News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Bagaimana baiknya mengundang Bhikkhu untuk makan siang

Started by Riky_dave, 10 September 2012, 10:55:29 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

Numpang nanya, berdasarkan tradisi Theravada bagaimana caranya kita mengundang seorang Bhikkhu untuk menyantap makan siang di rumah kita ? Dan apa-apa saja yang perlu diperhatikan dan dilakukan ?

Thanks  _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Mas Tidar

1. jam makan siang: diusahakan sebelum jam 11 siang bhikkhi sudah tiba dirumah yang dituju dan persiapan hidangan makan siang sudah selesai disiapkan
2. jenis makanan yang dihidangkan: terutama daging (mendengar, melihat & mencurigai terjadinya pembunuhan) & telur yang menjadi kehidupan dihindari. Saran, lebih amannya beli masakan jadi saja.  Untuk buah kulit harus dirusak/dikupas terlbih dahulu & biji-nya harus dibuang.
3. tanyakan kepada bhikkhu ybs apakah ada hidangan pantangan atau makanan khusus yang diperlukan (dg alasan kesehatan)
4. serah terima makanan yang dihidangkan kepada bhikkhu harus diperhatikan terutama untuk wanita harus ada media perantara-nya untuk menghindari bersentuhan secara langsung dengan bhikkhu.

5. kalau 4 poin diatas masi ada yang kurang silakan ditambahkan.


semoga bermanfaat.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Rico Tsiau

lha cara ngundang bhikkunya gimana?

langsung sampaikan ke bhantenya langsung kah?

kullatiro

#3
kamar mandi di perhatikan, air yang di pergunakan ( ada di sediakan saringan, hmm tidak mungkin mandi kali yah kan cuma undangan makan ), bagaimanapun anggota sangha mungkin perlu ke kamar mandi untuk buang air besar atau buang air kecil.

Biasa ada beberapa bihkku theravada ada yang tidak menggunakan alas kaki jadi sediakan air/ tempayan berisi air didekat gerbang atau halaman depan untuk bersih bersih.

Mas Tidar

yah emang pertama2 tanyakan langsung kepada bhikkhu ybs.

Quote from: Rico Tsiau on 10 September 2012, 12:01:58 PM
lha cara ngundang bhikkunya gimana?

langsung sampaikan ke bhantenya langsung kah?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

sanjiva

Quote from: Mas Tidar on 10 September 2012, 11:26:51 AM
2. jenis makanan yang dihidangkan: terutama daging (mendengar, melihat & mencurigai terjadinya pembunuhan) & telur yang menjadi kehidupan dihindari. Saran, lebih amannya beli masakan jadi saja.  Untuk buah kulit harus dirusak/dikupas terlbih dahulu & biji-nya harus dibuang.

Ga jadi masalah koq, belilah daging / ikan yang sudah mati di pasar untuk dimasak di rumah.

Biasanya bhikkhu lebih senang makan masakan rumahan yang dimasak sendiri oleh umat karena lebih sehat dan aman.  Kalau makanan jadi yang dibeli ada kemungkinan penggunaan bumbu penyedap / vetsin yang berlebihan dsb.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Riky_dave

setelah bhikkhu bersantap biasanya pattidana, terus kasi ceramah setelah selesai semua itu, umat harus melakukan apa ?maksudnya ada yang dikasih gitu ?( maaf, mohon dijawab berdasarkan tradisi theravada, maklum karena yang hendak di undang adalah Bhante Jinadhamo )..thanks
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Indra

Ketika Bhikkhu sudah sampai di rumah dan masih ada waktu sebelum makan, baik sekali jika pihak pengundang memohon tuntunan Tisarana dan Pancasila dari Bhikkhu dengan membacakan "Okassa ... Aham Bhante ..." spt yg ada di Buku Paritta. ini hanya untuk menegaskan bahwa pengundang menerima Tiratana sebagai Perlindungan, dan bertekad untuk menegakkan pancasila. dana dari seorang yg bermoral kepada orang yg juga bermoral akan berbuah sangat besar.

Setelah itu, jika sudah waktunya makan (jam 11), persilakan Bhikkhu untuk duduk di ruang makan, kemudian persembahkan makanan dan minuman dengan kedua tangan anda dan diterima oleh tangan Bhikkhu. Ritual ini dapat dipersingkat dengan mempersembahkan meja makan itu, dengan cara memegang pinggiran meja dan Bhikkhu juga memegang pinggiran meja, sebagai simbol bahwa dana telah dipersembahkan dan telah diterima. ketika mempersembahkan ini, boleh sambil mengucapkan, "Bhante, kami mempersembahkan makanan ini kepada Sangha melalui Bhante, mohon Bhante sudi menerima persembahan ini", dilanjutkan kalimat2 lain jika ada dan ditutup dengan "Bhante, silakan makan."

Selama Bhikkhu sedang makan, Ricky boleh berjalan mondar mandir, siap untuk melayani Bhikkhu, mungkin Bhikkhu memerlukan sesuatu, misalnya Sendok, air cuci tangan, dsb.

Setelah Bhikkhu selesai makan, Bhikkhu akan memberikan anumodana dan pelimpahan jasa, dengan membacakan "yatha varivaha ...", baik sekali jika pada saat pembacaan ini seluruh keluarga bisa berkumpul di ruang makan dan duduk bersujud dan beranjali di sekeliling Bhikkhu. Pada saat pembacaan paritta itu, Biasanya (menurut tradisi Thailand) umat melakukan ritual tuang air, yaitu menuang air dari satu gelas yg penuh air ke dalam gelas kosong.

Setelah selesai, Bhikkhu boleh dipersilakan untuk duduk di ruang tamu (ruang keluarga) jika tidak terburu2 mau pergi lagi. pada kesempatan itu pengundang boleh memohon ceramah singkat atau sekedar nasihat2 dari Bhikkhu.

Mas Tidar


ini seperti mengangkat sedikit meja makan tsb keatas,
& bhante meletakkan tangan diatas meja sebagai menerimai "persembahan" dana secara menyeluruh isi meja kemudian meja diturunkan.

Quote from: Indra on 11 September 2012, 06:53:56 PM

Setelah itu, jika sudah waktunya makan (jam 11), persilakan Bhikkhu untuk duduk di ruang makan, kemudian persembahkan makanan dan minuman dengan kedua tangan anda dan diterima oleh tangan Bhikkhu. Ritual ini dapat dipersingkat dengan mempersembahkan meja makan itu, dengan cara memegang pinggiran meja dan Bhikkhu juga memegang pinggiran meja, sebagai simbol bahwa dana telah dipersembahkan dan telah diterima. ketika mempersembahkan ini, boleh sambil mengucapkan, "Bhante, kami mempersembahkan makanan ini kepada Sangha melalui Bhante, mohon Bhante sudi menerima persembahan ini", dilanjutkan kalimat2 lain jika ada dan ditutup dengan "Bhante, silakan makan."


jangan mondar mandir dong,
duduk bersimpuh dekat bhante makan, jadi bhante-nya lebih nyaman makannya dan tau kalau bhante ada kekurangan sesuatu bisa langsung ngomong (lebih dekat).

QuoteSelama Bhikkhu sedang makan, Ricky boleh berjalan mondar mandir, siap untuk melayani Bhikkhu, mungkin Bhikkhu memerlukan sesuatu, misalnya Sendok, air cuci tangan, dsb.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Riky_dave

Quote from: Indra on 11 September 2012, 06:53:56 PM
Ketika Bhikkhu sudah sampai di rumah dan masih ada waktu sebelum makan, baik sekali jika pihak pengundang memohon tuntunan Tisarana dan Pancasila dari Bhikkhu dengan membacakan "Okassa ... Aham Bhante ..." spt yg ada di Buku Paritta. ini hanya untuk menegaskan bahwa pengundang menerima Tiratana sebagai Perlindungan, dan bertekad untuk menegakkan pancasila. dana dari seorang yg bermoral kepada orang yg juga bermoral akan berbuah sangat besar.

Setelah itu, jika sudah waktunya makan (jam 11), persilakan Bhikkhu untuk duduk di ruang makan, kemudian persembahkan makanan dan minuman dengan kedua tangan anda dan diterima oleh tangan Bhikkhu. Ritual ini dapat dipersingkat dengan mempersembahkan meja makan itu, dengan cara memegang pinggiran meja dan Bhikkhu juga memegang pinggiran meja, sebagai simbol bahwa dana telah dipersembahkan dan telah diterima. ketika mempersembahkan ini, boleh sambil mengucapkan, "Bhante, kami mempersembahkan makanan ini kepada Sangha melalui Bhante, mohon Bhante sudi menerima persembahan ini", dilanjutkan kalimat2 lain jika ada dan ditutup dengan "Bhante, silakan makan."

Selama Bhikkhu sedang makan, Ricky boleh berjalan mondar mandir, siap untuk melayani Bhikkhu, mungkin Bhikkhu memerlukan sesuatu, misalnya Sendok, air cuci tangan, dsb.

Setelah Bhikkhu selesai makan, Bhikkhu akan memberikan anumodana dan pelimpahan jasa, dengan membacakan "yatha varivaha ...", baik sekali jika pada saat pembacaan ini seluruh keluarga bisa berkumpul di ruang makan dan duduk bersujud dan beranjali di sekeliling Bhikkhu. Pada saat pembacaan paritta itu, Biasanya (menurut tradisi Thailand) umat melakukan ritual tuang air, yaitu menuang air dari satu gelas yg penuh air ke dalam gelas kosong.

Setelah selesai, Bhikkhu boleh dipersilakan untuk duduk di ruang tamu (ruang keluarga) jika tidak terburu2 mau pergi lagi. pada kesempatan itu pengundang boleh memohon ceramah singkat atau sekedar nasihat2 dari Bhikkhu.


thanks atas petunjuknya ko>>
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Indra


hemayanti

apa patidananya bisa dilakukan sebelum bhikkhu makan?
biasanya di vihara kan begitu. ;D
penyerahan makanan, patidana, terus bhikkhu makan.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Indra

Quote from: hemayanti on 27 September 2012, 12:05:31 PM
apa patidananya bisa dilakukan sebelum bhikkhu makan?
biasanya di vihara kan begitu. ;D
penyerahan makanan, patidana, terus bhikkhu makan.

idealnya, patidana dan anumodana dilakukan setelah makan. dan kebiasaan spt inilah yg sesuai sutta dan vinaya. walaupun melakukan patidana dan anumodana sebelum makan atau pas di tengah2 acara makan tidak disebutkan sebagai pelanggaran namun hal ini tidak biasa menurut text.

vihara2 memang sering melakukan modifikasi seenaknya. dan bukan hanya dalam hal ini, lihat juga misalnya dalam hal pindapata.

hemayanti

Quote from: Indra on 27 September 2012, 12:18:37 PM
idealnya, patidana dan anumodana dilakukan setelah makan. dan kebiasaan spt inilah yg sesuai sutta dan vinaya. walaupun melakukan patidana dan anumodana sebelum makan atau pas di tengah2 acara makan tidak disebutkan sebagai pelanggaran namun hal ini tidak biasa menurut text.

vihara2 memang sering melakukan modifikasi seenaknya. dan bukan hanya dalam hal ini, lihat juga misalnya dalam hal pindapata.
oh, begitu yah... :)
artinya umat harus menunggu sampai bhante selesai makan ya om?
kalo sekarang dibalik jadi penyerahan makanan, ceramah singkat, patidana, bhikkhu makan. ;D
yang melakukan modofikasi apakah viharanya atau pengurusnya? :))

saya tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang pindapata, apakah bisa dilanjutkan di topik ini?
[spoiler]kabarnya om indra pernah menguak habis tentang fenomena ini ketika berkunjung ke makassar, cuma dengar2 sih tapi g tau apa isi pembicaraannya. ;D[/spoiler]
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Indra

Quote from: hemayanti on 27 September 2012, 01:51:13 PM
oh, begitu yah... :)
artinya umat harus menunggu sampai bhante selesai makan ya om?
kalo sekarang dibalik jadi penyerahan makanan, ceramah singkat, patidana, bhikkhu makan. ;D
yang melakukan modofikasi apakah viharanya atau pengurusnya? :))

saya tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang pindapata, apakah bisa dilanjutkan di topik ini?
[spoiler]kabarnya om indra pernah menguak habis tentang fenomena ini ketika berkunjung ke makassar, cuma dengar2 sih tapi g tau apa isi pembicaraannya. ;D[/spoiler]


udah pernah dibahas di FB, cari aja di sana.