bagaimana agar kita dapat menjadi bijaksana?

Started by wang ai lie, 22 June 2011, 04:47:55 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

rooney

Quote from: upasaka on 24 June 2011, 01:42:03 PM
Menurut saya, sikap itu adalah sikap yang muncul karena depresi yang berlebihan saat menghadapi situasi yang di luar batas kemampuan sosialisasi, sehingga seseorang beradaptasi dengan menjadi orang lain secara tidak natural. Sikap yang seharusnya adalah membangun kualitas diri yang mampu menghadapi berbagai macam situasi dan kondisi sosial. Jadi apapun situasi dan kondisi yang terjadi, kita tetap menjadi diri kita yang hebat tanpa perlu "jaim".

[spoiler]Dengan bersikap jaim, maka secara tidak langsung menunjukkan bahwa ada kualitas diri yang tidak mumpuni untuk menghadapi situasi dan kondisi tersebut. ^-^[/spoiler]

SETUJU !  :)

Hmmm, susah juga ya dobrak tembok   :|

kalau tekad sudah bulat, bagaimana dengan masalah technical ? ;D

wang ai lie

Quote from: upasaka on 24 June 2011, 01:45:50 PM
Keingintahuan untuk menjadi bijaksana hanyalah sekadar keingintahuan. Sedangkan tekad adalah komitmen untuk menjadi / mencapai sesuatu. Biasanya orang setelah memiliki semua pengetahuan yang diinginkan, maka tekad itu sulit muncul. Pada masa awal sebelum memiliki pengetahuan, tekad mungkin sudah ada dan bisa dipicu. Namun kebanyakan tekad itu tiba-tiba menghilang atau mudah redup ketika kita sudah memiliki banyak pengetahuan. ;D

Setelah tekad, tahap berikutnya adalah mulai membiasakan diri dengan fokus tekad tersebut.

jika kita sudah memiliki tekad dan harus membiasakan diri dengan fokus tekad tersebut dalam artian kita harus komitmen lantas apa yang harus kita lakukan agar kita terus  fokus sehingga tekad tersebut tidak redup bahkan hilang
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Nevada

#122
Quote from: rooney
Hmmm, susah juga ya dobrak tembok   :|

Usaha mendobrak pertama kali dalam hidup memang susah. Namun jika sudah berhasil mendobrak salah satu aspek, maka aspek lainnya lebih mudah didiobrak. Sistem mental kita memiliki sifat seperti "efek bola salju". Begitu kamu sudah mendobrak satu pintu, maka kamu bisa mendobrak pintu-pintu lainnya lebih mudah. ;)

Quote from: rooney
kalau tekad sudah bulat, bagaimana dengan masalah technical ? ;D

Masalah teknis adalah masalah praktik. Tinggal bagaimana kamu mengusahakannya supaya sesuai dengan program. Biasanya saya menyarankan teknik kalibrasi kepada klien, yaitu:

- saya akan menjelaskan satu karakter standar yang idealis
- saya akan menginstruksikan klien untuk memakai karakter itu sebagai idol atau contoh model yang harus ditiru!
- klien akan dituntut untuk bersikap layaknya seperti idol tersebut selama beberapa saat (biasanya 1 bulan)
- setelah terbiasa menjadi "orang lain", klien harus melakukan kalibrasi*
- setelah proses kalibrasi selesai (waktu sangat variatif), maka akan terbentuk dasar karakter baru yang pas untuk klien tersebut

[spoiler]
* kalibrasi di sini artinya adalah melakukan reset dari sikap / karakter yang perlu ditonjolkan.

[spoiler]
Misalnya, seorang klien memiliki tuntutan untuk memiliki bahasa tubuh seperti Wang Leehom. Pertama-tama, klien harus sebisa mungkin meniru 100% gaya dari Wang Leehom. Setelah terbiasa, klien sadar bahwa postur tubuhnya berbeda dengan Wang Leehom; jadi klien memutuskan untuk kalibrasi dengan cara mengurangi kadar kemiripannya dengan Wang Leehom di sisi aktivitas yang mengandalkan postur tubuh. ;D

Contoh lain adalah klien mengubah cara tertawa menjadi gaya tertawa seorang selebritis. Setelah klien terbiasa dan sadar bahwa suara tertawanya terlalu keras, maka klien melakukan kalibrasi dengan mengecilkan suara tertawanya. Namun setelah terbiasa dan sadar bahwa suara tertawanya kini terlalu kecil, klien melakukan kalibrasi lagi untuk mencapai suara tertawa yang ideal.
[/spoiler]
[/spoiler]

Nevada

Quote from: wang ai lie on 24 June 2011, 02:37:58 PM
jika kita sudah memiliki tekad dan harus membiasakan diri dengan fokus tekad tersebut dalam artian kita harus komitmen lantas apa yang harus kita lakukan agar kita terus  fokus sehingga tekad tersebut tidak redup bahkan hilang

Kita harus pintar-pintar memanipulasi pikiran kita sendiri. ;D

wang ai lie

Quote from: upasaka on 24 June 2011, 02:46:36 PM
Kita harus pintar-pintar memanipulasi pikiran kita sendiri. ;D
example please  ^-^
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma


rooney

Quote from: upasaka on 24 June 2011, 02:43:45 PM
Masalah teknis adalah masalah praktik. Tinggal bagaimana kamu mengusahakannya supaya sesuai dengan program. Biasanya saya menyarankan teknik kalibrasi kepada klien, yaitu:

- saya akan menjelaskan satu karakter standar yang idealis
- saya akan menginstruksikan klien untuk memakai karakter itu sebagai idol atau contoh model yang harus ditiru!
- klien akan dituntut untuk bersikap layaknya seperti idol tersebut selama beberapa saat (biasanya 1 bulan)
- setelah terbiasa menjadi "orang lain", klien harus melakukan kalibrasi*
- setelah proses kalibrasi selesai (waktu sangat variatif), maka akan terbentuk dasar karakter baru yang pas untuk klien tersebut

[spoiler]
* kalibrasi di sini artinya adalah melakukan reset dari sikap / karakter yang perlu ditonjolkan.

[spoiler]
Misalnya, seorang klien memiliki tuntutan untuk memiliki bahasa tubuh seperti Wang Leehom. Pertama-tama, klien harus sebisa mungkin meniru 100% gaya dari Wang Leehom. Setelah terbiasa, klien sadar bahwa postur tubuhnya berbeda dengan Wang Leehom; jadi klien memutuskan untuk kalibrasi dengan cara mengurangi kadar kemiripannya dengan Wang Leehom di sisi aktivitas yang mengandalkan postur tubuh. ;D

Contoh lain adalah klien mengubah cara tertawa menjadi gaya tertawa seorang selebritis. Setelah klien terbiasa dan sadar bahwa suara tertawanya terlalu keras, maka klien melakukan kalibrasi dengan mengecilkan suara tertawanya. Namun setelah terbiasa dan sadar bahwa suara tertawanya kini terlalu kecil, klien melakukan kalibrasi lagi untuk mencapai suara tertawa yang ideal.
[/spoiler]
[/spoiler]

Apakah karakter yang perlu ditonjolkan oleh tiap-tiap orang itu berbeda ? Misalnya dinilai dari postur atau yang lain gitu ?

Nevada

Quote from: rooney on 24 June 2011, 03:52:58 PM
Apakah karakter yang perlu ditonjolkan oleh tiap-tiap orang itu berbeda ? Misalnya dinilai dari postur atau yang lain gitu ?

Karakter yang perlu ditonjolkan itu maksudnya karakter yang sedang difokuskan klien.

Misalnya seorang klien sedang fokus mengimprovisasi caranya bercanda dengan teman-teman, maka hal ini yang perlu dikalibrasi lebih lanjut. Setelah itu masuk ke hal lainnya misalnya postur saat berdiri dan berjalan; maka hal ini yang perlu dikalibrasi lebih lanjut juga.

rooney

Quote from: upasaka on 24 June 2011, 03:57:11 PM
Karakter yang perlu ditonjolkan itu maksudnya karakter yang sedang difokuskan klien.

Misalnya seorang klien sedang fokus mengimprovisasi caranya bercanda dengan teman-teman, maka hal ini yang perlu dikalibrasi lebih lanjut. Setelah itu masuk ke hal lainnya misalnya postur saat berdiri dan berjalan; maka hal ini yang perlu dikalibrasi lebih lanjut juga.

Secara tidak langsung mirip pendidikan miss universe/miss world yak  ;D

Nevada

Quote from: rooney on 24 June 2011, 03:59:21 PM
Secara tidak langsung mirip pendidikan miss universe/miss world yak  ;D

Tidak juga. Tapi bagi pribadi yang sudah berkembang; tentu saja perjalanan ke arah Miss Universe / Miss World menjadi lebih realistis dari sebelumnya. :D

wang ai lie

Quote from: upasaka on 24 June 2011, 02:51:48 PM
Mengubah emosi sedih menjadi senang. ;D
ini lah hal tersulit bro, tidak mudah memanipulasi rasa sedih menjadi senang , atau sebaliknya , kalau menurut saya malah akan menjadi fokus jika kita dalam kondisi memanipulasi perasaan bahkan cenderung mempengaruhi kebijaksanaan kita.

apalagi dalam menyikapi kebijaksanaan pikiran cenderung harus tenang , rileks , santai. ikut arus lah bro istilah masternya  ;D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Nevada

Quote from: wang ai lie on 24 June 2011, 05:03:20 PM
ini lah hal tersulit bro, tidak mudah memanipulasi rasa sedih menjadi senang , atau sebaliknya , kalau menurut saya malah akan menjadi fokus jika kita dalam kondisi memanipulasi perasaan bahkan cenderung mempengaruhi kebijaksanaan kita.

apalagi dalam menyikapi kebijaksanaan pikiran cenderung harus tenang , rileks , santai. ikut arus lah bro istilah masternya  ;D

Sebenarnya Sang Buddha juga mengajarkan memanipulasi pikiran kok. ^-^ Buktinya Beliau mengajarkan "jangan terbawa perasaan menyenangkan dan tidak menyenangkan", "perhatian dan konsentrasi", "jika menolak realita maka akan menderita", dan sebagainya. Itu juga termasuk memanipulasi pikiran. Tapi bedanya, Ajaran Sang Buddha adalah memanipulasi pikiran untuk menyelami Kebenaran Tertinggi.

[spoiler]Memanipulasi pikiran adalah mengubah bentukan pikiran ke model lainnya. Jika kamu sedih, maka itu artinya pikiran sedang mengendalikan kamu. Sekarang prinsipnya kita balik: Kita yang akan mengendalikan pikiran agar tidak lagi sedih. Hanya sesederhana itu saja. ;)[/spoiler]

Sostradanie

Quote from: wang ai lie on 24 June 2011, 05:03:20 PM
ini lah hal tersulit bro, tidak mudah memanipulasi rasa sedih menjadi senang , atau sebaliknya , kalau menurut saya malah akan menjadi fokus jika kita dalam kondisi memanipulasi perasaan bahkan cenderung mempengaruhi kebijaksanaan kita.

apalagi dalam menyikapi kebijaksanaan pikiran cenderung harus tenang , rileks , santai. ikut arus lah bro istilah masternya  ;D
Memanipulasi bisa dianggap mengalihkan pikiran, membagi pikiran. Salah satu kegunaannya: disaat seseorang sedang merasakan sedih atau marah, akan sulit baginya untuk berpikir jernih dalam menyelesaikan sesuatu.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

wang ai lie

hmm, jadi justru hal tersebut sangat membantu agar kita yang gelisah atau sedang emosi justru menjadi tenang .. ?
perlu di coba ini  ;D terima kasih sis , mbah engkong bin buyut upasaka _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Nevada

Quote from: wang ai lie on 24 June 2011, 05:42:17 PM
hmm, jadi justru hal tersebut sangat membantu agar kita yang gelisah atau sedang emosi justru menjadi tenang .. ?
perlu di coba ini  ;D terima kasih sis , mbah engkong bin buyut upasaka _/\_

Benar sekali! ;) Manusia pada umumnya memiliki sifat manipulatif, makanya manusia bisa mengalami efek placebo. Setelah kita menyadari bahwa kita memiliki sifat dasar manipulatif, mengapa kita tidak memanfaatkannya untuk hal yang bermanfaat? :D