setelah itu, jika sudah waktunya makan (jam 11), persilakan Bhikkhu untuk duduk di ruang makan, kemudian persembahkan makanan dan minuman dengan kedua tangan anda dan diterima oleh tangan Bhikkhu. Ritual ini dapat dipersingkat dengan mempersembahkan meja makan itu, dengan cara memegang pinggiran meja dan Bhikkhu juga memegang pinggiran meja, sebagai simbol bahwa dana telah dipersembahkan dan telah diterima. ketika mempersembahkan ini, boleh sambil mengucapkan, "Bhante, kami mempersembahkan makanan ini kepada Sangha melalui Bhante, mohon Bhante sudi menerima persembahan ini", dilanjutkan kalimat2 lain jika ada dan ditutup dengan "Bhante, silakan makan."
Selama Bhikkhu sedang makan, Ricky boleh berjalan mondar mandir, siap untuk melayani Bhikkhu, mungkin Bhikkhu memerlukan sesuatu, misalnya Sendok, air cuci tangan, dsb.
Setelah Bhikkhu selesai makan, Bhikkhu akan memberikan anumodana dan pelimpahan jasa, dengan membacakan "yatha varivaha ...", baik sekali jika pada saat pembacaan ini seluruh keluarga bisa berkumpul di ruang makan dan duduk bersujud dan beranjali di sekeliling Bhikkhu. Pada saat pembacaan paritta itu, Biasanya (menurut tradisi Thailand) umat melakukan ritual tuang air, yaitu menuang air dari satu gelas yg penuh air ke dalam gelas kosong.
Setelah selesai, Bhikkhu boleh dipersilakan untuk duduk di ruang tamu (ruang keluarga) jika tidak terburu2 mau pergi lagi. pada kesempatan itu pengundang boleh memohon ceramah singkat atau sekedar nasihat2 dari Bhikkhu.