Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali

Started by Sukma Kemenyan, 19 December 2011, 11:02:47 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ryu

disini ada member Dhammacakka? coba konfirmasi ada arahat ga disana.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

adi lim

#391
Quote from: ryu on 22 December 2011, 01:18:32 PM
disini ada member Dhammacakka? coba konfirmasi ada arahat ga disana.

Arahat tidak la yau  ;D
adanya Bhikkhu Sangha  _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

adi lim

Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

K.K.

Quote from: Kang_Asep on 21 December 2011, 06:21:34 PM
intisarinya terletak pada logika. Kita harus diskusi dengan logika yang benar. tapi logika ini harus berdiri diatas ketenangan, kedamaian, dan pikiran yang dipenuhi dengan cinta kasih. Dengan demikian, logika akan dapat dicerna.
Logika? Baik, saya berikan logikanya.
1. Saya Theravadin <- Pakai kitab Pali
2. Kalau saya tidak sesuai kitab Pali, itu karena saya tidak picik, jadi pakai kitab lain.
3. Kalau orang lain tidak sesuai, berarti belum selevel.

Gampang 'kan jadi orang suci? Buktinya beberapa orang malah mendukung, termasuk anda sendiri. ;D

[spoiler]Mungkin anda tidak sadar, saya sengaja menggunakan logika PERSIS seperti dia, hanya saya perjelas lagi sehingga ketololannya terlihat jelas oleh orang-orang yang kurang peka alias bebal.

1. Saya Theravadin <- Pakai kitab Pali
2. Kalau saya tidak sesuai kitab Pali, itu karena saya tidak picik, jadi pakai kitab lain termasuk Alkitab + kitab Zeus.
3. Kalau orang lain tidak sesuai, berarti belum selevel.
[/spoiler]


Quoteempat kediaman luhur, yakni dhamma chariya, itulah yang harus diwujudkan, sebelum berbicara dengan logika. kegagalan menempatkan pikiran pada kediaman luhur tersebut, akan menimbulka kegagalan "saling memahami". kita tidak akan dpat memahami dia. dan dia tidak akan dapat memahami kita.
Yang saya tahu empat kediaman luhur adalah Brahmavihara, boleh dijelaskan apa 'dhamma chariya' itu?


Quoteberbicara masalah "apakah setelah parinibana terlahir lagi atau tidak" mungkin merupakan hal penting seperti ilmuwan zaman dulu yang membicarakan cara terbang ke bulan, tapi ketika diskusi telah berkesan seperti perslisihan yang tidak indah, berarti teori itu telah terlalu tinggi untuk dibicarakan. membicarakan dhamma yang lebih mudah dibuktikan adalh mungkin lebih berguna, seperti misalnya metta, karuna, muditta dan upekkha. Bila dia sudah terbukti dapat berdiam pada empat kediaman luhur tersebut, demikian pula dengan kita, maka dengan mudha terwujud kondisi "saling memahami".
Bung, jika memang itu tidak perlu dibicarakan, mengapa anda mengatakannya hanya kepada satu pihak? Seharusnya anda juga mengatakannya ke dia bahwa yang dikatakannya tidak bisa dibuktikan. Apakah anda bersikap berat sebelah hanya karena dia mengumbar 'pencapaiannya' di sini?

K.K.

Quote from: DragonHung on 21 December 2011, 07:52:42 PM
Setuju dengan Kang Asep, terlepas benar atau tidaknya pengakuan saudara Choa sebagai seorang bodhisatva.  Jika tidak benar, biar saudara Choa yang menanggung akibat buruknya.

Tapi harap secara logika perlu kita ingat "apakah di dunia ini hanya ada satu bodhisatva maitreya dan tidak ada bodhisatva yang lain?"
Berarti seharusnya anda juga setuju ajaran Samyak Sambodhi bukanlah pencapaian tertinggi karena saya punya ajaran Zeus yang lebih tinggi. Setuju? Kalau anda tidak setuju, berarti anda tidak konsisten, dan ingatlah bahwa di dunia ini tidak hanya ada satu Bodhisatva. Pakailah logika! 

K.K.

Quote from: Choa on 21 December 2011, 08:10:06 PM
dulu Buddha Gotama pernah dikatakan sombong saat sudah merealisasikan pencerahan agung
dan bertemu dengan seorang petapa, dan di tanya

apakah anda seorang manusia?
bukan jawab Buddha Gotama

apakah anda seorang deva?
bukan Jawab Buddha Gotama.

lalu orang itu berlalu sambil menguman, sungguh sombong bhikkhu ini,
mengaku lebih mulia dari seorang deva sekalipun,

ada dua masalah
1, bisa jadi buddha Gotama memang sombong dan dia bukanlah semulia mahluk deva
2, ternyata dia mengatakan kebenaran, tetapi kesan yang di dapat si penanya pada saat itu
sunguh luar biasa arogan menyamakan diri bahkan mengklaim lebih tinggi dari deva

saya hanya mengatakan saya sudah mempraktekan dharma, dan merealisasikanya
pada kehidupan lampau

bisa jadi saya sakau, mabok, berhalusinasi, atau hanya punya kemampuan supra atauabhinna
so what?, take it eazy cerap, kalau tidak mampu mencerapnya angap angin lalu, ini hanya dunia maya
bagaimana jika yang saya katakan kebenaran??

btw, siapa yang bisa merealisasikan dhamma dan membuktikan dhamma, saya tunggu.

Sekarang saya balik bertanya, coba anda buktikan bahwa anda sudah mencapai sesuatu.



Indra

 [at] Kainyin, sudahlah, YM sudah parinibbana. dari sekian banyak orang suci yg pernah berkunjung ke sini, YM Choa inilah yang paling cepat lulusnya dari sini.

will_i_am

Quote from: Indra on 22 December 2011, 04:13:57 PM
[at] Kainyin, sudahlah, YM sudah parinibbana. dari sekian banyak orang suci yg pernah berkunjung ke sini, YM Choa inilah yang paling cepat lulusnya dari sini.
sayang para kalyanamitta disini masih berkutat dalam samsara yang tidak berkesudahan  ;D ;D ;D
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

dilbert

Quote from: Indra on 22 December 2011, 04:13:57 PM
[at] Kainyin, sudahlah, YM sudah parinibbana. dari sekian banyak orang suci yg pernah berkunjung ke sini, YM Choa inilah yang paling cepat lulusnya dari sini.

Semoga "bertumimbal lahir" dengan sikap dan perilaku yang sudah berubah...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

K.K.

Quote from: Indra on 22 December 2011, 04:13:57 PM
[at] Kainyin, sudahlah, YM sudah parinibbana. dari sekian banyak orang suci yg pernah berkunjung ke sini, YM Choa inilah yang paling cepat lulusnya dari sini.
Wah, prematur sekali! Saya tidak terima!

Lihat dari seluruh pertanyaan saya, belum satupun dijawab, masa' udah parinibbana?


will_i_am

tenang saja...
beliau akan terlahir kembali menjadi samma sambuddha yang sepenuhnya tercerahkan di masa depan dengan nama baru..
tunggu saja kehadirannya..
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

dilbert

Quote from: Kainyn_Kutho on 22 December 2011, 04:34:02 PM
Wah, prematur sekali! Saya tidak terima!

Lihat dari seluruh pertanyaan saya, belum satupun dijawab, masa' udah parinibbana?

[sammasambuddha]

*** berdiam diri *** (baca : pertanyaan anda termasuk pertanyaan yang dijawab dengan "berdiam diri")

[/sammasambuddha]

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Kang_Asep

Quote from: william_phang on 22 December 2011, 06:08:19 AM
Ikutan ah....untuk memperjelas masalahnya..

Didalam theread ini YM Choa sudah menyatakan bahwa muridnya aja sudah "arahat" dan beliau sendiri, YM Choa, adalah seorang "bodhisatva/mahasatva" tingkatan tinggi...dimana kalo arahat itu cuma tingkat setara demgan bodhisatva tingkat 5. jadi dapat dipastikan bahwa beliau sudah jauh diatas Arahat Kan?.... apakah krn sudah diatas arahat jd tidak pantas dipertanyakan?

mempertanyakan itu tidaklah salah. tapi ketika orang yang ditanya merasa bahwa pertanyaan itu berisi "keraguan" yang timbul dari kesalah fahaman, ini mungkin akan dirasakan sebagai suatu masalah.

pangeran sidharta telah mencapai penerangan sempurna, yakni kebuddhaan. . sebelum itu , beliau pernah menjadi murid beberapa pertapa. benarkah demikian? jika benar, maka bukankah ketika para pertapa itu belum mencapai kebudhaan, pangeran sidharta telah mendahului para guru itu. jadi, adakah sesuatu yang salah bila seseorang yang bukan arahat memiliki murid yang sudah arahat?

Kang_Asep

Quote from: johan3000 on 21 December 2011, 11:53:26 PM
IMHO, hal bertanya juga bukanlah hal yg jelek, dan murid yg belajar harus rajin dan berani bertanya. Dan dari sederetan pertanyaan mudah2an terkuak kebenaran. dan ini jelas bermanfaat dalam pembelajaran sesuatu. Tapi saat ini gw belum mau bertanya di thread ini... supaya member2 tertentu lebih dapat menikmatin fasilitas di DC dan tidak terasa tertekan oleh pertanyaan2 tsb.

just curhat aja...

dalam logika, sebuah pertanyaan tidak pernah bernilai benar atau salah. tapi dalam etika dan estetika, sebuah pertanyaan bisa bernilai benar atau salah.

seperti misalnya, ketika ada seorang permpuan lewat di depan seorang pria, lalu pria itu tiba-tiba bertanya, "sis, apakah anda pelacur?" itu sekedar pertanyaan. secara logika tidak ada  yang salah. seharusnya perempuan itu hanya menjawab "ya" atau "bukan", tapi mengapa permpuan itu menjawab dengan tamparan. apa yang salah dengan pertanyaan itu?

ketika misalnya seseorang menceritakan pengalamannya "murid-murid saya telah mencapai arahat". lalu muncul pertanyaan, "kalau begitu anda seorang Buddha dong?" pertanyaan yang tidak bernilai benar atau salah secara logika ini mungkin menjengkelkan ketika diketahui pertanyaan tersebut muncul dari "ketergesa-gesaan penalaran".

ryu

Quote from: Kang_Asep on 22 December 2011, 09:49:53 PM
mempertanyakan itu tidaklah salah. tapi ketika orang yang ditanya merasa bahwa pertanyaan itu berisi "keraguan" yang timbul dari kesalah fahaman, ini mungkin akan dirasakan sebagai suatu masalah.

pangeran sidharta telah mencapai penerangan sempurna, yakni kebuddhaan. . sebelum itu , beliau pernah menjadi murid beberapa pertapa. benarkah demikian? jika benar, maka bukankah ketika para pertapa itu belum mencapai kebudhaan, pangeran sidharta telah mendahului para guru itu. jadi, adakah sesuatu yang salah bila seseorang yang bukan arahat memiliki murid yang sudah arahat?
daripada anda cape2 buang energi membela pribadi guru arahat ini, bisakah anda fokus pada thread ini? apakah anda punya jawaban pada thread ini dan anda mempunyai sumber2 yang bisa dipercaya selain pengalaman guru arahat ini?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))