Apakah mungkin menjalankan bisnis dengan tanpa musavada (berbohong / tidak jujur)?

Started by Indra, 25 June 2011, 12:00:44 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Nevada

Quote from: tesla on 27 June 2011, 06:08:56 PM
mis: si A bercerita rahasia si B kepada anda
kemudian si B bercerita rahasia si A kepada anda....

disini juga perlu berbohong demi kebaikan bersama wkwkwkwk...

mis: si A nanya, si B ada cerita sesuatu ga? ---> jawaban standar: "ga ada"... masa dijawab "ada, tp ga bisa kasih tau lo"

[spoiler]Emang ada apa Bro? PM dong! LOL[/spoiler]

Nevada

Quote from: tesla on 27 June 2011, 06:10:29 PM
kalau hub lisan maka ruang lingkupnya biasanya ga jelas...

mis si A berkomitmen utk supply hanya ke B
tapi dalam jumlah brp?
periode brp lama?

kalau hanya lisan maka ga dianggap berbohong

Kalau kerjasama antar negara, susah dicari Bro. Begitu customer kabur, mau cari kemana coba? Mau ke negaranya juga belum tentu nemu. Udah nemu juga belum tentu masalah selesai. Yang ada malah keluar banyak duit duluan.

bawel


K.K.

Quote from: upasaka on 27 June 2011, 05:53:17 PM
Hanya sebuah kalimat "adakalanya tidak terhindarkan" sudah cukup menjelaskan semuanya. :D
Saya masih belum paham maksud bro Upasaka, apakah maksudnya:
a. Bisnis pasti dijalankan dengan 'musavada' sebagai faktornya.
b. Dalam bisnis, bisa saja kita 'musavada'.

Yang saya maksudkan, dalam konteks (a), saya tidak setuju. Menjalankan bisnis, bisa saja dengan kejujuran 100%. Jika maksudnya konteks (b), maka sebetulnya tidak hanya bisnis, namun dalam setiap aspek kehidupan apapun juga, (karena keterkondisian kita,) ada kalanya kita tidak terhindarkan untuk bermusavada.

Forte

Quote from: upasaka on 27 June 2011, 04:55:22 PM
Betul, pada bisnis-bisnis tertentu ada yang hampir mustahil. Bisnis laundry sepertinya bisa dengan catatan tidak membuat promo palsu. Bisnis warteg atau bisnis produksi sepertinya agak sulit menghindari musavada.

Bisnis jual koran menurut saya hampir tidak perlu musavada.
Quote from: upasaka on 27 June 2011, 05:00:52 PM
Memungkinkan, tapi tidak akan konstan. Setelah pebisnis itu pintar dan usahanya mantap, tidak menutup kemungkinan untuk berbohong lagi; meskipun sangat sepele.
bro Upasaka mulai menjawab cukup aneh.. :)
padahal dari statement sendiri, jelas bisnis laundry tanpa promo bisa dikatakan bisnis tanpa musavada..
tapi bro Upasaka tetap saja menggeneralisir dan mengotot bahwa bisnis itu tidak lepas dari musavada..
Tapi baiklah saya akan coba ikuti..

pertanyaan saya :
karena Bisnis tidak luput dari musavada menurut versi Bro Upasaka..
apakah sepantasnya mata pencaharian pebisnis itu digolongkan melanggar sila ? mungkin bisa dikatakan bukan mata pencaharian yang benar ? Bagaimana pendapatnya mengenai statement ini..

Dan bro Upasaka dari awal tahu itu melanggar sila, kenapa masih dilakukan ?
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

tesla

pajak... pajak... pajak...

siapa yg bayar pajak dg jujur? *bukan karyawan ya


trus sapa yg pernah beli rumah? pajak jual belinya apa tidak under value?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

M14ka

Quote from: sriyeklina on 27 June 2011, 05:30:15 PM
Sis bertanya sebagai pemilik atau pekerja?

Sebagai pemilik



Apakah ada bohong untuk kebaikan? Selama gak merugikan orang, misalnya mama tanya gmn kabar kamu? kita jawab baik2 aja pdhal lg sakit, biar mama gak cemas.

K.K.

Quote from: tesla on 27 June 2011, 06:40:17 PM
pajak... pajak... pajak...

siapa yg bayar pajak dg jujur? *bukan karyawan ya
Ada kok. Salah satu tempat saya bekerja, pajaknya jujur 100%. (Karena di situ sistemnya lebih sederhana, saya lihat keseluruhan datanya termasuk Invoice & faktur pajaknya.)

tesla

Quote from: Kainyn_Kutho on 27 June 2011, 06:48:36 PM
Ada kok. Salah satu tempat saya bekerja, pajaknya jujur 100%. (Karena di situ sistemnya lebih sederhana, saya lihat keseluruhan datanya termasuk Invoice & faktur pajaknya.)

masih ngontrak atau dah beli tempat sendiri?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

K.K.


Forte

ada baiknya kita backtotopic :

menurut rekan2 di sini, memungkinkan tidak ada suatu bisnis yang tanpa memerlukan musavada bisa berjalan..

saya pribadi menjawab 100 % bisa.. Bisnis apakah itu.. ntar baru saya jelaskan..
silakan untuk rekan yang lain..
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

tesla

Quote from: Kainyn_Kutho on 27 June 2011, 06:53:32 PM
Sudah punya tempat sendiri.

nah waktu beli... berapa nilai yg dilaporkan ;)


Quote from: Forte on 27 June 2011, 06:58:33 PM
ada baiknya kita backtotopic :

menurut rekan2 di sini, memungkinkan tidak ada suatu bisnis yang tanpa memerlukan musavada bisa berjalan..

saya pribadi menjawab 100 % bisa.. Bisnis apakah itu.. ntar baru saya jelaskan..
silakan untuk rekan yang lain..

ada, mis trading saham. semua udah sistematis & ikut prosedur, pajaknya pun udah terbayar include.
intinya komponen interaksi dg manusia sedikit.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

hendrako

Quote from: Forte on 27 June 2011, 06:58:33 PM
ada baiknya kita backtotopic :

menurut rekan2 di sini, memungkinkan tidak ada suatu bisnis yang tanpa memerlukan musavada bisa berjalan..

saya pribadi menjawab 100 % bisa.. Bisnis apakah itu.. ntar baru saya jelaskan..
silakan untuk rekan yang lain..

Semua bisnis mungkin untuk musavada dan jujur,
tinggal milihmau jujur apa boong
Termasuk bisnis narkoba dan pelacuran,
[spoiler]kalo tidak salah ada negara yang menyediakan tempat khusus buat bisnis beginian, Belanda misalnya.[/spoiler]
yaa... gitu deh

Janindra d' Sihamuni

bahkan sekarang diskon pun sudah gak bisa dibilang diskon lagi,harganya sengaja dinaikin 50% dari biasa,jika seandainya itu jika diskon 50%,bisa diganti sesuai yang lain.....

nah,jika begitu,maka jika harga tersebut terpotong 50%,maka harganya tetap kembali ke harga semula (sebelum dinaikkan 50%).......

tapi,ada juga orang yang diskon secara jujur kok...gak semua gitu... ;D ;D ;D
bocah gitar!!! ;D ;D ;D 

Indra

astaga, thread ini mengalahkan semua thread lain dalam hal jumlah pages dalam sehari.

Quote from: upasaka on 27 June 2011, 10:58:47 AM
^-^ Kita tidak sedang mengoreksi David dan mencari-cari kesalahannya, Bro. Yang saya tekankan adalah: "Apa yang akan dilakukan jika kita berada di posisi David?". Tidak perlu membahas ketidak-cakapannya dalam mengkoordinir dan mengantisipasi hal ini terjadi di masa depan. Yang saya singgung adalah "mau ambil prospek Mr. Ovat atau tidak". Simpel toh?

jika saya di posisi david, maka saat itu juga saya menutup bisnis saya, kemudian buka google untuk mencari sekolah bisnis terbaik, dan besok paginya saya segera mendaftarkan diri ke sekolagh bisnis itu.

Quote
Siapa yang dapat meramal masa depan, Bro? Hari ini David setuju berbisnis dengan Mr. Okzul, namun siapa tahu Mr. Okzul bangkrut tiba-tiba dan tidak bisa dihubungi. Lalu datang Mr. Ovat. Apa karena sudah ada janji sumpah setia dengan Mr. Okzul, lalu David tidak menerima prospek bisnis dari Mr. Ovat? ;D

itu lah kenapa david harus sekolah lagi agar paham bagaimana membuat perjanjian dagang

Quote from: upasaka on 27 June 2011, 11:14:10 AM
Bagi yang tetap ngotot bahwa bisnis ekspor (contohnya) bisa dilakukan tanpa berbohong, tolong jelaskan bagaimana perihal Undervalue Invoice. Jika ada yang bisa menjelaskan dengan tepat sekali bahwa mereduksi nilai harga penjualan adalah bukan kebohongan, maka saya akan berubah pikiran bahwa bisnis ekspor mungkin sekali untuk dijalankan tanpa musavada.

[spoiler];D Jika ada yang belum paham seluk-beluk Undervalue Invoice, bisa tanya saya dulu atau cari tahu sendiri.[/spoiler]

dulu saya pernah bekerja di sebuah perusahaan publik yg sering import barang dari USA dan Taiwan, dan kebetulan saya di divisi Accounting bagian system support, kadang2 saya terpaksa harus membuka2 dokumen (invoice) asli untuk mencocokkan dengan system, terutama ketika saya harus mendampingi tim external auditor yg selalu meminta data2. dan apa yg saya lihat adalah angka2 yg wajar dan tidak ada undervalue invoice. apakah undervalue invoice ini hanya berlaku pada bisnis kopi?

nah bro upasaka, bagaimana anda mensiasati undervalue invoice itu di hadapan auditor?

pada umumnya perusahaan publik memang tidak mau pusing dengan segala rekayasa data, karena tidak ada pemilik tunggal yg harus diuntungkan, dan jika perusahaan rugi pun tidak ada pemilik tunggal yg merasa rugi. perusahaan ini lebih fokus pada kerapian data perusahaannya.


Quote from: upasaka on 27 June 2011, 11:39:15 AM
Kadang situasinya seperti ini:

Mr. Okzul: "David, saya mau impor barang kamu. Tolong bantu saya dalam bisnis ini."
David: "Baik, Mister. Apa yang bisa saya bantu?"
Mr. Okzul: "Barang kamu sangat berkualitas. Saya ingin mempromosikannya di negara saya."
David: "Terimakasih."
Mr. Okzul: "Tolong bantu saya, agar kamu jangan menjual ke orang lain dari Turki. Plisss."
David: "Tapi itu sulit, Mister. Ini adalah bisnis internasional, semua orang bisa saling berhubungan."
Mr. Okzul: "Apakah kamu punya customer Turki selain saya sebelumnya?"
David: "Sampai saat ini, belum ada. Mister yang pertama."
Mr. Okzul: "Oleh karena itu, bantulah saya mengembangkan bisnis saya di Turki!"
David: "... Baik, Pak."


[spoiler]Posisikan diri kamu dalam keadaan David. Bagi teman-teman yang suka mendebat, cobalah berdebat dengan customer dalam kondisi ini. ;D[/spoiler]

jika saya adalah david, saya justru melihat hal ini sbg peluang bisnis yg bagus sekali dan dapat dilakukan tanpa berbohong

saya akan menjawab, "saya memang sudah punya customer Turki lainnya sebelum anda, tapi saya bisa saja memutuskan hubungan dagang dengan customer lain itu jika anda dapat menyerap jumlah barang yg saya ekspor ke customer lain itu, dan saya berjanji tidak akan menjual kepada customer lain lagi jika anda bisa menyerap XXX container sebulan."

Quote
Maksudnya idealis adalah "sikap yang tidak kompromi dengan apapun, pokoknya saya maunya A yah A". Dalam kalangan pebisnis, disebut sebagai tidak fleksibel

silakan berkompromi tapi tidak dengan menganggap bahwa tidak ada bisnis yg dapat dilakukan dengan jujur


Quote from: upasaka on 27 June 2011, 12:42:04 PM

Setahu saya ada bisnis yang hampir sama sekali tidak perlu berbohong. Sebentar saya pikir dulu....

Bisnis koran dan majalah seperti pedangang di lampu merah, itu salah satunya. ;D Lihat kan? Saya tidak idealis seperti yang kamu pikir.


saya pernah membeli koran kemarin dari pedagang koran di lampu merah, ini yg anda maksud dengan sama sekali tidak perlu berbohong?


Quote from: upasaka on 27 June 2011, 12:42:04 PM
Sebenarnya saya sangat memahami pola pikir kamu dan Bro Indra. Bahkan sebelum membahas di thread ini, saya dan Bro Indra sempat sedikit mendiskusikan hal ini saat rapat akbar para dewa DhammaCitta di Neraka Avici. ^-^ Saya pun tidak tertarik mengubah pandangan kamu. Saya hanya menyajikan sudut pandang yang lain. ;)

kita kan tidak sedang berbisnis, Bro. kenapa anad merasa perlu berbohong? saya tidak merasa pernah mendiskusikan hal ini dengan anda sebelumnya.



Quote from: upasaka on 27 June 2011, 01:13:43 PM
Apa salahnya memberi Undervalue Invoice ke customer? Eksportir bukan membawa kabur uang customer, memberikan barang yang beda kualitas, atau memungut profit yang tidak masuk akal kok. :D


selain bahwa hal itu adalah musavada, ada juga kemungkinan lain ditangkap KPK.

Quote from: upasaka on 27 June 2011, 02:33:28 PM
Lah, siapa yang melakukan pembenaran. Saya sudah mengakuinya kalau itu bohong dan kamma buruk kok. ;D

kalau gak salah topiknya adalah "Apakah mungkin menjalankan bisnis dengan tanpa musavada (berbohong / tidak jujur)?"


Quote from: upasaka on 27 June 2011, 03:17:21 PM

Tentu saja. Karena kalian hanya menghakimi seolah-olah berbohong dengan Undervalue Invoice adalah garuka kamma. >:D

koreksi: tidak ada yg menghakimi sebagai garuka kamma, di sini kita sedang berusaha untuk mencari jawaban atas pernyataan anda benarkah bahwa tidak mungkin berbisnis tanpa musavada.

Quote


Masa arogan sih? :-? Maaf kalau saya benar-benar tampil arogan. Menurut saya, trik-trik itu memang tidak aplikatif dan sudah saya uraikan alasannya. Kalau kamu tidak percaya dengan alasan saya, ya sudah. :D

benar anda arogan seolah hanya anda yg melakukan bisnis ekspor atau kalau ada orang lain yg bisnis ekspor juga, tetap anda lah yg paling top. maaf kalau menyinggung tapi itulah kesan yg saya tangkap.