Kemarahan yang Fatal

[Adhitthana]

Cassie menunggu dengan antusias. Kaki kecilnya bolak-balik melangkah dari ruang tamu ke pintu depan. Diliriknya terus jalan raya depan rumah. Belum ada. Cassie masuk lagi. Keluar lagi. Belum ada. Masuk lagi. Keluar lagi. Begitu terus selama hampir satu jam. Suara si Mbok yang menyuruhnya berulang kali untuk makan duluan tidak digubrisnya. Jam dinding sudah menunjukan pukul 18.30.

"Tin.. Tiiiiinnnnn....!!"

Cassie kecil melompat girang! Mama pulang! Papa pulang! Dilihatnya dua orang yang sangat dicintainya itu masuk ke rumah.

Yang satu langsung menuju ke kamar mandi. Yang satu menghempaskan diri di sofa sambil mengurut-urut kepala. Wajah-wajah mereka tampak letih karena habis bekerja seharian, mencari nafkah bagi keluarga. Tapi Cassie belum dapat mengerti keadaan kedua orangtuanya. Di otaknya yang kecil, ia cuma tahu, ia kangen Mama dan Papa-nya, dan ia girang melihat Mama dan Papa-nya pulang.

"Mama, mama.. Mama, mama..," Cassie menggerak-gerakkan tangan mamanya. Tapi mamanya diam saja.

Dengan cemas Cassie bertanya, "Mama sakit yah? Mananya yang sakit? Mam, mana yang sakit?"

Mama tidak menjawab. Hanya mengernyitkan alis sambil memejamkan mata.

Cassie makin gencar bertanya, "Mama, mama.. mana yang sakit? Cassie ambilin obat yah? Ya? Ya?"

Tiba-tiba...

"Cassie...!! Kepala mama lagi pusing! Kamu jangan berisik..!!" Mama membentak dengan suara tinggi.

Kaget. Cassie mundur perlahan. Matanya menyipit. Kaki kecilnya gemetar. Bingung. Cassie salah apa? Cassie sayang Mama... Cassie salah apa? Perlahan-lahan ia menyingkir ke sudut ruangan. Mengamati mamanya dari jauh, yang sedang mengurut-urut kepalanya. Otak kecil Cassie terus bertanya-tanya: Mama, Cassie salah apa? Mama tidak suka dekat-dekat Cassie? Cassie mengganggu Mama? Cassie tidak boleh sayang Mama?

Berbagai peristiwa sejenis berulang kali terjadi. Dan otak kecil Cassie merekam semuanya.

Maka tahun-tahun berlalu. Cassie tidak kecil lagi. Cassie bertambah tinggi. Cassie remaja. Cassie mulai beranjak menuju dewasa.

"Tinn.. Tiiiiiiinnnn....!!"

Mama pulang. Papa pulang. Cassie menurunkan kaki dari meja. Mematikan TV. Buru-buru naik ke atas, ke kamarnya, dan mengunci pintu. Menghilang dari pandangan.

"Cassie mana?", tanya mamanya.

"Sudah makan duluan, Tuan, Nyonya," jawab si mbok.

Malam itu mereka kembali hanya makan berdua.

Dalam kesunyian, Mama berpikir dengan hati terluka: "Mengapa anakku sendiri, yang kubesarkan dengan susah payah, dengan kerja keras, nampaknya tidak suka menghabiskan waktu bersama-sama denganku? Apa salahku? Apa dosaku? Ah, anak zaman sekarang memang tidak tahu hormat sama orangtua! Tidak seperti zaman dulu."

Di atas, Cassie mengamati dua orang yang paling dicintainya. Dari jauh. Dari tempat dimana ia tidak akan terluka.

"Mama, Papa, katakan kepadaku, bagaimana caranya memeluk seekor landak?"



Kita melampiaskan 99 % kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai, dan akibatnya seringkali adalah fatal.

[Nevada]

Kebanyakan orang lebih berani memarahi orang yang dekat dengannya daripada memarahi orang yang tidak terlalu dekat dengannya. Mengapa? Karena kebanyakan orang tersebut berpikir bahwa "orang yang dekat dengannya adalah miliknya". Jadi mereka tidak merasa akan kehilangan jika mereka memarahi orang yang dekat dengannya.

Sedangkan kebanyakan orang tidak berani memarahi orang yang tidak dekat dengannya, karena mereka berpikir bahwa "orang yang tidak dekat dengannya adalah bukan miliknya". Jadi mereka merasa akan kehilangan jika mereka memarahi orang yang tidak dekat dengannya.

[Adhitthana]

Orang yg jauh "nun di sana"
suka dimarahin gak? ..... ato gak brani marahin 

[Nevada]

Orang yg jauh "nun di sana"
suka dimarahin gak? ..... ato gak brani marahin 

Marah karena kasih-sayang itu wajar. Itu adalah "upaya kausalya"...

[johan3000]

Kebanyakan orang lebih berani memarahi orang yang dekat dengannya daripada memarahi orang yang tidak terlalu dekat dengannya. Mengapa? Karena kebanyakan orang tersebut berpikir bahwa "orang yang dekat dengannya adalah miliknya". Jadi mereka tidak merasa akan kehilangan jika mereka memarahi orang yang dekat dengannya.

Sedangkan kebanyakan orang tidak berani memarahi orang yang tidak dekat dengannya, karena mereka berpikir bahwa "orang yang tidak dekat dengannya adalah bukan miliknya". Jadi mereka merasa akan kehilangan jika mereka memarahi orang yang tidak dekat dengannya.

Analiasa yg mantep bro... tapi tidak selama memilikinya... anak semangkin besar kepemilikannya akan berkurang...

"Cassie...!! Mama pulang,... nih PS3 yg udah dibobol, mari kita main bersama"........
paling tidak punya hobi yg sama dehhh

[johan3000]

Orang yg jauh "nun di sana"
suka dimarahin gak? ..... ato gak brani marahin 

sama harimau hidup atau sama siapa bro ?

[Nevada]

Analiasa yg mantep bro... tapi tidak selama memilikinya... anak semangkin besar kepemilikannya akan berkurang...

"Cassie...!! Mama pulang,... nih PS3 yg udah dibobol, mari kita main bersama"........
paling tidak punya hobi yg sama dehhh

Tentu saja tidak semua orang seperti itu. Tapi memang kebanyakan orang yang saya temui bersikap seperti yang saya ceritakan. Mereka kurang menghargai keberadaan orang yang dekat dengannya hingga suatu saat orang yang dekat dengannya sudah pergi dari sisinya...

[Adhitthana]

Orang yg jauh "nun di sana"
suka dimarahin gak? ..... ato gak brani marahin 

sama harimau hidup atau sama siapa bro ?

Sacheng mao tau
liat ini [spoiler][/spoiler]

[johan3000]

Orang yg jauh "nun di sana"
suka dimarahin gak? ..... ato gak brani marahin 

sama harimau hidup atau sama siapa bro ?

Sacheng mao tau
liat ini [spoiler][/spoiler]

ngeri dehh lihat kura2 tsb....

gw pikir bro virya mau nunjukin kalau cewek cantik dan manis lagi marahhhhh...

apakah benar utk org tertentu kalau sewaktu marah nambah cantik gitu ?

[johan3000]

Analiasa yg mantep bro... tapi tidak selama memilikinya... anak semangkin besar kepemilikannya akan berkurang...

"Cassie...!! Mama pulang,... nih PS3 yg udah dibobol, mari kita main bersama"........
paling tidak punya hobi yg sama dehhh

Tentu saja tidak semua orang seperti itu. Tapi memang kebanyakan orang yang saya temui bersikap seperti yang saya ceritakan. Mereka kurang menghargai keberadaan orang yang dekat dengannya hingga suatu saat orang yang dekat dengannya sudah pergi dari sisinya...

setuju sekali bro Upasaka,

apakah yg jadi anak juga mau memaafkan kebodohan dan ketidak tauan yg telah mereka lakukan ?
kalau kasus ini terjadi.... apakah yg dpt dilakukan si anak terhadap ortunya...

thx... semoga berguna

[Yani Puk]

Orang yg jauh "nun di sana"
suka dimarahin gak? ..... ato gak brani marahin 

sama harimau hidup atau sama siapa bro ?

Sacheng mao tau
liat ini [spoiler][/spoiler]

ngeri dehh lihat kura2 tsb....

gw pikir bro virya mau nunjukin kalau cewek cantik dan manis lagi marahhhhh...

apakah benar utk org tertentu kalau sewaktu marah nambah cantik gitu ?

memang benar, Malah terkadang ada beberapa pria yang merasa ketika pacarnya sedang marah2 mereka terlihat cantik dan seksi

[K.K.]

Orang yg jauh "nun di sana"
suka dimarahin gak? ..... ato gak brani marahin 

sama harimau hidup atau sama siapa bro ?

Sacheng mao tau
liat ini [spoiler][/spoiler]

ngeri dehh lihat kura2 tsb....

gw pikir bro virya mau nunjukin kalau cewek cantik dan manis lagi marahhhhh...

apakah benar utk org tertentu kalau sewaktu marah nambah cantik gitu ?

memang benar, Malah terkadang ada beberapa pria yang merasa ketika pacarnya sedang marah2 mereka terlihat cantik dan seksi

Barangkali type pria masochist.

[Adhitthana]

Kalo gw liat wanita hamil .... Cantik banget 
wajahnya keliatn terang .....

Type apa daku  ......

[K.K.]

Kalo gw liat wanita hamil .... Cantik banget 
wajahnya keliatn terang .....

Type apa daku  ......

Type Maiesiophilist.

[Adhitthana]

Kalo gw liat wanita hamil .... Cantik banget 
wajahnya keliatn terang .....

Type apa daku  ......

Type Maiesiophilist.

Apaan tuch  .....

Mohon petunjuk