Apakah mungkin menjalankan bisnis dengan tanpa musavada (berbohong / tidak jujur)?

Started by Indra, 25 June 2011, 12:00:44 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Indra

Quote from: tesla on 27 June 2011, 06:40:17 PM
pajak... pajak... pajak...

siapa yg bayar pajak dg jujur? *bukan karyawan ya


trus sapa yg pernah beli rumah? pajak jual belinya apa tidak under value?

saya bekerja sebagai penjual jasa software develiopment, penerima jasa saya sudah otomatis memotong Pph dari nilai yg saya kenakan, dan karena biasanya saya memberikan harga nett, jadi penerima jasa yg nombokin Pph itu, tapi saya tetap menerima bukti pemotongan yg saya lampirkan pada saat laporan SPT. jelas saya tidak punya kepentingan untuk merekayasa kertas bukti pemotongan Pph itu.

dulu saya beli rumah melalui KPR, kalaupun itu bisa direkayasa fakturnya, waktu itu saya blm tau caranya.

Indra

diskusi ini sepertinya tidak akan berakhir dengan suatu kesepakatan, tapi biarlah masing2 dengan pandangannya masing2, saya sendiri tidak berkepentingan untuk mengubah pandangan siapa pun juga di sini, sementara saya sendiri juga masih berpandangan salah.


Bro Upasaka berpendapat bahwa tidak ada bisnis yg dapat berjalan tanpa musavada, sementara saya dan beberapa rekan lain berpendapat sebaliknya. pandangan masing2 pihak ini sudah dimulai dari page 1 hingga page terakhir tanpa adanya kesepahaman.

karena diskusi ini tetap akan berputar2 seperti ini bahkan jika dilanjutkan selama berminggu2 atau berbulan2, maka saya memilih mundur dari diskusi ini, karena tidak bermanfaat. rekan2 yg masih ingin melanjutkan, monggo ....

Salam JUJUR

_/\_

kullatiro

tergantung jenis usaha nya kalau wa jualan obat kalau melakukan musavada/berbohong pelanggan toko wa bisa mati semua nya dong dan toko pasti tutup, jadi butuh kejujuran untuk menginformasikan obat yang baik dan benar dan biarpun pelanggan minta obat ini itu di tanyakan dulu sakitnya setelah tahu jenis penyakit nya dan apakah sesuai dengan jenis obat yang di inginkan atau malah bisa dapet obat harga yang lebih murah dan lebih efektif untuk meyembuhkan penyakit nya.

Forte

 [at]  Indra..
Sorry, you can't repeat a karma action without waiting 720 hours. :))
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Indra

Quote from: Forte on 27 June 2011, 08:53:21 PM
[at]  Indra..
Sorry, you can't repeat a karma action without waiting 720 hours. :))


anggap utang, jatuh tempo bulan depan

Forte

Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

tesla

Quote from: Indra on 27 June 2011, 08:41:46 PM
dulu saya beli rumah melalui KPR, kalaupun itu bisa direkayasa fakturnya, waktu itu saya blm tau caranya.

walau ga 100% orang pasti bohong disini, tp saya kira 99,99%
ga masalah mo beli KPR atau Cash keras. permasalahannya adalah pajak jual & beli itu nilainya luar biasa
biasa diatur utk dikecilkan, kalau bro tidak tau, kebanyakan diselesaikan oelh pihak si penjual (termasuk pajak beli)
tapi pajak beli tsb adalah kewajiban si pembeli. utk case bro indra saya rasa 99,99% undervalue
kecuali pas transaksi bro indra memberi statement jelas, tidka mau undervalue & bersedia membayar transaksi tsb lebih mahal
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Indra

Quote from: tesla on 27 June 2011, 09:04:32 PM
walau ga 100% orang pasti bohong disini, tp saya kira 99,99%
ga masalah mo beli KPR atau Cash keras. permasalahannya adalah pajak jual & beli itu nilainya luar biasa
biasa diatur utk dikecilkan, kalau bro tidak tau, kebanyakan diselesaikan oelh pihak si penjual (termasuk pajak beli)
tapi pajak beli tsb adalah kewajiban si pembeli. utk case bro indra saya rasa 99,99% undervalue
kecuali pas transaksi bro indra memberi statement jelas, tidka mau undervalue & bersedia membayar transaksi tsb lebih mahal

wah saya tidak paham, karena rumahnya memang sudah ada bandrolnya di brosurnya, dan saya bayar sesuai angka di brosur, dari mulai total DP, cicilan per bulan, dll

Forte

kalau rumah baru.. agak susah bro u/ dimainin..
biasanya yang mudah dimainin itu rumah lama..
harga properti itu unique.. tidak ada yang tahu harga pastinya.. biasanya kisaran +/- 10%

trik yang biasa dilakukan pada rumah lama adalah menaikkan nilai jual rumah..
misal rumah X seharga 200 juta, setelah nego dengan penjual, dapatlah 180 jt.
dan kemudian "bisik2" ama penjual agar sewaktu KPR ngaku rumah ini harga 220 jt..
lalu bank datang survei, rumah2 di sebelah dijual dengan harga 240 jt. dan bank memproses kredit 70% dari 220 juta, padahal harusnya 70% dari 180 juta..

agar KPR berjalan mulus, mulainya "menggoreng" rekening.. manipulasi slip gaji.. ;D
cuma ini cukup beresiko .. karena KPR yang dibayar juga jauh lebih besar..
biasanya orang melakukan ini, demi mendapatkan beberapa puluh juta untuk modal usaha yang lain..

Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

tesla

Quote from: Forte on 27 June 2011, 09:16:56 PM
kalau rumah baru.. agak susah bro u/ dimainin..
biasanya yang mudah dimainin itu rumah lama..
harga properti itu unique.. tidak ada yang tahu harga pastinya.. biasanya kisaran +/- 10%

trik yang biasa dilakukan pada rumah lama adalah menaikkan nilai jual rumah..
misal rumah X seharga 200 juta, setelah nego dengan penjual, dapatlah 180 jt.
dan kemudian "bisik2" ama penjual agar sewaktu KPR ngaku rumah ini harga 220 jt..
lalu bank datang survei, rumah2 di sebelah dijual dengan harga 240 jt. dan bank memproses kredit 70% dari 220 juta, padahal harusnya 70% dari 180 juta..

agar KPR berjalan mulus, mulainya "menggoreng" rekening.. manipulasi slip gaji.. ;D
cuma ini cukup beresiko .. karena KPR yang dibayar juga jauh lebih besar..
biasanya orang melakukan ini, demi mendapatkan beberapa puluh juta untuk modal usaha yang lain..



bukan yg begini


yg pajak jual & beli... dari rumah baru biasanya dikecilkan kok nilainya
jadi pas transaksi jual beli bayar pajak dikit aja
dan ini akan berlanjut sampai jual beli berikutnya
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Nevada

Quote from: Kainyn_Kutho
Saya masih belum paham maksud bro Upasaka, apakah maksudnya:
a. Bisnis pasti dijalankan dengan 'musavada' sebagai faktornya.
b. Dalam bisnis, bisa saja kita 'musavada'.

Dalam berbisnis, bisa saja kita musavada. Dan saya sependapat dengan kalimat Bro Kainyn sebelumnya, bahwa "adakalanya tidak terhindarkan".


Quote from: Kainyn_KuthoYang saya maksudkan, dalam konteks (a), saya tidak setuju. Menjalankan bisnis, bisa saja dengan kejujuran 100%. Jika maksudnya konteks (b), maka sebetulnya tidak hanya bisnis, namun dalam setiap aspek kehidupan apapun juga, (karena keterkondisian kita,) ada kalanya kita tidak terhindarkan untuk bermusavada.

Memang begitu. Saya juga kadang berbohong, tapi tidak untuk menipu atau merugikan orang. Namun "kebohongan" terlihat sangat bersalah bagi sebagian orang, dan saya memaklumi kalau ada pandangan seperti itu.

Nevada

Quote from: Forte
bro Upasaka mulai menjawab cukup aneh.. :)
padahal dari statement sendiri, jelas bisnis laundry tanpa promo bisa dikatakan bisnis tanpa musavada..
tapi bro Upasaka tetap saja menggeneralisir dan mengotot bahwa bisnis itu tidak lepas dari musavada..
Tapi baiklah saya akan coba ikuti..

Baiklah. Saya tidak ingin menambahkan penjelasan lagi, karena tidak mau membuat diskusi makin berlarut dan dianggap melakukan pembenaran. ;D Terimakasih, Bro.


Quote from: Fortepertanyaan saya :
karena Bisnis tidak luput dari musavada menurut versi Bro Upasaka..
apakah sepantasnya mata pencaharian pebisnis itu digolongkan melanggar sila ? mungkin bisa dikatakan bukan mata pencaharian yang benar ? Bagaimana pendapatnya mengenai statement ini..

Dan bro Upasaka dari awal tahu itu melanggar sila, kenapa masih dilakukan ?

Aspek bisnis sangat sulit dipisahkan dari musavada, seperti halnya aspek sosialisasi. Berbisnis bukanlah pelanggaran sila, namun berbisnis dapat menciptakan situasi-situasi yang rawan dengan pelanggaran sila. Saya tahu saya melanggar sila dalam bisnis saya, namun saya bisa melakukan banyak perbuatan bajik di aspek lain --- seperti halnya saya tahu dalam keseharian saya juga kadang melanggar sila, namun saya tetap mau hidup dan melakukan kebaikan di aspek lain.

Nevada

Quote from: Indra
jika saya di posisi david, maka saat itu juga saya menutup bisnis saya, kemudian buka google untuk mencari sekolah bisnis terbaik, dan besok paginya saya segera mendaftarkan diri ke sekolagh bisnis itu.

Bagus sekali kalau bisa begitu.


Quote from: Indraitu lah kenapa david harus sekolah lagi agar paham bagaimana membuat perjanjian dagang

Baik.


Quote from: Indradulu saya pernah bekerja di sebuah perusahaan publik yg sering import barang dari USA dan Taiwan, dan kebetulan saya di divisi Accounting bagian system support, kadang2 saya terpaksa harus membuka2 dokumen (invoice) asli untuk mencocokkan dengan system, terutama ketika saya harus mendampingi tim external auditor yg selalu meminta data2. dan apa yg saya lihat adalah angka2 yg wajar dan tidak ada undervalue invoice. apakah undervalue invoice ini hanya berlaku pada bisnis kopi?

Tidak tentu, tergantung customer yang bersangkutan.


Quote from: Indranah bro upasaka, bagaimana anda mensiasati undervalue invoice itu di hadapan auditor?

Eksportir tetap menunjukkan Commercial Invoice yang real kepada auditor. Undervalue Invoice hanya dipakai importir di negaranya, tidak ada urusan di negara eksportir.


Quote from: Indrajika saya adalah david, saya justru melihat hal ini sbg peluang bisnis yg bagus sekali dan dapat dilakukan tanpa berbohong

Baik kalau begitu.


Quote from: Indrasaya akan menjawab, "saya memang sudah punya customer Turki lainnya sebelum anda, tapi saya bisa saja memutuskan hubungan dagang dengan customer lain itu jika anda dapat menyerap jumlah barang yg saya ekspor ke customer lain itu, dan saya berjanji tidak akan menjual kepada customer lain lagi jika anda bisa menyerap XXX container sebulan."

Kalau untuk kasus David, justru memang benar bahwa Mr. Okzul adalah customer dari Turki yang pertama.


Quote from: Indrasilakan berkompromi tapi tidak dengan menganggap bahwa tidak ada bisnis yg dapat dilakukan dengan jujur

Bisa, asal terima konsekuensinya. :D


Quote from: Indrasaya pernah membeli koran kemarin dari pedagang koran di lampu merah, ini yg anda maksud dengan sama sekali tidak perlu berbohong?

Bukan. Maksudnya penjual koran dan majalah yang biasa membuka lapak di dekat lampu merah.


Quote from: Indrakita kan tidak sedang berbisnis, Bro. kenapa anad merasa perlu berbohong? saya tidak merasa pernah mendiskusikan hal ini dengan anda sebelumnya.

Pernah kok, waktu di tempat sauna.


Quote from: Indraselain bahwa hal itu adalah musavada, ada juga kemungkinan lain ditangkap KPK.

;D


Quote from: Indrakalau gak salah topiknya adalah "Apakah mungkin menjalankan bisnis dengan tanpa musavada (berbohong / tidak jujur)?"

Yup, memang.


Quote from: Indrakoreksi: tidak ada yg menghakimi sebagai garuka kamma, di sini kita sedang berusaha untuk mencari jawaban atas pernyataan anda benarkah bahwa tidak mungkin berbisnis tanpa musavada.

Tidak, itu cuma bercanda saja.


Quote from: Indrabenar anda arogan seolah hanya anda yg melakukan bisnis ekspor atau kalau ada orang lain yg bisnis ekspor juga, tetap anda lah yg paling top. maaf kalau menyinggung tapi itulah kesan yg saya tangkap.

Hmm.. Kalau yang ini entahlah, yang jelas saya tidak maksud ke arah sana. Kalau ada yang merasa saya arogan, saya minta maaf. Yang jelas, untuk komentar mengenai solusi Undervalue Invoice; jujur saja ide-ide dari kalian tidak aplikatif.

Nevada

Quote from: Indra on 27 June 2011, 08:47:19 PM
diskusi ini sepertinya tidak akan berakhir dengan suatu kesepakatan, tapi biarlah masing2 dengan pandangannya masing2, saya sendiri tidak berkepentingan untuk mengubah pandangan siapa pun juga di sini, sementara saya sendiri juga masih berpandangan salah.

Bro Upasaka berpendapat bahwa tidak ada bisnis yg dapat berjalan tanpa musavada, sementara saya dan beberapa rekan lain berpendapat sebaliknya. pandangan masing2 pihak ini sudah dimulai dari page 1 hingga page terakhir tanpa adanya kesepahaman.

karena diskusi ini tetap akan berputar2 seperti ini bahkan jika dilanjutkan selama berminggu2 atau berbulan2, maka saya memilih mundur dari diskusi ini, karena tidak bermanfaat. rekan2 yg masih ingin melanjutkan, monggo ....

Salam JUJUR

_/\_

Kesimpulan saya:

- Ada bisnis yang kondusif untuk jujur, ada yang kurang kondusif.
- Pada situasi tertentu dalam menjalankan bisnis, ada kemungkinan kita tersudut dan kita bisa memilih idealis atau realis dengan konsekuensinya.
- Yang jelas, Undervalue Invoice adalah kebohongan. Dan solusinya hanya:

  • Menolak permintaan customer akan Undervalue Invoice
  • Tidak meladeni customer yang membutuhkan Undervalue Invoice
  • Tidak menjalankan bisnis yang membutuhkan penerbitan Undervalue Invoice

Sekian. ;D

Kelana

Quote from: tesla on 27 June 2011, 06:08:56 PM
mis: si A bercerita rahasia si B kepada anda
kemudian si B bercerita rahasia si A kepada anda....

disini juga perlu berbohong demi kebaikan bersama wkwkwkwk...

mis: si A nanya, si B ada cerita sesuatu ga? ---> jawaban standar: "ga ada"... masa dijawab "ada, tp ga bisa kasih tau lo"

Saya justru akan memilih menjawab: "ada, tp ga bisa kasih tau lo" tapi tentu saja dengan kata dan nada yang lebih sopan dan halus (enak didengar oleh seorang teman) dengan menggunakan kata maaf misalnya, "Ada, tapi maaf saya tidak bisa memberitahu kepada kamu, karena bla..bla..bla" jelaskan sebabnya.

Simple kan. Apa yang harus dikhawatirkan dengan mengatakan hal tersebut?
Satu-satunya yang dikhawatirkan adalah kita takut teman kita itu marah dan memusuhi kita karena tidak diberi tahu. Padahal belum tentu ia marah. Bagaimana kalau ia ternyata marah? Jika sudah kita sampaikan alasannya dan ia tetap keras kepala dan marah, maka di sinilah kita dapat menilai bahwa teman tersebut tidak pantas disebut dengan teman karena tidak menghargai prinsip kita sebagai temannya. Lepaskan dengan rela teman semacam itu.

Di sini kita bisa lihat bagaimana kita bisa menggadaikan nilai kejujuran dengan perasaan takut ditinggal oleh teman, keluarga, dll.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -