Jumpa fans Ajahn Brahm TB Gramedia Emporium Pluit 20 Mar 2011

Started by ndrosubiyanto, 13 March 2011, 10:00:14 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Mr. Wei

Proyektor itu bagi peserta ke 4001-dst, tapi peserta ke1-4000 dapat mendengar Dhammadesana AB langsung tatap muka dengan AB, dan itu gratis tanpa harus beli buku dulu, beli kaus dulu, atau beli pulpen dulu ^-^.

Kalau minta DVD AB, itu biasanya untuk event2 dari BFI (Buddhist Fellowship Indonesia). Sekedar info, dari road show AB ke Indonesia ini, hampir semua acaranya diorganisasikan oleh BFI, hanya yang tanggal 27 Maret itu saja yang diorganisasikan oleh VPDS. _/\_

Umat Awam

Tapi, apakah para pengurus yg mengundang AB itu ga kasihan ya ama AB jika harus menandatangani ribuan Buku ? ;D :-?

Masa Bhante AB diundang, udh capek jauh2 dtng, mesti ceramah diberbagai tempat, harus tanda tangan Buku lg yang jumlahnya pasti "aduhai" banyaknya...   :o

Seperti kunjungan sebelumnya, sampai2 tangan Bhante harus di pijat krn kelelahan/pegal setelah menanda tangani Buku2 tsb.. ^-^

Apa para pengurus itu tega2 aja membiarkan Bhante kecapean?  ??? walo ada diberikan isitrahat, tapi coba bayangkan kalo kita harus menandatangani Buku segitu banyaknya... memank Bhante AB ga protes, tp mestinya sebagai pengurus yg mengundang jg punya dikit perasaan dunk ama Bhante AB.. jadi ga tega lihat Bhante "disiksa" dengan menanda tangani ribuan buku  :|

Mr. Wei

Thanks Umat Awam atas masukan positifnya, di dalam rundown acara kami sih tidak ada sesi tanda tangan buku, tapi mungkin saja terjadi jika para peserta 'ngotot' minta tanda tangan karena acara2 sebelumnya juga demikian, nanti saya akan coba sampaikan di rapat panitia :)

kur0bane

sukses yah bro mr wei buat tanggal 27 nanti. gw akan datang nanti:d

johan3000

Quote from: Mr. Wei on 15 March 2011, 10:53:42 PM
Thanks Umat Awam atas masukan positifnya, di dalam rundown acara kami sih tidak ada sesi tanda tangan buku, tapi mungkin saja terjadi jika para peserta 'ngotot' minta tanda tangan karena acara2 sebelumnya juga demikian, nanti saya akan coba sampaikan di rapat panitia :)

tinggal tanya bante AB ingin tanda tangan berapa buku?... buku2 tsb aja yg menjadi undian.... hahahaa
dan semoga umat2 tidak begitu melekat pada tanda tangan di buku dehhhh....

nah gimana kalau cap jempol ?
rasanya cap jempol lebih cepat ya....! (3000 buku pun oke saja...)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

adi lim

Quote from: Umat Awam on 15 March 2011, 10:10:52 PM
Kalo menurut pendapat pribadi saya, masalah bayaran itu masih wajar2 aja melihat jaman skrng yg memank serba duit.. Mereka mentranslate, mengedit, mencetak dll itu semua butuh tenaga kerja dan para tenaga kerja(karyawan) itu juga tentu butuh uang utk makan dan membiayai hidup mereka, positifnya, justru Pihak Ehippasiko itu membuka lapangan kerja buat org2, jadi wajar aja kalo Buku tsb "terpaksa" di jual utk menutupi segala pengeluarannya...

Toh, saya rasa dengan membeli buku tsb, secara langsung dan tidak langsung kita tlah membantu perkembangan Ajaran Buddha di indonesia dan mengurangi pengangguran krn bila bku yg diterbitkan Ehipassiki semakin byk, maka tentu semakin banyak pula org yg mendapat bagian pekerjaan.. ini dipandang dr sisi positifnya...  :)

Jadi, kesimpulan  bayar sih gpp, jangan kita hanya mau gratis namun dpt barang bagus.. makanya inilah kebiasaan Umat Buddha di indonesia yg kebanyakan maunya gratisan dengan menggunakan alasan klasik 'Dhamma koq diperjual-belikan sih?' Semua hal, seperti Buku, VCD/CD lagu Buddhist, dll membutuhkan biaya produksi yg tidak sedikit.. Tapi kenapa kita ga mau memahami hal ini? dengan membeli produk mereka, berarti kita telah membantu mereka utk terus berkarya bukan?

Mengundang Bhikkhu sekaliber AB tentu membutuhkan biaya yg tidak sedikit
, dan menggerakkan personil panitia dlm jumlah bear serta menyiapkan akomodasi dan segala keperluan utk para tamu tentu juga membutuhkan biaya yg ga sedikit, so wajar2 ajalah jika kita harus membayar sedikit(materi) utk mendapatkan hasil yg besar(Dhamma).. Berkorban dikit ga masalah kan?  ;D

Tapi ini sekedar opini pribadi juga sih, dgn pengetahuan sy yg terbatas, tentu bisa saja pandangan sy ini salah krn dangkalnya wawasan krn hidup di kota kecil dan pergaulan yg sempit..  :-[

_/\_ ^:)^

IMO
jika memang tujuan demi kemajuan Dhamma dan 'pencerahan' umat Buddha, ya harus siap menanggung biaya dan pengorbanan.

kita bisa 'melihat' cerita Anathapindika dan Ibu Visakha, melepas hak kepemilikan demi Buddha Dhamma
adakah model Anathapindika dan Ibu Visakha jaman sekarang ini ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

adi lim

Quote from: johan3000 on 15 March 2011, 11:08:56 PM
tinggal tanya bante AB ingin tanda tangan berapa buku?... buku2 tsb aja yg menjadi undian.... hahahaa
dan semoga umat2 tidak begitu melekat pada tanda tangan di buku dehhhh....

nah gimana kalau cap jempol ?
rasanya cap jempol lebih cepat ya....! (3000 buku pun oke saja...)

atau buat stempel tanda tangan
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

kamala

Quote from: adi lim on 15 March 2011, 08:13:57 PM
apakah perlu dilihat langsung, baru diceritakan !
kenapa tidak bikin isu yang lain ?

hal ini di ungkap/dibahas supaya kelak para panitia lebih berhati2 utk 'melindungi/menjaga' AB dari gencaran para fans/ umat yang tidak tahu aturan vinaya atau memang AB yang harus lebih tahu vinaya dari pada umat ???

8->





bearti tidak melihat langsung ? hanya mendengar kata orang lain ?
tapi sudahlah
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

bond

Dhammapada
BAB IV. PUPPHA VAGGA - Bunga

(50)
Janganlah memperhatikan kesalahan
dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh orang lain.
Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan
dan apa yang belum dikerjakan oleh diri sendiri.

Pali :
na paresaṃ vilomāni, na paresaṃ katākataṃ
attano va avekkheyya katāni akatāni ca"
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

ryu

Mereka yang menganggap ketidak-benaran sebagai kebenaran, dan kebenaran sebagai ketidak-benaran, maka mereka yang mempunyai pikiran keliru seperti itu, tak akan pernah dapat menyelami kebenaran.

Mereka yang mengetahui kebenaran sebagai kebenaran, dan ketidak-benaran sebagai ketidak-benaran, maka mereka yang mempunyai pikiran benar seperti itu, akan dapat menyelami kebenaran.



===================================

Kisah Ujjhanasanni Thera


DHAMMAPADA XVIII, 19
 

        Ujjhanasanni Thera selalu mencari kesalahan dan membicarakan hal-hal buruk tentang orang lain. Bhikkhu-bhikkhu lain melaporkan hal ini kepada Sang Buddha.

        Sang Buddha menjawab, "Para bhikkhu, jika seseorang menemukan kesalahan orang lain kemudian memberitahukan hal-hal yang benar, maka itu bukanlah perbuatan jahat, dan tidak dapat disalahkan. Tetapi, jika seseorang selalu mencari kesalahan orang lain dan membicarakan hal-hal buruk tentang orang lain hanya karena dengki dan iri hati, ia tidak akan mencapai konsentrasi dan pencerapan mental (jhana). Ia tidak akan bisa memahami Dhamma dan kekotoran batinnya (asava) akan bertambah".

        Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 253 berikut:

Barangsiapa yang selalu memperhatikan dan mencari-cari kesalahan orang lain, maka kekotoran batin dalam dirinya akan bertambah dan ia semakin jauh dari penghancuran kekotoran-kekotoran batin.

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Kisah Bhikkhu Yang Keras Kepala


DHAMMAPADA XXII, 6-8
 

        Suatu ketika ada seorang bhikkhu yang merasa sangat menyesal karena telah memotong rumput tanpa sengaja. Ia mengakui hal tersebut di hadapan bhikkhu lain. Bhikkhu yang mendapat pengakuan kesalahan tersebut mempunyai sifat sembrono dan keras kepala, ia memandang remeh terhadap kesalahan kecil.

        Maka, ia menjawab kepada bhikkhu pertama, "Memotong rumput adalah pelanggaran yang sangat kecil. Jika kamu menyatakan dan mengakui kesalahan kepada bhikkhu lain, secara otomatis kamu bebas dari kesalahan. Tak ada yang perlu dirisaukan".

        Setelah mengatakan hal itu, ia sendiri mencabut segenggam rumput dengan kedua tangannya untuk menunjukkan bahwa ia hanya menganggap ringan terhadap pelanggaran yang tak berarti ini. Ketika Sang Buddha diberi tahu tentang hal ini, Beliau menegur bhikkhu yang sembrono dan keras kepala itu.

        Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 311, 312 dan 313 berikut ini:

Bagaikan rumput kusa, bila dipegang secara salah akan melukai tangan; begitu juga kehidupan seorang pertapa, apabila dijalankan secara salah akan menyeret orang ke neraka.

Bila suatu pekerjaan dikerjakan dengan seenaknya, suatu tekad tidak dijalankan dengan selayaknya, kehidupan suci tidak dijalankan dengan sepenuh hati; maka semuanya ini tidak akan membuahkan hasil yang besar.

Hendaklah orang mengerjakan sesuatu dengan sepenuh hati. Suatu kehidupan suci yang dijalankan dengan seenaknya akan membangkitkan debu nafsu yang lebih besar.

        Pada akhir khotbah Dhamma, bhikkhu yang sembrono dan keras kepala itu menyadari pentingnya pengendalian diri dalam kehidupan seorang bhikkhu, dan mematuhi secara ketat "Peraturan Pokok (Patimokkha) bagi para bhikkhu. Beberapa waktu kemudian, melalui praktek meditasi "Pandangan Terang", bhikkhu tersebut mencapai tingkat kesucian arahat.***
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

M14ka

Quote from: johan3000 on 15 March 2011, 11:08:56 PM
tinggal tanya bante AB ingin tanda tangan berapa buku?... buku2 tsb aja yg menjadi undian.... hahahaa
dan semoga umat2 tidak begitu melekat pada tanda tangan di buku dehhhh....

nah gimana kalau cap jempol ?
rasanya cap jempol lebih cepat ya....! (3000 buku pun oke saja...)
wkwkkwk nanti jempolnya kram kk.... :P

Umat Awam

Quote from: Mr. Wei on 15 March 2011, 10:53:42 PM
Thanks Umat Awam atas masukan positifnya, di dalam rundown acara kami sih tidak ada sesi tanda tangan buku, tapi mungkin saja terjadi jika para peserta 'ngotot' minta tanda tangan karena acara2 sebelumnya juga demikian, nanti saya akan coba sampaikan di rapat panitia :)

Tidak ada tanda tangan buku yah?? Tapi koq di penyampaian dibawah ini ada yah ??  ;D ^-^
perhatikan tulisan yg bold merah.. xixixi...

Quote from: ndrosubiyanto on 13 March 2011, 10:00:14 AM
From facebook Ehipassiko Foundation

AJAHN BRAHM juga akan hadir di TB Gramedia EMPORIUM Pluit Jakut, 20 Mar 2011 jam 8.00-9.30PM untuk Jumpa Fans dan Book Signing "Si Cacing & Kotoran Kesayangannya 2!".
Langsung datang saja, free, tanpa tiket. Jangan lewatkan kesempatan bertemu langsung Ajahn Brahm secara up-close & personal! Love You...

Quote from: adi lim on 16 March 2011, 05:30:31 AM
IMO
jika memang tujuan demi kemajuan Dhamma dan 'pencerahan' umat Buddha, ya harus siap menanggung biaya dan pengorbanan.

kita bisa 'melihat' cerita Anathapindika dan Ibu Visakha, melepas hak kepemilikan demi Buddha Dhamma
adakah model Anathapindika dan Ibu Visakha jaman sekarang ini ?

Lalu, jika demikian adanya, Apakah Boz adi berani melepas hartanya demi kemajuan Dhamma ??  ^-^
jika jawabnya nya YA, berapa banyak boz yg udah dilepaskan selama ini dan apakah ada hasilnya yang minimal Sama dengan yg dilakukan anathapindika??  ^-^ ;D

Jika jawabannya TIDAK atau BELUM dgn berbagai alasan, berarti kalimat diatas sekedar TEORI aja dunk boz.... hehehe..

^:)^

ryu

Quote from: Umat Awam on 16 March 2011, 11:40:19 AM
Tidak ada tanda tangan buku yah?? Tapi koq di penyampaian dibawah ini ada yah ??  ;D ^-^
perhatikan tulisan yg bold merah.. xixixi...

Lalu, jika demikian adanya, Apakah Boz adi berani melepas hartanya demi kemajuan Dhamma ??  ^-^
jika jawabnya nya YA, berapa banyak boz yg udah dilepaskan selama ini dan apakah ada hasilnya yang minimal Sama dengan yg dilakukan anathapindika??  ^-^ ;D

Jika jawabannya TIDAK atau BELUM dgn berbagai alasan, berarti kalimat diatas sekedar TEORI aja dunk boz.... hehehe..

^:)^
itu acara di toko buku gramedia, beda dgn acara mr wei

tapi masa bodoh sih, bukan urusan gw =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

andry

Samma Vayama