Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali

Started by Sukma Kemenyan, 19 December 2011, 11:02:47 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Indra

#720
Quote from: Kang_Asep on 24 December 2011, 09:16:41 PM
ketika sebuah pernyataan itu muncul dari pernyataan lain, dimana ada midle term yang bisa dihubungkan, maka itu disebut kesimpulan.

seseorang menyatakan "ini jelas manussa buddha, karena (ini) adalah  x )

maka "ini" adalah term "minor" sedangkan manussa buddha adalah midle term. karena ditemukannya midle term, maka pernyataaan tersbut adalah "kesimplan".

ketika orang menyatakan "istilah menegur itu rasanya terlalu keras", maka manakah yang harus dianggap sebagai midle termnya?

bisa anda quote kan bagaimanakah persisnya kalimat "manussa buddha" itu? saya ingin mempelajari lebih jauh, dan bagaimanakah sampai anda bisa berkesan demikian? btw, anda belum menjawab pertanyaan saya tentang berat ikan dalam aquarium itu, perlukah saya mengulanginya?

Kang_Asep

Quote from: Kelana on 24 December 2011, 09:13:23 PM
Sdr. Asep, yang bersangkutan mengatakan yang dimaksud adalah Yang Sadar . Dengan demikian bukankah bisa kita katakan bahwa Yang Sadar itu yang berbicara/menulis dhamma. Dengan apa Yang Sadar itu menulis/berbicara ? Anda bisa menjawab sendiri.

Jadi saya menggunakan definisi Buddha sesuai dengan yang bersangkutan inginkan.

petama-tama, harus diperjalan mana "kalimat asli" si pembuat pernyataan, mana yang merupakan kesimpulan.

misalnya, kalimat asli si pembuat pernyataan adalah :

buddha adalah yang sadar.

kalimat kesimpulan :

yang sadar itu adalah yang berbicara dhamma.

berbicara dhamma itu mempunyai mulut.

berarti yang sadar itu mempunyai mulut.

seharusnya begini kesimpulannya (menurut kita).

lalu, apa salahnya kita untuk mengajukan pertanyaan kepada si pembuat pernyataan :

"apakah yang sadar itu mempunyai mulut?"

pertanyaan itu tidak salah. tapi yang salah adalah ketika memvonis bahwa kalimat asli si pembuat pernyatan telah salah, karena telah munculnya suatu kesimpulan yang salah.

menurut suatu pendapat, apabila jawaban dari pernyataan itu sudah dinyatakan oleh si pembuat pernyataan, dan ternyata jawaban itu "irrelevant", maka barulah kalimat si pembuat pernyataan bisa dianggap sebagai kalimat yang salah.

Indra

 [at] mod, usul: bagaimana jika diskusi dengan Kang_Asep di split menjadi thread terpisah agar topik ini tidak penuh dengan OOT

ryu

pengennya sih gitu, ama om menyan aja deh sebagai mod & TS
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Kelana

#724
Quote from: Kang_Asep on 24 December 2011, 09:23:55 PM
petama-tama, harus diperjalan mana "kalimat asli" si pembuat pernyataan, mana yang merupakan kesimpulan.

misalnya, kalimat asli si pembuat pernyataan adalah :

buddha adalah yang sadar.

kalimat kesimpulan :

yang sadar itu adalah yang berbicara dhamma.

berbicara dhamma itu mempunyai mulut.

berarti yang sadar itu mempunyai mulut.

seharusnya begini kesimpulannya (menurut kita).

lalu, apa salahnya kita untuk mengajukan pertanyaan kepada si pembuat pernyataan :

"apakah yang sadar itu mempunyai mulut?"

pertanyaan itu tidak salah. tapi yang salah adalah ketika memvonis bahwa kalimat asli si pembuat pernyatan telah salah, karena telah munculnya suatu kesimpulan yang salah.

Sdr. Asep, saya tidak pernah memvonis sebagai salah terhadap kalimat asli, "buddha adalah yang sadar". Saya mengatakan tindakannya salah (sesuai keinginannya/ tantangannya untuk menunjukkan kesalahannya) dengan mengatakan Buddha ada dimana-mana dengan kriteria yang bersangkutan sampaikan yaitu berbicara/ menulis, dhamma yang sudah di praktikannya. Jadi janganlah anda pisahkan sendiri-sendiri ciri-ciri yang telah disebutkan oleh si pembuat pernyataan. Lagi pula ia mengaku telah memaklumi saya (KBBI memaklumi = memahami), jadi pertanyaan lain tidak perlu saya ajukan.

Quotemenurut suatu pendapat, apabila jawaban dari pernyataan itu sudah dinyatakan oleh si pembuat pernyataan, dan ternyata jawaban itu "irrelevant", maka barulah kalimat si pembuat pernyataan bisa dianggap sebagai kalimat yang salah.

Sayangnya Sdr. Asep, kita tidak sedang menilai kalimat benar atau salah, tetapi pandangan ataupun tindakan yang mendekat atau menjauhi Dhamma.
Dan kedua kalinya saya bertanya kepada anda, Sdr. Asep. Dengan apa Yang Sadar itu menulis/berbicara?

Hanya itu saja dulu saat ini.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Sukma Kemenyan

#725
Choa,
Terlepas mengenai kontroversi pencapaian anda dahulu,

Sungguh amat sangat membantu apabila...
Anda (yang telah mengecapi kebijaksanaan) bersedia sharing dengan...
Menelusuri lebih lanjut apa reaksi pembaca dari jawaban anda,
Memperbaiki jawaban anda, dan ditelusuri lagi apa reaksi pembaca.
dan pada akhirnya memberikan jawaban anda untuk public.

Bukankah salah satu tekad anda sebagai bodhisatta adalah pembebasan untuk yang lainnya,
Sejauh yang terbaca... jawaban dan tulisan anda bertolak belakang dengan tekad mulia anda dahulunya.

Dengan tanpa mencoba menyelami pemikiran sammasambuddha gautama,
Mungkin dikarenakan pertimbangan kebijaksanaan pendengar yang mengakibatkan beliau terkadang menjawab dengan diam

Sukma Kemenyan

#726
Dan jikalau ternyata...
Jawaban bisa dicerna namun bakalan membutuhkan penjelasan rumit,
Sudilah kiranya untuk menjelaskan dengan tanpa merendahkan para pembaca yang masih tertutup debu.

Ingat bagaimana saya kemarin menolak tawaran penembusan kelahiran terdahulunya saya?
Dan bagaimana saya juga menyarankan untuk tidak memberitahukan pencapaian terdahulu dari seseorang?

Salah satu alasan penolakan saya adalah untuk menghindari merendahkan orang lain,
baik secara disengaja ataupun tidak.

Akhir kata...
Semoga tekad dan latihan anda berbuah kebijaksanaan

Kelana

Hmmm.... apakah ini berarti kecurigaan saya bahwa Sdr. Chao dan Kemenyan memiliki hubungan terjawab?
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Sukma Kemenyan

Quote from: Kelana on 24 December 2011, 11:15:14 PM
Hmmm.... apakah ini berarti kecurigaan saya bahwa Sdr. Chao dan Kemenyan memiliki hubungan terjawab?
Hubungan saya dan Choa saat ini hanya sebatas rekan diskusi diforum.




Entahlah jikalau ternyata dahulunya gw gurunya :hammer:

Kelana

Quote from: Kemenyan on 24 December 2011, 11:12:04 PM
Ingat bagaimana saya kemarin menolak tawaran penembusan kelahiran terdahulunya saya?
Dan bagaimana saya juga menyarankan untuk tidak memberitahukan pencapaian terdahulu dari seseorang?

Apakah ini maksudnya Sdr. Kemenyan sudah "diterawang" oleh Sdr. Choa atau sebaliknya?
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

adi lim

yg satu kurang beberapa gram, yg satu kelebihan beberapa gram, makanya klop
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

ryu

rasanya meditasi akut bisa menyebabkan halusinasi berlebihan. waspadalah
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Indra

Quote from: ryu on 24 December 2011, 11:35:30 PM
rasanya meditasi akut bisa menyebabkan halusinasi berlebihan. waspadalah

lebih mirip gejala OD

SaddhaMitta

Quote from: Kemenyan on 24 December 2011, 11:12:04 PM

Ingat bagaimana saya kemarin menolak tawaran penembusan kelahiran terdahulunya saya?
Dan bagaimana saya juga menyarankan untuk tidak memberitahukan pencapaian terdahulu dari seseorang?

Salah satu alasan penolakan saya adalah untuk menghindari merendahkan orang lain,
baik secara disengaja ataupun tidak.

Akhir kata...
Semoga tekad dan latihan anda berbuah kebijaksanaan

  ::) :-&   :-SS
Seperti air sungai Gangga yang mengalir, meluncur, mengarah ke timur,
demikian juga barang siapa yang melakukan dan berbuat banyak didalam Delapan Jalan kebenaran, mengalir, melucur, mengarah ke Nibbana.

(Samyutta Nikaya)

ryu

btw om menyan dulu ketemu /ngobrol sama sapa? buda? khan YM choa itu pernah ketemu ananda ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))