News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Hubungan Musik dengan Dhamma?

Started by M14ka, 23 March 2011, 12:34:44 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

Quote from: rooney on 24 March 2011, 06:27:28 PM
Bagaimana dengan mengolah racun menjadi obat ?  ;D
Tergantung kasus. Dalam kasus tertentu, obat bagi seseorang adalah racun bagi orang lain. Dalam kasus lain, memang berlaku universal: racun adalah racun, obat adalah obat.

johan3000

music sering digunakan agama utk mengugah emosi umat...

cerita sutta berbakti pada orang tua diselingin dgn aluan guitar....
sehingga emosi umat tergugah sampai mencucurkan air mata...

ada yg tau tentang hal tsb ? mohon di share ya...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Umat Awam

Quote from: johan3000 on 24 March 2011, 06:37:17 PM
music sering digunakan agama utk mengugah emosi umat...

cerita sutta berbakti pada orang tua diselingin dgn aluan guitar....
sehingga emosi umat tergugah sampai mencucurkan air mata...

ada yg tau tentang hal tsb ? mohon di share ya...

Upaya Kausalya...  :)) :)) :))

;D ^:)^

bond

#78
Apakah agama Buddha hanya berkutat di seputar dhamma saja atau penerapan dhamma dalam berbagai bidang kehidupan?

Misal sekolah buddhist apakah tidak diperlukan pelajaran kesenian- seni musik? dan apakah itu bertentangan dengan Dhamma? Tentunya yang mengajarkan bukan bhikkhunya melainkan sesuai peran dan kapasitas masing-masing. Mengingat ada sekolah buddhist yang mana STI terlibat didalamnya juga. Bagaimana dengan sekolah minggu anak-anak di vihara Theravada ,mereka juga diajarkan menyanyi dan bermain musik ...?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

kullatiro

bagaimana suara sang bagava ketika mengajarkan dhamma? terutama bait bait sutta? bukan kah seperti membaca puisi?( maksudnya ada intonasi nya yang merdu atau enak di dengar sang pendengar ) tidak tahu apakah suaranya seperti melagukan ketika mengajarkan dhamma?

Indra

Quote from: daimond on 24 March 2011, 07:27:47 PM
bagaimana suara sang bagava ketika mengajarkan dhamma? terutama bait bait sutta? bukan kah seperti membaca puisi?( maksudnya ada intonasi nya yang merdu atau enak di dengar sang pendengar ) tidak tahu apakah suaranya seperti melagukan ketika mengajarkan dhamma?

di mana anda mendengarnya?

Hendra Susanto


andry

Quote from: bond on 24 March 2011, 07:10:26 PM
Apakah agama Buddha hanya berkutat di seputar dhamma saja atau penerapan dhamma dalam berbagai bidang kehidupan?

Misal sekolah buddhist apakah tidak diperlukan pelajaran kesenian- seni musik? dan apakah itu bertentangan dengan Dhamma? Tentunya yang mengajarkan bukan bhikkhunya melainkan sesuai peran dan kapasitas masing-masing. Mengingat ada sekolah buddhist yang mana STI terlibat didalamnya juga. Bagaimana dengan sekolah minggu anak-anak di vihara Theravada ,mereka juga diajarkan menyanyi dan bermain musik ...?
semuanya telah bergeser...
jika tidak di pertahankan, maka akan semakin tergeser, dan kehilangan core.
Samma Vayama

K.K.

Quote from: bond on 24 March 2011, 07:10:26 PM
Apakah agama Buddha hanya berkutat di seputar dhamma saja atau penerapan dhamma dalam berbagai bidang kehidupan?

Misal sekolah buddhist apakah tidak diperlukan pelajaran kesenian- seni musik? dan apakah itu bertentangan dengan Dhamma? Tentunya yang mengajarkan bukan bhikkhunya melainkan sesuai peran dan kapasitas masing-masing. Mengingat ada sekolah buddhist yang mana STI terlibat didalamnya juga. Bagaimana dengan sekolah minggu anak-anak di vihara Theravada ,mereka juga diajarkan menyanyi dan bermain musik ...?
Hubungan seksual. Bolehkah? Untuk bhikkhu tentu tidak boleh, tapi untuk umat awam tentu boleh-boleh saja. Bagaimana kita menahan diri dari kenikmatan seksual berlebihan (seperti melakukan atthasila pada uposatha), menahan diri dari cara yang salah (tidak dengan saudara kandung, istri/tunangan orang lain, anak di bawah umur, anak di bawah perwalian, petapa) adalah bagaimana dhamma diaplikasikan, diterapkan dalam kehidupan. Apakah ada, misalnya, kalau berhubungan seksual sambil baca paritta tertentu, namanya jadi 'dhamma sex'? Sebuah sex yang bermuatan dhamma gitu?


[spoiler]Main musik. Bolehkah? Untuk bhikkhu tentu tidak boleh, tapi untuk umat awam tentu boleh-boleh saja. Bagaimana kita menahan diri dari kenikmatan musik berlebihan (seperti melakukan atthasila pada uposatha), adalah bagaimana dhamma diaplikasikan, diterapkan dalam kehidupan. Apakah ada, misalnya, kalau bermusik dengan lirik dhamma tertentu, namanya jadi 'dhamma music'? Sebuah musik yang bermuatan dhamma gitu?[/spoiler]

[spoiler]Dengan mengejutkan, pasti hampir semua setuju tidak ada 'dhamma sex' tapi tidak setuju tidak ada 'dhamma music' dengan alasan 'musik tidak bisa disamakan dengan hubungan seksual', padahal keduanya sama-sama wujud dari kesenangan indriah, yang dalam meditasi (samatha), ditinggalkan.

Dhamma 'diaplikasikan' ke dalam kehidupan adalah maksudnya kita menyikapi satu aspek kehidupan itu sesuai dengan dhamma, bukan dengan memasukkan bumbu dhamma ke dalam aspek kehidupan, karena dhamma sendiri BUKAN suatu aspek kehidupan, namun mengenai kehidupan itu secara keseluruhan.[/spoiler]


dhammadinna

Quote from: Sumedho on 23 March 2011, 07:33:49 PM
kekna dulu pernah baca sutta bahaya melantunkan khotbah dengan nada/lagu

Ya, saya juga pernah baca, tapi lupa di mana. Ada yang bisa menambahkan?

bond

#85
Quote from: Kainyn_Kutho on 25 March 2011, 09:02:02 AM
Hubungan seksual. Bolehkah? Untuk bhikkhu tentu tidak boleh, tapi untuk umat awam tentu boleh-boleh saja. Bagaimana kita menahan diri dari kenikmatan seksual berlebihan (seperti melakukan atthasila pada uposatha), menahan diri dari cara yang salah (tidak dengan saudara kandung, istri/tunangan orang lain, anak di bawah umur, anak di bawah perwalian, petapa) adalah bagaimana dhamma diaplikasikan, diterapkan dalam kehidupan. Apakah ada, misalnya, kalau berhubungan seksual sambil baca paritta tertentu, namanya jadi 'dhamma sex'? Sebuah sex yang bermuatan dhamma gitu?


[spoiler]Main musik. Bolehkah? Untuk bhikkhu tentu tidak boleh, tapi untuk umat awam tentu boleh-boleh saja. Bagaimana kita menahan diri dari kenikmatan musik berlebihan (seperti melakukan atthasila pada uposatha), adalah bagaimana dhamma diaplikasikan, diterapkan dalam kehidupan. Apakah ada, misalnya, kalau bermusik dengan lirik dhamma tertentu, namanya jadi 'dhamma music'? Sebuah musik yang bermuatan dhamma gitu?[/spoiler]

[spoiler]Dengan mengejutkan, pasti hampir semua setuju tidak ada 'dhamma sex' tapi tidak setuju tidak ada 'dhamma music' dengan alasan 'musik tidak bisa disamakan dengan hubungan seksual', padahal keduanya sama-sama wujud dari kesenangan indriah, yang dalam meditasi (samatha), ditinggalkan.

Dhamma 'diaplikasikan' ke dalam kehidupan adalah maksudnya kita menyikapi satu aspek kehidupan itu sesuai dengan dhamma, bukan dengan memasukkan bumbu dhamma ke dalam aspek kehidupan, karena dhamma sendiri BUKAN suatu aspek kehidupan, namun mengenai kehidupan itu secara keseluruhan.[/spoiler]



Contoh yang ektrem baca parita sambil ngesex :))

Sebenarnya harus dipisahkan antar peran seorang bhikkhu dan umat awam dan juga konteks agama membantu meningkatkan aspek kesejahteraan sosial. Misal STI membuat sekolah disana bhikkhu bisa mengajarkan pendidikan agama Buddha. Tetapi yang mengurus sisanya ya umat awam dengan tujuan pendidikan ini dapat berkembang dengan nilai kebudhisan. Musik sendiri tidak melanggar pancasila. Jadi Dhamma disini membantu pendidikan dimana disana ada mata pelajaran musik. Kalau baca parita sambil ngesex, ini contoh yang mengada-ada. Anak kecil dilatih bernyanyi dengan isi/lirik muatan dhamma apakah ini tidak sesuai Dhamma?. Menurut saya kompleks sekali untuk menjustifikasi permasalahan hitam putih.
Bagaimana dengan Bhante Girirakhita yang membuat lirik lagu tapi tidak bermain musik dan menyanyi kemudian umat yang memainkannya. ? apakah itu salah.?

Saya setuju kalau lirik lagu dhamma distelkan lagu metal tentu tidak nyambung...

Oleh karena itu saya katakan melakukan sesuatu sesuai peran masing2. Musik bisa saja menjadi media bisa juga sebagai hiburan dsb tergantung konteks masing2.

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

M14ka

Quote from: Kainyn_Kutho on 25 March 2011, 09:02:02 AM
Hubungan seksual. Bolehkah? Untuk bhikkhu tentu tidak boleh, tapi untuk umat awam tentu boleh-boleh saja. Bagaimana kita menahan diri dari kenikmatan seksual berlebihan (seperti melakukan atthasila pada uposatha), menahan diri dari cara yang salah (tidak dengan saudara kandung, istri/tunangan orang lain, anak di bawah umur, anak di bawah perwalian, petapa) adalah bagaimana dhamma diaplikasikan, diterapkan dalam kehidupan. Apakah ada, misalnya, kalau berhubungan seksual sambil baca paritta tertentu, namanya jadi 'dhamma sex'? Sebuah sex yang bermuatan dhamma gitu?


[spoiler]Main musik. Bolehkah? Untuk bhikkhu tentu tidak boleh, tapi untuk umat awam tentu boleh-boleh saja. Bagaimana kita menahan diri dari kenikmatan musik berlebihan (seperti melakukan atthasila pada uposatha), adalah bagaimana dhamma diaplikasikan, diterapkan dalam kehidupan. Apakah ada, misalnya, kalau bermusik dengan lirik dhamma tertentu, namanya jadi 'dhamma music'? Sebuah musik yang bermuatan dhamma gitu?[/spoiler]

[spoiler]Dengan mengejutkan, pasti hampir semua setuju tidak ada 'dhamma sex' tapi tidak setuju tidak ada 'dhamma music' dengan alasan 'musik tidak bisa disamakan dengan hubungan seksual', padahal keduanya sama-sama wujud dari kesenangan indriah, yang dalam meditasi (samatha), ditinggalkan.

Dhamma 'diaplikasikan' ke dalam kehidupan adalah maksudnya kita menyikapi satu aspek kehidupan itu sesuai dengan dhamma, bukan dengan memasukkan bumbu dhamma ke dalam aspek kehidupan, karena dhamma sendiri BUKAN suatu aspek kehidupan, namun mengenai kehidupan itu secara keseluruhan.[/spoiler]
Bagaimana dengan Dhamma TV, Dhamma inet, Dhamma DVD, Dhamma forum kk?  :P

ryu

Quote from: bond on 25 March 2011, 09:26:55 AM
Contoh yang ektrem baca parita sambil ngesex :))

Sebenarnya harus dipisahkan antar peran seorang bhikkhu dan umat awam dan juga konteks agama membantu meningkatkan aspek kesejahteraan sosial. Misal STI membuat sekolah disana bhikkhu bisa mengajarkan pendidikan agama Buddha. Tetapi yang mengurus sisanya ya umat awam dengan tujuan pendidikan ini dapat berkembang dengan nilai kebudhisan. Musik sendiri tidak melanggar sila. Jadi Dhamma disini membantu pendidikan dimana disana ada mata pelajaran musik. Kalau baca parita sambil ngesex, ini contoh yang mengada-ada. Anak kecil dilatih bernyanyi dengan isi/lirik muatan dhamma apakah ini tidak sesuai Dhamma?. Menurut saya kompleks sekali untuk menjustifikasi permasalahan hitam putih.
Bagaimana dengan Bhante Girirakhita yang membuat lirik lagu tapi tidak bermain musik dan menyanyi kemudian umat yang memainkannya. ? apakah itu salah.?

Saya setuju kalau lirik lagu dhamma distelkan lagu metal tentu tidak nyambung...

Oleh karena itu saya katakan melakukan sesuatu sesuai peran masing2.


kalau seorang bante bikin lagu, maka itu pasti benar?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

kalau soal sex, join dong di thread tao and tantra sex ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

bond

#89
Quote from: ryu on 25 March 2011, 09:32:30 AM
kalau seorang bante bikin lagu, maka itu pasti benar?

Dalam hal ini saya tidak ingin menjustifikasi misalnya dalam kasus Bhante Girirakhita. Karena pasti ada pro dan kontra misal bikin liriknya tidak melangar sila sementara lainnya mengatakan hal lainnya. Dhamma is so deep and simple but not so simple as you think.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada