Apakah ada aturan Bhante Theravada boleh main gitar/musik?

Started by ryu, 23 September 2010, 07:51:19 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

The Ronald

[At] sobat dharma

Ya.. Krn indra udah bilang demikian, apa saya yg theravada juga harus ikut2an bilang bahwa "thread ini khusus membahas tentang nyanadasa dan nyanadasa adalah seorang biku Theravada, maka jangan dibahas dari sudut pandang Mahayana. "

Yg akhirnya bro sobat dharma akan mungkin berkata "Saya khawatir, hanya Bro Indra dan bro ronald  saja memandang persoalan ini eksklusif persoalan Theravadin, sedangkan anggota forum yang lain tidak berpandangan demikian. 

Anda cukup lihat saja, ada gak member lain yg cukup kristis ini , menolak keinginan indra agar membahas secara theravada saja, klo tak ada berarti setuju..ok?
...

Indra

Quote from: sobat-dharma on 25 October 2010, 12:18:56 AM
Quote from: Indra on 25 October 2010, 12:08:16 AM

saya tidak mengatakan bahwa sikap itu berlaku untuk semua orang tetapi begitulah yg saya ketahui dari beberapa member yg saya kenal. dan sebenarnya sikap ini malah menjadi salah satu kebiasaan Sang Buddha dan para Arahat, apakah menurut anda Sang Buddha dan para Arahat itu tidak memahami ilmu komunikasi?

jika anda menginginkan jawaban secara eksplisit, silahkan anda mengundang para member itu memberikan pendapat bahkan kalau perlu dengan menggunakan polling agar lebih nyata. monggo ...

Wah... :) kalau begitu saya memang perlu belajar banyak dari Anda. Sungguh menarik kalau Anda menguraikan hal ini: soal gaya komunikasi Sang Buddha dan Para Arahat; jarang dibahas loh.... Kalau dianggap OOT, bisa buka topik baru, pasti menarik :) Aku pasti akan dengan setia mengikutinya   :>- Saya selalu tertarik dengan ilmu komunikasi, tapi sayangnya ilmu komunikasi yang kupelajari selama ini memang hanya untuk manusia biasa seperti kita-kita ini.... Sungguh menarik mengetahui gaya komunikasi antara para Arahat dan sang Buddha yang telah bebas dari tumimbal lahir.

Soal para member dan moderator, ya saya serahkan secara terbuka saja.... Silahkan jika ada komentar. Saya sama sekali tidak meragukan kata-kata Bro Indra, sekadar tidak mau tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Bagaimanapun saya tidak memiliki kekuatan membaca isi batin orang lain :)

Bro Indra dan sobat2 lainnya, mohon pamit. Sudah jauh melampaui jam tidur, mohon izin mengunjungi tempat tidur  |-)






saya hanya tau berdasarkan sutta2 dari Tipitaka, ketika dewa atau brahmana mengungkapkan pendapatnya, maka disebutkan "Sang Buddha menyetujuinya dengan berdiam diri", ketika Sang Buddha diminta untuk mengunjungi seorang umat, Beliau juga "menerimanya dengan berdiam diri." saya tidak bisa mengajari anda lebih banyak tentang ilmu berkomunikasi, mungkin juga karena saya tidak menaruh minta yg sama seperti anda mengenai hal ini. dan oleh karena itu saya tidak merasa perlu mendiskusikan materi ilmu komunikasi. jika anda membuka topik ini pun belum tentu saya akan berpartisipasi.
_/\_

adi lim

#1562
Quote from: Indra on 24 October 2010, 10:26:22 PM
Quote from: Adhitthana on 24 October 2010, 10:12:13 PM
Gw heran dan gak abis berpikir ....
ada umat ... yg bela mati2an dengan prilaku biku bermaen gitar dan hobinya potret sana potret sini, bersenda-gurau dengan bebas, berkomentar dgn genit diFb .....

bermaen music apa-pun utk Dhamma ..... biarkan itu jadi bagian untuk umat biasa
gak perlulah Biku ikutan2 maen gitar ... hanya dengan alasan yg di buat2 .... Utk Dhamma??  ::)
Jika ini dibiarkan terus dengan mengataskan demi Dhamma ......
Besok2 ada festival dangdutan waisak .... Okestra music dan penari  semua pengisi acara Biku2

Keren yeeeeh  ^-^

dan yg lebih gak abis pikir lagi, para prajurit pembela ini umunya memiliki pengetahuan dhamma yg baik

pengetahuan dhamma yang baik versi gado-gado
karena kitab referensi Hinaya, Winaya, Vinaya ;D

_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Sumedho

Quote from: Indra on 24 October 2010, 11:06:43 PM
supaya anda lebih bisa tertib, baiklah saya akan memohon agar mod memindahkan lagi ke board Theravada.

[at]  Mod, mohon kerjasamanya untuk mengembalikan thread ini ke board theravada. _/\_


Karena sudah ada klarifikasi bahwa beliau adalah Theravada maka akan dipindahkan ke board theravada.
There is no place like 127.0.0.1

Mokau Kaucu

Quote from: rooney on 24 October 2010, 10:19:28 PM
Quote from: Adhitthana on 24 October 2010, 10:12:13 PM
Gw heran dan gak abis berpikir ....
ada umat ... yg bela mati2an dengan prilaku biku bermaen gitar dan hobinya potret sana potret sini, bersenda-gurau dengan bebas, berkomentar dgn genit diFb .....

bermaen music apa-pun utk Dhamma ..... biarkan itu jadi bagian untuk umat biasa
gak perlulah Biku ikutan2 maen gitar ... hanya dengan alasan yg di buat2 .... Utk Dhamma??  ::)
Jika ini dibiarkan terus dengan mengataskan demi Dhamma ......
Besok2 ada festival dangdutan waisak .... Okestra music dan penari  semua pengisi acara Biku2

Keren yeeeeh  ^-^

Biasalah, modernisasi ckckck...

Saya juga heran, mengapa untuk menarik minat muda mudi/ umat,  biksu tidak bisa menggunakan Upaya Kausalya sehingga tidak perlu bermain musik.

Note : Disini tidak membahas alat musik tambur, bok hie, genta, terompet yg dipakai dalam upacara Mahayana maupun Tantrayana.
~Life is suffering, why should we make it more?~

hendrako

Quote from: Indra on 25 October 2010, 12:24:28 AM
Quote from: sobat-dharma on 25 October 2010, 12:18:56 AM
Quote from: Indra on 25 October 2010, 12:08:16 AM

saya tidak mengatakan bahwa sikap itu berlaku untuk semua orang tetapi begitulah yg saya ketahui dari beberapa member yg saya kenal. dan sebenarnya sikap ini malah menjadi salah satu kebiasaan Sang Buddha dan para Arahat, apakah menurut anda Sang Buddha dan para Arahat itu tidak memahami ilmu komunikasi?

jika anda menginginkan jawaban secara eksplisit, silahkan anda mengundang para member itu memberikan pendapat bahkan kalau perlu dengan menggunakan polling agar lebih nyata. monggo ...

Wah... :) kalau begitu saya memang perlu belajar banyak dari Anda. Sungguh menarik kalau Anda menguraikan hal ini: soal gaya komunikasi Sang Buddha dan Para Arahat; jarang dibahas loh.... Kalau dianggap OOT, bisa buka topik baru, pasti menarik :) Aku pasti akan dengan setia mengikutinya   :>- Saya selalu tertarik dengan ilmu komunikasi, tapi sayangnya ilmu komunikasi yang kupelajari selama ini memang hanya untuk manusia biasa seperti kita-kita ini.... Sungguh menarik mengetahui gaya komunikasi antara para Arahat dan sang Buddha yang telah bebas dari tumimbal lahir.

Soal para member dan moderator, ya saya serahkan secara terbuka saja.... Silahkan jika ada komentar. Saya sama sekali tidak meragukan kata-kata Bro Indra, sekadar tidak mau tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Bagaimanapun saya tidak memiliki kekuatan membaca isi batin orang lain :)

Bro Indra dan sobat2 lainnya, mohon pamit. Sudah jauh melampaui jam tidur, mohon izin mengunjungi tempat tidur  |-)






saya hanya tau berdasarkan sutta2 dari Tipitaka, ketika dewa atau brahmana mengungkapkan pendapatnya, maka disebutkan "Sang Buddha menyetujuinya dengan berdiam diri", ketika Sang Buddha diminta untuk mengunjungi seorang umat, Beliau juga "menerimanya dengan berdiam diri." saya tidak bisa mengajari anda lebih banyak tentang ilmu berkomunikasi, mungkin juga karena saya tidak menaruh minta yg sama seperti anda mengenai hal ini. dan oleh karena itu saya tidak merasa perlu mendiskusikan materi ilmu komunikasi. jika anda membuka topik ini pun belum tentu saya akan berpartisipasi.
_/\_

                    Atau,
"berpartisipasi dengan berdiam diri."
                     ;D
yaa... gitu deh

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Indra

Quote from: dtgvajra on 25 October 2010, 07:19:52 AM
Quote from: rooney on 24 October 2010, 10:19:28 PM
Quote from: Adhitthana on 24 October 2010, 10:12:13 PM
Gw heran dan gak abis berpikir ....
ada umat ... yg bela mati2an dengan prilaku biku bermaen gitar dan hobinya potret sana potret sini, bersenda-gurau dengan bebas, berkomentar dgn genit diFb .....

bermaen music apa-pun utk Dhamma ..... biarkan itu jadi bagian untuk umat biasa
gak perlulah Biku ikutan2 maen gitar ... hanya dengan alasan yg di buat2 .... Utk Dhamma??  ::)
Jika ini dibiarkan terus dengan mengataskan demi Dhamma ......
Besok2 ada festival dangdutan waisak .... Okestra music dan penari  semua pengisi acara Biku2

Keren yeeeeh  ^-^

Biasalah, modernisasi ckckck...

Saya juga heran, mengapa untuk menarik minat muda mudi/ umat,  biksu tidak bisa menggunakan Upaya Kausalya sehingga tidak perlu bermain musik.

Note : Disini tidak membahas alat musik tambur, bok hie, genta, terompet yg dipakai dalam upacara Mahayana maupun Tantrayana.

maksudnya? Upaya Kausalya yg seperti apa? bukankah bermain musik juga salah satu bentuk upaya kausalya?

Indra

Quote from: hendrako on 25 October 2010, 07:44:45 AM
Quote from: Indra on 25 October 2010, 12:24:28 AM
Quote from: sobat-dharma on 25 October 2010, 12:18:56 AM
Quote from: Indra on 25 October 2010, 12:08:16 AM

saya tidak mengatakan bahwa sikap itu berlaku untuk semua orang tetapi begitulah yg saya ketahui dari beberapa member yg saya kenal. dan sebenarnya sikap ini malah menjadi salah satu kebiasaan Sang Buddha dan para Arahat, apakah menurut anda Sang Buddha dan para Arahat itu tidak memahami ilmu komunikasi?

jika anda menginginkan jawaban secara eksplisit, silahkan anda mengundang para member itu memberikan pendapat bahkan kalau perlu dengan menggunakan polling agar lebih nyata. monggo ...

Wah... :) kalau begitu saya memang perlu belajar banyak dari Anda. Sungguh menarik kalau Anda menguraikan hal ini: soal gaya komunikasi Sang Buddha dan Para Arahat; jarang dibahas loh.... Kalau dianggap OOT, bisa buka topik baru, pasti menarik :) Aku pasti akan dengan setia mengikutinya   :>- Saya selalu tertarik dengan ilmu komunikasi, tapi sayangnya ilmu komunikasi yang kupelajari selama ini memang hanya untuk manusia biasa seperti kita-kita ini.... Sungguh menarik mengetahui gaya komunikasi antara para Arahat dan sang Buddha yang telah bebas dari tumimbal lahir.

Soal para member dan moderator, ya saya serahkan secara terbuka saja.... Silahkan jika ada komentar. Saya sama sekali tidak meragukan kata-kata Bro Indra, sekadar tidak mau tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Bagaimanapun saya tidak memiliki kekuatan membaca isi batin orang lain :)

Bro Indra dan sobat2 lainnya, mohon pamit. Sudah jauh melampaui jam tidur, mohon izin mengunjungi tempat tidur  |-)






saya hanya tau berdasarkan sutta2 dari Tipitaka, ketika dewa atau brahmana mengungkapkan pendapatnya, maka disebutkan "Sang Buddha menyetujuinya dengan berdiam diri", ketika Sang Buddha diminta untuk mengunjungi seorang umat, Beliau juga "menerimanya dengan berdiam diri." saya tidak bisa mengajari anda lebih banyak tentang ilmu berkomunikasi, mungkin juga karena saya tidak menaruh minta yg sama seperti anda mengenai hal ini. dan oleh karena itu saya tidak merasa perlu mendiskusikan materi ilmu komunikasi. jika anda membuka topik ini pun belum tentu saya akan berpartisipasi.
_/\_

                    Atau,
"berpartisipasi dengan berdiam diri."
                     ;D

aha ... benar sekali, saya akan turut berpartisipasi "dengan berdiam diri" ;D

K.K.

#1569
Sepertinya para pembela 'biku gitar' ini adalah orang-orang yang berkemampuan melihat 'mindfulness' dari orang lain. Mungkin ketika lagi "HUAHAHAHA" atau "WKWKWKWKW" atau lagi meminta "mie ya bi", si biku juga sangat mindful, tanpa noda dan cela.

Ngomong-ngomong, saya penasaran definisi 'mindful' kalian para pembela 'biku gitar' ini apa yah?

Shining Moon

heran..beginian kok ada yang ngebelain ya?
ribet-ribet ngasih penjelasan panjang lebar nggak ada juntrungannya pula...
Life is beautiful, let's rock and roll..

sobat-dharma

#1571
Ok, terimakasih atas moderator yang sudah memindahkan thread ini ke topik Theravada, dan juga konfirmasi dari sebagian member yang menjawab bahwa ia "berdiam diri" artinya setuju :). S

Sayangnya permintaan saya untuk menghapus posting terkait dengan Mahayana belum ditanggapi moderator. Kalau "berdiam diri" berarti kuanggap setuju loh...  ;D Kalau disetujui (dengan asumsi bahwa "berdiam diri" artinya setuju  :)), kenapa kok tidak dilaksanakan. Mohon moderator mengeksekusi "persetujuan" bersama antar-member.

Mungkin setelah ini dalam aturan diskusi dalam DC Forum perlu ditambahkan kesepakatan baru: Kalau "berdiam diri" berarti dianggap setuju.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Sumedho

bro sobat, mohon tolong klik di "report to moderator" yah. Mengingat saya sendiri tidak mengikuti topik ini secara mendetail jadi ada kemungkinan saya terlewat.
There is no place like 127.0.0.1

sobat-dharma

Quote from: Sumedho on 25 October 2010, 11:33:22 AM
bro sobat, mohon tolong klik di "report to moderator" yah. Mengingat saya sendiri tidak mengikuti topik ini secara mendetail jadi ada kemungkinan saya terlewat.

Ok. Akan dilaksanakan  ;D
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

GandalfTheElder

 [at] bro.medho:
Atau pindahkan saja yang Mahayana ke board Mahayana atau ke topik Vinaya Mahayana itu...haha

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.