Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali

Started by Sukma Kemenyan, 19 December 2011, 11:02:47 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Kang_Asep

Quote from: Kelana on 24 December 2011, 07:17:40 PM
Itulah akibat sesumbar murid tersebut yang langsung menyatakan dirinya telah mencapai Jhana 1 sehingga guru kedua menanyakan dasarnya apa, Sdr Asep.

Jika sejak awal murid tersebut dengan rendah hati mengatakan, "saya tidak mengetahuinya dengan pasti. untuk memastikannya, silahkan guru kedua memeriksanya kembali!", maka hal itu adalah hal yang lebih bijak.

Thanks

ketika si murid memberi jawaban bahwa dirinya telah mencapai jhanaI, itu sekedar memberikan sebuah jawaban dari pertanyaan gurunya. dan seseorang akan menjawab sesuai dengan apa yang diketahui dan diyakininya. dia tidak bisa menjawab sesuai dengan yang diketahui dan diyakini oleh orang lain. ketka si murid menjawab, "saya telah mencapai jhanaI" itu dalam arti, "menurut guru pertama" dan "menurut apa yang telah diyakininya" adapun menurut guru kedua "itu tidak diketahui secara pasti". oleh karena itu ketika ditanya, "apakah hal itu benar ata salah?" maka si murid menjawab "tidak tau pasti" (benar atau salahnya dalam pandangan guru kedua).

lalu bagaimana jawaban sederhana itu menjadi tampak angker dengan ditaburkan kepadanya sebutan "sesumbar" ?

Kang_Asep

Quote from: wang ai lie on 24 December 2011, 07:20:42 PM
karena suhu choa membawa tentang daya berpikir seseorang dengan melihat title maka saya lanjutkan pembahasan ini dengan bertanya " apakah seseorang yg tidak mempunyai title tidak mungkin bisa berpikir jenius? atau menciptakan sesuatu yg tidak pernah dilakukan oleh seseorang yg ber title" begitu jg dalam mengenal dhamma, apakah seseorang baru mengerti dhamma setelah menjadi bhikku? mari kita tanyakan kepada YM suhu , mbah , om CHOA  ^-^

wah berarti anda hanya mengajar arahat saja ya  =D> =D> =D> =D>

tidak tampak dia mempersalahkan title, tapi "taraf berpikir" ada perbedaan antara "title" dan "taraf berpikir".

wang ai lie

Quote from: Choa on 24 December 2011, 07:31:25 PM
ada yang mau bertanya?
silahkan isi

hahahahah  ;D

jawab saja dulu pertanyaan saya sdr choa  :)

lantas apa ber trisarana itu harus di vihara seperti kaum2 muslim yg membacakan 2 kalimat syahadat di masjid dan di saksikan oleh kyai agar resmi menjadi muslim ?

dan apakah seorang buddhis baru resmi menjadi pengikut buddha jika telah bertrisarana di vihara di saksikan oleh bhikku?

apakah sang guru pernah bertanya
1 apakah anda mempraktekan meditasi
2 apakah anda sudah mencapai jhanna atau buah yang lebih tinggi (sebutkan)
3, apakah anda sudah ber trisarana
4, apakah anda mempraktekan dhamma
5, apakah anda sudah mencapai sotapana atau yang lebih tinggi

kepada orang yg ingin mendapatkan jawaban dari murid2 nya atau para perumah tangga ?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Choa

Quote from: Kang_Asep on 24 December 2011, 07:35:57 PM
ketika si murid memberi jawaban bahwa dirinya telah mencapai jhanaI, itu sekedar memberikan sebuah jawaban dari pertanyaan gurunya. dan seseorang akan menjawab sesuai dengan apa yang diketahui dan diyakininya. dia tidak bisa menjawab sesuai dengan yang diketahui dan diyakini oleh orang lain. ketka si murid menjawab, "saya telah mencapai jhanaI" itu dalam arti, "menurut guru pertama" dan "menurut apa yang telah diyakininya" adapun menurut guru kedua "itu tidak diketahui secara pasti". oleh karena itu ketika ditanya, "apakah hal itu benar ata salah?" maka si murid menjawab "tidak tau pasti" (benar atau salahnya dalam pandangan guru kedua).

lalu bagaimana jawaban sederhana itu menjadi tampak angker dengan ditaburkan kepadanya sebutan "sesumbar" ?

itu karena keangkuhan guru ke 2, yang dirinya sendiri belum mencapai jhanna
dan mau di angap guru,
ini adalah guru yang patut di cela

karena guru asli dia pasti mempunyai jhanna, dan dapat melihat apakah seseorang
mempunyai jhanna apa tidak, jika gurunya benar guru yang baik dia tidak akan
memfonis demikian.

hanya guru palsu yang berkata-kata bodoh

wang ai lie

Quote from: Kang_Asep on 24 December 2011, 07:37:56 PM
tidak tampak dia mempersalahkan title, tapi "taraf berpikir" ada perbedaan antara "title" dan "taraf berpikir".

bagi saya sama saja :) dan coba anda lihat kembali apakah dia tidak melihat title juga? kalau tidak kenapa mempermasalahkan soal sd smp sma? aneh  :))
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Kang_Asep

Quote from: Indra on 24 December 2011, 07:35:14 PM
disederhanakan saja menjadi seperti ini. anggaplah seseorang tersusun dari 70kg Buddha. jika orang itu meminum 1 gram Buddha. berapakah berat akhir orang itu?

tapi, jika sesuatu disebut "ada di mana-mana" tidak bisa diperumakan seperti itu, tapi seperti air di dalam kolam. ketika seseorang menuangkan  seember air ke dalam kolam, sedangkan tidak ada sumber air yang diambil dari tempat lain, kecuali dari kolam itu juga, maka tidak mungkin penumpahan seember air itu menambah banyaknya pada air kolam, karena airnya diambil dari situ juga.

jika buddha ada di mana-mana, berarti "tidak ada tempat lain" untuk mengambil buddha yang ditambahkan ke tempat yang berbeda. seandainyapun bisa diambil di masukan ke pada sutu tempat, karena sumber mengambil dan menuangkannya adalh sama, maka tidak bisa bertambah maupun berkurang.

jika buddha ada di "mana-mana" dan ada di dalam minuman keras, itu berarti di ketika minuman keras di dalam botol itu diminum, buddha tidak berpindah, melainkan masih ada di dalam botol. karena "dalam botol" tersebut merupakan bagian dari "mana-mana".

The Ronald

ini krn mengadopsi paham tuhan ada di mana2...
kang asep tau apa arti dari kata Buddha?
...

wang ai lie

Quote from: Kang_Asep on 24 December 2011, 07:45:24 PM
tapi, jika sesuatu disebut "ada di mana-mana" tidak bisa diperumakan seperti itu, tapi seperti air di dalam kolam. ketika seseorang menuangkan  seember air ke dalam kolam, sedangkan tidak ada sumber air yang diambil dari tempat lain, kecuali dari kolam itu juga, maka tidak mungkin penumpahan seember air itu menambah banyaknya pada air kolam, karena airnya diambil dari situ juga.

jika buddha ada di mana-mana, berarti "tidak ada tempat lain" untuk mengambil buddha yang ditambahkan ke tempat yang berbeda. seandainyapun bisa diambil di masukan ke pada sutu tempat, karena sumber mengambil dan menuangkannya adalh sama, maka tidak bisa bertambah maupun berkurang.

jika buddha ada di "mana-mana" dan ada di dalam minuman keras, itu berarti di ketika minuman keras di dalam botol itu diminum, buddha tidak berpindah, melainkan masih ada di dalam botol. karena "dalam botol" tersebut merupakan bagian dari "mana-mana".

secara logika jika berkata buddha ada dimana2 berarti perumpamaan yg di katakan bro indra sesuai , jika bro bertanya saya ada di mana , lantas saya jawab saya ada dimana- mana apakah anda tidak berpikir saya dalam jumlah yg banyak?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Indra

Quote from: Kang_Asep on 24 December 2011, 07:45:24 PM
tapi, jika sesuatu disebut "ada di mana-mana" tidak bisa diperumakan seperti itu, tapi seperti air di dalam kolam. ketika seseorang menuangkan  seember air ke dalam kolam, sedangkan tidak ada sumber air yang diambil dari tempat lain, kecuali dari kolam itu juga, maka tidak mungkin penumpahan seember air itu menambah banyaknya pada air kolam, karena airnya diambil dari situ juga.

jika buddha ada di mana-mana, berarti "tidak ada tempat lain" untuk mengambil buddha yang ditambahkan ke tempat yang berbeda. seandainyapun bisa diambil di masukan ke pada sutu tempat, karena sumber mengambil dan menuangkannya adalh sama, maka tidak bisa bertambah maupun berkurang.

jika buddha ada di "mana-mana" dan ada di dalam minuman keras, itu berarti di ketika minuman keras di dalam botol itu diminum, buddha tidak berpindah, melainkan masih ada di dalam botol. karena "dalam botol" tersebut merupakan bagian dari "mana-mana".

disederhanakan saja menjadi seperti ini. anggaplah seseorang tersusun dari 70kg Buddha. jika orang itu meminum 1 gram Buddha. berapakah berat akhir orang itu?

kita lanjutkan lagi setelah anda menjawab pertanyaan ini. jika anda ngotot berkutat dengan logika anda, anda akan tampak seperti seorang mantan "pakar" logika gagal yg pernah drop out dari forum ini.

wang ai lie

Quote from: Indra on 24 December 2011, 07:50:27 PM
disederhanakan saja menjadi seperti ini. anggaplah seseorang tersusun dari 70kg Buddha. jika orang itu meminum 1 gram Buddha. berapakah berat akhir orang itu?

kita lanjutkan lagi setelah anda menjawab pertanyaan ini. jika anda ngotot berkutat dengan logika anda, anda akan tampak seperti seorang mantan "pakar" logika gagal yg pernah drop out dari forum ini.

saya bantu jawab om jumlahnya 70.1 KG   :))
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Kang_Asep

Quote from: wang ai lie on 24 December 2011, 07:48:54 PM
secara logika jika berkata buddha ada dimana2 berarti perumpamaan yg di katakan bro indra sesuai , jika bro bertanya saya ada di mana , lantas saya jawab saya ada dimana- mana apakah anda tidak berpikir saya dalam jumlah yg banyak?

ada dimana-mana, tidak berarti "banyak". siapa yang membuat pernyaaan itu? maka dialah yang lebih tau persis makna dari "mana-mana". ketika seekor ikan berada di dalam aquarium, kemanapun ia pergi yang ia selalu menyentuh air. maka ia menyebut "air ada di mana-mana", padahal air itu tidak terlalu banyak. si ikan hanya bermaksud menyatakan ke atas, kebawah, ke depan, belakang, kiri atau kanan, dia tidak bisa lepas dari air, maka dia sebut "air ada di mana-mana".

Indra


Kang_Asep

Quote from: The Ronald on 24 December 2011, 07:48:26 PM
ini krn mengadopsi paham tuhan ada di mana2...
kang asep tau apa arti dari kata Buddha?

arti kata buddha menurut siapa? menurut sutta, atau menurut orang yang membuat pernyataan?

jika menurut sutta, dapat dilihat di dalam sutta. jika menurut orang yang membuat pernyataan, silahkan ditanyakan kepada si pembuat pernyataan. belum tentu dia bermaksud menyebutkan buddha sebagaimana yang dimaksud sutta.

The Ronald

menurut kang asep yg menyatakan bahwa "jika buddha ada di mana-mana, berarti "tidak ada tempat lain" untuk mengambil buddha yang ditambahkan ke tempat yang berbeda. seandainyapun bisa diambil di masukan ke pada sutu tempat, karena sumber mengambil dan menuangkannya adalh sama, maka tidak bisa bertambah maupun berkurang.

jika buddha ada di "mana-mana" dan ada di dalam minuman keras, itu berarti di ketika minuman keras di dalam botol itu diminum, buddha tidak berpindah, melainkan masih ada di dalam botol. karena "dalam botol" tersebut merupakan bagian dari "mana-mana"."

apa arti kata Buddha di sini?
...

Kang_Asep

Quote from: Indra on 24 December 2011, 07:50:27 PM
disederhanakan saja menjadi seperti ini. anggaplah seseorang tersusun dari 70kg Buddha. jika orang itu meminum 1 gram Buddha. berapakah berat akhir orang itu?

kita lanjutkan lagi setelah anda menjawab pertanyaan ini. jika anda ngotot berkutat dengan logika anda, anda akan tampak seperti seorang mantan "pakar" logika gagal yg pernah drop out dari forum ini.

tidak ada hal yang menarik pada sesuatu yang disebut "ngotot". dan penjelasan diberikan kepada mereka yang merasa membutuhkan penjelasan. siapa saja yang merasa tidak membutuhkan penjelasan, dia bisa melewatkannya. siapa yang mengharapkan penjelasan lain selain dari yang telah dijelaskan, tentu tidak dapat ditanyakan kepada yang tidak punya jawaban. mungkin dia bisa mencari orang yang memiliki jawaban sebagaimana yang dia harapkan.