News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Rendah Diri Adalah Kesombongan?

Started by Indra, 29 June 2011, 08:49:46 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Satria

bila saja telah terlihat "tiada aku", maka tidak perbandingan antara aku dan kamu. oleh karena itu, kesombongan tidak akan ada. jadi, kesombongan ada selama ada "aku". selama merasa "aku" eksis di dalam diri kita, bukankah kita akan selalu membuat pebandingan antara "aku" dan "kamu" ?

ryu

aneh, dalam metta sutta ada seperti ini :


1.   Dia yang terampil mengusahakan kesejahteraan, yang ingin mencapai keadaan tenang [Nibbana], harus bertindak demikian ini: dia harus mampu, jujur, sungguh jujur, berucap luhur, lemah lembut, dan rendah hati.


dalam karaniya metta sutta :
"Inilah yang harus dilaksanakan oleh mereka yang tekun dalam kebaikan. Dan telah mencapai ketenangan bathin. Ia harus pandai, jujur, sangat jujur. Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong. Merasa puas, mudah dirawat Tiada sibuk, sederhana hidupnya Tenang indrianya, selalu waspada Tahu malu, tidak melekat pada keluarga Tak berbuat kesalahan walaupun kecil yang dapat dicela oleh para Bijaksana."

ada kontradiksi nih
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

dilbert

Quote from: ryu on 30 June 2011, 05:31:41 PM
aneh, dalam metta sutta ada seperti ini :


1.   Dia yang terampil mengusahakan kesejahteraan, yang ingin mencapai keadaan tenang [Nibbana], harus bertindak demikian ini: dia harus mampu, jujur, sungguh jujur, berucap luhur, lemah lembut, dan rendah hati.


dalam karaniya metta sutta :
"Inilah yang harus dilaksanakan oleh mereka yang tekun dalam kebaikan. Dan telah mencapai ketenangan bathin. Ia harus pandai, jujur, sangat jujur. Rendah hati, lemah lembut, tiada sombong. Merasa puas, mudah dirawat Tiada sibuk, sederhana hidupnya Tenang indrianya, selalu waspada Tahu malu, tidak melekat pada keluarga Tak berbuat kesalahan walaupun kecil yang dapat dicela oleh para Bijaksana."

ada kontradiksi nih

tetapi tidak untuk membandingkan dengan orang lain.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Satria

Jadi, kesimpulannya ==> rendah hati bukanlah membandingkan "aku lebih rendah" dari orang lain. betul tidak?

Satria

membandingkan "aku lebih hina dari orang lain" bukanlah sikap rendah hati, tapi merasa rendah diri. oleh karena itu, merasa rendah diri itulah yang disebut dengan kesombongan. benar atau tidak?

dilbert

Quote from: Satria on 30 June 2011, 05:40:02 PM
membandingkan "aku lebih hina dari orang lain" bukanlah sikap rendah hati, tapi merasa rendah diri. oleh karena itu, merasa rendah diri itulah yang disebut dengan kesombongan. benar atau tidak?

rendah hati adalah satu hal.

membandingkan ke-rendahan hati diri kita dengan orang lain merupakan persoalan lain lagi.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

ryu

kalau rendah hati itu khan sifat yang dia tau dia itu tinggi tapi dia merendah untuk menyesuaikan dengan orang yang di ajak bicara, jadi seperti dia orang kaya dia suka merendah seperti bilang ah uang saya mah sedikit tidak seperti kamu, nah seperti ada kesombongan di sini.

kalau rendah diri itu mah merasa tidak mmampu, merasa tidak berharga, sifat penolakan pada diri seidiri.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

sobat-dharma

Quote from: ryu on 30 June 2011, 05:31:41 PM
1.   Dia yang terampil mengusahakan kesejahteraan, yang ingin mencapai keadaan tenang [Nibbana], harus bertindak demikian ini: dia harus mampu, jujur, sungguh jujur, berucap luhur, lemah lembut, dan rendah hati.

Kalau rendah hati yang ini tampaknya lebih berarti "tidak sombong"; sedangkan "rendah hati" yang dimaksud bro Indra tampaknya memang lebih cocok disebut "rendah diri." Mungkin ada kendala bahasa di sini.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

andry

 [at] mbah ryu,
Nampaknya dalam metta sutta, hal itu (rendah hati) di perlukan sebagai langkah awal/first step untuk melangkah ke keadaan ketenangan.
si "aku" tidak di beri bahan bakar, sehingga gak makin "gede"

Namun, nampaknya ketika (entah) 1/2 jalan atau XX jalan, rendah hati pun harus di hilangkan, sebab ke "eksis"tensian diri (mungkin lebih merujuk ke bhava) akan menghambat proses ke arah yg lebih maju.


Samma Vayama

Indra

Quote from: sobat-dharma on 30 June 2011, 06:16:10 PM
Kalau rendah hati yang ini tampaknya lebih berarti "tidak sombong"; sedangkan "rendah hati" yang dimaksud bro Indra tampaknya memang lebih cocok disebut "rendah diri." Mungkin ada kendala bahasa di sini.
Awalnya Saya menuliskan rendah diri tapi setelah menerima kritikan Dari pak Rooney, kemudian Saya ralat menjadi rendah hati, terakhir saya koreksi jadi tidak peduli diri atau hati, asalkan merasa rendah saja.

Raya Ditthi

Quote"Mohon penjelasannya, maklum msh awam, _/\_"

Seandainya, ketika anda menulis kata-kata tersebut,  pikiran manakah yang muncul dalam diri anda:

(1)"saya masih lebih bodoh dibandingkan dengan orang lain" --Lantas di dalam diri muncul ketakutan dinilai lebih bodoh.

ataukah

(2)"saya mengatakan saya masih awam agar dikatakan rendah hati." Yang berarti "rendah hati" itu baik, karena itu saya lebih baik daripada orang umumnya yang "tinggi hati".

Jawabanya Bukan 1 & 2 bro,...
" Saya masih Bodoh dan tidak tau apa2, sehingga saya ingin mencari tau agar saya dapat mengerti dan dalam pikiran saya tidak muncul ketakutan dinilai orang lain bodoh, karena saya memang benar2 tidak mengetahuinya, hanya berpikir untuk belajar/mencari tau, karena memang hanya itu saja yang timbul dalam pikiran saya _/\_
** semoga semua mahluk hidup berbahagia**

Indra

Quote from: Raya Ditthi on 30 June 2011, 09:24:20 PM
Jawabanya Bukan 1 & 2 bro,...
" Saya masih Bodoh dan tidak tau apa2, sehingga saya ingin mencari tau agar saya dapat mengerti dan dalam pikiran saya tidak muncul ketakutan dinilai orang lain bodoh, karena saya memang benar2 tidak mengetahuinya, hanya berpikir untuk belajar/mencari tau, karena memang hanya itu saja yang timbul dalam pikiran saya _/\_

ini kasus nyata, Sis Raya Ditthi merasa lebih rendah daripada para member lainnya di sini. Ia merasa lebih rendah karena memang kenyataannya demikian, ia memiliki pengetahuan Buddhisme yg sangat minim dan ingin belajar lebih jauh lagi. kalau menuruti definisi "mana" hal ini juga termasuk kesombongan, walaupun tidak masuk dalam kriteria yg dijelaskan oleh Bro Sobat. Bagaimana penjelasan anda, Bro?

sobat-dharma

Quote from: Raya Ditthi on 30 June 2011, 09:24:20 PM
Jawabanya Bukan 1 & 2 bro,...
" Saya masih Bodoh dan tidak tau apa2, sehingga saya ingin mencari tau agar saya dapat mengerti dan dalam pikiran saya tidak muncul ketakutan dinilai orang lain bodoh, karena saya memang benar2 tidak mengetahuinya, hanya berpikir untuk belajar/mencari tau, karena memang hanya itu saja yang timbul dalam pikiran saya _/\_

Ini hanya contoh bro, saya sedang tidak menduga-duga apa yang ada di balik benak anda atau sedang menuduh anda :). Maka anda tidak perlu membuka pikiran anda yang sebenarnya apa :)
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

sobat-dharma

Quote from: Indra on 30 June 2011, 08:47:59 PM
Awalnya Saya menuliskan rendah diri tapi setelah menerima kritikan Dari pak Rooney, kemudian Saya ralat menjadi rendah hati, terakhir saya koreksi jadi tidak peduli diri atau hati, asalkan merasa rendah saja.

Tampaknya bahasa kita memang terbatas untuk menerjemahkan konsep demikian
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

sobat-dharma

Quote from: Indra on 30 June 2011, 09:48:54 PM
ini kasus nyata, Sis Raya Ditthi merasa lebih rendah daripada para member lainnya di sini. Ia merasa lebih rendah karena memang kenyataannya demikian, ia memiliki pengetahuan Buddhisme yg sangat minim dan ingin belajar lebih jauh lagi. kalau menuruti definisi "mana" hal ini juga termasuk kesombongan, walaupun tidak masuk dalam kriteria yg dijelaskan oleh Bro Sobat. Bagaimana penjelasan anda, Bro?

Merasa "masih bodoh" atau "tidak tahu apa-apa" tidak selalu berarti membanding-bandingkan diri dengan orang lain, apa lagi jika hanya digunakan untuk mendeskripsikan keadaan diri secara eksklusif tanpa membanding-bandingkan. Semuanya tergantung pada apakah terdapat pikiran membanding-bandingkan diri dengan orang lain dibalik kata-kata tersebut.

Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan di dalam diri Sis Raya Ditthi terdapat pikiiran sangat halus yang berkata "aku masih lebih bodoh dibandingkan orang lain." Ini yang namanya kekotoran batin halus.


Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek