News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

cara baru dan praktis membuat air berkah.

Started by Mahadeva, 10 September 2010, 10:15:50 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Mahadeva

hmm...
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 03:31:56 PM
Quote
no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat.
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.

bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.

kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.

para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)

oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa

baiklah, kalau begitu, anda bsia memastikan dulu bahwa khasiat dan efektifitas yang anda rasakan ini adalah BENAR? darimana benarnya? untuk mengetahui seberapa efektifitasnya, amatlah sulit bila dipraktekkan kepada diri sendiri. saya bagi ilmu saya disini, praktekkan ke orang lain yang sedang sakit parah.. Katakanlah saja ini adalah air obat untuk penyakitnya. (anda mau menjamin khasiatnya, silakan saja,itu hak anda), tanpa perlu minum obat lain, cukup air itu saja. anda pantau perkembangannya, dan reaksi apa yang muncul setelah ia meminum air tersebut. kiranya hasil dan pengalaman tersebut dapat diberikan sebagai info penunjang kepada kami agar kami pun dapat mempraktekkan hal yang sama.


saya pribadi tidak kenal imee oi atau siapapun itu.. dan siapapun pembacanya, bagi saya sama saja.
Terjemahan atau tidak terjemahan... sama saja. tergantung mana yang lebih sesuai dan lebih dimengerti oleh si pelaku.

Quotepara dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)
dalam konteks bahasa, kurang tepat bila anda tuliskan demikian.  anda menuliskan seakan2 anda ini sudah mengerti para dewa, bila memang demikian... mohon ajarkan juga pada saya supaya saya dapat lebih memahami para dewa.



hmm sodara blacque, sodara sendiri kan apakah pernah pergi ke alam dewa, kok tau di sana nda ada penterjemah bahasa pali?

ttg khasiat air berkah belum saya coba pada orang sakit keras, (saya harus membuat karya tulis ilmiah untuk ini, dengan double blind procedure)

[at] mayisse: kebijaksanaan menurut saya, telah mengalami sepenuhnya dukkha, anicca dan anatta.

Mahadeva

Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 03:36:05 PM
Quote
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat. penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......

betul juga... sayang sekali dulu tidak ada sound player... bila ada, kita tidak perlu adanya bhikkhu ananda untuk membacakan paritta tersebut..  Cukup dengan panggung + sound system yang diset dekat sungai, maka jadilah sungai berkah. kalau cuma percikan air yah sedikit..  ke sungai saja biar bisa menjadi cadangan juga?

saya suka ide sodara...kalau Buddha saat itu menciptakan sound system dan panggung, Buddha mungkin berpikir akan membuat suasana kurang dramatis. kurang tradisional.dan akan mengagetkan YA Ananda. nah pada kenyataanya dengan suara YA Ananda aja bisa kok, (7 hari ya bacanya? lama bener, jaman sekarang cukup sound system)

Blacquejacque

Quote

hmm sodara blacque, sodara sendiri kan apakah pernah pergi ke alam dewa, kok tau di sana nda ada penterjemah bahasa pali?

ttg khasiat air berkah belum saya coba pada orang sakit keras, (saya harus membuat karya tulis ilmiah untuk ini, dengan double blind procedure)

[at] mayisse: kebijaksanaan menurut saya, telah mengalami sepenuhnya dukkha, anicca dan anatta.

Pernah atau tidak pernah, saya tidak melihat manfaatnya untuk diceritakan disini..
Saya pernah bertemu dengan orang Australia...  Ketika saya jelaskan, saya jelaskan semua hal dengan bahasa inggris kepada dia...  sampai akhirnya dia tanya kepada saya, dan ternyata dia berbicara dalam BAHASA INDONESIA. saya pun tanya kepada dia, darimana dia bisa mengerti bahasa indonesia, dia cma menjawab karena dia sudah tinggal di indonesia dari kecil..
Tetapi apakah semua orang Australia mengerti bahasa indonesia?? jawaban ini saya serahkan saja kepada anda...

Blacquejacque

Quote
saya suka ide sodara...kalau Buddha saat itu menciptakan sound system dan panggung, Buddha mungkin berpikir akan membuat suasana kurang dramatis. kurang tradisional.dan akan mengagetkan YA Ananda. nah pada kenyataanya dengan suara YA Ananda aja bisa kok, (7 hari ya bacanya? lama bener, jaman sekarang cukup sound system)

ya... saya itu usulan saya untuk anda kok... bukan usulan yang akan saya lakukan .... :p tapi saya amat tertarik untuk mengetahui pengalaman anda bila anda melakukan hal tersebut. oh ya, tambahkan juga rekaman2 dari aliran lain.. Semakin banyak semakin membantu kan??

dhammadinna

Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:38:20 PM
[at] mayisse: kebijaksanaan menurut saya, telah mengalami sepenuhnya dukkha, anicca dan anatta.

untuk memahami Tilakkhana sudah dijelaskan caranya oleh Sang Buddha. Dan cara itu bukanlah dengan minum air paritta :)

Blacquejacque

Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 03:46:52 PM
Quote
saya suka ide sodara...kalau Buddha saat itu menciptakan sound system dan panggung

Terimakasih.. oh ya, Buddha kan memiliki pengetahuan yang sempurna sebagai seorang Sammasambuddha.... Kenapa beliau tidak melakukan hal tersebut? bagaimana hal ini menurut anda? Sang Buddha juga tidak perlu berceramah ke berbagai daerah... cukup teleconference saja ke semua kota dan alam....  beres semuanya..

dhammadinna

Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:28:08 PM[spoiler]
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 03:25:17 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 02:28:44 PM
sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja...

no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat.
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.

bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.

kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.

para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)

Kok terdengar makin takhayul sih?

Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa

IMHO, gak bisa.
[/spoiler]
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat. penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......

1. Saya sudah baca ulang kisahnya. Saya tidak membaca sang Buddha berkata demikian.

2. Kebodohan batin justru lebih sulit disembuhkan dibandingkan sakit fisik.

Mahadeva

Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 03:51:10 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 03:46:52 PM
Quote
saya suka ide sodara...kalau Buddha saat itu menciptakan sound system dan panggung

Terimakasih.. oh ya, Buddha kan memiliki pengetahuan yang sempurna sebagai seorang Sammasambuddha.... Kenapa beliau tidak melakukan hal tersebut? bagaimana hal ini menurut anda? Sang Buddha juga tidak perlu berceramah ke berbagai daerah... cukup teleconference saja ke semua kota dan alam....  beres semuanya..
hmm ttg kemahatauan, iya saya baca di vinaya pitaka, memang benar Buddha itu maha tau. tetapi cara mengajar Buddha dibuat seefisien mungkin supaya sebanyak mungkin makhluk mengerti dhamma. (Buddha juga tau makhluk ini bakal tercerahkan atau tidak)...dan dikatakan dalam vinaya, Buddha mengajar dengan lengkap supaya dhamma Buddha bisa lebih awet, karena Buddha bilang ada Buddha2 lain yang kalau ngajar cuma nyuruh ini itu dan tidak suka ceramah, akibatnya dhamma Buddha tersebut pendek umurnya.

hmm hubungan uraian di atas dgn sound system dan tele conference. Buddha tentu saja akan menggunakan cara yang paling mudah diterima orang2. jangan sampai Buddha dikira melakukan sihir2 dengan menciptakan komputer dan lain2. Tetapi kelak pada jaman Buddha Metteya bisa saja Beliau menggunakan tele conference. atau pada Buddha akan datang yang lahir pada jaman teknologi maju. maka sungai berkah hasil sound system pun bisa dilakukan.

kalau Buddha Gotama terlalu menunjukkan kesaktian Beliau malah nanti tidak membawa kemajuan batin,. kalau kesaktian untuk mendatangan keyakinan,nda masalah.

Mahadeva

Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 04:05:31 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:28:08 PM[spoiler]
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 03:25:17 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 02:28:44 PM
sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja...

no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat.
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.

bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.

kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.

para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)

Kok terdengar makin takhayul sih?

Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa

IMHO, gak bisa.
[/spoiler]
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat. penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......

1. Saya sudah baca ulang kisahnya. Saya tidak membaca sang Buddha berkata demikian.

2. Kebodohan batin justru lebih sulit disembuhkan dibandingkan sakit fisik.

1) oh.. Buddha kan cuma bilang ke Ananda untuk membaca Ratana SUtta dan memerciki kampung itu kan?lalu masalah selesai. yang Buddha tidak bilang yang bagian mana?

2) hmm... 

Blacquejacque

Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 04:05:31 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:28:08 PM[spoiler]
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 03:25:17 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 02:28:44 PM
sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja...

no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat.
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.

bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.

kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.

para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)

Kok terdengar makin takhayul sih?

Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa

IMHO, gak bisa.
[/spoiler]
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat. penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......

1. Saya sudah baca ulang kisahnya. Saya tidak membaca sang Buddha berkata demikian.

2. Kebodohan batin justru lebih sulit disembuhkan dibandingkan sakit fisik.

ijin menambahkan untuk memperjelas point no 2... Seseorang yang dapat menyembuhkan kegelapan batin seseorang, itulah yang dapat dikatakan seseorang yang ajaib, yang bahkan seorang Sammasambuddha sendiri tidak dapat melakukan hal ini.
bayangkan bila iya, seketika sang buddha mencapai penerangan sempurna, semua makhluk terbebas dari roda samsara, dan semuanya seketika mencapai nibbana..... dan tidak ada makhluk2 yang tersisa di alam2 berkondisi... ^^

Mahadeva

Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 04:22:11 PM
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 04:05:31 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:28:08 PM[spoiler]
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 03:25:17 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 02:28:44 PM
sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja...

no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat.
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.

bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.

kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.

para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)

Kok terdengar makin takhayul sih?

Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa

IMHO, gak bisa.
[/spoiler]
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat. penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......

1. Saya sudah baca ulang kisahnya. Saya tidak membaca sang Buddha berkata demikian.

2. Kebodohan batin justru lebih sulit disembuhkan dibandingkan sakit fisik.

ijin menambahkan untuk memperjelas point no 2... Seseorang yang dapat menyembuhkan kegelapan batin seseorang, itulah yang dapat dikatakan seseorang yang ajaib, yang bahkan seorang Sammasambuddha sendiri tidak dapat melakukan hal ini.
bayangkan bila iya, seketika sang buddha mencapai penerangan sempurna, semua makhluk terbebas dari roda samsara, dan semuanya seketika mencapai nibbana..... dan tidak ada makhluk2 yang tersisa di alam2 berkondisi... ^^

hmm..iya saya setuju dengan hal ini....ibaratnya..cuma diri kita yang mampu membuat kita minum air berkah itu, kalau orang yang memaksakan maka kita bisa tersedak, (tapi kalau infus bagaimana ya? harusnya kan bisa jadi infus berkah kalau teori ini benar, kita mesti rame2 baca mantra di depan kumpulan infus supaya pasien cepat sembuh, kalau capai bisa pakai sound system)

dhammadinna

#41
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 04:21:52 PM
[spoiler]
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 04:05:31 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:28:08 PM[spoiler]
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 03:25:17 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 02:28:44 PM
sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja...

no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat.
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.

bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.

kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.

para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)

Kok terdengar makin takhayul sih?

Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa

IMHO, gak bisa.
[/spoiler]
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat. penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......

1. Saya sudah baca ulang kisahnya. Saya tidak membaca sang Buddha berkata demikian.

2. Kebodohan batin justru lebih sulit disembuhkan dibandingkan sakit fisik.

[/spoiler]1) oh.. Buddha kan cuma bilang ke Ananda untuk membaca Ratana SUtta dan memerciki kampung itu kan?lalu masalah selesai. yang Buddha tidak bilang yang bagian mana?

2) hmm... 

Kalimat Ray yang dibold kurang tepat. Di kalimat tsb tidak disebutkan secara spesifik yaitu Vesali, jadi sepertinya mengeneralisir bahwa "kalau ada bencana wabah di suatu tempat, percik aja plus baca paritta. Dokter gak penting".

Lalu, saya tidak tau tentang kekuatan 'air yang dibacain paritta', jadi sy skeptis tentang hal ini. Sekali lagi, saya melihatnya hanya sebagai ritual saja.

Jadi, ketika Ray mengatakan bahwa 'air paritta mungkin bisa membuat bijaksana', atau 'air paritta punya kekuatan', atau 'suara imee ooi pastilah memiliki daya yang kuat', saya melihat pernyataan ini tidak berbeda jauh dengan seorang anak kecil yang menangis di depan rupang Buddha lalu berkhayal, kekuatan tangisannya akan membuat sang Buddha tersentuh untuk membantunya ;D

Mahadeva

Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 04:58:57 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 04:21:52 PM
[spoiler]
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 04:05:31 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:28:08 PM[spoiler]
Quote from: Mayvise on 24 September 2010, 03:25:17 PM
Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
Quote from: Blacquejacque on 24 September 2010, 02:28:44 PM
sry kadang ngasih perumpamaan yang ga pas. banyak edit text karena sambil kerja...

no problemo...
iya saya sudah nyoba metode saya itu., (tetapi saya tidak mencoba sakit parahnya). kalo menurut saya berkhasiat.
toh yang dibacakan kan mantra atau paritanya sama, sedang yang membaca parita atau mantranya kan pasti punya niat yang baik dan pelafalannya juga baik sampai2 dia bisa masuk rekaman.

bahkan yang baca mantra nya kan Imee Ooi, pasti kalau saya taro air di depan speaker yang muter suara Beliau, pasti akan sangat berkhasiat.

kalau menurut saya, mantra atau parrita sebaiknya dibacakan dalam bahasa aslinya, kalau terjemahannya terasa kurang asli, ntar khasiatnya juga kurang asli.

para dewa kan juga mengerti bahasa pali. (si surga ada penterjemahnya kok)

Kok terdengar makin takhayul sih?

Quote from: raynoism on 24 September 2010, 03:14:25 PM
oya saya mau tanya, misalnya saya mau menambah kebijaksanaan, kalau saya minum air yang diberi prajna paramita hrdaya sutra, bisa ga? yang nyanyi Imee Ooi lho...harusnya sih bisa

IMHO, gak bisa.
[/spoiler]
ah nda tahayul, kan Buddha sendiri nyuruh untuk menghilangkan bencana di suatu kampung, cukup diperciki ratana sutta. Buddha kan nda nyuruh orang kampung pergi berobat. penyakit aja bisa hilang apalagi kebodohan. cukup percikan air berkah......

1. Saya sudah baca ulang kisahnya. Saya tidak membaca sang Buddha berkata demikian.

2. Kebodohan batin justru lebih sulit disembuhkan dibandingkan sakit fisik.

[/spoiler]1) oh.. Buddha kan cuma bilang ke Ananda untuk membaca Ratana SUtta dan memerciki kampung itu kan?lalu masalah selesai. yang Buddha tidak bilang yang bagian mana?

2) hmm... 

Kalimat Ray yang dibold kurang tepat. Di kalimat tsb tidak disebutkan secara spesifik yaitu Vesali, jadi sepertinya mengeneralisir bahwa "kalau ada bencana wabah di suatu tempat, percik aja plus baca paritta. Dokter gak penting".

Lalu, saya tidak tau tentang kekuatan 'air yang dibacain paritta', jadi sy skeptis tentang hal ini. Sekali lagi, saya melihatnya hanya sebagai ritual saja.

Jadi, ketika Ray mengatakan bahwa 'air paritta mungkin bisa membuat bijaksana', atau 'air paritta punya kekuatan', atau 'suara imee ooi pastilah memiliki daya yang kuat', saya melihat pernyataan ini tidak berbeda jauh dengan seorang anak kecil yang menangis di depan rupang Buddha lalu berkhayal, kekuatan tangisannya akan membuat sang Buddha tersentuh untuk membantunya ;D

ok saya akan meneliti dan menelaah lagi, nice discussion........(jangan lupa minum air berkah)

K.K.

Quote from: raynoism on 10 September 2010, 10:15:50 AM
Saya kadang membaca, banyak kesaksian orang yang sakit bisa sembuh karena meminum air yang telah diletakkan di altar dan dibacakan paritta2 atau bisa juga maha karuna dharani atau mantra Medicine Buddha.
Dibacakannya juga banyak sekali sampai ber jam2.
hal ini didukung juga dengan penelitian dari Masaru Emoto.

Nah daripada repot, kita bisa meletakkan gelas air itu di depan speaker lalu diputarkan pembacaan maha karuna dharani sampai lama, kita kan bisa melakukan aktivitas lain.
Bahkan kita bisa memilih penyanyinya, bisa Imee Ooi, Bhikkhu2 yang terkenal dll.

apakah berbeda khasiat air nya kalau dibaca langsung secara live dengan dibacakan pakai kaset?

parritanya kan sama...kadang suara penyanyinya lebih bagus dari kita malah


Apakah kalau orang yang punya niat itu pikirannya bersih, terkonsentrasi, tapi suaranya jelek/fals/bisu, jadinya tidak manjur?

Blacquejacque

Quote
Apakah kalau orang yang punya niat itu pikirannya bersih, terkonsentrasi, tapi suaranya jelek/fals/bisu, jadinya tidak manjur?

Ngga juga... indah /buruknya suara, atau bahkan bisu masih bisa...  Hati dan Niatnya itu kan masih bisa berfungsi. ditambah matangnya kamma... kemanjuran pun tercipta..