Iya,telah terjadi...tapi dana dhamma yang tidak bijaksana dan tidak bermanfaat.
Berarti di sini kita berbeda pandangan. Menurut saya, dana dhamma terjadi jika pengetahuan dhamma itu sengaja diberikan (pendana mengerti dan dengan pengertiannya mengajarkan), kemudian dimengerti oleh si penerima. Dengan kata lain, jika si 'penerima' memahami dhamma yang diberikan, maka barulah dana dhamma terjadi.
Itu namanya meletakkan.Penerima yang bagaimana bro maksud?
Sama seperti kita meletakkan benih jagung di semen, di mana tidak akan bertumbuh apa-apa, demikian pula kita memberikan dhamma ke orang yang tidak tepat dengan cara tidak tepat, maka tidak terjadi manfaat apa-apa. Perbuatan meletakkan benih di semen tidak bisa disebut menanam walaupun niatnya adalah menanam; demikian pula mengajarkan dhamma dengan cara salah pada orang yang tidak tepat, tidak dapat dikatakan dana dhamma walaupun niatnya adalah berdana dhamma.
Jika sekarang kita diminta menyumbang dengan cara memasukkan disebuah kotak yang dibuat berdiri.Saat kita memasukkan uang ke kotak itu,apakah kita sudah berdana materi?
Ya, dana sudah terjadi karena sudah ada yang menerima uang tersebut (pemilik kotak). Berbeda dengan dana dhamma, kadang omongannya terdengar, bukunya sudah diterima, namun pengertian dhammanya tidak tersampaikan.
Saya tidak pernah mengatakan itu mutlak adalah baik.Tapi kita sudah berusaha bertindak bijaksana.Daripada dengan cara tindakan memberikan buku dhamma pada orang buta.
Itu memang hanya contoh saja. Yang saya maksudkan adalah bagaimanapun kita mensortir penerima buku, tetap hasilnya belum tentu baik karena kita telah meng-generalisasi penilaian.
Apakah dhamma yang diberikan oleh Sang Buddha didepan kumpulan orang banyak memberikan reaksi atau manfaat yang sama pada tiap orang itu?Jelas tidak kan?
Dhamma yang diberikan oleh Buddha memang bisa memberikan manfaat yang berbeda-beda. Namun, setiap kali Buddha berkhotbah, ia telah mengetahui orang mana saja yang bisa mendapatkan manfaatnya, bukan dengan tebak-tebakan. Apakah sama halnya ketika kita berdana buku kita mengetahui siapa saja yang akan membacanya, potensi para pembaca dan hasil dari membaca buku tersebut?
Karena untuk mengerti dhamma bukan hanya tergantung dari pembabarnya tapi juga pendengar/pembacanya.Dan itu juga bergantung dengan kamma masa lampau mereka.Jika orang itu sudah waktunya menerima bahkan dengan cara spam sekalipun dia akan tergerak.
Jika kamma dan jasa lampau culapanthaka itu belum mendukung,walaupun sang buddha yang turun tangan tetap tidak akan mengerti.
OK, yang ini adalah pembahasan dari sisi 'penerima dana'. Seseorang BISA mencapai suatu pengertian dhamma tertentu tanpa diajarkan. Biasanya orang ini memahami suatu fenomena dan memahaminya. Sebetulnya ada contoh di pembahasan lampau mengenai seorang bhikkhu yang ketika dalam perjalanan melihat hutan yang terbakar, maka ia mendapatkan suatu pengertian. Di sini, si pembuat kebakaran hutan TIDAK berdana dhamma. Si bhikkhu itu yang memang kebetulan memahami lewat fenomena tersebut.
Demikian pula jika seseorang spam tipitaka atau misalnya saja DC yang memberikan fasilitas Tipitaka di Perpustakaannya. Tuhan DC & 'pengikut2nya' di sini bukan berdana dhamma karena tidak memberikan pengertian, bahkan tidak tahu siapa saja yang akan baca dan mengambil manfaatnya, namun telah memberikan dana berupa kemudahan akses pada dhamma. Memberikan akses pada dhamma itu adalah perbuatan yang sudah amat sangat bermanfaat, namun masih bukan dana dhamma yang dikatakan bisa membalas budi baik orang tua.
Saya rangkum sekali lagi definisi dana dhamma menurut saya.
1. Dana dhamma bisa dilakukan oleh orang-orang yang telah mengerti dhamma, karena dhamma adalah pengertian, dan pengertian itulah yang diberikan.
2. Dana dhamma tidak terbatas pada bentuk materi/ide tertentu karena yang diberikan adalah pengertian, sedangkan medianya bisa berupa banyak hal seperti: khotbah/ceramah langsung, buku, kain bersih (Culapanthaka), perintah mencari lada (Kisa Gotami), atau janji mendapatkan Bidadari (Nanda).
3. Dana dhamma terjadi jika penerima dana memahami dhamma yang disampaikan tersebut. Ini kira-kira sama saja dengan dana materi, kalau materi tersebut tidak sampai pada penerima, maka tidak dikatakan sebagai dana. Demikian juga pengertian dhamma jika tidak sampai pada penerima, maka dana dhamma tidak terjadi.