Diamond Sutra dan Hinayana

Started by tesla, 05 March 2008, 08:17:42 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Saya mau nanggapin tentang Hinyana dari sudut pandang Theravada, tapi gak di thread ini, udah diperingatin suhu.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

tesla

^ topiknya Hinayana kok :P
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Hmmm, ok deh kalo suhu gak keberatan. Nanti siang/malam saya coba usahakan, soalnya lagi kurang waktu.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

morpheus

*masih nunggu jawaban komplit dan konsisten dari mahayanis* |-)
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Sumedho

buka thread baru aja suhu karuna
There is no place like 127.0.0.1

tesla

ampun suhu ^:)^

saya kira mo bahas masalah hinayana nya (diamond sutra cuma barang bukti) :P ... kan topik diamond sutra sudah ada juga di The Vajracchedika Prajna Paramita Sutra ( Diamon Sutra) *SUTRA PALSU?*

^:)^ ^:)^ ^:)^
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Sumedho

hmm boleh jg yah.... diganti deh.... hinayana dalam diamond sutra..

thanks
There is no place like 127.0.0.1

El Sol

Quote from: tesla on 06 March 2008, 08:27:00 AM
Quote from: wikipediaHīnayāna is used by Mahayanists as a name to refer variously to one or more doctrines, traditions, practitioners or thoughts that are generally concerned with the achievement of Nirvana as an Arahant or a Pratyeka-Buddha, as opposed to the achievement of liberation as a Samyaksambuddha, wherein the Samyaksambuddha (according to Mahayana lore) is deemed to operate from a basis of vowing to effect the spiritual liberation of all beings and creatures from the suffering of samsara (not just himself or a small number of others).

:( oh...
pendapat ini...

... yg mengatakan apakah Pacceka Buddha/SammasamBuddha??
AFAIK, semua Buddha mencapai tingkat kesucian arahat...
so kalau yg belum mencapai arahat, mencela pencapaian arahat itu hal kecil, setuju dg El Sol: "***** tanda tak mampu..." :hammer: :hammer: :hammer: :P

Quote from: bond on 05 March 2008, 10:53:11 PM
Saya masih ingat ada yg bertanya ttg Hinayana ke Bhante Upaseno, dan jawaban beliau cukup bijak yg mana, dia balik bertanya Theravada aliran apa?
Nah yg saya tangkap pengertian penjelasan dari pertanyaan beliau adalah para Theravadin tidak menanggap Theravada sebagai Hinayana.

yup, Hinayana bukan men-refer ke suatu tradisi/aliran. (ntar suruh Bhante Upaseno tantangin Mahayana lore itu ^-^ )

dalam Theravada sendiri (CMIIW, saya masih newbie), sebenarnya tidak ada yg mengharuskan utk mencapai arahat. yg diajarkan adalah jalan menuju Nirvana. kalau mau ke neraka dulu, atau mau langsung, atau mau ke surga, terserah pilihan masing2. mo jadi Boddhisatva dulu trus jadi Buddha, ataupun mau jadi Arahat aja itu juga pilihan masing2. tidak ada yg memaksa kita. semua yg kita lakukan adalaha pilihan kita. kalau salah jalan, jgn salahkan orang/mahkluk lain. salahkanlah diri sendiri :))

:lotus:
with metta
bagi Mahayana dan Vajrayana itu...arahat itu cuma merujuk kepada Savaka Buddha...

sedangkan kalo dalam Theravada...Arahat itu busa merujuk kepada setiap Buddha... ;)

Quote from: bond on 06 March 2008, 08:36:52 AM
Bagaimana yg Mahayana melihat kata Hinayana yg ada di Diamond sutra, pada era sekarang, apakah masih melihat sebagai aliran, atau memiliki arti secara tersirat?

_/\_
kalo menurut gw seh..

mereka suka ganti2 jawapan...kadang bilang itu merujuk pada tradisi..kadang bilang itu merujuk kepada interaksi seseorang dalam menjalankan Dhamma

bagi mereka..yg penting menang dah cukup, biarpun Dhamma harus diubah2 itu OK OK ajah...

wong...di Vajra..pembunuhan Makhluk hidup dan minum arak kadang2 dihalalkan...abis bunuh..baca mantra 1000 kale...ato gk nungging2 sehari 100 kale...<--lebih parah dari selam!

Quote from: Sumedho on 06 March 2008, 08:20:34 AM
hayo :backtotopic:

diamond sutra gitu loh
aku OOT gk yak? -_-"


chingik

kalo menurut gw seh..

Quotemereka suka ganti2 jawapan...kadang bilang itu merujuk pada tradisi..kadang bilang itu merujuk kepada interaksi seseorang dalam menjalankan Dhamma

bagi mereka..yg penting menang dah cukup, biarpun Dhamma harus diubah2 itu OK OK ajah...

Dengan mengambil kesimpulan seperti di atas, apakah menurut saudara2 diskusi ini masih bisa dilanjutkan?

Karena jika saya menjelaskan A, anda hanya akan mengatakan "toh ada yang ngomong B"
sementara saya sedang memberi penjalasan lain, mungkin anda hanya tiada henti-hentinya mencurigai bhw saya sedang berusaha utn menjadi pemenang. Bagaimana diskusi demikian bisa berlanjut?  ???













bond

Quote from: chingik on 06 March 2008, 05:28:51 PM
kalo menurut gw seh..

Quotemereka suka ganti2 jawapan...kadang bilang itu merujuk pada tradisi..kadang bilang itu merujuk kepada interaksi seseorang dalam menjalankan Dhamma

bagi mereka..yg penting menang dah cukup, biarpun Dhamma harus diubah2 itu OK OK ajah...

Dengan mengambil kesimpulan seperti di atas, apakah menurut saudara2 diskusi ini masih bisa dilanjutkan?

Karena jika saya menjelaskan A, anda hanya akan mengatakan "toh ada yang ngomong B"
sementara saya sedang memberi penjalasan lain, mungkin anda hanya tiada henti-hentinya mencurigai bhw saya sedang berusaha utn menjadi pemenang. Bagaimana diskusi demikian bisa berlanjut?  ???




Lanjut aja bro , ngak apa2. prasangka dan tidak, ngak masalah . Karena diskusi kan ngak dengan satu org aja. Jadi bisa dibilang forum ini multidiskusi. _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

El Sol

Quote from: chingik on 06 March 2008, 05:28:51 PM
kalo menurut gw seh..

Quotemereka suka ganti2 jawapan...kadang bilang itu merujuk pada tradisi..kadang bilang itu merujuk kepada interaksi seseorang dalam menjalankan Dhamma

bagi mereka..yg penting menang dah cukup, biarpun Dhamma harus diubah2 itu OK OK ajah...

Dengan mengambil kesimpulan seperti di atas, apakah menurut saudara2 diskusi ini masih bisa dilanjutkan?

Karena jika saya menjelaskan A, anda hanya akan mengatakan "toh ada yang ngomong B"
sementara saya sedang memberi penjalasan lain, mungkin anda hanya tiada henti-hentinya mencurigai bhw saya sedang berusaha utn menjadi pemenang. Bagaimana diskusi demikian bisa berlanjut?  ???













wong..

kalian kayak ular berlidah 2...

Forte

Quote from: bond on 06 March 2008, 05:33:43 PM
Quote from: chingik on 06 March 2008, 05:28:51 PM
kalo menurut gw seh..

Quotemereka suka ganti2 jawapan...kadang bilang itu merujuk pada tradisi..kadang bilang itu merujuk kepada interaksi seseorang dalam menjalankan Dhamma

bagi mereka..yg penting menang dah cukup, biarpun Dhamma harus diubah2 itu OK OK ajah...

Dengan mengambil kesimpulan seperti di atas, apakah menurut saudara2 diskusi ini masih bisa dilanjutkan?

Karena jika saya menjelaskan A, anda hanya akan mengatakan "toh ada yang ngomong B"
sementara saya sedang memberi penjalasan lain, mungkin anda hanya tiada henti-hentinya mencurigai bhw saya sedang berusaha utn menjadi pemenang. Bagaimana diskusi demikian bisa berlanjut?  ???




Lanjut aja bro , ngak apa2. prasangka dan tidak, ngak masalah . Karena diskusi kan ngak dengan satu org aja. Jadi bisa dibilang forum ini multidiskusi. _/\_
Ada baiknya belajar melepas.
Tujuan Anda adalah menjelaskan.
Dan ada baiknya Anda melepas keinginan agar pendapat Anda diterima.
Jadi Anda sendiri juga tidak sakit :)

El Sol


chingik

 
QuoteAda baiknya belajar melepas.
Tujuan Anda adalah menjelaskan.
Dan ada baiknya Anda melepas keinginan agar pendapat Anda diterima.
Jadi Anda sendiri juga tidak sakit


Bukan masalah ingin pendapat kita diterima atau tidak.
Coba kita telaah, pola diskusi bro El Sol bukan bertujuan mencari jawaban dari setiap penjelasan yang ada. Ada kesan bahwa sebenarnya penjesalan apapun percuma, karena mindset telah setting bahwa Mahayana bukan ajaran asli Buddha. Dengan pola pikir begitu, utk apalagi bertanya ini dan itu sementara setelah kita menjelaskan, jawabannya hanya begini: "ah.. ajaran palsu".
Cara demikian yang tidak ingin kita harapkan. Tentu ini hanya prasangka saja, mudah2an tidak seperti itu, dan tentu mohon koreksinya jika anggapan saya ini salah.

Oke, mengenai Sutra Intan yang mengatakan ttg Hinayana, itu tidak ada maksud menghina sama sekali, kecuali orang yang berpikiran picik merasa dihina. Sama seperti halnya dalam Sutta, Buddha mengkritik kaum brahmana, jika ada kaum brahmana yg berpikiran picik maka akan merasa telah dihina Sang Buddha bahkan ingin membalasnya.
Buddha tidak pernah mendiskreditkan aliran/kelompok manapun, bahkan kepada kaum brahmana sekalipun. Ini terbukti dari Buddha mengajarkan bagaimana menjadi brahmana yang sesungguhnya.
Mahayana juga tidak ada maksud menghina Hinayana, kecuali Hinayana picik yang merasa terhina (sama seperti kasus brahmana picik yang merasa terhina atas kritikan Buddha).







Kelana

Dari apa yang saya tangkap, sebenarnya yang dimasalahkan bukanlah Diamond Sutra, tetapi pemahaman Mahayanis mengenai istilah Hinayana. Sehingga membuat El Sol kesal. ^-^

1. Bagaimana dan dimana istilah Hinayana ini sering muncul dan digunakan?
2. Benarkah Mahayanis menggunakan istilah Hinayana untuk menamakan aliran yang ada di luar Mahayana termasuk Theravada? ( sepertinya ini yang dipermasalahkan oleh El Sol).
3. Benarkah ada aliran Hinayana?

Sebenarnya thread ini hanya seputar pertanyaan-pertanyaan di atas.

1. Bagaimana dan dimana istilah Hinayana ini sering muncul dan digunakan?
Jelas hanya ada dan sering digunakan dalam teks-teks sutra Mahayana. Diamond Sutra tidaklah bisa dijadikan acuan didalam menemukan istilah Hinayana dalam teks sutra Mahayana, karena tidak ada istilah Hinayana dalam teks tersebut. Lalu dimana? Nah, ini silakan rekan-rekan mencari dulu. Selamat mencari :D

2. Benarkah Mahayanis menggunakan istilah Hinayana untuk menamakan aliran yang ada di luar Mahayana termasuk Theravada? Pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh Mahayanis sendiri, karena istilah Hinayana hanya ditemukan dalam teks-teks sutra Mahayana. Dan jawabannya tergantung pernah atau tidak membaca teks-teks sutra Mahayana yang didalamnya terdapat istilah Hinayana, serta tergantung "bisikan" dari apa yang didengar dari orang lain.
Jika jawabannya bukan, lalu mengacu pada apakah Hinayana itu?

3. Benarkah ada aliran Hinayana? Dari 11 – 18 aliran Buddhism pada masa kerajaan Asoka, tidak ditemukan aliran yang bernama Hinayana. Jadi lagi, mengacu pada apakah Hinayana itu sehingga dalam sutra-sutra sering disejajarkan (diperbandingkan) dengan Mahayana (Kendaraan Agung/Besar)?

Tulisan diatas adalah tanggapan saya yang mungkin bisa menajdi bahan diskusi yang lebih terarah lagi.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -