Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!

Started by Peacemind, 20 February 2011, 03:23:34 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Indra

Quote from: sanjiva on 15 August 2012, 11:47:12 AM
Kalau berbicara penyimpangan, semua memungkinkan terjadi penyimpangan.

Ada umat cewek bercerita bahwa dia dilecehkan seorang samanera, tangannya ditarik sambil samanera itu menjulurkan pen1snya agar si cewek memegangnya.

Ada bhikkhu yang parajika, menilep dana umat, main cewek dan sebagainya tapi ada pula yang dipercaya mencapai kesucian seperti Acharn Mun, Ajahn Toh, dsb.  Kalau di Indonesia ada bhikkhu yang dianggap 'alim' seperti bhante Pannyavaro misalkan. Lantas dengan demikian apakah tidak perlu jadi bhikkhu?  Masih ada bhikkhu yang bermoral yang menjalankan patimokkha, demikian pula masih ada samanera yang baik yang menjalankan dasasila.

Ilmu kungfu itu apalagi yang tingkat tinggi mampu membunuh manusia hanya dengan sekali pukulan bahkan sentuhan, lantas apakah dengan demikian tidak perlu belajar kungfu?

Pisau bisa membunuh manusia, bisa pula buat membantu proses memasak, apa pisau perlu ditinggalkan?
Latihan dan sila sudah diwariskan Sang Buddha secara sempurna, apa kita malah takut hanya karena ada yang menjalankannya menyimpang?

Istilah sekarang, itukan cuma oknum  :whistle: ;D

benar, maka jumlah sila tidak terbukti tidak menentukan kualitas spiritual seseorang, terutama jumlah sila yg tidak dijalankan. seorang samanera yg menjalankan dasasila plus 75 samanera sikha adalah lebih baik daripada seorang bhikkhu yg tidak menjalankan vinaya.

persoalannya bukan apakah perlu atau tidak perlu menjadi bhikkhu, tapi menjadi bhikkhu adalah pilihan seseorang. banyak orang jadi bhikkhu karena tergiur dengan kemudahan mendapatkan kemewahan tanpa perlu bekerja

pengemis

Quote from: Indra on 15 August 2012, 12:15:25 PM
benar, maka jumlah sila tidak terbukti tidak menentukan kualitas spiritual seseorang, terutama jumlah sila yg tidak dijalankan. seorang samanera yg menjalankan dasasila plus 75 samanera sikha adalah lebih baik daripada seorang bhikkhu yg tidak menjalankan vinaya.

persoalannya bukan apakah perlu atau tidak perlu menjadi bhikkhu, tapi menjadi bhikkhu adalah pilihan seseorang. banyak orang jadi bhikkhu karena tergiur dengan kemudahan mendapatkan kemewahan tanpa perlu bekerja

siapa saja sebutkan jangan fitnah saja.. kalo tidak menyebutkan siapa saja saya hanya menganggap ini fitnahan... sudah sesat kayaknya anda...

Indra

Quote from: pengemis on 15 August 2012, 12:33:55 PM
siapa saja sebutkan jangan fitnah saja.. kalo tidak menyebutkan siapa saja saya hanya menganggap ini fitnahan... sudah sesat kayaknya anda...

saya menolak utk menyebutkan oknumnya, tapi jika anda bisa mengusahakan suatu persidangan atas diri saya, mungkin saya akan memberikan bukti2 dalam persidangan itu.

Bukankah di thread lain anda mengatakan bahwa saya yg tidak memahami ajaran Buddha tidak layak berdiskusi dengan anda yg memahami ajaran Buddha? kata orang tua ini namanya "menjilat ludah sendiri".

pengemis

Quote from: Indra on 15 August 2012, 12:42:18 PM
saya menolak utk menyebutkan oknumnya, tapi jika anda bisa mengusahakan suatu persidangan atas diri saya, mungkin saya akan memberikan bukti2 dalam persidangan itu.

Bukankah di thread lain anda mengatakan bahwa saya yg tidak memahami ajaran Buddha tidak layak berdiskusi dengan anda yg memahami ajaran Buddha? kata orang tua ini namanya "menjilat ludah sendiri".

kan fitnah cuma orang fitnah aja yang ga bisa sebut siapa, atau memang ga tau hahaha... kalau tau dan ada pasti berani sebut..
menjilat ludah sendiri...? itu ditread ketuhanan bukan tread ini, yang jelas ditread itu saya tidak akan menjawab lebih lanjut pertanyaan anda.. kalau disini kan topiknya lain...
logika sd ya?
forum ini rusak karena ada orang2 sesat seperti kamu.. serigala dalam biri2

Indra

Quote from: pengemis on 15 August 2012, 12:53:40 PM
kan fitnah cuma orang fitnah aja yang ga bisa sebut siapa, atau memang ga tau hahaha... kalau tau dan ada pasti berani sebut..

saya punya alasan utk tidak menyebutkan siapa oknumnya, karena itu bisa merusak reputasi orang itu. tapi kalau dalam suatu persidangan maka saya tidak bisa menolak untuk memberikan bukti2 di depan hakim. saya mengerti tentu sulit bagi anda utk mengerti hal ini, ini sudah diluar jangkauan anda.

Quote
menjilat ludah sendiri...? itu ditread ketuhanan bukan tread ini, yang jelas ditread itu saya tidak akan menjawab lebih lanjut pertanyaan anda.. kalau disini kan topiknya lain...
logika sd ya?
oh anda tidak berkata seperti itu di sana. tapi saya mulai menyukai gaya anda, semoga anda bisa bertahan cukup lama.

Quote
forum ini rusak karena ada orang2 sesat seperti kamu.. serigala dalam biri2

hmmm... benarkah? jadi bukan karena orang2 dungu macam anda?

tesla

forum ini rusak krn ga sesuai harapan gue... ga sesuai dg keinginan gue... ga sesuai dg idealis gue... dst...
bilang aja gitu >:D
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

pengemis

Quote from: tesla on 15 August 2012, 01:02:02 PM
forum ini rusak krn ga sesuai harapan gue... ga sesuai dg keinginan gue... ga sesuai dg idealis gue... dst...
bilang aja gitu >:D
forum ini rusak krn ga sesuai harapan gue... ga sesuai dg keinginan gue... ga sesuai dg idealis gue... dst...
bilang aja gitu >:D

Indra


K.K.

Quote from: bangun _pw on 15 August 2012, 11:57:45 AM
wah3 berat jg ya ....
saya sejak kecil/SD sering diejek penyembah berhala oleh anak2 disekitar saya...
entah mengapa saat itu biasa aja..tidak ada perasaan minder..
tp suatu waktu di SMP saya pernah berkelahi karena emosi yang memuncak,,dan akhirnya dia minta maaf...

menjadi minoritas memang membawa beban mental...bahkan sejak kecil...
karena berbagai faktor yang tidak mendukung..
dirasa orang aneh kalo orang pribumi beragama buddha

toleransi umat beragama kadang hanya selogan...
lg pula teman2 saya kebanyakan non buddhis..dan mereka sangat baik..
tentu dsaat mereka berkunjung di tempat saya, saya akan mengingatkan dia jika jam2 sholat tiba..(jika muslim)
;D Sebenernya saya sih santai-santai aja, sudah tidak tersinggung kalau dibilang gitu. Jika orang ingin diskusi baik2 atau belajar, saya tidak pernah enggan mengakui bahwa saya berpandangan Buddhisme, Theravada khususnya. Tapi di antara orang yang men-generalisir Buddhisme dengan hal-hal lainnya, maka saya lebih cocok menyatakan saya bukan Buddhis (yang seperti itu).

Toleransi itu memang dianut sebagian orang, tapi ditentang oleh kaum2 fanatik tertentu. Tidak di sini, di mana-mana juga sama sih. Jadi kembali ke pribadi masing2. Apapun agamanya (atau rasnya, warga negaranya, atau bahkan kastanya), kalau memang orang itu bisa toleransi, cocok dijadikan teman. Kalau orang rasis, fanatik, walaupun sama ras, sama agama, sepertinya tidak cocok juga dijadikan teman (menurut saya).



K.K.

"Biri2"? ;D Kalo seorang Indra bisa 'manis' seperti 'biri2' bahkan seperenambelas bagian saja, maka T-Rex bisa makan kangkung.


ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 15 August 2012, 02:18:26 PM
"Biri2"? ;D Kalo seorang Indra bisa 'manis' seperti 'biri2' bahkan seperenambelas bagian saja, maka T-Rex bisa makan kangkung.


apakah yang manis seperti "biri2" ini seorang yang fanatik?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

juli wu

Quote from: Kainyn_Kutho on 15 August 2012, 02:18:26 PM
"Biri2"? ;D Kalo seorang Indra bisa 'manis' seperti 'biri2' bahkan seperenambelas bagian saja, maka T-Rex bisa makan kangkung.
;D :))

K.K.

Quote from: ryu on 15 August 2012, 02:29:06 PM
apakah yang manis seperti "biri2" ini seorang yang fanatik?
"Manis" ini bukan masalah fanatik atau tidak, tapi masalah tingkat 'kebrutalan'.
Aneh saja kalo ada yang menuduh Indra itu 'berbulu biri2'. Kalau "serigala berbulu buaya" masih OK lah. ;D

dilbert

Kira-Kira kalau pada jaman Buddha masih hidup... ada-kah yang belajar dan praktek sesuai dengan ajaran Buddha (bahkan mungkin sering ikut mendengarkan khotbah dhamma), tetapi tidak mau di sebut sebagai pengikut Buddha ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

sanjiva

#284
Quote from: dilbert on 15 August 2012, 04:50:43 PM
Kira-Kira kalau pada jaman Buddha masih hidup... ada-kah yang belajar dan praktek sesuai dengan ajaran Buddha (bahkan mungkin sering ikut mendengarkan khotbah dhamma), tetapi tidak mau di sebut sebagai pengikut Buddha ?

Ga ada.  Tidak ada murid Sang Buddha yang menyangkal Sang Buddha sebagai gurunya.

Kalau orang yang praktek sesuai ajaran Buddha dan mengaku sebagai muridnya Buddha tercatat dalam beberapa kejadian, antara lain:
Saat Sariputta yang masih pertapa pengembara ketika bertemu dengan YA. Asajji :
(RAPB hal.896) ***
...ia terlibat dalam pembicaraan kepada Thera dan berkata: "Teman, wajahmu demikian jernih dan tenang, kulitmu cerah dan bersih tanpa noda, kepada siapakah engkau belajarSiapakah gurumu? Dhamma siapakah yang engkau pelajari?"

YM. Asajji menjawab, "Teman, aku belajar di bawah bimbingan Buddha yang telah mencapai Pencerahan Sempurna, .......  Beliau adalah guruku; aku menerima ajaran dariNya." ......


Bedanya orang suci dengan orang yang merasa sudah suci ya kayak di atas, yang suci beneran tanpa malu, tanpa takut, tanpa prasangka akan dituduh berhala dsb, dengan tanpa tedeng aling2 akan menjawab "Buddha". :D  Titik.  Ga mikir yang macem2 atau muter2 dulu.


***
Sayang sekali text dalam ebook RAPBnya DC ga bisa dicopy paste, jadi menyulitkan untuk dikutip dalam diskusi.  Gw terpaksa ketik ulang dan cukup memakan waktu, apalagi kalau panjang.  #:-S
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »