Dana Dhamma

Started by K.K., 15 November 2010, 10:38:20 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sostradanie

Quote from: rooney on 24 December 2010, 01:38:26 AM
Kalo gt, orang berdana barang kebutuhan, pabrik dan penjual juga ikutan berdana dong ? Tapi berdana kok dituker ama duit ya ? 

Bro baca thread ini dari awal deh.Diawal aja dijelaskan arti kata DANA.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

rooney

#166
Quote from: sriyeklina on 24 December 2010, 01:40:24 AM
Jika penulis saja maka itu penulis buku dhamma,jika penerjemah saja maka itu penerjemah buku dhamma,jika penyumbang saja maka itu penyumbang pembuatan buku dhamma.Jika semuanya bekerja karena tujuan yang sama untuk membagikan buku dhamma terjadi tindakan mewujudkan  barulah terjadi DANA DHAMMA.

Hmmm benar juga... walaupun dana Dhamma dalam bentuk buku mesti ada playmaker alias penyambung (pendana), tapi tetap saja intinya kan isi tulisannya yg merupakan interpretasi Dhamma. So, saya rasa kurang tepat disebut bahwa si pendana buku adalah berdana Dhamma juga, karena kalu begitu berarti Dana Dhamma lebih mudah dilakukan daripada dana anggota tubuh. Padahal kenyataannya Dana Dhamma adalah dana tertinggi karena membawa seseorang pada pencapaian Moralitas, konsentrasi, dan kebijaksanaan dan sudah tentu juga semakin tinggi suatu dana, pastilah akan lebih sulit untuk dilakukan...

rooney

Quote from: sriyeklina on 24 December 2010, 01:42:18 AM
Bro baca thread ini dari awal deh.Diawal aja dijelaskan arti kata DANA.

Hehehe... Saya udah ikutin kok dari depan

Sostradanie

Quote from: rooney on 24 December 2010, 01:47:47 AM
Hmmm benar juga... walaupun dana Dhamma dalam bentuk buku mesti ada playmaker alias penyambung (pendana), tapi tetap saja intinya kan isi tulisannya yg merupakan interpretasi Dhamma. So, saya rasa kurang tepat disebut bahwa si pendana buku adalah berdana Dhamma juga, karena kalu begitu berarti Dana Dhamma lebih mudah dilakukan daripada dana anggota tubuh.

Sekarang saya ingin tanyakan, jika ada terjadi pembunuhan berencana.Ada otak pelakunya.Ada yang bertindak sebagai pelaku juga.Dan ada penyandang dana yang dengan penuh kesadaran menyediakan semua kebutuhan baik bom dan lainnya supaya pembunuhan itu terjadi.Menurut anda dia termasuk melakukan pembunuhan ga?

QuotePadahal kenyataannya Dana Dhamma adalah dana tertinggi karena membawa seseorang pada pencapaian Moralitas, konsentrasi, dan kebijaksanaan dan sudah tentu juga semakin tinggi suatu dana, pastilah akan lebih sulit untuk dilakukan...
Karena dhamma sama seperti ilmu/teorinya.Jika tidak tahu resep sebuah kue,apakah kita bisa membuat kue itu?
Karena mengetahui dhamma,jadi tahu apa guna meditasi.Sehingga kita melakukannnya.Bukankah begitu?
Tapi berat manakah antara menyumbang dana untuk membuat buku dhamma dengan membimbing seseorang sehingga mengerti dhamma?Lebih berat membimbing orang.Yang artinya jika kita melakukan membimbing jauh lebih besar karmanya daripada memberi buku.


PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

rooney

#169
Quote from: sriyeklina on 24 December 2010, 02:01:36 AM
Sekarang saya ingin tanyakan, jika ada terjadi pembunuhan berencana.Ada otak pelakunya.Ada yang bertindak sebagai pelaku juga.Dan ada penyandang dana yang dengan penuh kesadaran menyediakan semua kebutuhan baik bom dan lainnya supaya pembunuhan itu terjadi.Menurut anda dia termasuk melakukan pembunuhan ga?

Tentu saja ikut terlibat dong karena pembunuh bayaran adalah pesuruh si otak pelaku dan penyedia senjata dgn penuh kesadaran adalah sponsornya. Tapi, apakah pembunuh bayaran bisa disamakan dengan penyumbang ? pembunuh bayaran adalah pesuruh si otak pelaku, apakah pendana buku adalah pesuruh si penulis buku ? Tentu saja tidak, karena mana mungkin seorang bhikku/penulis merancang sebuah "Dana Dhamma berencana" , yang secara khusus mereka buat buku agar umat dapat melakukan dana Dhamma ?

Quote
Karena dhamma sama seperti ilmu/teorinya.Jika tidak tahu resep sebuah kue,apakah kita bisa membuat kue itu?
Karena mengetahui dhamma,jadi tahu apa guna meditasi.Sehingga kita melakukannnya.Bukankah begitu?
Tapi berat manakah antara menyumbang dana untuk membuat buku dhamma dengan membimbing seseorang sehingga mengerti dhamma?Lebih berat membimbing orang.Yang artinya jika kita melakukan membimbing jauh lebih besar karmanya daripada memberi buku.

Yup, sudah tentu orang harus mengerti Dhamma terlebih dahulu untuk bisa melakukan dana Dhamma. Sama seperti berdana yang lain, mereka harus punya barang yang didanakan baru bisa berdana. Kalau tidak mengerti Dhamma, tentu tidak bisa berdana Dhamma...

rooney

---- CLOSED---

Sorry salah pencet  ;D

Sostradanie

Quote from: rooney on 24 December 2010, 02:24:59 AM
Tentu saja ikut terlibat dong karena pembunuh bayaran adalah pesuruh si otak pelaku dan penyedia senjata dgn penuh kesadaran adalah sponsornya. Tapi, apakah pembunuh bayaran bisa disamakan dengan penyumbang ? pembunuh bayaran adalah pesuruh si otak pelaku, apakah pendana buku adalah pesuruh si penulis buku ? Tentu saja tidak, karena mana mungkin seorang bhikku/penulis merancang sebuah "Dana Dhamma berencana" , yang secara khusus mereka buat buku agar umat dapat melakukan dana Dhamma ?
Bro,apa perbedaan sponsor dengan donatur?Atau penyumbang dengan donatur?Kok bro malah menyamakan PELAKU DENGAN PENYUMBANG?
Jika sekarang ada salah satu umat mendengar ceramah bhikkhu tentang metta,dia tertarik dan meminta ijin bolehkah jika ceramah itu dijadikan sebuah buku yang tujuannya untuk didanakan kepada orang-orang?Ternyata boleh.Akhirnya umat tersebut membentuk team,ada yang jadi penulisnya karena tidak mungkin disuruh bhikkhunya menulis/mengetik dikomputer.Ada yang kebagian tukang cetaknya.Dan ada yang kebagian untuk membagikan.Mereka semua berniat dengan dibuat buku ini semoga bermanfaat bagi kebahagiaan semua makhluk dan bisa membuat orang lebih mengerti tentang metta.Menurut anda apakah team tersebut berdana dhamma?


QuoteYup, sudah tentu orang harus mengerti Dhamma terlebih dahulu untuk bisa melakukan dana Dhamma. Sama seperti berdana yang lain, mereka harus punya barang yang didanakan baru bisa berdana. Kalau tidak mengerti Dhamma, tentu tidak bisa berdana Dhamma...

Bro,ajaran yang kita dapat supaya tidak mencuri termasuk dhamma atau tidak?Ajaran yang mengatakan mendonorkan darah adalah hal baik,termasuk dhamma atau tidak?Ajaran untuk mencapai jhana termasuk dhamma atau tidak?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

willian

Dana dhamma tuh seperti memberikan buku kepada seseorg, hingga orag tersebut membacanya, dan mendapatkan sesuatu yang bermanfaat..
Apapun yang sedan kamu lakukan, lakukanlah dengan sepenuh hati. Sebab apapun yang sedang kamu lakukan sekarang, itulah yang akan menentukan masa depanmu. Kita hidup untuk hari ini, bukan dari masa lalu dan bukan untuk masa depan..

rooney

Quote from: sriyeklina on 24 December 2010, 03:00:06 AM
Bro,apa perbedaan sponsor dengan donatur?Atau penyumbang dengan donatur?Kok bro malah menyamakan PELAKU DENGAN PENYUMBANG?
Jika sekarang ada salah satu umat mendengar ceramah bhikkhu tentang metta,dia tertarik dan meminta ijin bolehkah jika ceramah itu dijadikan sebuah buku yang tujuannya untuk didanakan kepada orang-orang?Ternyata boleh.Akhirnya umat tersebut membentuk team,ada yang jadi penulisnya karena tidak mungkin disuruh bhikkhunya menulis/mengetik dikomputer.Ada yang kebagian tukang cetaknya.Dan ada yang kebagian untuk membagikan.Mereka semua berniat dengan dibuat buku ini semoga bermanfaat bagi kebahagiaan semua makhluk dan bisa membuat orang lebih mengerti tentang metta.Menurut anda apakah team tersebut berdana dhamma?

Karena pelaku dan penyumbang adalah orang trakhir, makanya saya samakan  :P

Jika ada umat yang minta ijin kepada bhikku untuk menjadikan Dhammadesana sebagai buku, menurut anda apakah bhikku tersebut setuju hal tersebut adalah Dana Dhamma ? Kalo iya, wow tanpa mengerti Dhamma, seseorang bisa berdana Dhamma yo, begitu mudahnya melakukan Dana Dhamma bahkan lebih mudah dibanding berdana kehidupan dan barang kebutuhan.

Quote
Bro,ajaran yang kita dapat supaya tidak mencuri termasuk dhamma atau tidak?Ajaran yang mengatakan mendonorkan darah adalah hal baik,termasuk dhamma atau tidak?Ajaran untuk mencapai jhana termasuk dhamma atau tidak?

Kalo saya pencuri, trus saya dapat nasehat dari orang agar tidak mencuri kemudian saya berhenti mencuri, tentu saja itu adalah Dana Dhamma. Kalo saya belum bisa masuk jhana, trus diajarin masuk jhana kemudian bisa masuk jhana, tentu itu adalah dana Dhamma. Kalo donor darah, no idea deh...

dilbert

apakah ngajarin masuk jhana termasuk dhamma ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Sostradanie

Quote from: dilbert on 24 December 2010, 03:06:42 PM
apakah ngajarin masuk jhana termasuk dhamma ?

menurut bro bagaimana?dengan segala objeknya,dengan segala perenungannya....apakah itu dhamma?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Sostradanie

Quote from: rooney on 24 December 2010, 01:51:39 PM
Karena pelaku dan penyumbang adalah orang trakhir, makanya saya samakan  :P

Jika ada umat yang minta ijin kepada bhikku untuk menjadikan Dhammadesana sebagai buku, menurut anda apakah bhikku tersebut setuju hal tersebut adalah Dana Dhamma ? Kalo iya, wow tanpa mengerti Dhamma, seseorang bisa berdana Dhamma yo, begitu mudahnya melakukan Dana Dhamma bahkan lebih mudah dibanding berdana kehidupan dan barang kebutuhan.

Kalo saya pencuri, trus saya dapat nasehat dari orang agar tidak mencuri kemudian saya berhenti mencuri, tentu saja itu adalah Dana Dhamma. Kalo saya belum bisa masuk jhana, trus diajarin masuk jhana kemudian bisa masuk jhana, tentu itu adalah dana Dhamma. Kalo donor darah, no idea deh...
-Dan jika anda kerjakan lebih berat mana antara menasehati seseorang supaya tidak mencuri dibandingkan dengan anda mendonorkan mata saat ini?
-Dan jika anda kerjakan lebih berat mana dengan membimbing seseorang supaya seseorang mengetahui tentang derita melewati perenungan dengan semadhi dibandingkan dengan mendonorkan mata saat ini?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

rooney

#177
Quote from: sriyeklina on 24 December 2010, 03:46:43 PM
-Dan jika anda kerjakan lebih berat mana antara menasehati seseorang supaya tidak mencuri dibandingkan dengan anda mendonorkan mata saat ini?
-Dan jika anda kerjakan lebih berat mana dengan membimbing seseorang supaya seseorang mengetahui tentang derita melewati perenungan dengan semadhi dibandingkan dengan mendonorkan mata saat ini?

Tentunya menasehati (dr yg pencuri menjadi tidak lagi mencuri) dan membimbing (dr yang tidak memiliki konsentrasi hingga memiliki konsentrasi)

Sostradanie

Quote from: rooney on 24 December 2010, 03:59:42 PM
Tentunya menasehati (dr yg pencuri menjadi tidak lagi mencuri) dan membimbing (dr yang tidak memiliki konsentrasi hingga memiliki konsentrasi)

Nah,sekarang kebetulan ada yang membutuhkan donor mata.Maukah anda menyumbangkan mata anda??
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

K.K.

Quote from: sriyeklina on 24 December 2010, 01:08:57 AM
Dana dhamma dikatakan yang terbaik,karena dilihat dari prosesnya.Sebelum ada tindakan pasti ada dhamma duluan.Dhamma bukan sebuah benda,tapi dhamma hanya diolah dipikiran.Baik dhamma itu kita dapat dari mendengar,melihat atau merasakan.Jadi setelah mengetahui tentang dhamma maka orang akan melakukan tindakan yang sesuai dhamma.

Contoh sederhana:
-seseorang yang selalu kita beri ikan.Tidak akan pernah tahu cara mendapatkan ikan.Tapi jika kita ajarkan dia memancing,maka dia akan mencari ikan untuk dirinya sendiri.Kita sebagai yang mengajar mendapatkan manfaat dan yang belajar juga mendapatkan manfaat.

Berdana dhamma sama dengan berdana ilmu.Yang jika dipraktekkan akan memberikan manfaat yang besar.Dan dhamma itu juga bertingkat-tingkat.Sama seperti sekolah,jika sudah belajar sampai ini maka udah lulus SD.Sampai itu udah lulus SMA.Kalau sudah lulus SMA berarti sudah tercerahkan.
Betul, kira-kira seperti itu. Perbedaan mendasarnya hanyalah dhamma ini adalah pemahaman/ilmu yang membawa pada akhir dari dukkha.

QuoteJadi jika ditanya apakah berdana buku dhamma termasuk dana dhamma?Saya akan menjawab IYA.Dhammma yang diberikan dalam bentuk tulisan.
Bagaimana jika saya dana Tipitaka ke seorang tukang sayur di pasar yang buta huruf dan setiap hari 1 halaman sutta dijadikan bungkus kacang? Apakah dana dhamma telah terjadi?

QuoteDan apakah dengan memberikan spam tipitaka termasuk dana dhamma?Saya akan menjawab IYA.Tapi karma anda tidak akan berbuah banyak.Kenapa begitu?karena anda kurang bijaksana.
Contoh sederhana:
-Disaat saya ingin menanam jagung.Apa yang saya lakukan pertama kali?Saya akan melihat kondisi tanahnya.Karena didaerah saya tanah gambut berarti kadar asamnya tinggi.Maka saya akan mencari benih jagung yang cocok untuk tanah tersebut.Salah pemakaian benih,maka dijamin panennya gagal.

Coba anda spam dengan sebuah cerita yang mengandung dhamma.Itu akan berbuah lebih baik dari pada spam tipitika.Karena seorang Buddhisme saja banyak tidak mengerti tipitika apalagi non budhis.Jadi bukan tanahnya tidak subur,si penanamnya yang kurang bijaksana.
Berarti terjadi atau tidaknya dana, tergantung penerima juga, bukan? Sama seperti menanam jagung, kalau ditaruh di semen, tentu kita tidak mengatakan itu adalah menanam.

QuoteContoh buku RAPB dhammacitta,sudah dilakukan aturan main bahwa dengan memposting 100 baru bisa mendapatkan buku tersebut.Itu sudah termasuk salah satu tindakan bijaksana yang menyeleksi keseriusan seseorang.Dan jika ternyata masih kejadian Buku RAPB yang tebal itu jadi pengganjal lemari, itu berarti orangnya tidak berjodoh dengan dhamma.Seperti Sang Buddha katakan,jika debu mata itu terlalu tebal.Sudah tidak kelihatan apa-apa lagi.
Ini hanyalah contoh kasus saja. Di sisi lain, kalau orangnya meninggal di posting 99, maka akan jadi hantu (peta) RAPB yang belum berkesempatan baca dhamma. Kebijaksanaan ini tidak bisa dibilang mutlak adalah baik, namun memang sekadar prosedur terbaik yang berlaku secara umum.

QuoteContoh lain:Berkat kebaikan bro Hendra,saya harus menunggu lebih dari 6bln untuk mendapatkan buku Digha Nikaya.Dan saya harus mengkonfirmasi beberapa kali baru mendapatkannya.Itu sudah seleksi,jika saya tidak membacanya.Berarti saya yang tidak berjodoh. (sebenarnya nyindir bro hendra   =)) =)) )
Itulah makanya berbeda antara spam dengan kebijaksanaan berdana dhamma. Orang spam itu tidak mengetahui siapa yang diajak bicara, tidak tahu kemampuannya, tidak tahu keseriusannya, tapi kirim2 terus saja. Kalau orang berniat dana dhamma, pasti ada usaha untuk mendukung dhamma tersampaikan dengan benar. Lagipula orang yang sudah paham dhamma tidak akan spam dhamma, karena mengetahui dhamma itu sifatnya halus dan sulit dipahami. Bahkan para Buddha begitu hati-hati terhadap dhamma maka ketika pencapaiannya, mereka tidak hendak mengajarkannya sampai diminta oleh para Brahma.

QuoteTapi jika diukur lagi, lebih banyak manakah panennya(karmanya) jika seseorang hanya memberikan buku berisi dhamma dengan yang langsung membimbing dhamma? Jelas lebih banyak yang membimbing.Selama membimbingnya benar.
Pemberian buku dhamma dari seorang yang mengerti, adalah berbeda dengan pemberian dari orang yang tidak mengerti. Demikian pula pembabaran langsung dari orang yang mengerti, beda dengan pembabaran langsung dari orang yang tidak mengerti.

Oleh karena itu bisa saja terjadi orang membimbing dhamma secara langsung dan intensif, tapi tidak memahami dhamma dengan benar, tidak memahami orang yang diajarkan, maka tidak terjadi dana dhamma. Kita kembali ke contoh Culapanthaka. Karena para bhikkhu pengajar memang tidak memahaminya, maka apapun syair yang diajarkan, tidak bisa diingat, apalagi dipahami. Sedangkan Buddha hanya beri kain bersih saja dengan sebaris kalimat. Lalu apakah kita bisa mengatakan pemberian kain dan sepenggal kalimat nilainya lebih kecil dari bimbingan dhamma secara langsung?

QuoteJadi kesimpulan akhir,berdana buku dhamma  termasuk dana dhamma.
Termasukkah jika ternyata setelah baca buku dhamma, orang merasa tidak cocok dan berpindah agama, misalnya?

Quote[at]Kainyn_Kutho
Saya pernah membaca,bahwa kelelawar digua yang mendengarkan diskusi tentang dhamma,walaupun dia tidak mengerti.Setelah mati,kelelawar itu hidup ke alam lebih baik.Juga seekor ayam betina yang mencari makan disebuah vihara,dan setiap hari mendengar dhamma para bhikkhu.Juga setelah mati mendapatkan kehidupan lebih baik.
Dalam sutta memang ada kisah-kisah di mana binatang mendengar dhamma dan terlahir lagi di alam baik. Ada kodok yang terinjak-injak orang yang berbondong-bondong mendengar khotbah, lahir menjadi deva. Ada juga babi yang mendengar khotbah Buddha Padumuttara (kalau tidak salah) di masa lampau, dan terlahir kembali jadi putri raja. Menurut saya ini bukanlah karena binatang itu memahami dhamma, tetapi karena pikiran yang terkondisi dari suasana yang menenangkan akibat pembabaran dhamma saja, atau mungkin keyakinannya pada kebaikan/kemuliaan si pembabar dhamma. Namun bukan memahami isi dhamma itu sendiri. 

Pencapaian kesucian juga dikatakan memiliki syarat minimal manusia (kecuali Asannasatta dan Brahma Arupa), dan berusia 7 tahun. Itulah sebabnya tidak ada binatang atau peta menembus Sotapatti.