News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali

Started by Sukma Kemenyan, 19 December 2011, 11:02:47 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sukma Kemenyan

#435
Saya kira,
Untuk di theravada kaga ada sutta / penjelasan dari siddartha yang mengatakan tidak mungkin.
Tapi kalau di cross-check dengan penjelasan/teori dhamma lainnya,
dan berdasarkan asumsi pribadi, kelihatannya tidak mungkin.

Akan tetapi,
Seperti yang pernah disebut... bahwa lebih sering pertanyaan sejenis tersebut tidak dijawab.
dan mengingat... dalamnya pemikiran seorang sammasambuddha tidak bisa ditebak,
kelihatannya pertanyaan ini emang sungguh kaga layak untuk diasumsikan apa lagi oleh umat awam seperti gue.

Indra

Quote from: Kemenyan on 23 December 2011, 11:32:58 AM
Saya kira,
Untuk di theravada kaga ada sutta / penjelasan dari siddartha yang mengatakan tidak mungkin.
Tapi kalau di cross-check dengan penjelasan/teori yang lain dan berdasarkan asumsi pribadi, kelihatannya tidak mungkin.

Akan tetapi,
Seperti yang pernah disebut... bahwa lebih sering pertanyaan sejenis tersebut tidak dijawab.
dan mengingat... dalamnya pemikiran seorang sammasambuddha tidak bisa ditebak,
kelihatannya pertanyaan ini emang sungguh kaga layak untuk mengasumsikan apa lagi oleh umat awam seperti gue.

Sang Buddha menjelaskan itu sebagai padam, karena "muncul" dan "tidak muncul" tidak applicable untuk pertanyaan ini.

Muncul/terlahir kembali atau tidak muncul/tidak terlahir kembali hanya berlaku untuk sesuatu yg exist, di mana dari sesuatu yg dari ada menjadi ada (ini adalah paham eternalisme) atau sesuatu yg dari ada menjadi tidak ada (paham nihilistik), Sang Buddha menghindari kedua ekstrim ini.

Sukma Kemenyan

Quote from: Indra on 23 December 2011, 11:45:27 AM
Sang Buddha menjelaskan itu sebagai padam,
karena "muncul" dan "tidak muncul" tidak applicable untuk pertanyaan ini.

Muncul/terlahir kembali atau tidak muncul/tidak terlahir kembali hanya berlaku untuk sesuatu yg exist,
di mana dari sesuatu yg dari ada menjadi ada (ini adalah paham eternalisme)
atau sesuatu yg dari ada menjadi tidak ada (paham nihilistik),

Sang Buddha menghindari kedua ekstrim ini.
Agak sedikit bingung...
antara eternal dan nihil..

exist akan tetapi tidak ada ?
tidak exist akan tetapi ada ?
semakin puyeng...  8-}

Gue tetap kembali ke asumsi awal yaitu...  tidak berasumsi.
atau ada yang bisa menjelaskan sehingga bisa dipahami ?

Indra

Quote from: Kemenyan on 23 December 2011, 11:49:11 AM
Agak sedikit bingung...
antara eternal dan nihil..

exist akan tetapi tidak ada ?
tidak exist akan tetapi ada ?
semakin puyeng...  8-}

Gue tetap kembali ke asumsi awal yaitu...  tidak berasumsi.
atau ada yang bisa menjelaskan sehingga bisa dipahami ?

sesuatu yg exist yg dimaksudkan di sini adalah "atta", sejak awalnya "atta" ini memang tidak ada. sesuatu yg tidak ada bagaimana bisa dikatakan sebagai akan ada atau akan tidak ada?

Sukma Kemenyan

Quote from: Indra on 23 December 2011, 11:53:11 AM
sesuatu yg exist yg dimaksudkan di sini adalah "atta", sejak awalnya "atta" ini memang tidak ada. sesuatu yg tidak ada bagaimana bisa dikatakan sebagai akan ada atau akan tidak ada?
Ini namanya teknik muter-muter om... Irrelevant...

Buddhism mengakui ada yang namanya rebirth, ada yang namanya roda samsara, ada yang namanya kelahiran dan kematian.

Nah... yang menjadi pertanyaan awal kan...
Apakah bisa seseorang yang telah sadar memilih untuk Punabbhava (lahir kembali) ?

Kaga pernah juga dari awal kita berbicara mengenai atta.

dilbert

Quote from: Kemenyan on 23 December 2011, 11:58:27 AM
Ini namanya teknik muter-muter om... Irrelevant...

Buddhism mengakui ada yang namanya rebirth, ada yang namanya roda samsara, ada yang namanya kelahiran dan kematian.

Nah... yang menjadi pertanyaan awal kan...
Apakah bisa seseorang yang telah sadar memilih untuk Punabbhava (lahir kembali) ?

Kaga pernah juga dari awal kita berbicara mengenai atta.

kalau masih ada bhava tanha, maka akan terlahir kembali, kalau tidak ada bhava tanha maka tidak ada terlahir kembali...
apakah arahat masih memiliki bhava tanha ? doktrin yang dikutip dari Pali Kanon menyatakan bahwa para arahat tidak memiliki bhava tanha lagi, jadi yah prosedurnya tidak ada kelahiran kembali lagi...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Indra

Quote from: Kemenyan on 23 December 2011, 11:58:27 AM
Ini namanya teknik muter-muter om... Irrelevant...

Buddhism mengakui ada yang namanya rebirth, ada yang namanya roda samsara, ada yang namanya kelahiran dan kematian.

Nah... yang menjadi pertanyaan awal kan...
Apakah bisa seseorang yang telah sadar memilih untuk Punabbhava (lahir kembali) ?

Kaga pernah juga dari awal kita berbicara mengenai atta.

ya saya hanya mencoba untuk menjelaskan sejauh apa yg bisa saya pahami,

seorang yg telah tercerahkan sudah tidak memiliki kemelekatan "atta" lagi, rebirth/samsara itu hanya untuk mereka yg masih terjebak dalam pandangan "atta"

Sukma Kemenyan

Quote from: dilbert on 23 December 2011, 12:01:14 PM
kalau masih ada bhava tanha, maka akan terlahir kembali, kalau tidak ada bhava tanha maka tidak ada terlahir kembali...
apakah arahat masih memiliki bhava tanha ? doktrin yang dikutip dari Pali Kanon menyatakan bahwa para arahat tidak memiliki bhava tanha lagi, jadi yah prosedurnya tidak ada kelahiran kembali lagi...
Quote from: Indra on 23 December 2011, 12:01:53 PM
ya saya hanya mencoba untuk menjelaskan sejauh apa yg bisa saya pahami,

seorang yg telah tercerahkan sudah tidak memiliki kemelekatan "atta" lagi, rebirth/samsara itu hanya untuk mereka yg masih terjebak dalam pandangan "atta"
Kalau dari teori ini... bukankah menjadi kejeblos ke nihilisme ?
*poof* end of story

dilbert

Quote from: Kemenyan on 23 December 2011, 12:02:35 PM
Kalau dari teori ini... bukankah menjadi kejeblos ke nihilisme ?
*poof* end of story

coba bahas-bahas doktrin guru nihilisme di jaman Buddha...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Sukma Kemenyan

Quote from: dilbert on 23 December 2011, 12:05:18 PM
coba bahas-bahas doktrin guru nihilisme di jaman Buddha...
um... mungkin biar kaga bentrok ama istilah/term/definisi orang laen...
mungkin gw kaga pake istilah... nihilisme...

gue pake istilah "*poof* end of story",
so... what is nibbana ? end of story ? end of existence ?

Sukma Kemenyan

Quote from: dilbert on 23 December 2011, 12:01:14 PM
apakah arahat masih memiliki bhava tanha ?
doktrin yang dikutip dari Pali Kanon menyatakan bahwa para arahat tidak memiliki bhava tanha lagi
oh iya om...
boleh di quote sutta yang nge-doktrin...
biar asik dibahas bareng.

gue curiganya... tuh sutta isinya mirip kaya yang lain... menjelimet tuk dipahami...
seperti contoh: "tidak punya bhava tanha dan memiliki bhava tanha"

Indra

Quote from: http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_2:_S%C4%81ma%C3%B1%C3%B1aphala_Sutta
23. 'Ajita Kesakambalī berkata: "Baginda, tidak yang diberikan, dianugerahkan, dipersembahkan dalam pengorbanan, tidak ada buah atau akibat dari perbuatan baik atau buruk, tidak ada dunia ini atau dunia setelah ini, tidak ada ibu atau ayah, tidak ada makhluk yang muncul secara spontan,[22] tidak ada di dunia ini, petapa atau Brahmana yang telah mencapai, yang telah berlatih dengan sempurna, yang menyatakan dunia ini dan dunia setelah ini, telah mencapainya dengan pengetahuannya sendiri. Manusia ini tersusun dari empat unsur utama, dan ketika seseorang meninggal dunia, bagian tanah kembali ke tanah, bagian air kembali ke air, bagian api kembali ke api, bagian udara kembali ke udara, dan indria-indria menguap ke dalam ruang. Mereka menyertai mayat itu dengan empat pengangkut dan tandu sebagai yang ke lima, langkah kaki mereka terdengar hingga sejauh tanah-pemakaman. Di sana tulang-belulang memutih, pengorbanan berakhir dalam debu. Hanyalah gagasan si dungu untuk memberi: kata-kata dari mereka yang mengajarkan ajaran kelangsungan adalah kosong dan keliru. Si dungu dan sang bijaksana, saat hancurnya jasmani, akan hancur dan lenyap, tidak ada lagi setelah kematian."'
24. 'Demikianlah, Bhagavā, Ajita Kesakambalī, ketika ditanya tentang buah dari kehidupan tanpa rumah, menjelaskan ajaran pemusnahan kepadaku ... [56] ... Aku bangkit dan pergi.'

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Sukma Kemenyan

#448
Quote from: Indra on 23 December 2011, 12:11:09 PM
Manusia ini tersusun dari empat unsur utama,
dan ketika seseorang meninggal dunia,
bagian tanah kembali ke tanah,
bagian air kembali ke air,
bagian api kembali ke api,
bagian udara kembali ke udara,
dan indria-indria menguap ke dalam ruang.


Kalau dari sini,
Kelihatannya melebur dengan alam.

Dengan kata lain,
Nibbana adalah proses bersatu dengan alam ?  :-?

Irrelevant -- bukan dhamma siddartha

Indra

Quote from: Kemenyan on 23 December 2011, 12:15:15 PM
Kalau dari sini,
Kelihatannya melebur dengan alam.

Dengan kata lain,
Nibbana adalah proses bersatu dengan alam ?  :-?

itu adalah ajaran Ajita Kesakambali, bukan Ajaran Buddha. ajaran pemusnahan = nihilisme