Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.

Started by johan3000, 21 July 2010, 05:55:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

padmakumara

bung indra

sepertinya anda cukup cerdas, krn lin yun memang bukan buddha hidup sejati

dan tidak ada hubungan dgn arak

saya kan sudah bilang untuk nambah pengetahuan
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

K.K.

Quote from: padmakumara on 02 August 2010, 06:07:09 PM
bung indra

sepertinya anda cukup cerdas, krn lin yun memang bukan buddha hidup sejati

dan tidak ada hubungan dgn arak

saya kan sudah bilang untuk nambah pengetahuan
Hanya menambah pengetahuan dan tidak ada hubungannya dengan topic, kenapa tidak dibahas di thread lain saja supaya lebih fokus?

padmakumara

sumber : xxx

Ada sebuah artikel dari Biksu XY yang berjudul "Sangat gembira untuk..."
yang muncul di koran "Abad Sinar Budha" yang dicetak pada tanggal 1 Juli 1993.
Beberapa ungkapan utama nya adalah:
Gembira selalu menjadi biksu dan menjalankan penyangkalan diri.
Gembira selalu untuk diejek.
Gembira selalu untuk membabarkan Dharma.
Gembira selalu untuk mendidik para biksu.
Gembira selalu untuk mencari penerus penerus.
Apa yang Biksu XY tulis adalah riwayat nya yang telah diulang banyak kali.
Terus terang, saya sudah hafal cerita nya. Saya bosan mendengar nya lagi
meskipun ia bersemangat menceritakannya.
Biksu XY berulang kali menekankan bahwa ia berlatih diri tanpa
mengucapkan sepatah kata dan bahwa ia tidak merasa terbebankan untuk itu. Ia
menekankan bahwa ia harus mentoleransi segala jenis gossip dan kecaman dan
bahwa ia tidak pernah memandang ke masa lalu. Ia merasa bangga bahwa ia dapat
bertahan terhadap segala macam penderitaan, bahwa ia dapat bekerja keras, dan
bahwa ia tidak menjadi marah atas kritikan yang dilancarkan kepadanya.
Bila saya ini anak SD, setelah membaca tulisan nya ini, saya mungkin akan
pergi ke Gunung Sinar Budha dan menjadi biksu disana sehingga saya bisa
menghormati Maha Guru saya XY setiap hari, meskipun orang tua saya, sekolah
saya, dan kenalan saya tidak setuju akan keputusan saya itu.
Yang mengherankan saya adalah bahwa Biksu XY juga "sangat gembira
untuk" menelpon sebuah suratkabar dan memberitahu suratkabar itu untuk tidak
menerbitkan secara seri buku saya yang berjudul "xxx". Astaga.
Dalam tulisan mu, kau berkata "Gembira selalu"! Tapi, mengapa melakukan hal
yang sebaliknya?
Dalam majalah bulanan "1990s", saya membaca beberapa artikel yang ditulis
oleh Tan Xi Yong berjudul "Wawancara Dengan Biksu XY". Karena Tan Xi Yong
adalah seorang upasaka yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang
Budhisme, saya sangat menghargai artikel artikel tulisan nya.
Setelah membaca artikel artikel nya itu, saya mempunyai banyak pandangan
yang kuat. Saya akan menyampaikan pandangan pandangan saya itu karena
jawaban jawaban yang disampaikan oleh XY bukannya menolong saya malah
membuat saya bertanya tanya.
Tan Xi Yong bertanya, "Mengapa anda disebut biksu politik oleh orang luar?"
XY menjawab, "Saya tidak menolak keras sebutan biksu politik. Tapi, secara
pribadi, saya merasa aneh mengapa mereka mendorong seorang biksu seperti saya
ke arena politik. Mereka tidak bicara jujur. Misalnya, sewaktu saya berceramah,
saya bisa disebut biksu penceramah. Sewaktu saya menulis, saya bisa disebut
biksu penulis. Sewaktu saya beramal, saya bisa disebut biksu yang welas asih.
Sewaktu saya berceramah ke berbagai negara, saya bisa disebut biksu
internasional."
Jawaban jawaban diatas merupakan penghinaan bagi masyarakat umum.
Tanpa basa basi lagi, saya harus berbicara tanpa sungkan sungkan lagi untuk
menunjukkan biksu macam apa XY itu?
Kau bukannya berceramah. Kau sedang main sandiwara.
Kau bukannya menulis.
Kau cuma menjiplak cerita cerita Budhis (dan dilakukan tanpa kreativitas).
Kau bukannya beramal.
Apakah kau mengorbankan harta mu?
Kau bukannya cuma ke luar negri tapi kau sedang menkonsolidasi organisasi
mu.
Karena masyarakat bisa menilai, mereka tahu siapa yang pintar main politik.
Karena kau sudah berbuat banyak di arena politik, untuk menghormati mu, mereka
telah memberikan mu titel "biksu politik".
Mengapa kau mesti merasa aneh dengan pendapat masyarakat ini? Hanya
kepala botak mu yang aneh!
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Indra

Quote from: padmakumara on 02 August 2010, 06:07:09 PM
bung indra

sepertinya anda cukup cerdas, krn lin yun memang bukan buddha hidup sejati

dan tidak ada hubungan dgn arak

saya kan sudah bilang untuk nambah pengetahuan

terima kasih atas pujian anda,
saya memang cukup cerdas dalam mendeteksi Buddha hidup dan Buddha hidup-Buddha hidupan

padmakumara

anda tanya knp ag dibahas di thread lain??

saya gk tau caranya

lagian disini kan rame
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

padmakumara

kalau begitu, bung indra

tolong berikan referensi kpd saya contoh para mahabiksu yang patut diteladani

agar saya juga dapat menilai
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

K.K.

Quote from: padmakumara on 02 August 2010, 06:13:44 PM
anda tanya knp ag dibahas di thread lain??

saya gk tau caranya

lagian disini kan rame
OK, kalau gitu saya beri info.
Coba masuk ke board yang kira-kira sesuai, misalnya "Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain". Di bagian atas, sebaris dengan pages (halaman) ada "New Topic". Klik di situ, lalu buatlah seperti posting biasa. Mudah kok.


Indra

Quote from: padmakumara on 02 August 2010, 06:15:34 PM
kalau begitu, bung indra

tolong berikan referensi kpd saya contoh para mahabiksu yang patut diteladani

agar saya juga dapat menilai


saya meneladani Buddha Gotama (Sakyamuni), referensinya dapat anda temukan dalam Tipitaka/Tripitaka

hatRed

mengulang pertanyaan (lagi dan lagi :hammer: )
apakah dalam tantrayana yg diaku sebagai basic dari ajaran lsy itu ada term tentang silabataparamasa.
i'm just a mammal with troubled soul



padmakumara

maksud saya mahabiksu yang ada sekarang ini (jangan cuma 1 dong)

bukan yang udah wafat
"Godaan sex merupakan bahaya terbesar dan merupakan penyebab banyak bencana.
Banyak hati yang hancur karena nafsu birahi."

Indra

Quote from: padmakumara on 02 August 2010, 06:22:57 PM
maksud saya mahabiksu yang ada sekarang ini (jangan cuma 1 dong)

bukan yang udah wafat

pastinya NOT LSY

K.K.

Quote from: padmakumara on 02 August 2010, 06:22:57 PM
maksud saya mahabiksu yang ada sekarang ini (jangan cuma 1 dong)

bukan yang udah wafat
Yang kita teladani adalah semua kualitas baik dari siapapun orang itu. Apakah kita harus mengkultuskan satu pribadi? Sebagai "pegangan hidup", barangkali?


K.K.

Quote from: Indra on 02 August 2010, 06:26:04 PM
Quote from: padmakumara on 02 August 2010, 06:22:57 PM
maksud saya mahabiksu yang ada sekarang ini (jangan cuma 1 dong)

bukan yang udah wafat

pastinya NOT LSY
Mengapa tidak? Bukankah tuntutan di pengadilan oleh SHC tidak terbukti?

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 02 August 2010, 06:26:50 PM
Quote from: Indra on 02 August 2010, 06:26:04 PM
Quote from: padmakumara on 02 August 2010, 06:22:57 PM
maksud saya mahabiksu yang ada sekarang ini (jangan cuma 1 dong)

bukan yang udah wafat

pastinya NOT LSY
Mengapa tidak? Bukankah tuntutan di pengadilan oleh SHC tidak terbukti?
kasus SHC hanya untuk konsumsi fans LSY. saya tidak menjadikan itu sebagai parameter. dan saya agak sedikit terpancing untuk masuk blog lagi, anda nakal, Bro.


Mokau Kaucu

Quote from: Indra on 02 August 2010, 05:18:51 PM
Quote from: dtgvajra on 02 August 2010, 05:06:49 PM
Topik TBS memang paling rame.

Sebetulnya sih yang non TBS tidak peduli, sekalipun ada orang yang menganggap dan menyembah seekor kodok sebagai dewa hidup, selama orang itu tdk melakukan hal hal yang jahat atau melanggar Sila, dan mengajarkan kebaikan.
Yang jadi masalah karena yg di aliran utama Buddhist (non TBS) sdh ada kriteria kalau seorang menjadi Buddha, ciri cirinya adalah demikian demikian, perilaku spt ini - itu; nah begitu ada yg memproklamirkan diri sebagai Buddha, (hidup pula), timbullah berbagai pertanyaan,  menurut yg non TBS, kriteria Buddha harusnya sesuai kriteria spt yg tertulis di kitab, sedangkan yg pengikut  TBS, terimalah Buddha Hidup sebagaimana adanya mau kawin kek, mau naik Roll Royce kek mau sauna bareng kek, sah sah aja; dilarang mempertanyakan Guru Buddha Hidup. Rame dah jadinya.  Seandainya kalau gelarnya bukan Buddha Hidup,  lain spt Avatar Hidup, atau Roh Kudus Hidup misalnya pasti tidak akan menimbulkan polemik dikalangan Buddhist.

Damai - damai saja deh perbanyak kebaikan dan jangan mengajarkan jalan sesat sebagai Jalan Suci. :)



Menurut Sdr. dtgvajra, apakah gelar BUDDHA HIDUP akan lebih tepat jika diganti menjadi BUDDHA MATI?

[at]  Sdr Indra, yg jadi masalah dalam gelar tsb adalah kata "Buddha", kalau kata "Hidup" diganti "Mati" atau "Palsu" , para pengikutnya yg tidak terima.
Kalau pendapat saya sih, coret kata Buddha nya , pakai istilah yg lain atau bikin istilah baru. Tegasnya bikin merk baru, jangan menggunakan merk dagang perusahaan lain. Coba saja ada yg bikin air minum merk Pure Aqua dengan kemasan mirip Agua, atau Teb botol Sosro Asli, dengan kemasan sama dgn Teh botol  Sosro, pasti diajukan ke pengadilan.

Salam damai utk semua.
~Life is suffering, why should we make it more?~