bukan berkutat tapi ingin memahami lebih dalam
kalau sekedar memahaminya tidaklah terlalu sulit, contoh:
boleh dibilang karma mirip dgn nasib, bedanya kalau nasib ditentukan oleh Tuhan, sedang karma disebabkan diri sendiri
kebanyakan orang Buddhis menerima karma karena alasan lebih masuk akal terutama dalam konteks 'keadilan'-nya
namun setelah mendapatkan pemahaman (dari banyak sisi) pun seseorang harus meyakininya (menyimpulkannya)
saya pikir 'pembuktian' adalah tanda2 kurang/belum ada keyakinan (kemampuan membuat kesimpulan)
dan bahayanya kalau ternyata karma tidak mungkin untuk dibuktikan, bagaimana selanjutnya?
padahal menurut saya yg terpenting dlm Buddhisme adalah Catur Ariya Satyani (4 kesunyataan mulia)
dan ada yg lebih berat dari karma yaitu tilakhana terutama anatta, bagaimana memahaminya?
kan disuruh ehipassiko bro
kalau intrepretasi saya, ehipassiko -> datang dan lihat
jadi datanglah dengan keyakinan dan lihatlah dengan kebijaksanaan
apa yg seharusnya dilihat? menurut saya nibbana, bukan karma
untuk itu perlu mengamalkan Dhamma, tepatnya lagi JMB8
untuk mengamalkan Dhamma butuh keyakinan (bahwa hal ini bermanfaat)
cmiiw