buddhisme dari kacamata kr****n dan propogandanya

Started by yanfei, 10 September 2010, 09:58:56 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Nevada

Quote from: ryu on 15 September 2010, 12:36:46 PM
ps juga, justru cult memanfaatkan kelemahan itu ;D

Buddhisme mengandung ajaran yang sangat toleran. Saking tinggi toleransinya, Buddhisme terlihat lembek dan tidak berani main kasar. Jika di agama lain ada cult, pasti cult itu akan tertekan dan memilih untuk berkembang dengan jalan sembunyi-sembunyi (backstreet). Ironis jika kita melihat bahwa cult-cult Buddhisme justru berkembang dengan leluasa tanpa perlu sembunyi-sembunyi.

Apakah ini adalah kelemahan Buddhisme? Atau justru merupakan satu nilai positif Buddhisme yang lain?

ryu

Quote from: upasaka on 15 September 2010, 12:52:45 PM
Quote from: ryu on 15 September 2010, 12:36:46 PM
ps juga, justru cult memanfaatkan kelemahan itu ;D

Buddhisme mengandung ajaran yang sangat toleran. Saking tinggi toleransinya, Buddhisme terlihat lembek dan tidak berani main kasar. Jika di agama lain ada cult, pasti cult itu akan tertekan dan memilih untuk berkembang dengan jalan sembunyi-sembunyi (backstreet). Ironis jika kita melihat bahwa cult-cult Buddhisme justru berkembang dengan leluasa tanpa perlu sembunyi-sembunyi.
Apakah ini adalah kelemahan Buddhisme? Atau justru merupakan satu nilai positif Buddhisme yang lain?
bahkan lama2 buddhisme asli tertekan sama budhisme cult, bahkan cara pandang agama lain memandang buddhisme cult dianggap ajaran asli dari buddha =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

morpheus

cult berkembang di indonesia lebih karena organisasi dan politik...

selama buddhis merapatkan barisan dan solid ke dalam, cult gak bisa berkembang banyak.
kalo udah solid, tinggal free market. semua produk punya pasarnya masing2. biarkanlah orang yg memang lebih cocok dengan "kenyamanan" ajaran lain pergi ke sana... gak perlu offensif.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

ryu

Quote from: morpheus on 15 September 2010, 01:14:56 PM
cult berkembang di indonesia lebih karena organisasi dan politik...

selama buddhis merapatkan barisan dan solid ke dalam, cult gak bisa berkembang banyak.
kalo udah solid, tinggal free market. semua produk punya pasarnya masing2. biarkanlah orang yg memang lebih cocok dengan "kenyamanan" ajaran lain pergi ke sana... gak perlu offensif.

agar solid itu maka dibutuhkan pemahaman mengenai inti ajarannya itu sendiri, dimana justru sepertinya kebanyakan umat buddha tidak mengetahui dengan jelas ajaran buddha yang sebenarnya, makanya cult bisa masuk ke tengah2 umat dengan memberikan pemahaman2 yang seperti benar padahal menyesatkan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

fabian c

Quote from: Kelana on 10 September 2010, 10:30:55 PM
Quote from: yanfei on 10 September 2010, 09:58:56 AM
Budhisme seperti halnya dengan Jainisme, berawal sebagai sebuah gerakan reformasi di dalam Hinduisme. Pendirinya adalah Sidharta (Siddhartha) Gautama, yang lahir kira-kira tahun 560 BC. di dalam kasta Ksatria (penguasa, pejuang) Hinduisme. .........

Tulisan yang kontradiksi. Ini sebuah bukti kegagalan penulis untuk memahami Buddhisme. Yang dibahas Buddhisme atau Budhisme, Budha atau Buddha? Kegagalan lainnya adalah mengenai hal berikut:

QuoteBudhisme Theravada mengikuti kanon kitab suci orisinil yang ditulis dalam Bahasa Pali dan dinamakan Tripitaka, atau Tiga Keranjang. Kanon itu terdiri atas Vinaya (hukum dan ketentuan kebiaraan Budhisme), Sutra (khotbah dan pengajaran Budha), dan Adhidharma (penafsiran filosofis atas pengajaran Budha). Pertama kali diteruskan secara lisan, Tripitaka belum diturunkan ke dalam bentuk tertulis sampai sekitar empat abad setelah kematian Gautama.

Jika yang dimaksud adalah Buddhisme, ini adalah bentuk kegagalan pertama dalam memahami Buddhisme. Theravada menggunakan kitab bahasa Pali yang seluruhnya disebut dengan Tipitaka bukan Tripitaka. Ini bukti bahwa penulis tidak bisa membedakan mana yang bahasa Pali mana yang bahasa Sanskerta. Kemudian kumpulan ketiga adalah Abhidhamma bukan Adhidharma. Berbeda arti antara Adhi dengan Abhi. Ini bukti penulis tidak berdasarkan fakta yang akurat. Penulis juga tidak menyebutkan kitab yang digunakan oleh Mahayana, ini membuktikan dangkalnya pengetahuan penulis akan Buddhisme.

QuoteTheravada merupakan jalan segelintir orang, karena  ia berpusat pada renunsiasi (penyangkalan diri) dan sistem kebiaraan. Itulah sebabnya ia dinamakan Wahana Hina; hanya sedikit orang yang mempunyai harapan untuk mencapai nirwana. Mahayana merupakan jalan banyak orang (Wahana Yang Lebih Tinggi), karena dapat diikuti oleh orang-orang biasa.

Ini adalah bentuk kegagalan kedua dalam memahami Buddhisme. Apakah Mahayana tidak ada penyangkalan diri? apakah Christianity tidak ada penyangkalan diri? Tidak ada kebiaraan?  Dalam Theravada ada istilah berpusat kepada sistem kebiaraan semata, dalam Theravada ada jalan Ke-Arahat-an dimana semua dapat menempuhnya dan meraih Nibbana dan juga ada jalan Sammasambuddha yang sama seperti Mahayana.

QuoteBudhisme Tibet (Lamaisme). Budhisme menyebar ke Tibet sekitar abad ke-7. Disana agama tersebut bercampur dengan okul dan agama Tibet yang magis, sehingga membentuk sebuah sekte Budhisme khusus yang dikenal dengan Lamaisme – pendeta agama ini dinamakan Lama. Pucuk pimpinan sistem hierarkhis ini adalah Dalai Lama, seorang yang disembah sebagai inkarnasi dari seorang Bodhisattva. Lamaisme juga meliputi penyembahan berbagai Budha, Bodhisattva dan roh-roh. Para pemeluknya menggunakan roda doa, kincir, ritual dan mantera-mantera rahasia.

Jika yang dimaksud adalah Buddhisme, ini adalah bentuk kegagalan ketiga dalam memahami Buddhisme. Pertama, tidak ada sekte Lamaisme. Kata "lama" merupakan istilah untuk mereka yang mahir dalam agama/spiritual (guru agama). Jadi apapun agamanya, mereka yang mengajar agama di Tibet akan di panggil dengan sebutan Lama. Kerancuan istilah "Lama" ini berawal dari kedatangan bangsa asing ke Tibet yang tidak bisa membedakan mana yang Buddhisme dan mana yang Bon. Menggunakan kerancuan yang sudah berlangsung lama ini merupakan suatu kebodohan si penulis. Mengapa gegabah? karena di era informasi dimana internet sebagai gudang informasi mudah untuk diakses tetapi si penulis masih menggunakan kerancuan seperti ini. Apalagi yang bisa dicantumkan kepada sikap seperti ini selain menyebutnya sebagai sikap gegabah, mungkin secara halusnya : gaptek.

Dan masih banyak lagi kegagalan lainnya dalam memahami Buddhisme.

QuoteOrang kr****n harus mengatasi banyak kendala pada saat berusaha menginjil orang Budha, apapun latar-belakang sekte Budhisme dari orang yang ditemui itu. Oleh karena itu, orang percaya harus bersandar pada tuntunan dan kuasa Roh Kudus. Karena masalah tentang dosa telah luntur di dalam Budhisme. Orang kr****n yang bersaksi kepada orang Budha perlu berdoa untuk pelayanan yang berbuah di dalam Roh Kudus dalam meyakinkan orang yang tidak percaya adanya dosa, kebenaran dan penghakiman.

Ini adalah bukti bahwa penulis merupakan salah satu Christiani yang beriman lemah, mungkin juga tidak beriman. Mengapa tidak beriman? Karena telah tertulis dalam Efe 2: 8-10 yaitu keberadaan iman seseorang itu adalah pemberian tuhan bukan hasil usaha orang. Jadi tidak perlu repot-repot dengan untuk merubah iman seseorang. Jika yang bersangkutan berusaha merubah iman seseorang maka ia sudah berusaha menandingi kuasa tuhannya sendiri.

Demikian


Mau menambahkan ngaco yang lainnya lagi,
QuoteDelapan Jalan terdiri dari: (1) pengetahuan yang benar/baik (Empat Kebenaran Agung); (2) aspirasi (maksud/tujuan) yang benar/baik; (3) bicara yang benar/baik (mengatasi kebohongan dan menyebarkan kebenaran); (4) perilaku yang benar/baik ; (5) hidup yang benar/baik (pekerjaan-pekerjaan tertentu harus dihindari, misalnya menjual budak, pemungut pajak, atau tukang jagal); (6) berusaha yang benar/baik; (7) pikiran yang benar/baik (mawas diri); dan (8) meditasi yang benar/baik (teknik Raja Yoga).
Samma-samadhi kok dibilang raja yoga...? Entah dia belajar dari siapa.....?     ^-^
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Indra

Quote from: ryu on 15 September 2010, 01:20:04 PM
Quote from: morpheus on 15 September 2010, 01:14:56 PM
cult berkembang di indonesia lebih karena organisasi dan politik...

selama buddhis merapatkan barisan dan solid ke dalam, cult gak bisa berkembang banyak.
kalo udah solid, tinggal free market. semua produk punya pasarnya masing2. biarkanlah orang yg memang lebih cocok dengan "kenyamanan" ajaran lain pergi ke sana... gak perlu offensif.

agar solid itu maka dibutuhkan pemahaman mengenai inti ajarannya itu sendiri, dimana justru sepertinya kebanyakan umat buddha tidak mengetahui dengan jelas ajaran buddha yang sebenarnya, makanya cult bisa masuk ke tengah2 umat dengan memberikan pemahaman2 yang seperti benar padahal menyesatkan.

jadi mari kita bersatu menghajar CULT, mulai dari yg ada di forum ini

ryu

Quote from: Indra on 15 September 2010, 01:30:36 PM
Quote from: ryu on 15 September 2010, 01:20:04 PM
Quote from: morpheus on 15 September 2010, 01:14:56 PM
cult berkembang di indonesia lebih karena organisasi dan politik...

selama buddhis merapatkan barisan dan solid ke dalam, cult gak bisa berkembang banyak.
kalo udah solid, tinggal free market. semua produk punya pasarnya masing2. biarkanlah orang yg memang lebih cocok dengan "kenyamanan" ajaran lain pergi ke sana... gak perlu offensif.

agar solid itu maka dibutuhkan pemahaman mengenai inti ajarannya itu sendiri, dimana justru sepertinya kebanyakan umat buddha tidak mengetahui dengan jelas ajaran buddha yang sebenarnya, makanya cult bisa masuk ke tengah2 umat dengan memberikan pemahaman2 yang seperti benar padahal menyesatkan.

jadi mari kita bersatu menghajar CULT, mulai dari yg ada di forum ini
yang satu itu mah ga usah di hajar juga dah hancur sendiri sama muridnya =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

morpheus

Quote from: ryu on 15 September 2010, 01:20:04 PM
agar solid itu maka dibutuhkan pemahaman mengenai inti ajarannya itu sendiri, dimana justru sepertinya kebanyakan umat buddha tidak mengetahui dengan jelas ajaran buddha yang sebenarnya, makanya cult bisa masuk ke tengah2 umat dengan memberikan pemahaman2 yang seperti benar padahal menyesatkan.
kalo soal pindah agama secara makro, lebih rumit dari sekadar "pemahaman".

manusia itu mahluk intelek, tapi juga mahluk yg berperasaan dan juga mahluk sosial.
mereka yg kuat inteleknya, cenderung suka memutuskan sesuatu dengan pemahaman inteleknya.
mereka yg kuat perasaannya, cenderung suka memutuskan sesuatu dengan perasaannya.
mereka yg kuat rasa sosialnya, memutuskan sesuatu dengan lingkungan sosial, teman, dll.

kalo agama buddha pengen mempertahankan umat, harus komplit. harus bisa memuaskan aspek intelektual, perasaan dan juga sosial.
kalo vihara taunya kotbah plus baca paritta trus pulang, umat yg kuat perasaan dan sosialnya gampang pindah ke lain hati...

makanya anda mau menjelaskan pengertian dan logika kepada kristian atau cult follower sampe mulut berbusa, mereka santai aja jawab: "gua gak perduli logika. loe gak ngerti perasaan gua pas lagi di gereja / temple...".
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

fabian c

Quote from: upasaka on 15 September 2010, 12:52:45 PM
Quote from: ryu on 15 September 2010, 12:36:46 PM
ps juga, justru cult memanfaatkan kelemahan itu ;D

Buddhisme mengandung ajaran yang sangat toleran. Saking tinggi toleransinya, Buddhisme terlihat lembek dan tidak berani main kasar. Jika di agama lain ada cult, pasti cult itu akan tertekan dan memilih untuk berkembang dengan jalan sembunyi-sembunyi (backstreet). Ironis jika kita melihat bahwa cult-cult Buddhisme justru berkembang dengan leluasa tanpa perlu sembunyi-sembunyi.

Apakah ini adalah kelemahan Buddhisme? Atau justru merupakan satu nilai positif Buddhisme yang lain?
Bro Upasaka yang baik, bila napak tilas sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia, cult berkembang di Indonesia disebabkan politik, ambisi dan keserakahan pemimpin-pemimpin Buddhis di masa lampau.
Ajaran Sang Buddha bagai permata indah yang tertutup lumpur kebodohan, selfishness dan apatisme.

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Nevada

Quote from: fabian c on 15 September 2010, 01:43:05 PM
Bro Upasaka yang baik, bila napak tilas sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia, cult berkembang di Indonesia disebabkan politik, ambisi dan keserakahan pemimpin-pemimpin Buddhis di masa lampau.
Ajaran Sang Buddha bagai permata indah yang tertutup lumpur kebodohan, selfishness dan apatisme.

_/\_

Kenyataannya bukan di Indonesia saja cult berkembang, tapi di seluruh dunia. Yang ironis di Indonesia adalah adanya satu organisasi yang justru merangkul cult-cult Buddhisme untuk diakui sebagai bagian dari Buddhisme.

K.K.

Ada yang menarik nan jenaka.

Quote from: yanfei on 10 September 2010, 09:58:56 AM
(c)     Kristus dengan jelas menawarkan keselamatan kepada para pengikutnya. Budhisme tidak. Dikatakan bahwa perkataan terakhir dari Gautama sebelum kematiannya adalah: "Budha hanya menunjukkan jalan – usahakanlah keselamatanmu dengan tekun."
Penulis dungu itu berpatokan pada ucapan terakhir tokoh agama. Sekarang kita lihat dari sisi lain.
Sewaktu Kristus disalib, ucapan terakhirnya (menurut Matius & Markus) adalah: "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"

Saya beri 2 pilihan:
1. percaya kepada seseorang yang sewaktu menjelang kematian mengatakan Tuhan telah meninggalkan dirinya
2. percaya kepada seseorang yang sewaktu menjelang kematian menganjurkan kita selalu tekun berusaha

:D

ryu

Quote from: morpheus on 15 September 2010, 01:35:38 PM
Quote from: ryu on 15 September 2010, 01:20:04 PM
agar solid itu maka dibutuhkan pemahaman mengenai inti ajarannya itu sendiri, dimana justru sepertinya kebanyakan umat buddha tidak mengetahui dengan jelas ajaran buddha yang sebenarnya, makanya cult bisa masuk ke tengah2 umat dengan memberikan pemahaman2 yang seperti benar padahal menyesatkan.
kalo soal pindah agama secara makro, lebih rumit dari sekadar "pemahaman".
saya tau, memang bisa berbagai macam faktor.

Quotemanusia itu mahluk intelek, tapi juga mahluk yg berperasaan dan juga mahluk sosial.
mereka yg kuat inteleknya, cenderung suka memutuskan sesuatu dengan pemahaman inteleknya.
mereka yg kuat perasaannya, cenderung suka memutuskan sesuatu dengan perasaannya.
mereka yg kuat rasa sosialnya, memutuskan sesuatu dengan lingkungan sosial, teman, dll.
ya mengerti.

Quotekalo agama buddha pengen mempertahankan umat, harus komplit. harus bisa memuaskan aspek intelektual, perasaan dan juga sosial.
kalo vihara taunya kotbah plus baca paritta trus pulang, umat yg kuat perasaan dan sosialnya gampang pindah ke lain hati...
saya rasa bukan masalah mempertahankan umat, yang terpenting itu pemahaman benar dulu, bagi mahayana ya beri pengertian mahayana yang benar, theravada ya theravada yang baik. jangan nanti di tembak sama umat lain malah lebih tauan umat lain daripada dia.

Quotemakanya anda mau menjelaskan pengertian dan logika kepada kristian atau cult follower sampe mulut berbusa, mereka santai aja jawab: "gua gak perduli logika. loe gak ngerti perasaan gua pas lagi di gereja / temple...".
itu masalah kecocokan, apabila si orang itu memang lebih senang pada kenikmatan duniawi ya memang tidak ada yang melarang, setidaknya buddhisme mempunyai tujuan tersendiri beda dari ajaran lain.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

morpheus

Quote from: ryu on 15 September 2010, 03:57:08 PM
saya rasa bukan masalah mempertahankan umat, yang terpenting itu pemahaman benar dulu, bagi mahayana ya beri pengertian mahayana yang benar, theravada ya theravada yang baik. jangan nanti di tembak sama umat lain malah lebih tauan umat lain daripada dia.

:??
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

ryu

Quote from: morpheus on 15 September 2010, 04:17:52 PM
Quote from: ryu on 15 September 2010, 03:57:08 PM
saya rasa bukan masalah mempertahankan umat, yang terpenting itu pemahaman benar dulu, bagi mahayana ya beri pengertian mahayana yang benar, theravada ya theravada yang baik. jangan nanti di tembak sama umat lain malah lebih tauan umat lain daripada dia.

:??
tugas dhammadutta ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

kamala

#29
Quote from: ryu on 15 September 2010, 04:23:50 PM
Quote from: morpheus on 15 September 2010, 04:17:52 PM
Quote from: ryu on 15 September 2010, 03:57:08 PM
saya rasa bukan masalah mempertahankan umat, yang terpenting itu pemahaman benar dulu, bagi mahayana ya beri pengertian mahayana yang benar, theravada ya theravada yang baik. jangan nanti di tembak sama umat lain malah lebih tauan umat lain daripada dia.

:??
tugas dhammadutta ;D

kurang setuju ;D
jangan semua dilimpahkan ke dhammadutta dong
kita semua juga turut membantu
tidak bisa membantu yang besar ya bantu dalam hal2 yang kecil dulu
paling enggak minimal dari keluarga dulu dikenalkan dengan apa itu ajaran buddha dhamma
setidaknya bisa meringankan tugas2 dari dhammadutta
dengan catatan ya kita sendiri juga mesti punya pemahaman yang bener
kalo gak malah makin kacau jadinya
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.