Apakah mungkin menjalankan bisnis dengan tanpa musavada (berbohong / tidak jujur)?

Started by Indra, 25 June 2011, 12:00:44 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Nevada

Quote from: hendrako on 27 June 2011, 05:40:05 PM
Untuk hal2 yang privasi,
Cukup dengan katakan saya tidak bisa mengatakannya dengan anda.
Tidak perlu berbohong.

Sebagai contoh,
Pembeli: modalnya berapa koh?
Penjual: Ada deee......  ;D

:)) Kalau seperti itu mudah sekali. Anak kecil diajarin juga bisa. ^-^

hendrako

Quote from: upasaka on 27 June 2011, 05:41:02 PM
:)) Kalau seperti itu mudah sekali. Anak kecil diajarin juga bisa. ^-^

Kalo mudah, kenapa dibikin sulit?  :P
yaa... gitu deh

Nevada

Quote from: hendrako on 27 June 2011, 05:42:29 PM
Kalo mudah, kenapa dibikin sulit?  :P

Bahkan kadang dalam menghadapi pertanyaan itu, saya malah menjawab jujur loh! ;D

Sostradanie

Quote from: upasaka on 27 June 2011, 05:40:30 PM
Jangan menuduh bahwa saya sengaja memberikan Undervalue Invoice untuk customer. Menurut saya itu sudah fitnah dalam skala kecil. ;D Kalau customer yang tidak minta Undervalue Invoice, ngapain saya tawarkan. Hanya menambah kerjaan.
Bukankah itu realita yang banyak terjadi dalam dunia bisnis? Demi meraup keuntungan dan menang bersaing dalam dunia bisnis?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Nevada

Quote from: sriyeklina on 27 June 2011, 05:45:06 PM
Bukankah itu realita yang banyak terjadi dalam dunia bisnis? Demi meraup keuntungan dan menang bersaing dalam dunia bisnis?

Tapi jangan menuduh saya semudah itu dong. :D

hendrako

Quote from: upasaka on 27 June 2011, 05:44:20 PM
Bahkan kadang dalam menghadapi pertanyaan itu, saya malah menjawab jujur loh! ;D

Tidak menyebutkan harga modal adalah hal yang wajar.
Menanyakan harga modal pada penjual adalah hal yang tidak wajar.
Memberitahukan harga modal pada pembeli adalah tidak hanya hal yang tidak wajar tapi juga (maaf) bodoh.

Buddha mengajarkan agar manusia jujur bukan bodoh.
yaa... gitu deh

Nevada

Quote from: hendrako on 27 June 2011, 05:48:46 PM
Tidak menyebutkan harga modal adalah hal yang wajar.
Menanyakan harga modal pada penjual adalah hal yang tidak wajar.
Memberitahukan harga modal pada pembeli adalah tidak hanya hal yang tidak wajar tapi juga (maaf) bodoh.

^-^ Karena dia mitra bisnis saya.

hendrako

Quote from: upasaka on 27 June 2011, 05:49:22 PM
^-^ Karena dia mitra bisnis saya.

Lah... di contoh ane kan udah jelas terpampang bahwa yang nanya adalah pembeli bukan mitra bisnis.   ::)
yaa... gitu deh

K.K.

Menurut saya, kebohongan mungkin ada kalanya tidak terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari, apakah bisnis, bersosialisasi, dan sebagainya. Tapi untuk melakukan bisnis yang sukses, kebohongan belum tentu merupakan sebuah 'keharusan', lebih ke arah pilihan. 

[spoiler]Padanannya seperti dalam persahabatan, hampir pasti pertengkaran pernah terjadi, namun pertengkaran bukanlah sebuah dasar/kondisi berjalannya persahabatan.[/spoiler]

Nevada

Quote from: hendrako on 27 June 2011, 05:50:57 PM
Lah... di contoh ane kan udah jelas terpampang bahwa yang nanya adalah pembeli bukan mitra bisnis.   ::)

::) Tapi kan membohongi mitra bisnis juga bisa, dan tidak saya lakukan kok.

bawel

Quote from: upasaka on 27 June 2011, 05:36:32 PM
Pertanyaannya sama dengan Bro Forte. Memungkinkan untuk tidak berbohong, tapi tidak mungkin sampai mati (selama bisnisnya berjalan) dia tidak pernah berbohong dalam bisnisnya itu --- meskipun hal sepele.

oh udah ditanyakan yah? ;D
saya ngak sanggup baca semuanya, tadi baca separuh langsung saya skip ke akhirnya aja :P.

QuoteBukan. ;D

termasuk direktur dan menejer juga? ;D
jadi cuma owner yang disebut sebagai pebisnis? ;D
tapi tanpa karyawan dari level operasional sampai tingkat pengambil keputusan apakah bisnis itu bisa berjalan? ;D
siapa yang menjalankan bisnis anak perusahaan? apakah ownernya sendiri? ;D

Nevada

Quote from: Kainyn_Kutho on 27 June 2011, 05:51:22 PM
Menurut saya, kebohongan mungkin ada kalanya tidak terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari, apakah bisnis, bersosialisasi, dan sebagainya. Tapi untuk melakukan bisnis yang sukses, kebohongan belum tentu merupakan sebuah 'keharusan', lebih ke arah pilihan. 

[spoiler]Padanannya seperti dalam persahabatan, hampir pasti pertengkaran pernah terjadi, namun pertengkaran bukanlah sebuah dasar/kondisi berjalannya persahabatan.[/spoiler]

Hanya sebuah kalimat "adakalanya tidak terhindarkan" sudah cukup menjelaskan semuanya. :D

tesla

wah 1 hari bergulir udah tambah 10 page lebih...

imho, case yg banyak adalah:

1. penghindaran pajak
2. tata krama (bilang: senang berjumpa dg anda, truth: muak melihat mukamu)

kalau soal agen tunggal tp melanggarnya dibelakang imho bunuh diri juga....
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Sostradanie

Quote from: upasaka on 27 June 2011, 05:46:01 PM
Tapi jangan menuduh saya semudah itu dong. :D
Saya tidak menunjuk kamu bukan? Kamu terkejut dengan cara-cara kotor, dan saya hanya menyebutkan salah satu cara kotor yang dilihat orang menjadi peluang untuk memajukan usahanya  ;D
Jika tidak maka kita akan dimakan serigala.


PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Nevada

Quote from: bawel
oh udah ditanyakan yah? ;D
saya ngak sanggup baca semuanya, tadi baca separuh langsung saya skip ke akhirnya aja :P.

Tidak apa-apa.


Quote from: baweltermasuk direktur dan menejer juga? ;D
jadi cuma owner yang disebut sebagai pebisnis? ;D
tapi tanpa karyawan dari level operasional sampai tingkat pengambil keputusan apakah bisnis itu bisa berjalan? ;D
siapa yang menjalankan bisnis anak perusahaan? apakah ownernya sendiri? ;D

Itu sudah masuk ranah definisi dari "pebisnis". Singkat kata, menurut saya... pebisnis adalah pelaku utama dalam sebuah bisnis. Pelaku pembantu dan figuran hanyalah pekerja.