kita mulai saja ceritanya biar tambah terguncang
ada 2 cerita yang saya alami, ini yang pertama cerita ini benar saya alami dan ada
dua orang lagi yang menjadi saksi, kebetulan mereka beragama sebelah
cerita ini saya dedikasikan untuk member disini yang mempraktekan jalan dhamma
suatu saat saya di datangi kolega saya dari masa lampau, dan ada yang hanya
menyapa dan ada yang memperkenalkan diri bahwa dia teman atau adik seperguruan
yang saya ingat dan dapat saya lihat telah adalah Sanjaya, karena dia berbicara langsung
memangil nama tampa embel-embel,
setelah acara silaturahmi seslesai saya melihat seorang bikkhu berdiri agak jauh dengan sikap
anjali dengan angun dan tenang, mempertahankan kedamaian internalnya
lalu saya menyapa, wahai bhikkhu silahkan mendekat;
bhikkhu ini mendekat lalu beranjali, sambil memperkenalkan diri saya Ananda, murid Tathagata Gotama
saya terkejut bukan kepalang, sambil belum hilang keterkejutan saya, replek saya berbicara
ada yang dapat saya bantu?
lalu dengan tenang berbicara dengan tidak cepat atau lambat YA Ananda berbicara
mohon Yang Arya tidak merubah dhamma yang dibabarkan oleh guru saya,
dengan tergesa, gesa saya menjelaskan panjang lebar hukum manusi buddha dan masa berlakunya
dhamma seorang manusi buddha, dan saya merupakan praktisi masa ini bukan ada untuk merubah
setelah saya nilai penjelasan saya cukup saya diam
YA Ananda hanya mengucapkan satu kata, terimakasih
sebelum pergi saya berbicara pada beliau memuji kehebatan ingatanya dapat mengingat semua sutta
dan menjadikanya menjadi kitap TIPITAKA,
saya amat terkejut mendegarkan apa responya,
"saya tidak dapat mengingat semua ceramah guru, dan TIPITAKA tidak memuat semua sutta
yang leih lengkap itu di sutra mahayana, (tipitaka + tripitaka)
next saya akan cerita bertemu dengan YA Sariputta dan YA Mongalana