Taukah anda arti Upaya Kausalya dalam Mahayana ?

Started by johan3000, 18 October 2010, 10:04:11 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Nevada

Quote from: dilbert on 07 May 2011, 12:25:37 PM
Boleh boleh saja, Kitab (pengarangnya) itu tetap mengatakan Allah itu Maha Pengasih... Tetapi apakah pembaca-nya mempercayai atau tidak itu menjadi persoalan lain

Benar. Kisah "Allah menurunkan bah" dan "Bodhisattva membunuh (upaya kausalya)" ini disajikan dalam format narasi deskripsi. Pesannya sudah jelas. Kisah itu berbentuk sebuah liputan berita

Indra

Quote from: Mahadeva on 07 May 2011, 12:19:11 PM
[at]  mr kuswanto: dengan cara ditikam dengan tombak di bagian perut. Sehingga banyak yang mengira karma buruk ini berbuah kemudian hari  dalam bentuk: kaki Buddha Sakyamuni tertusuk duri khadira. Sesungguhnya tubuh Buddha tidak bisa dilukai kecuai Beliau berkenan, sehingga Buddha tertusuk duri bukan buah karma buruk yang berbuah, melainkan Buddha ingin mengajar murid bahwa, Buddha aja bisa kena akibat karma lampau apalagi orang biasa, jadi supaya murid itu selalu berbuat baik dan meninggalkan karma buruk sebisa mungkin. Buddha sudah tidak menerima akibat karma baik dan buruk lagi. Saat Buddha tertusuk duri khadira (karena Beliau tumbuhkan sendiri), di ruangan tempat Buddha ceramah ada kelompok orang yang mendendam dan ingin saling bunuh namun tidak jadi karena lihat Buddha aja bisa kena buah karma buruk apalagi mereka. Buddha memang bermaksud membuat mereka tidak saling bunuh dengan cara ini.

pada kasus lain ketika Sang Buddha mengalami kesulitan makanan, karena berada di daerah yg tengah di landa bencana kelaparan, sehingga terpaksa memakan makanan kuda. penjelasannya adalah Sang Buddha tidak lagi menerima akibat kamma melainkan hanya lagi pengen menikmati menu makanan kuda, begitukah?

kuswanto

Quote from: dilbert on 07 May 2011, 12:23:45 PM
happy ending versi Mahayana...

Obama killed Osama = happy ending versi Hollywood...

Obama killed Osama = end of first series (Terrorist Serial)

=)) =)) =)) jadi inget kyk film kotaro minami (satria baja item) di akhir cerita si penjahat selalu bilang "liat saja, kami akan kembali, tunggu pembalasan ku"
kecuali episode terakhir =)) =))

Satria

Quote from: Indra on 07 May 2011, 12:32:50 PM
pada kasus lain ketika Sang Buddha mengalami kesulitan makanan, karena berada di daerah yg tengah di landa bencana kelaparan, sehingga terpaksa memakan makanan kuda. penjelasannya adalah Sang Buddha tidak lagi menerima akibat kamma melainkan hanya lagi pengen menikmati menu makanan kuda, begitukah?


tidak semua kejadian buruk itu disebabkan oleh kamma buruk

Nevada

Quote from: dilbert on 07 May 2011, 12:32:09 PM
Bodhisatta mengetahui pasti jalannya hukum kamma ? setahu saya belum ada referensi yang menyatakan bodhisatta dalam jalan (setidaknya di bawah level 7) itu tidak seperti itu...
ada referensi-nya ?

Kalau referensi tentang pandangan tentang jangkauan kamma, kebetulan dari Theravada ada di muat di KITAB MILINDA PANHA, yang menyatakan bahwa Hanya seorang sammasambuddha-lah yang bisa menentukan seberapa jauh jangkauan kamma (proses kamma itu).

Sepertinya Sang Bodhisattva tidak mengetahui pasti jalannya Hukum Karma. AFAIK, Sang Bodhisattva saat itu berpikir bahwa meskipun akan masuk neraka setelah membunuh si penjahat; Sang Bodhisattva rela melakukannya demi menolong 500 orang. Tetapi di akhir cerita kemudian justru Sang Bodhisattva malah terlahir di alam surga. Itu artinya Sang Bodhisattva tidak tahu buah karma apa yang akan diterimanya setelah melakukan "upaya kausalya" itu.

Nevada

Quote from: Satria on 07 May 2011, 12:38:38 PM
tidak semua kejadian buruk itu disebabkan oleh kamma buruk

Di dalam Atthakatha, dijelaskan bahwa Sang Buddha mendapat makanan kuda pada masa vassa itu karena kamma buruk di kehidupan lampau-Nya.

Mahadeva

#51
Quote from: Indra on 07 May 2011, 12:32:50 PM
pada kasus lain ketika Sang Buddha mengalami kesulitan makanan, karena berada di daerah yg tengah di landa bencana kelaparan, sehingga terpaksa memakan makanan kuda. penjelasannya adalah Sang Buddha tidak lagi menerima akibat kamma melainkan hanya lagi pengen menikmati menu makanan kuda, begitukah?


dalam sutra saya baca, Ananda yang berpikir kenapa Buddha makan makanan kuda yang tidak enak seperti itu, lalu Ananda disuruh Buddha mencicipi sedikit, (sebutir rasanya) makanan kuda itu, lalu Ananda bilang, sekian lama hidup di istana menikmati makanan mewah, tidak ada yang lebih enak dari pada makanan kuda ini.

Buddha juga bilang, apapun yang dimakan Buddha rasanya adalah nikmat, debu sekalipun, makanan para dewa kalah dengan debu yang dimakan Buddha.

Buddha makan makanan kuda karena rasa welas asih Beliau terhadap kuda2 itu, karena kuda2 itu adalah calon Bodhisattva yang karena berbuat buruk lahir jadi kuda (karena terlena kesengangan duniawi dan lupa misi), dia antara kuda ada 1 kuda besar yaitu Bodhisattva agung yang sengaja lahir jadi kuda untuk mengajar dharma pada para kuda supaya mereka segera mengingat kembali tekad mereka jadi Sammasambuddha, dalam bahasa kuda. (di sutra memang ditulis gini kok),

nah Buddha dateng untuk memberi kesempatan kuda2 itu berdana makan pada Buddha. (tiap kuda sumbang stengan porsi), itu supaya mereka mencapai tahap Bodhisattva yang tak akan mundur lagi dalam mencapai Bodhi.

dikatakan dalam sutra, tidak ada yang mampu menghalangi Buddha untuk makan...he2


[at] upasaka: maaf, saya lupa detilnya, saat itu Maha Karuna (nama Bodhisattva itu), dibisiki dewa laut kalo ada calon pembunuh di kapal, iya yang tau jalan karma cuma Buddha.

Satria

Quote from: upasaka on 07 May 2011, 12:40:15 PM
Di dalam Atthakatha, dijelaskan bahwa Sang Buddha mendapat makanan kuda pada masa vassa itu karena kamma buruk di kehidupan lampau-Nya.

ya benar. tapi tidak semua kejadian buruk berasal dari kamma buruk. karena kamma bukanlah sebab satu-satunya dari suatu kejadian. benar kan?

Nevada

[at] Mahadeva

Tidak apa-apa. Tidak ada yang perlu dimaafkan.



Quote from: Satria on 07 May 2011, 12:44:46 PM
ya benar. tapi tidak semua kejadian buruk berasal dari kamma buruk. karena kamma bukanlah sebab satu-satunya dari suatu kejadian. benar kan?

Benar.

Indra

Quote from: Mahadeva on 07 May 2011, 12:44:08 PM
dalam sutra saya baca, Ananda yang berpikir kenapa Buddha makan makanan kuda yang tidak enak seperti itu, lalu Ananda disuruh Buddha mencicipi sedikit, (sebutir rasanya) makanan kuda itu, lalu Ananda bilang, sekian lama hidup di istana menikmati makanan mewah, tidak ada yang lebih enak dari pada makanan kuda ini.

Buddha juga bilang, apapun yang dimakan Buddha rasanya adalah nikmat, debu sekalipun, makanan para dewa kalah dengan debu yang dimakan Buddha.

Buddha makan makanan kuda karena rasa welas asih Beliau terhadap kuda2 itu, karena kuda2 itu adalah calon Bodhisattva yang karena berbuat buruk lahir jadi kuda (karena terlena kesengangan duniawi dan lupa misi), dia antara kuda ada 1 kuda besar yaitu Bodhisattva agung yang sengaja lahir jadi kuda untuk mengajar dharma pada para kuda supaya mereka segera mengingat kembali tekad mereka jadi Sammasambuddha, dalam bahasa kuda. (di sutra memang ditulis gini kok),

nah Buddha dateng untuk memberi kesempatan kuda2 itu berdana makan pada Buddha. (tiap kuda sumbang stengan porsi), itu supaya mereka mencapai tahap Bodhisattva yang tak akan mundur lagi dalam mencapai Bodhi.

dikatakan dalam sutra, tidak ada yang mampu menghalangi Buddha untuk makan...he2


menurut Pali Kanon, adalah pemilik kuda yg mendanakan makanan kuda kepada Sang Buddha, karena memang hanya itu yg mereka miliki, sepertinya akan cukup menggemparkan kalau kuda memberikan setengah porsi makanannya kepada Sang Buddha

Mahadeva

Quote from: Indra on 07 May 2011, 01:00:35 PM
menurut Pali Kanon, adalah pemilik kuda yg mendanakan makanan kuda kepada Sang Buddha, karena memang hanya itu yg mereka miliki, sepertinya akan cukup menggemparkan kalau kuda memberikan setengah porsi makanannya kepada Sang Buddha

hehe...ntar saya cek lagi, dimuat di majalah harmoni edisi april, warna hijau, (majalah gratis),
mungkin pimpinan para kuda juga yang menghimbau para kuda untuk memberi makanannya separo. Tentang yang separo ini, saya ingat di sutra itu memang ada kok...

dilbert

#56
Quote from: Indra on 07 May 2011, 12:32:50 PM
pada kasus lain ketika Sang Buddha mengalami kesulitan makanan, karena berada di daerah yg tengah di landa bencana kelaparan, sehingga terpaksa memakan makanan kuda. penjelasannya adalah Sang Buddha tidak lagi menerima akibat kamma melainkan hanya lagi pengen menikmati menu makanan kuda, begitukah?

[belut]

itu upaya kausalya bro... supaya manusia-manusia "tak tahu diri" sudah bisa makan seadanya jangan lupa... Buddha pun pernah makan makanan kuda... :)

[/belut]
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

dilbert

Quote from: Mahadeva on 07 May 2011, 01:06:20 PM
hehe...ntar saya cek lagi, dimuat di majalah harmoni edisi april, warna hijau, (majalah gratis),
mungkin pimpinan para kuda juga yang menghimbau para kuda untuk memberi makanannya separo. Tentang yang separo ini, saya ingat di sutra itu memang ada kok...

Di-tunggu referensi-nya... karena itu satu-satu-nya rujukan kita, kecuali kalau ada "arahat" di sini.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Chinpoko

Quote from: dilbert on 07 May 2011, 01:26:10 PM
Di-tunggu referensi-nya... karena itu satu-satu-nya rujukan kita, kecuali kalau ada "arahat" di sini.

menurut chinpoko upaya kausalya merupakan pembenaran terhadap suatu aksi yg diyakini dan dipercayai sebagai cara terakhir dalam menyelesaikan sebuah masalah(solusi final)

upaya kausalya sepertinya dilakukan saat menghadapi situasi kondisi yg mengharuskan seseorang mengambil keputusan secara cepat terhadap sebuah keadaan dilematis.....
kita dapat bersembunyi dan berteduh dari sinar matahari namun kita tidak dapat lari dan bersembunyi dr buah kamma kita


tanam padi tumbuh padi, tanam duren tumbuh duren, tanam yg baik tumbuh yg baik, tanam yg buruk tumbuh yg buruk

sanjiva

#59
Quote from: Chinpoko on 12 April 2013, 07:50:49 PM
menurut chinpoko upaya kausalya merupakan pembenaran terhadap suatu aksi yg diyakini dan dipercayai sebagai cara terakhir dalam menyelesaikan sebuah masalah(solusi final)

upaya kausalya sepertinya dilakukan saat menghadapi situasi kondisi yg mengharuskan seseorang mengambil keputusan secara cepat terhadap sebuah keadaan dilematis.....

Artinya 'insyaa11ah' kalau istilah di mayoritas. ;D

Udah ga bisa ditanyakan lagi, ga bisa dikutak-katik lagi, ga bisa diganggu gugat, ga bisa protes, ga bisa keberatan, ga bisa......, dst.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »