Authenticity of Buddha tooth relic still subject of discussion

Started by Sumedho, 23 July 2007, 08:33:30 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Upaseno

Bikin relik sendiri aja...authentic.

Not rely on others' relics.

Kokuzo

QuoteSurat kabar "The Hwa Yu Post" no. 27, tanggal 14 Agustus 1992 menggemparkan dunia Buddhisme di seluruh dunia dengan berita penemuan butiran Sarira para sadhaka Satya Buddha (Zhen Fo Zong) saat dikremasi.
Hal yang membuat gempar bukan karena penemuan butiran Sarira tersebut, tapi "kepemilikan" dari butiran Sarira tersebut yang berasal dari para terpidana hukuman mati di penjara Chang-Yi, Singapura.
Para terpidana tersebut telah mengangkat Maha Guru Lu sebagai guru akar mereka di dalam penjara sejak tahun 1988.

Informasi kuantitas Sarira yang ditemukan di penjara Chang-Yi dari masing-masing terpidana hukuman mati adalah sebagai berikut : 1. Lian Hua Ah Lin He, melatih Sadhana Catur Prayoga, dihukum mati pada tanggal 6 September 1991, Sarira yang ditemukan sebanyak 12 butir.
2. Lian Hua Ching Wen He, melatih Sadhana Catur Prayoga, dihukum mati pada tanggal 15 November 1991, Sarira yang ditemukan sebanyak lebih dari 30 butir.
3. Lian Hua Bao Seng He, melatih Sadhana Yidam Yoga - Buddha_Bunda Cundi Bhagavati, dihukum mati pada tanggal 28 Maret 1992, Sarira yang ditemukan sebanyak 3 butir dan keesokan harinya, 3 butir Sarira awal tersebut melahirkan satu butir Sarira lagi.
4. Lian Hua You Ching He, melatih Sadhana Guru Yoga - Padma Kumara Bodhisattva, dihukum mati pada tanggal 3 April 1992, Sarira yang ditemukan sebanyak lebih dari 20 butir, juga ada beberapa Sarira Mahkota.


Hal yang aneh bukan ... ??? Mengapa yang bersangkutan tidak terkena stroke saat hidup karena adanya penyumbatan pembuluh darah, ataukah ..., mungkin mengidap penyakit kencing batu, ginjal atau lain-lainnya yang disebabkan oleh "benda-benda" tersebut ?

Apakah arti dari kemunculan sebuah Sarira ? Hal tersebut menunjukkan kondisi apa ?

Untuk wilayah Jakarta, kita bisa melihat Sarira yang nyata di Vihara Dharma Hastabrata di Jl. Tubagus Angke, Komplek Duta Mas blok A 6 no. 35 - 36 - Jakarta Barat, hasil kremasi dari seorang sadhaka Satya Buddha yang bernama Ibu Susan Kumala (Beliau meninggal dunia pada pertengahan tahun 2005).


Juga ada Sarira hasil pengkremasian tubuh seorang sadhaka Satya Buddha yang bernama Lian Xuan (lihat gambar).

Sebenarnya, apakah Sarira itu ?
Sarira merupakan sebuah bukti otentik tentang tingkat pencapaian Dharma yang ditekuni oleh insan yang bersangkutan. Sarira merupakan pendukung tentang apa yang dikatakan oleh Yang Mulia Sakyamuni Buddha yaitu "Semua insan memiliki sifat Buddha". Dan hal yang tidak bisa dipungkiri adalah keberadaan Sarira / Relics hasil kremasi Sang Sugata dan para murid-murid-Nya pula.

dapet dari forum sebelah...  :-?

Sumedho

There is no place like 127.0.0.1

Kokuzo


Sumedho

nga tuh. palingan liam keng aja (yah salah satu pemusatan pikiran jg)
There is no place like 127.0.0.1

Kokuzo

ya mungkin karena itu ya...
hm.... dunno juga, kudu liat sisa kremasi orang yang ga ngelatih pengembangan batin sama sekali... cuz ditulisnya relik Buddha adalah pembuktian manusia mampu mencapai pencerahan dan tingkat Arahat... kalo cuma sisa pembakaran yang ga da artinya darimana statement ini bisa muncul... ngarang?  ^-^

Sumedho

 [at] 7th: definisinya dari mana yah ?

ini ada potongan dari maha-parinibbana-sutta

Quote23. Demikanlah terjadi takkala jenasah Sang Bhagava mulai dibakar; yang mula-mula terbakar adalah kulitnya, jaringan daging, urat-urat dan cairan-cairan semua itu tiada yang nampak, abu maupun bagian-bagiannya, hanya tulang-tulanglah yang tertinggal. Tepat sama seperti lemak atau minyak kalau dibakar tidak meninggalkan bagian-bagiannya atau debu-debunya, demikian pula dengan jenazah Sang Bhagava setelah terbakar, apa yang dinamakan kulit, jaringan, daging, urat-uratan serta cairan, tiada nampak debunya atau bagian-bagiannya, hanya tulang-tulanglah yang tertinggal. Dari kelima ratus lapisan kain linen pembungkusnya, hanya dua yang tidak musnah, yaitu yang paling dalam dan yang paling luar.
    Demikianlah ketika jenazah Sang Bhagava telah habis terbakar maka air seperti dicurahkan dari langit memadamkan api perabuan itu. Dari pohon Sala juga keluar air menyiramnya, suku Malla dari Kusinara juga membawa air yang telah diisi dengan berbagai wangi-wangian dan mereka juga menyirami api perabuan Sang Bhagava itu.
    Kemudian suku Malla dari Kusinara, mengambil relik (sisa jasmani) Sang Bhagava, lalu ditempatkan di tengah-tengah ruangan sidang mereka, yang kemudian dipagari sekelilingnya dengan anyaman tombak-tombak, lalu dilapisi lagi dengan pagar dari panah dan busur-busur.
    Di sanalah mereka mengadakan upacara puja bakti selama tujuh hari. Untuk menghormati relik Sang Bhagava dengan tari-tarian, nyanyian dan lagu-lagu kebaktian, serta mempersembahkan bunga-bungaan dan wangi-wangian, melakukan puja bakti terhadap relik Sang Bhagava.
There is no place like 127.0.0.1

Kokuzo

Dari website tentang relik gitu... lagi nyari dah dari kemaren kaga nemu... padahal baru liat 2 hari lalu... di history juga kaga ada... #-o

El Sol

gw gk mao ada relik..gw mao ada fossil ajah...jadi dimasa depan..gw dipajang di museum...keren abiz...

Kokuzo

Jangan dikremasi kalo gitu... Kalo ga dimumi aja biar lebih utuh...  :))

Mas Tidar

Quote from: Sumedho on 23 July 2007, 08:33:30 AM
Kejadian di singapore katanya relik palsu  :o

http://www.channelnewsasia.com/stories/singaporelocalnews/view/289746/1/.html


Kebetulan sy pernah melihat sndiri di Sgp dilantai brp gt...
ga bisa dilihat lbh dekat pula tp klo dilihat dari kejauhan ukurannya cukup besar.

Dan akhirnya sy pernah bertemu dengan seorang bhikkhu dari Pakistan di Burma yang menjadi teacher di Sri Langka, menyatakan bahwa "Tooth Relic" yang ada di Sgp dan Yangoon - Burma hanyalah sebuah replika saja.
Yang ASLI masi ada di Sri Langka
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

xenocross

aku jg pernah ke vihara itu
Gak liat sih, soalnya di dalam ruangan berlapis emas dilindungi kaca anti peluru
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

fabian c

Quote from: Sumedho on 21 August 2007, 06:16:36 AM
Nenek saya saja ada 4 butir reliknya....  ::)

Ayo diadu banyak mana sama relik bro Indra...?
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

fabian c

Quote from: Mas Tidar on 20 February 2011, 06:16:39 AM

Kebetulan sy pernah melihat sndiri di Sgp dilantai brp gt...
ga bisa dilihat lbh dekat pula tp klo dilihat dari kejauhan ukurannya cukup besar.

Dan akhirnya sy pernah bertemu dengan seorang bhikkhu dari Pakistan di Burma yang menjadi teacher di Sri Langka, menyatakan bahwa "Tooth Relic" yang ada di Sgp dan Yangoon - Burma hanyalah sebuah replika saja.
Yang ASLI masi ada di Sri Langka

Mengenai tooth relic, selain yang ada di Srilanka dan di China terus terang yang lainnya saya juga agak ragu.

Tetapi bila kita memuja relik gigi tiruan dengan hati yang tulus tentu akan menghasilkan vipaka yang baik.

Pernah ada cerita Buddhis yang menceritakan di masa lampau ada seseorang yang membuat stupa dari pasir ditepi sungai untuk menghormati relik Sang Buddha, kemudian setelah Stupa terbentuk ia kemudian memuja dengan padakkhina mengelilingi stupa tersebut semalaman dengan anggapan bahwa dalam stupa pasir tersebut ada relik Sang Buddha (padahal tak ada).

Sebagai kamma vipaka dari perbuatan tersebut di jaman Sang Buddha Gotama ia mendapat kesempatan belajar Dhamma dan mencapai tingkat kesucian Arahat.

Mettacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

No Pain No Gain

Quote from: fabian c on 20 February 2011, 09:42:22 AM
Mengenai tooth relic, selain yang ada di Srilanka dan di China terus terang yang lainnya saya juga agak ragu.

Tetapi bila kita memuja relik gigi tiruan dengan hati yang tulus tentu akan menghasilkan vipaka yang baik.

Pernah ada cerita Buddhis yang menceritakan di masa lampau ada seseorang yang membuat stupa dari pasir ditepi sungai untuk menghormati relik Sang Buddha, kemudian setelah Stupa terbentuk ia kemudian memuja dengan padakkhina mengelilingi stupa tersebut semalaman dengan anggapan bahwa dalam stupa pasir tersebut ada relik Sang Buddha (padahal tak ada).

Sebagai kamma vipaka dari perbuatan tersebut di jaman Sang Buddha Gotama ia mendapat kesempatan belajar Dhamma dan mencapai tingkat kesucian Arahat.

Mettacittena,

kalo relik gitu..mesti taruh di altar yang ada rupang buddha?
No matter how dirty my past is,my future is still spotless