News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Menelaah Budhisme dari sudut Logika

Started by Deva19, 12 July 2010, 08:10:32 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Deva19

Quote from: Sumedho on 09 July 2010, 09:44:59 AM
dan, buka topik baru, di postingan pertama dijelaskan rule2xnya dan tujuan topik itu.



sebagaimana telah disarankan oleh pak Sumedho, saya ingin membuka thread baru untuk mendiskusikan budhisme dari sudut pandang logika.

di thread ini, saya berjanji akan menjelaskan logika dengan cara yang baik dan sopan. bila saya menggunakan kata-kata kasar atau mencaci maki, silahkan moderator mengunci atau menghapus thread ini.

tetapi, thread ini tidak saya bukan untuk debat duet dengan seseorang, melainkan untuk menjelaskan bagaimana cara kerja logika dalam memahami Budhisme. di thread ini, saya akan mencoba menjelaskan segala sesuatunya secara lebih bertahap dan terperinci, sesuai dengan norma-norma logika.

tentu saja, misi dari thread ini adalah mensosialisasikan logika sambil mengembangkan pemahaman tentang budhisme. dalam hal ini, janganlah saya dipandang sebagai "orang yang mengajari", karena banyak orang "tak suka diajari". tetapi, pandanglah saya sebagai orang yang ingin menyampaikan informasi bagi yang merasa memerlukan informasi. siapa yang membutuhkan informasi ini? saya tidak tahu, hanya barangkali saja anda diantara pengunjung dhammacitta yang membutuhkan informasi seputar logika, sebagai jalan untuk memahami pengetahuan-pengetahuan agama dan filsafat dengan benar.

seandainya anda lebih tahu soal Logika dari pada saya, silahkan lengkapi saja penjelasan-penjelasan saya, tanpa perlu saling menyalahkan. jika dirasa, ada kekeliruan didalam apa yang saya nyatakan, silahkan buktikan saja kebenaran logika yang anda tahu. jika ada yang harus dibenarkan ataupun disalahkan, maka cukuplah kalimat yang dibenarkan dan silahkan, tak perlu membenarkan atau menyalahkn orangnya. mari fokus membahas pernyataan-pernyataan dan bukan fokus membahas orang yang membuat pernyataan.

Deva19

sebagai contoh pertama, saya ingin mengulas apa yang disampaikan oleh pak Sumedho berikut :

Quote from: Sumedho on 31 December 2008, 06:18:03 PM
banyak orang sudah berpraktek, banyak orang sudah merasa mencapai jhana. Mereka mengambil kesimpulan dari pencapaian2x mereka bahwa itu jhana. Apakah itu benar?

Ada yang menghindari membahas hal itu karena katanya harus praktek dan bhavana saja, tidak perlu dibahas. Mengapa Sang Buddha menjelaskan dalam kotbahnya?

Mari kita bandingkan dengan kotbah2x Sang Buddha, jadikan petunjuk apakah bhavana kita sudah sesuai atau belum.

sebelum membahas lebih jauh ke dalam syllogisme, di dalam logika harus difahami bentuk-bentuk proposisi. seluruhnya ada 4 bentuk proposisi, yaitu AEIO.

Quote from: sumedho
banyak orang sudah berpraktek

apa bentuk kalimat tersebut? bentuk kalimat tersebut adalah I --> sebagian orang sudah berpraktik.

kenapa kata "banyak" diubah menjadi "sebagian"? ya dalam logika, jika "tidak semua" berarti sebagian. "banyak orang" berarti tidak semua. oleh karena itu kalimat tersebut dapat dinyatakan dalam kalimat "sebagian orang sudah berpraktik".

Quote from: sumedho
banyak orang sudah merasa mencapai jhana

apa bentuk kalimat tersebut? bentuk kalimat tersebut adalah I ====> sebagian orang sudah merasa mencapai Jhana.

Quote from: sumedho
Mereka mengambil kesimpulan dari pencapaian2x mereka bahwa itu jhana

apa bentuk kalimat tersebut ? bentuk kalimat tersebut adalah A, karena bersifat mengelompok dan menegas.

mereka ==>sekelompok orang yang menjadi subjek yang diterangkan. dan seluruh orang di dalam kelompok tersebut merupakan subjek. dan predikat di dalam kalimat tersebut bersifat menegas ==> "mengambil kesimpulan dari pencapaian dari pencapaian2 mereka". kenapa sisa kalimat "bahwa itu jhana" dihilangkan" ? karena keterangan tersebut sudah dapat mewakili isi predikat.

Deva19

adapun kalimat-kalimat yang berbentu pertanyaan seperti :

Quote from: sumedho
Apakah itu benar?

dan ajakan, seperti :

Quote from: sumedho
Mari kita bandingkan dengan kotbah2x Sang Buddha, jadikan petunjuk apakah bhavana kita sudah sesuai atau belum.

semua itu, diluar kajian logika.

Deva19

apa fungsi logika?

logika berfungsi untuk menyelidiki nilai sebuah kalimat (proposisi), apakah kalimat tersebut bernilai "true" (benar) ataukah "false" (salah). dalam logika tidak ada sebuah kalimat yang bernilai ganda, benar dan salah. nilai sebuah kalimat hanya boleh salah satu piliha, jika sesuatu itu tidak benar, berarti salah. jika tidak salah, maka benar. dan tidak ada pula kalimat yang bersifat netral, yaitu tidak benar maupun tidak salah.

nilai-nilai lain selain benar dan salah, seperti null (tidak diketahui), kemestian (apodiktik) dan keboleh jadian (kontingen), bukanlah nilai logika dari suatu kalimat, melainkan status dari proposisi atau jenis-jenis proposisi.

oleh karena itulah, logika bisa dimanfaatkan untuk menyelidiki "kebenaran suatu ajaran" atau "kebenaran suatu pemikiran".

Deva19

kembali ke persoalan bentuk proposisi, seringkali orang tidak jeli dengan bentuk-bentuk proposisi. seperti tampak dalam contoh berikut :

Quote from: hendrako on 31 December 2008, 11:46:05 PM
Saya pikir pernyataan diatas tidak bermaksud untuk mengesampingkan petunjuk dari Sang Buddha.

apa bentuk kalimat diatas? apa itu satu proposisi atau dua proposisi?

kalimat tersebut terdiri dari dua proposisi, yaitu A dan E.

A ==> Saya pikir
E ==> pernyataan diatas tidak bermaksud untuk mengesampingkan petunjuk dari Sang Buddha

Deva19

contoh-contoh tersebut diatas, merupakan contoh-contoh yang paling mendasar dalam bagaimana cara memandang dan menelaah suatu ajaran, faham, atau pemikiran secara logika.

silahkan anda berkomentar!

Deva19

setelah dapat memahami term-term (subjek dan predikat) dalam setiap proposisi dan memahami 4 bentuk proposisi (A, E, I, O), maka kita akan menelaah proses berkembangnya suatu pemikiran.

ada 4 cara dalam menyampaikan ajaran sang Budha.

pertama, menyatakan sebagaimana adanya, tak menambahi, dan tidak mengurangi sedikitpun, kecuali sebatas menerjemahkan saja ke dalam bahasa yang berbeda, misalnya dari bahasa pali ke bahasa Indonesia.

Quote
9. "Rahula, bila engkau ingin melakukan suatu tindakan melalui tubuh, engkau seharusnya merefleksikan tindakan fisik yang sama itu demikian: 'Apakah tindakan yang ingin kulakukan melalui tubuh ini akan menyebabkan malapetakaku sendiri, atau malapetaka orang lain, atau malapetaka keduanya? Apakah tindakan fisik ini tak-bajik dengan konsekuensi yang menyakitkan, dengan akibat yang menyakitkan?' Bila engkau merenung, jika engkau tahu: 'Tindakan yang ingin kulakukan melalui tubuh ini akan menyebabkan malapetakaku sendiri, atau malapetaka orang lain, atau malapetaka keduanya; tindakan fisik ini tak-bajik dengan konsekuensi yang menyakitkan, dengan akibat yang menyakitkan,' maka jelas engkau tidak boleh melakukan tindakan fisik semacam itu. [416] Tetapi bila engkau merenung, jika engkau tahu: 'Tindakan yang ingin kulakukan melalui tubuh ini tidak akan menyebabkan malapetakaku sendiri, atau malapetaka orang lain, atau malapetaka keduanya; tindakan fisik ini bajik dengan konsekuensi yang menyenangkan, dengan akibat yang menyenangkan,' maka engkau boleh melakukan tindakan fisik semacam itu.

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,16494.msg265821.html#msg265821

kedua, dengan cara pembalikan atau pemutarakan kalimat.

pembalikan atau pemutaran kalimat ini bisa tetap benar maknanya, bila dilakukan dengan cara yang benar. contoh :

Quote
engkau boleh melakukan tindakan fisik semacam itu

bagaimana cara membalikan kalimat itu, tapi tetap benar?

beginilah caranya :

Quote
sebagian yang boleh melakukan tindakan fisik semacam itu adalah engkau

dalam logika, setiap kalimat dalam diubah ke dalam 7 bentuk kalimat yang berbeda, tetapi isinya tetap sama benar.

ketiga, dengan menyebutkan status universalitas term. contoh :

Quote
tindakan yang ingin kulakukan melalui tubuh ini akan menyebabkan malapetakaku sendiri, atau malapetaka orang lain

mana subjek kalimat tersebut ? ini ==> tindakan yang ingin kulakukan melalui tubuh ini.

persoalannya, kita perlu mengetahui apakah status term tersebut universal atau partial? umumnya orang akan menafsirkan universal, yaitu "semua tindakan". tetapi di dalam logika, aturannya, jika suatu term tidak disebutkan universalitasnya, maka itu berarti "partial", yakni "sebagian". ini tidak terlalu mudah dimengerti. tapi, dengan sering berlatih menelaah, nanti kita pun dapat mengetahui bahwa aturan logika itu memang benar adanya.

keempat, dengan menyimpulkan.
setelah membaca sekian banyak sutta, munculah kesimpulan-kesimpulan di dalam pikiran kita, tanpa kita sadari bagaimana proses suatu kesimpulan itu terbentuk. logika berfungsi menguraikan proses terjadinya kesimpulan tersebut, sehingga akhirnya kita dapat menelaah secara sadar, apakah kita telah menyimpulkan dengan cara yang benar ataukah dengan cara yang salah. apa yang menjadi tolak ukur benar tidaknya suatu cara menyimpulkan, yaitu Hukum Berpikir Tepat yang disebut dengan Logika.

kita menyimpulkan begini dan begitu. anehnya, walaupun kita membaca sutta yang sama, tapi kesimpulan setiap orang berbeda-beda. hal itu disebabkan oleh dua hal. pertama, karena perbedaan bahan kesimpulan. kedua karena perbedaan cara menyimpulkan. jika dua orang, memilih bahan kesimpulan yang sama, tetapi kesimpulannya yang berbeda, maka satu-satunya yang menjadi penyebab perbedaan kesimpulan adalah dalam cara menyimpulkan.

ryu

bagaimana kalau anda coba beri contoh mengenai :

pembunuhan/membunuh yang bisa membawa pada Nibbana.

silahkan anda beri kan pernyataan anda dengan logika.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

adi lim

Quote from: ryu on 12 July 2010, 10:40:02 PM
bagaimana kalau anda coba beri contoh mengenai :

pembunuhan/membunuh yang bisa membawa pada Nibbana.

silahkan anda beri kan pernyataan anda dengan logika.

dan contoh kasusnya !

_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

johan3000

Quoteapa bentuk kalimat tersebut? bentuk kalimat tersebut adalah I --> sebagian orang sudah berpraktik.

kenapa kata "banyak" diubah menjadi "sebagian"? ya dalam logika, jika "tidak semua" berarti sebagian. "banyak orang" berarti tidak semua. oleh karena itu kalimat tersebut dapat dinyatakan dalam kalimat "sebagian orang sudah berpraktik".

setau gw kalau banyak maksudnya lebih dari 50% deh,
sedangkan sebagian hanya bagian kecil aja mungkin di kisaran 20 s/d 30%

nah atas dasar apa, logika apa sepotong informasi penting "banyak" diubah menjadi "sebagian"

karna dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan...
banyak dan sebagian itu sangat berbeda artinya.

1. sebagian karyawan tidak puas dgn kepemimpinan baru.
2. banyak karyawan tidak puas dgn kepemimpinan baru.

bukankah itu beda? mohon masukannya  ;D ;D

Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Deva19

Quote from: ryu on 12 July 2010, 10:40:02 PM
bagaimana kalau anda coba beri contoh mengenai :

pembunuhan/membunuh yang bisa membawa pada Nibbana.

silahkan anda beri kan pernyataan anda dengan logika.

saya ingin menjelaskan, tetapi tidak dapat menjelaskan persoalan itu sekarang, karena saya tunduk kepada etika dalam menjelaskan kebenaran, yaitu "bertahap". bila kebenaran tidak dijelaskan secara bertahap, maka orang akhirnya tidak mengerti. karena orang tidak mengerti, bukan saja mereka hanya tidak dapat menerima kebenaran, tetapi bisa jadi mereka mempersalahkan, sehingga menimbulkan perselisihan. dan perselisihan, bisa jadi menimbulkan dosa. maka, mohon maaf, saya belum dapat memenuhi permintaan anda.

Deva19

Quote from: johan3000 on 13 July 2010, 08:07:26 AM
Quoteapa bentuk kalimat tersebut? bentuk kalimat tersebut adalah I --> sebagian orang sudah berpraktik.

kenapa kata "banyak" diubah menjadi "sebagian"? ya dalam logika, jika "tidak semua" berarti sebagian. "banyak orang" berarti tidak semua. oleh karena itu kalimat tersebut dapat dinyatakan dalam kalimat "sebagian orang sudah berpraktik".

setau gw kalau banyak maksudnya lebih dari 50% deh,
sedangkan sebagian hanya bagian kecil aja mungkin di kisaran 20 s/d 30%

nah atas dasar apa, logika apa sepotong informasi penting "banyak" diubah menjadi "sebagian"

karna dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan...
banyak dan sebagian itu sangat berbeda artinya.

1. sebagian karyawan tidak puas dgn kepemimpinan baru.
2. banyak karyawan tidak puas dgn kepemimpinan baru.

bukankah itu beda? mohon masukannya  ;D ;D



dalam semantik, kata "sebagian karyawan" bisa jadi artinya "sedikit dari karyawan" sebgaimana yang anda katakan, yaitu antara 20 s.d 30 %, dan "banyak karyawan" bisa jadi artinya " lebih dari 50% karyawan. tetapi di dalam mantik (logika), 30% ataupun 90%, maka itu sama sebutannya, yaitu "sebagian" dan bukan "semua".

Deva19

asal-usul pengetahuan

setiap pengetahuan yang ada dalam pikiran itu memiliki asal-usul. Kebenaran hal ini, akan saya uraikan dalam piramida logika berikut :

6000   . setiap pengetahuan yang ada dalam pikiran adalah yang memiliki asal usul
6100   . setiap pengetahuan yang ada dalam pikiran adalah yang baru muncul
6200. setiap yang baru muncul adalah yang memiliki asal-usul

6210 setiap yang baru muncul adalah yang baru ada
6220 setiap yang baru ada itu ada yang memiliki asal usul

6110   . setiap pengetahuan yang ada dalam pikiran adalah yang tidak ada sebelumnya
6120   . yang tidak ada sebelumnya adalah yang baru muncul

6210   . yang baru muncul adalah yang baru ada
6220   . yang baru ada adalah yang memiliki asal usul

6221   . yang baru ada adalah yang memiliki proses menjadi ada
6222   . yang memiliki proses menjadi ada adalah yang memiliki asal usul

proses menjadi ada itulah yang didefinisikan sebagai asal-usul.

Tetapi "yang ada" tidak pernah muncul dari "tiada". Setiap "yang ada" berasal dari "yang ada pula". Oleh karena itu, apa yang disebut "yang baru ada" adalah perubahan bentuk dari suatu bentuk "yang ada" ke bentuk lainnya dari "yang ada" tersebut. Seperti kupu-kupu yang keluar dari kepompongnya. Kita menyebutnya, "tadinya tidak ada kupu-kupu". Tapi kupu-kupu bukan terlahir dari "yang tidak ada", melainkan perubahan dari "yang ada", yaitu seekor ulat, ke bentuk "yang ada" lainnya, yaitu seekor kupu-kupu. Demikian pula "pengetahuan yang ada dalam pikiran kita", ia tidaklah terlahir dari "yang tidak ada", melaikan terlahir dari "yang ada" dengan bentuk yang berbeda dari "yang ada" saat ini. Logika berfungsi untuk menyelidiki proses dari perubahan "yang ada" tersebut.

johan3000

Quote from: Deva19 on 13 July 2010, 02:05:42 PM
Quote from: johan3000 on 13 July 2010, 08:07:26 AM
Quoteapa bentuk kalimat tersebut? bentuk kalimat tersebut adalah I --> sebagian orang sudah berpraktik.

kenapa kata "banyak" diubah menjadi "sebagian"? ya dalam logika, jika "tidak semua" berarti sebagian. "banyak orang" berarti tidak semua. oleh karena itu kalimat tersebut dapat dinyatakan dalam kalimat "sebagian orang sudah berpraktik".

setau gw kalau banyak maksudnya lebih dari 50% deh,
sedangkan sebagian hanya bagian kecil aja mungkin di kisaran 20 s/d 30%

nah atas dasar apa, logika apa sepotong informasi penting "banyak" diubah menjadi "sebagian"

karna dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan...
banyak dan sebagian itu sangat berbeda artinya.

1. sebagian karyawan tidak puas dgn kepemimpinan baru.
2. banyak karyawan tidak puas dgn kepemimpinan baru.

bukankah itu beda? mohon masukannya  ;D ;D



dalam semantik, kata "sebagian karyawan" bisa jadi artinya "sedikit dari karyawan" sebgaimana yang anda katakan, yaitu antara 20 s.d 30 %, dan "banyak karyawan" bisa jadi artinya " lebih dari 50% karyawan. tetapi di dalam mantik (logika), 30% ataupun 90%, maka itu sama sebutannya, yaitu "sebagian" dan bukan "semua".

20% sebagian,
90% sebagian

kalau buat kue diberi gula sebagian................... mertua yg coba mencicipin matanya langsung melotot...
kalau buat pembangkit tenaga nuklir................. seluruh member DC langsung MENGUAP dehhhh

maksudnya LOGIKA tidak memperhatikan variable diantara 1 dan 0 ?
mungkin LOGIKA yg bro utarakan ada kekurangan,

gimana nyoba FUZZY LOGIC aja ? rasanya bisa lebih merangkup kehidupan real....

mungkin lho, soalnya gw kan bukan ahli berLOGIKA  :)) :)) :)) :))
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

No Pain No Gain

hmm...fuzzy logic..mata kuliah pilihan gw dl tuh.... ;D
logika filsafat nya bro deva jg gw pernah dapat di mata kuliah umum dl...
No matter how dirty my past is,my future is still spotless