Dhammasakaccha/Diskusi Dhamma di Vihara Siripada

Started by Sumedho, 09 September 2011, 01:29:58 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

Quote from: will_i_am on 19 March 2012, 02:04:08 PM
poin satu sama poin empat kesimpulannya apa ya?? :-? :-?
Oh, khusus pertemuan kali ini, kita punya kesimpulan yang bulat dan mufakat: Kembali ke Brahmajala Sutta.



Quote from: cumi polos on 19 March 2012, 02:05:41 PM
suhu, boleh tau jawabannya yg diatas bisa cari dimana ya ?
Carilah di antara 62 pandangan salah, jangan suka buat2 peraturan sendiri.

:D

Rico Tsiau

Quote from: Kainyn_Kutho on 19 March 2012, 02:53:23 PM
Oh, khusus pertemuan kali ini, kita punya kesimpulan yang bulat dan mufakat: Kembali ke Brahmajala Sutta.


Carilah di antara 62 pandangan salah, jangan suka buat2 peraturan sendiri.

:D

hmmm.....  :ngomel: :ngomel: :ngomel:
ya mbok siap diskusi dibikin artikelnya napa?
kan bisa share disini.., pasti lebih bermanfaat.

lagian klo dah panjang, ntar kan bisa dibikin buku  :jempol: :jempol:

K.K.

Quote from: Rico Tsiau on 19 March 2012, 02:57:31 PM
hmmm.....  :ngomel: :ngomel: :ngomel:
ya mbok siap diskusi dibikin artikelnya napa?
kan bisa share disini.., pasti lebih bermanfaat.

lagian klo dah panjang, ntar kan bisa dibikin buku  :jempol: :jempol:
Tidak boleh sembarangan dipublikasi, karena nanti bisa terjadi INFILTRASI oleh MAZHAB tertentu. Oleh karena itu kita sebagai PENGIKUT, harus kembali ke ajaran, bukan pemikiran sendiri.



Rico Tsiau

ooo... begitu ya?

tapi bro, kan bisa saja dianggap sebagai artikel lepas. seperti artikel2 tertentu di forum-forum. namun tentu dengan sisipan materi yang bermanfaat.
rasanya juga bisa dimengerti dan gak bakal jadi infiltrasi lah.

Sumedho

:))

[at] RT: si KK lagi error2 keluar sindiran2 waktu lagi diskusi :))
There is no place like 127.0.0.1

Rico Tsiau

Quote from: Sumedho on 19 March 2012, 03:16:18 PM
:))

[at] RT: si KK lagi error2 keluar sindiran2 waktu lagi diskusi :))

gitu toh.

tapi gpp lah, mungkin kalau karma baik berbuah saya bisa ikutan juga.  :-[

K.K.

Quote from: Rico Tsiau on 19 March 2012, 03:20:03 PM
gitu toh.

tapi gpp lah, mungkin kalau karma baik berbuah saya bisa ikutan juga.  :-[
Semoga saat itu, WC di Siripada sudah direnovasi.

Rico Tsiau


Sumedho

:))

astaga naga.... soal wc buat striptease masih diinget jg
There is no place like 127.0.0.1

K.K.

Quote from: Sumedho on 19 March 2012, 04:41:02 PM
:))

astaga naga.... soal wc buat striptease masih diinget jg
Karena dengan WC sekecil itu, kalau mau melakukan perenungan kayagatasati masuknya harus gantian, kasihan nanti sang 'peraga' harus berkali-kali. Kalau direnovasi, sekali masuk bisa 4-5 orang, lumayan lah.


Mr.Jhonz

statement kk yg masih gw inget: "gw yg sepaham aja naik darah,apalagi yg ga sepaham.."wkwkwkwkwk

ingat kita ini pengikut ajaran,bukan....wkwkwkwk
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

will_i_am

hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Rico Tsiau


Hendra Susanto

bos... gw lupa  dtg, mesti dinotification nich...

K.K.

Quote from: will_i_am on 19 March 2012, 08:07:20 PM
ngomongin soal apa sih??
Ngomongin tentang menariknya atmosfer diskusi di Siripada ini. :)
Kalo di forum, kita hanya lihat tulisan dan kita balas tulisan juga, kalau diskusi langsung, ada ekspresi tubuh, ada intonasi, dan lain-lain, jadi sangat menarik.

Saya masih kurang puas dan masih mau lanjut di sini. Jadi dalam diskusi kemarin dimulai dengan topik 'menghindari infiltrasi' yang intinya adalah jangan suka ubah2 dhamma seenak udel. Misalnya tentang "Lagu Buddhis", apakah itu sesuai dengan dhamma. Ada yang bilang sesuai, dan setuju agar vihara menyediakan 'kenikmatan indriah bernuansa Buddhisme' di vihara. Bang Indra bilang seharusnya kalau mau nyanyi mah jangan di vihara, tapi di karaoke saja. Tentu saja saya tidak setuju dengan pandangan yang kolot begini, seharusnya vihara menyediakan semua kenikmatan indriah yang dikemas dengan label Buddhisme agar para Buddhis yang lagi penat, jangan pergi ke tempat hiburan, tapi pergi ke vihara. Jadi saya menganjurkan untuk meninggalkan pandangan kaku, dan mengusulkan dugem untuk menjaring muda-mudi Buddhis. Ini sangat efektif.

Selain itu, juga saya anjurkan ada sesi perenungan 32 organ tubuh yang diperagakan oleh strippers plus layar rontgen, biar kita semua bisa merenungkan dengan cara yang menyegarkan. Nah, tapi sungguh diskriminasi, ide brilian yang akan menarik sejuta umat ini malah hanya difasilitasi tempat sangat kecil, yaitu WC. Karena itulah perlu saya perjuangkan renovasi WC agar makin banyak orang yang bermeditasi perenungan tubuh ini. Bagi yang patah hati juga kalau pergi ke bar, akan mudah terjerumus minuman keras atau narkoba, maka vihara sudah sepantasnya membuat ruang bahagia tanpa surameraya-majjapamadatthana, yaitu ruang kedap yang diisi dengan dinitrogen monoksida (atawa gas ketawa). Juga untuk para Buddhis yang masih suka berjudi, seharusnya ada Casino-Buddhis yang langsung mengajarkan 'segala sesuatu adalah tidak pasti', dan bisa praktik langsung bahwa judi itu adalah manifestasi langsung dari ketidakpastian itu.

Kesimpulannya adalah vihara harus dikembangkan dengan memfasilitasi kenikmatan indriah yang bisa sekaligus mengajarkan dhamma. Saya kurang paham dengan sikap setengah2 dari vihara yang mendukung ide lagu Buddhis tapi menolak ide super-brilian dari saya ini.

Ayo, silahkan didiskusikan, dan mohon dukungannya untuk misi mulia saya ini, sedikitnya bisa dimulai dari renovasi WC dulu.