News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Dana Dhamma

Started by K.K., 15 November 2010, 10:38:20 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

Split dari topic sebelah.

Membuat buku Ajaran Buddha dan membagikan dengan gratis BUKANLAH dana dhamma. Singkat dan pendek, jasa orang tua terhadap kita (yang tidak bisa dibalas walau menggendong 100 tahun tanpa henti), bisakah dibandingkan dengan memberi satu set tipitaka ke orang tua?

Dana dhamma yang sesungguhnya adalah memberikan pengertian dan membimbing orang lain sehingga mencapai terhentinya kelahiran kembali. Itulah 'dana' yang terbaik. Sulit? Tentu saja super sulit, apalagi jika kita sendiri masih berpandangan tidak jelas benar/salah. Kalau mudah, tidak akan dikatakan sebagai dana terbaik.




Indra

Benar sekali, tetapi sekarang ini, banyak sekali beredar penggalangan dana untuk berbagai macam tujuan dengan mengatas-namakan Dhamma dana, memprihatinkan ...

K.K.

Quote from: Hendra Susanto on 15 November 2010, 10:22:42 AM
jika demikian... apakah mencetak buku dhamma = media? jadi Media Dhamma?
Saya tidak tahu apakah ada istilah media-dhamma di Tipitaka, tapi menurut saya memang itu jadi media dhamma, memudahkan orang yang ingin belajar dhamma. Tetapi tetap bukan dana dhamma itu sendiri.


Sumedho

ini menarik... definisi dari dhamma dana itu seperti apa yah

misalnya memberitahu/memberikan informasi/dhamma yg menjadikan kita memahami dhamma (masuk arus), itu adalah dana dhamma, itu sepertinya masih masuk akal. cmiiw
There is no place like 127.0.0.1

K.K.

Quote from: Indra on 15 November 2010, 10:41:31 AM
Benar sekali, tetapi sekarang ini, banyak sekali beredar penggalangan dana untuk berbagai macam tujuan dengan mengatas-namakan Dhamma dana, memprihatinkan ...
Berawal dari tidak mau belajar, maka tidak akan mengerti dana dhamma. Memang sangat memprihatinkan. Jika tidak tahu definisinya tapi melakukan dana buku dengan niat baik menyebarkan dhamma, itu masih sangat wajar. Tapi kadang menggebu-gebu ingin dapat pahala terbesar, akhirnya bukan dana dhamma yang terjadi, malah keserakahan dana yang berkembang.


K.K.

Quote from: Sumedho on 15 November 2010, 10:47:17 AM
ini menarik... definisi dari dhamma dana itu seperti apa yah

misalnya memberitahu/memberikan informasi/dhamma yg menjadikan kita memahami dhamma (masuk arus), itu adalah dana dhamma, itu sepertinya masih masuk akal. cmiiw

Definisi secara pastinya, saya tidak tahu. Tapi yang saya katakan dana dhamma (yang bisa membalas kebaikan orang tua) adalah seperti yang dilakukan Sariputta terhadap ibunya, yang berpadangan salah 'menyeberang' ke Sotapanna.

Secara general, mungkin mengubah dari orang jahat ke orang baik (tukang nyolong jadi tobat) juga bisa dibilang dana dhamma. Tapi kalau dari definisi Buddhism, sepertinya lebih ke mengarahkan orang pada pandangan benar yang membantu orang mencapai kesucian.


Kelana

Saya ingin tanya,
Jika kita mempermasalahkan media-nya dalam melakukan dana dhamma, bukankah kata-kata dan bahasa yang kita gunakan saat kita memberikan nasihat juga merupakan suatu bentuk media komunikasi?
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

dhammadinna

Liat di related topic, ada judul yang harus diganti tuh sepertinya (bagiannya DC Press). Alternatifnya: Berdana mencetak Buku Dhamma?

dhammadinna

Quote from: Kelana on 15 November 2010, 11:15:29 AM
Saya ingin tanya,
Jika kita mempermasalahkan media-nya dalam melakukan dana dhamma, bukankah kata-kata dan bahasa yang kita gunakan saat kita memberikan nasihat juga merupakan suatu bentuk media komunikasi?

Ini bukan tentang media sih. Tapi, kalo mencetak buku dhamma, yang kita danakan adalah uang/materi (bukan Dhamma). mungkin begitu? CMIIW.

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 15 November 2010, 10:38:20 AM
Split dari topic sebelah.

Membuat buku Ajaran Buddha dan membagikan dengan gratis BUKANLAH dana dhamma. Singkat dan pendek, jasa orang tua terhadap kita (yang tidak bisa dibalas walau menggendong 100 tahun tanpa henti), bisakah dibandingkan dengan memberi satu set tipitaka ke orang tua?

Dana dhamma yang sesungguhnya adalah memberikan pengertian dan membimbing orang lain sehingga mencapai terhentinya kelahiran kembali. Itulah 'dana' yang terbaik. Sulit? Tentu saja super sulit, apalagi jika kita sendiri masih berpandangan tidak jelas benar/salah. Kalau mudah, tidak akan dikatakan sebagai dana terbaik.




kalau menurut sutra bakti :
"Demi mereka tulis dan perbanyaklah Sutra ini, sebarluaskan demi kebajikan semua mahluk serta kumandangkanlah Sutra ini. Segeralah bertobat atas pelanggaran-pelanggaran dan kesalahan-kesalahan. Atas nama orang tua kalian, berikanlah persembahan kepada Buddha, Dharma, Sangha." Demi orang tua, patuhlah kepada perintah dan hanya memakan makanan suci dan bersih. Tumbuh kembangkan kebajikan dari praktek berdana. Inilah kekuatan yang diperoleh, semua Buddha akan selalu melindungi orang yang demikian itu dan dapat dengan segera menyebabkan orang-orang tua mereka lahir kembali di surga, untuk menikmati segala kebahagiaan dan meninggalkan penderitaan-penderitaan neraka.

;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: Kelana on 15 November 2010, 11:15:29 AM
Saya ingin tanya,
Jika kita mempermasalahkan media-nya dalam melakukan dana dhamma, bukankah kata-kata dan bahasa yang kita gunakan saat kita memberikan nasihat juga merupakan suatu bentuk media komunikasi?
Memang bukan medianya yang dipermasalahkan.

Orang tidak mengerti dhamma, tidak memahami orang yang mendengar, lalu baca Tipitaka untuk didengarkan banyak orang secara langsung (bukan lewat buku), tetap saja namanya bukan dana dhamma. Ia tidak membantu orang lain mengerti. Hal ini sama dengan spamming e-mail tipitaka.txt atau pakai megaphone tengah jalan baca tipitaka. Jika membuat orang lain membaca/mendengar dhamma bisa disebut dana dhamma, maka beo pun bisa berdana-dhamma.

Di sisi lain, ada juga orang yang bisa memahami/merealisasi dhamma tanpa bantuan orang lain. Ia merealisasi dhamma tentu merefleksikan pada satu fenomena, dan kita mungkin adalah bagian dari kenyataan tersebut tanpa disadari. Misalnya dalam dhammapada ada kisah bhikkhu yang melihat kebakaran hutan sehingga mengembangkan perhatian dan mencapai Arahatta. Dalam hal ini, si penyebab kebakaran hutan tentulah tidak berdana dhamma pada si bhikkhu, walaupun ia adalah bagian dari fenomena tersebut.

Kalau saya sementara menyimpulkan, orang berdana dhamma itu harus terlebih dulu mengerti dhamma. Lalu dia mengetahui kecenderungan si penerima dana, mengetahui cara-cara yang sesuai untuk menyampaikannya, melakukan penyampaian itu, dan si penerima-dana memahami dhamma tersebut dengan benar.


Indra

Quote from: ryu on 15 November 2010, 11:36:48 AM
kalau menurut sutra bakti :
"Demi mereka tulis dan perbanyaklah Sutra ini, sebarluaskan demi kebajikan semua mahluk serta kumandangkanlah Sutra ini. Segeralah bertobat atas pelanggaran-pelanggaran dan kesalahan-kesalahan. Atas nama orang tua kalian, berikanlah persembahan kepada Buddha, Dharma, Sangha." Demi orang tua, patuhlah kepada perintah dan hanya memakan makanan suci dan bersih. Tumbuh kembangkan kebajikan dari praktek berdana. Inilah kekuatan yang diperoleh, semua Buddha akan selalu melindungi orang yang demikian itu dan dapat dengan segera menyebabkan orang-orang tua mereka lahir kembali di surga, untuk menikmati segala kebahagiaan dan meninggalkan penderitaan-penderitaan neraka.

;D

karena itulah maka thread ini oleh TS ditempatkan di board Theravada

K.K.

Quote from: Mayvise on 15 November 2010, 11:25:50 AM
Ini bukan tentang media sih. Tapi, kalo mencetak buku dhamma, yang kita danakan adalah uang/materi (bukan Dhamma). mungkin begitu? CMIIW.
Menurut saya juga begitu. Memberikan buku dhamma, kira-kira sama seperti misalnya mengantarkan orang lain pergi ke vihara. Sama-sama memberikan kemudahan bertemu dengan ajaran. 

No Pain No Gain

Quote from: Kainyn_Kutho on 15 November 2010, 11:40:41 AM
Menurut saya juga begitu. Memberikan buku dhamma, kira-kira sama seperti misalnya mengantarkan orang lain pergi ke vihara. Sama-sama memberikan kemudahan bertemu dengan ajaran. 

kayaknya bisa dikategorikan dana materi dan dana dhamma sekaligus...kan dunia ini tdk hanya sekedar hitam dan putih..
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

K.K.

Quote from: ryu on 15 November 2010, 11:36:48 AM
kalau menurut sutra bakti :
"Demi mereka tulis dan perbanyaklah Sutra ini, sebarluaskan demi kebajikan semua mahluk serta kumandangkanlah Sutra ini. Segeralah bertobat atas pelanggaran-pelanggaran dan kesalahan-kesalahan. Atas nama orang tua kalian, berikanlah persembahan kepada Buddha, Dharma, Sangha." Demi orang tua, patuhlah kepada perintah dan hanya memakan makanan suci dan bersih. Tumbuh kembangkan kebajikan dari praktek berdana. Inilah kekuatan yang diperoleh, semua Buddha akan selalu melindungi orang yang demikian itu dan dapat dengan segera menyebabkan orang-orang tua mereka lahir kembali di surga, untuk menikmati segala kebahagiaan dan meninggalkan penderitaan-penderitaan neraka.

;D
Menyebarluaskan media dhamma juga memang adalah kamma baik. Tapi copy-paste sutta ke 1 juta e-mail, tidak bisa dibandingkan sama sekali dengan membimbing 1 orang mencapai kesucian. Apalagi jika copy-paste sutta 'jadi-jadian' ke banyak orang. Bisa jadi tidak bermanfaat sama sekali.