Kriteria Guru yang Baik dan Buruk (Master Shengyen)

Started by sobat-dharma, 12 November 2011, 01:30:41 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

adi lim

Quote from: sobat-dharma on 19 November 2011, 01:05:30 PM
Kalau gitu, yang kamu maksudkan pasti bukan saya, karena saya tidak bicara teori, melainkan cuma praktik, praktik dan praktik :))  :))  :))

sepertinya saya belum dapat jawaban dari mas sobat juga,

Apakah anda meragukan Buddha Gotama The Best Teacher ? 

tolong jangan ada jawaban yang bersifat 'keluyuran' misalnya praktek, praktek, praktek ...
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

GandalfTheElder

QuoteBuddha Sakyamuni (Gautama) berdasarkan penemuan arkeologi adalah nyata pernah hidup... Buddha-buddha lain ?

Setelah zaman prasejarah, emang ada Buddha lain dalam catatan sejarah selain Buddha Shakyamuni?

Apakah Vipassi (Vipasyin), Kassapa (Kasyapa), Kanakamuni pernah ada?

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Indra

Quote from: sobat-dharma on 19 November 2011, 12:38:50 PM
Dari kemarin saya sudah mengatakan demikian

mohon di-quote-kan lagi, soalnya saya tidak berhasil menemukan jawaban anda yg spt ini kemarin. thanks

ryu

Quote from: sobat-dharma on 19 November 2011, 12:52:48 PM
Sila, samadhi dan prajna berangkat dari praktik. Bukan soal doktrin.
dari mana anda tau ini sila, ini samadi, ini prajna? secara anda tidak perduli yang mengajarkan ada atau tidak, tkoh hayalan atau bukan. anda tau dari mana sila samadi prajna itu nyata bukan hayalan?
QuoteYang saya maksudkan pesan untuk "bersyukur dan berterimakasih secara tulus pada orang tua" adalah selaras dengan Buddhadharma. Kalau menyebarkan "sutra palsu", apakah perbuatan itu selara pada Buddhadharma atau tidak, maka perhatikan dulu pesan dari sutra yang disebarkan. Jangan hanya dilihat dari palsu atau tidaknya. Bahkan booklet, artikel, buku yang ditulis seseorang di masa sekarang saja, yang jelas-jelas bukan berasal dari zaman Sang Buddha, atau ajaran dari kitab suci agama lain, sebagian bisa bisa dinilai sebagai selaras dengan Buddhadharma, mengapa sebuat teks yang yang dianggap "sutra" (mesti diragukan nilai kesejarahannya) tidak bisa selaras dengan Buddhadharma?  Nilai palsu atau tidaknya suatu teks adalah soal nilai historitas yang seharusnya jadi urusan para pengkaji teks kuno dan sejarahwan, bukan urusan praktisi Buddhdharma.
selaras dengan budadarma yang mana? budadarma yang anda maksud yang mana?

urusan praktisi tetap setidaknya harus tau (prajna katanya harus di praktekan) apa yang dipraktekannya, apa yang dilakukannya bukannya praktek membuta tanpa mengetahui ini asli atau palsu, setuju tidak?

QuoteMaskudmu Master Sheng-yen berbohong? yang mana?
maksud saya adalah, apabila dari atasnya misalnya gurudari guru master mengajarkan kebohongan apakah master menjadi mengajar kebenaran? (dalam konteks misalnya buda itu tokoh hayalan)
QuoteTerm&Conditionnya adalah praktik yang selaras dengan sila, samadhi dan prajna.
sila, samadhi, prajna bukan soal "ajaran" (kalau yang kaumaksud adalah "doktrin"). Semuanya hanya soal praktik dan realitas.
apakah tiga itu harus berbarengan atau sendiri2?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Quote from: GandalfTheElder on 19 November 2011, 12:49:03 PM
Saya tidak mampu mengerti kalimat anda ini. Maksudnya apa? Buda menjalankan budadarma? Ha?

maksudnya adalah, kalau tokoh buda ini khayalan, apakah budadarma menjadi berlaku?

QuoteBisa. Tapi sulit untuk membuktikan bahwa memang bener-bener sesungguhnya tepat seperti itu tanpa kesalahan sedikit pun 100% benar. Karena media komunikasi zaman dulu tidak secanggih sekarang.

_/\_
The Siddha Wanderer
ya, untuk memperkuat saddha rasanya juga diperlukan sedikit pengetahuan sejarah apakah benar tokoh ini ada atau hanya hayalan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

will_i_am

Quote from: sobat-dharma on 19 November 2011, 12:55:24 PM
cap demikian "berkelit", "tidak sanggup", "ambigu", dan segudang lagi tampaknya terus melengkapi gelar untuk saya di dalam diskusi ini. Terimakasih atas segudang label2 tersebut. Meski demikian, daripada menganugeahi saya dengan label2, bukankah lebih baik membaca posting saya lebih hati2 agar menghindari salah paham :)

ini yang tertulis di postingan anda...

Quote from: sobat-dharma on 18 November 2011, 02:52:49 PM
Kalau tidak ada praktik tidak ada Buddha, kalau tidak ada praktik tidak ada Dharma, kalau tidak ada praktik tidak ada Sangha. Buddha lahir karena praktik, Dharma ada karena praktik, Sangha terbentuk karena praktik.

dan dalam tulisan itu anda menulis tidak ada buddha/dhamma/sangha kalau tidak ada praktek, bukannya tidak ada AJARAN buddha/dhamma/sangha kalau tidak ada praktek...
sepertinya memang kesalahan terletak pada anda, sehingga menimbulkan makna ambigu...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

sobat-dharma

Quote from: will_i_am on 19 November 2011, 03:09:01 PM
ini yang tertulis di postingan anda...

dan dalam tulisan itu anda menulis tidak ada buddha/dhamma/sangha kalau tidak ada praktek, bukannya tidak ada AJARAN buddha/dhamma/sangha kalau tidak ada praktek...
sepertinya memang kesalahan terletak pada anda, sehingga menimbulkan makna ambigu...

Pernyataan yang kamu kutip itu hanya pembukaanya, kalau penjelasannya yang memang kumaksud adalah ajaran.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

sobat-dharma

Quote from: adi lim on 19 November 2011, 01:12:51 PM
sepertinya saya belum dapat jawaban dari mas sobat juga,

Apakah anda meragukan Buddha Gotama The Best Teacher ? 

tolong jangan ada jawaban yang bersifat 'keluyuran' misalnya praktek, praktek, praktek ...

Kalau tidak mau praktik, memangnya kamu mau apa?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

sobat-dharma

Quote from: Indra on 19 November 2011, 01:55:14 PM
mohon di-quote-kan lagi, soalnya saya tidak berhasil menemukan jawaban anda yg spt ini kemarin. thanks

malas ah..., cari sendiri saja.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

will_i_am

Quote from: sobat-dharma on 19 November 2011, 03:45:23 PM
Pernyataan yang kamu kutip itu hanya pembukaanya, kalau penjelasannya yang memang kumaksud adalah ajaran.
setidaknya tolong ditulis dengan sejelas2nya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam pembicaraan...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

sobat-dharma

Quote from: will_i_am on 19 November 2011, 03:50:00 PM
setidaknya tolong ditulis dengan sejelas2nya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam pembicaraan...

Kan sudah... Waktu Bro Indra minta penjelasan, kan sudah kujelaskan.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

adi lim

Quote from: sobat-dharma on 19 November 2011, 03:46:53 PM
Kalau tidak mau praktik, memangnya kamu mau apa?

memang label ini (ambigu, berkelit, tidak sanggup) patutlah engkau sandang.
karena menjawab ya atau tidak, harus berputar2 dan bertanya kembali !
karena kenyataan demikian
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

adi lim

Quote from: will_i_am on 19 November 2011, 03:50:00 PM
setidaknya tolong ditulis dengan sejelas2nya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam pembicaraan...

[sd] tidak sanggup,
[sd] dari pada spekulasi, lebih baik praktik, praktik ........
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

will_i_am

Quote from: adi lim on 19 November 2011, 11:10:55 PM
[sd] tidak sanggup,
[sd] dari pada spekulasi, lebih baik praktik, praktik ........
=)) =)) =))
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

sobat-dharma

#164
Quote from: adi lim on 19 November 2011, 11:08:19 PM
memang label ini (ambigu, berkelit, tidak sanggup) patutlah engkau sandang.
karena menjawab ya atau tidak, harus berputar2 dan bertanya kembali !
karena kenyataan demikian

terimakasih atas gelar kehormatannya kalau begitu :) Tapi seperti yang kubilang lebih baik baca dulu postinganku dengan hati2. Jangan sibuk menghujani pembicarany dengan berbagai sebutan-sebutan yang hanya bernada geram, marilah berlajar untuk berargumen dan bernalar.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek