Jumpa fans Ajahn Brahm TB Gramedia Emporium Pluit 20 Mar 2011

Started by ndrosubiyanto, 13 March 2011, 10:00:14 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ndrosubiyanto

Hari ini 28 Mar 11 ada jumpa fans dan book signing lagi di TB Gramedia Matraman. Iklannya udah sering diputer di Sonore kan..
This too shall pass.........

ryu

again :
mari kita liht cara pandang B. Buddhadasa :
Dari buku "the Truth of Nature" by Bhikkhu Buddhadasa

Buddha bersabda, "Ada perbedaan yang sangat besar dalam cara pandang antara pandangan para ariya dan pandangan umat biasa." Karena itu, dalam pandangan para ariya, dan juga sesuai dengan peraturan para ariya, bernyanyi sama saja dengan menangis; menari adalah ciri khas orang gila; dan tertawa terbahak bahak adalah kelakuan anak anak ingusan. Orang orang pada umumnya menyanyi, tertawa, dan menikmati semua itu tanpa menyadari kapan dirinya akan lelah. Di dalam pandangan para ariya, menyanyi terlihat sama dengan menangis. Jika kita mengamati seorang yang menyanyi dan berteriak sekeras kerasnya, dia tidak hanya kelihatan seperti orang yang sedang menangis, tetapi selain itu, apa yang dilakukannya berasal dari kondisi kondisi emosional. yang sebenarnya sama dengan menangis.

Menari adalah kelakuan orang gila! Jika kita perhatikan sedikit lebih mendalam, kita akan menyadari bahwa ketika kita bangun dari tempat duduk untuk menari, kita paling tidak sudah menjadi sepuluh persen gila. Jika tidak, kita pasti tidak akan mau menari. Karena secara umum menari dipandang sebagai sebuah bentuk kesenangan, kita tidak menganggapnya sebagai kelakuan orang gila. Ada beberapa orang yang suka tertawa; tertawa memang menyenangkan. Mereka tertawa terbahak bahak, bahkan di saat saat yang tidak tepat. Tetapi bagi para ariya, dan di dalam peraturan mereka, tertawa adalah kelakuan anak kecil. Oleh sebab itu, jika kita mampu tidak tertawa, ini tentu baik. Tidak tertawa sama sekali bahkan lebih baik lagi.

Contoh contoh di atas menunjukkan bagaimana latihan displin (sila) para ariya berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Secara umum, menyanyi, berdansa, dan tertawa sepertinya tidak membawa akibat dan bukan sesuatu yang istimewa. Namun bagi para ariya kegiatan kegiatan tersebut dianggap tidak berguna dan tidak terkendali. Demikianlah pandangan seseorang yang pikirannya sudah berkembang pesat.

Buddha tidak mengatakan, jangan lakukan hal-hal itu ketika kita menginginkannya, tetapi mengajarkan kita untuk memahami bahwa ada perbuatan yang terpuji dan perbuatan rendah, dan ada hal hal yang tidak layak untuk dilakukan. Karena belum menjadi seorang ariya, kita mungkin ingin melakukan perbuatan-perbuatan yang rendah. Ketika kita melakukannya, kita akan sadar bahwa hal itu terkadang memang tampak menyenangkan, tetapi pada akhirnya kita akan kelelahan. Selanjutnya, kita dapat meningkatkan diri kita ke tingkat yang lebih tinggi dan berlatih disiplin para ariya.

Sebagian orang tidak suka mendengar tentang "disiplin". Mereka khawatir bahwa mengendalikan diri menyebabkan "penderitaan." Tetapi, mengendalikan diri untuk tidak mengikuti perasaan adalah sebuah praktik dan latihan penting dalam agama Buddha.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Mr. Wei

Quote from: Umat Awam on 15 March 2011, 10:51:06 PM
Tapi, apakah para pengurus yg mengundang AB itu ga kasihan ya ama AB jika harus menandatangani ribuan Buku ? ;D :-?

Masa Bhante AB diundang, udh capek jauh2 dtng, mesti ceramah diberbagai tempat, harus tanda tangan Buku lg yang jumlahnya pasti "aduhai" banyaknya...   :o

Seperti kunjungan sebelumnya, sampai2 tangan Bhante harus di pijat krn kelelahan/pegal setelah menanda tangani Buku2 tsb.. ^-^

Apa para pengurus itu tega2 aja membiarkan Bhante kecapean?  ??? walo ada diberikan isitrahat, tapi coba bayangkan kalo kita harus menandatangani Buku segitu banyaknya... memank Bhante AB ga protes, tp mestinya sebagai pengurus yg mengundang jg punya dikit perasaan dunk ama Bhante AB.. jadi ga tega lihat Bhante "disiksa" dengan menanda tangani ribuan buku  :|

Laporan:

Menurut kesepakatan panitia seharusnya tidak ada sesi tanda tangan karena khawatir AB kecapekan.

Tapi pada praktiknya, usai sesi 1 yaitu sesi micro retreat, Ajahn Brahm saat ingin menuju ruangannya malah dikerubuti oleh banyak sekali 'fans' yang ingin minta tanda tangan dan foto sampai2 Ajahn Brahm yang didampingi panitia tidak memiliki celah untuk berjalan. Melihat Ajahn Brahm jug tidak keberatan memberikan tanda tangan, akhirnya diizinkan untuk sesi tanda tangan sebentar saja, setelah sekitar belasan-duapuluhan buku dan melihat 'celah' untuk jalan ke ruangan Ajahn ada, panitia langsung 'mengamankan' Ajahn ke ruangannya.

Belajar dari pengalaman di sesi 1, usai sesi 2 yaitu sesi Dhammatalk, panitia langsung 'mengamankan' Ajahn Brahm dari ratusan atau ribuan (uda gak keitung dah tuh lautan manusia :hammer:) fans yang ingin minta tanda tangan buku juga. Berkat kerjasama panitia dan pengalaman dikerubutin di sesi 1 tadi, Ajahn Brahm pun berhasil dengan lancar 'diamankan' di ruangannya.

Gw terkejut melihat umat2 Buddha yang begitu 'histeris'nya dengan Ajahn Brahm... Mereka rela lari-lari ngejar Ajahn Brahm hanya demi tanda tangan buku, lari-larinya dengan muka mupeng luar biasa pula :hammer:

ndrosubiyanto

Oh ya tambahan: untuk Book Signing di Gramed Matraman, ada biaya 80.000. Sori dimasukkan sekalian di sub forum ini, karena masih berkaitan, jadi Supaya tidak berpindah2 subforum.
This too shall pass.........

ndrosubiyanto

Quote from: Mr. Wei on 28 March 2011, 10:02:57 AM


Gw agak kaget, mengapa umat2 Buddha begitu fanatiknya dengan Ajahn Brahm? Mereka rela lari-lari ngejar Ajahn Brahm hanya demi tanda tangan buku, lari-larinya dengan muka mupeng luar biasa pula :hammer:

Itulah yang terjadi pada diri anda jika anda bisa MEMBUAT ORANG LAIN BAHAGIA!!

Ketika orang bertemu Buddha lalu mencapai tingkat kesucian, kenapa bisa begitu?? Yesss you can answer that...
This too shall pass.........

Mr. Wei

Semoga sih Micro Retreat dan Dhammatalk kemarin bisa bermanfaat bagi peserta-pesertanya, dan bagi beberapa belas (atau beberapa duapuluhan orang) yang mendapat tanda tangan Ajahn Brahm di bukunya, semoga itu menjadi 'pemacu semangat' untuk belajar Dhamma dan merenungi isi buku tersebut, bukan untuk kemelekatan atau keakuan ;D

Indra

Quote from: Mr. Wei on 28 March 2011, 10:02:57 AM
Gw terkejut melihat umat2 Buddha yang begitu 'histeris'nya dengan Ajahn Brahm... Mereka rela lari-lari ngejar Ajahn Brahm hanya demi tanda tangan buku, lari-larinya dengan muka mupeng luar biasa pula :hammer:

kenapa terkejut Mr. Wei? bukankah oleh promotor, umat memang dididik untuk 'histeris' pada Ajahn Brahm? dengan cara mengadakan acara jumpa fans dan tanda tangan?

Indra

Quote from: Mr. Wei on 28 March 2011, 10:12:01 AM
Semoga sih Micro Retreat dan Dhammatalk kemarin bisa bermanfaat bagi peserta-pesertanya, dan bagi beberapa belas (atau beberapa duapuluhan orang) yang mendapat tanda tangan Ajahn Brahm di bukunya, semoga itu menjadi 'pemacu semangat' untuk belajar Dhamma dan merenungi isi buku tersebut, bukan untuk kemelekatan atau keakuan ;D

tanda tangan sebagai pemacu semangat? bisa lebih dijelaskan hubungannya?

ryu

Quote from: Indra on 28 March 2011, 10:12:15 AM
kenapa terkejut Mr. Wei? bukankah oleh promotor, umat memang dididik untuk 'histeris' pada Ajahn Brahm? dengan cara mengadakan acara jumpa fans dan tanda tangan?

kelakuan orang gila dengan orang gila begitu ga ada bedanya =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Mr. Wei

Quote from: Indra on 28 March 2011, 10:12:15 AM
kenapa terkejut Mr. Wei? bukankah oleh promotor, umat memang dididik untuk 'histeris' pada Ajahn Brahm? dengan cara mengadakan acara jumpa fans dan tanda tangan?


Saya gak tahu tentang itu Ko Indra, kalau saya sih hanya ingin pengalaman Ajahn Brahm dalam meditasi dan belajar Dhamma bisa dibagikan melalui event kemarin.

Kalau ngeliat peserta2 yang histeris, wah mendingan histeris sama gw aja deh, apalagi kalau cewek dan masih muda, bisa sekalian kenalan juga kan ;D :hammer: *joking*

ryu

Quote from: Mr. Wei on 28 March 2011, 10:15:13 AM
Saya gak tahu tentang itu Ko Indra, kalau saya sih hanya ingin pengalaman Ajahn Brahm dalam meditasi dan belajar Dhamma bisa dibagikan melalui event kemarin.

Kalau ngeliat peserta2 yang histeris, wah mendingan histeris sama gw aja deh, apalagi kalau cewek dan masih muda, bisa sekalian kenalan juga kan ;D :hammer: *joking*
makanya, botakin dulu mr wei =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Mr. Wei

Quote from: Indra on 28 March 2011, 10:13:18 AM
tanda tangan sebagai pemacu semangat? bisa lebih dijelaskan hubungannya?

Dengan mendapat tanda tangan dari Ajahn Brahm, setidaknya bisa ingat kalau dia pernah bertemu Ajahn Brahm yang merupakan seorang bhikkhu, lalu merasa gembira, lalu menjadi bersemangat untuk mempraktikkan isi buku tersebut. Yah walaupun sebenarnya uda gak diizinin panitia sih untuk minta tanda tangan. _/\_

Mr. Wei

Quote from: ryu on 28 March 2011, 10:17:15 AM
makanya, botakin dulu mr wei =))

Kalau botak kurang universal ko Ryu, gak bisa ngegaet cewek dari agama seberang yang cantik-cantik =))

ryu

Quote from: Mr. Wei on 28 March 2011, 10:18:37 AM
Kalau botak kurang universal ko Ryu, gak bisa ngegaet cewek dari agama seberang yang cantik-cantik =))
secara di botakin di buda khan bisa mengaet juga, liat aja tuh biku bergitar =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Mr. Wei

Kurang romantis ko, kalau begini keadaannya kan lebih romantis main gitarnya, apalagi kalau nyanyinya lagu 'Pelangi di Matamu', masa nyanyiinnya lagu 'Dana Paramitha' sih :hammer: