Menelaah Budhisme dari sudut Logika

Started by Deva19, 12 July 2010, 08:10:32 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Deva19

Quote from: Sumedho on 30 January 2009, 11:06:29 PM
Nibbana Sebagai Sebuah Pengalaman Hidup
Lily de Silva

Nibbana atau Nirwana seringkali disalahpahami sebagai surga, seperti yang tertulis dalam arti ke dua Nirwana dalam Kamus Besar Bahasa indonesia (KBB). Melalui buku ini, seorang ahli bahasa Pali (bahasa India kuno) dan intelektual buddhis, Lily de Silva, menjelaskan apa itu Nibbana sesuai dengan Teks Kanon Pali. Penjelasan mengenai Nibbana digambarkan dengan sangat jelas oleh penulisnya dengan bahasa yang mudah - walau bahasa Pali juga banyak membantu sebagai rujukan. Salah satu hal yang paling menarik dari buku ini adalah bahwa pencapaian kedamaian sejati (Nibbana) bisa dialami saat ini juga dan pada kehidupan ini juga!

Download PDF (1.2 MB) -> http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Nibbana%20Sebagai%20Suatu%20Pengalaman%20Hidup.pdf

Baca Online -> http://www.scribd.com/full/11520706?access_key=key-18ggu9qsacqrxk7bhaif

karena, kita tau bahwa ada tidak pernah muncul dari tiada, dan segala pengetahuan itu memiliki asal-usul, maka tak salah bila kita bertanya, dari mana asal-usul pengetahuan yang menyatakan bahwa nibbana merupakan pencapaian kedamaian sejati? tetapi, seringkali argumentasi dari pernyataan yang kita temui dalam satu paragraf tulisan, terdapat di dalam paragraf itu sendiri. di dalam paragraf diatas, dijelaskan bahwa definisi Nibbana sebagai "pencapaian kedamaian sejati"berdasarkan kanon pali. jadi asal-usul pengetahuan tersebut dari kanon pali. apakah logika berhenti disitu? tidak. karena kita dapat bertanya, "dari mana asal-usul pengetahuan yang dinyatakan di dalam kanon pali tersebut? dan jawabanya, seperti yang kita tahu secara mafhum bahwa itu adalah pengetahuan tersebut dari sang Budha. tapi, apakah logika berhenti sampai disitu? tidak. karena kita dapat bertanya, "dari mana asal-usul pengetahuan sang Budha tentang nibbana tersebut?"

demikianlah pengetahuan ditelusuri hingga ke dasarnya, sampai akhirnya kebenarannya menjadi jelas bagi kita. inilah yang disebut ehipasiko. (datang dan lihat sendiri).

Deva19

Quote from: raynoism on 13 July 2010, 07:57:21 PM
[at] dewa19:

yup, saya post ini untuk menjawab umat buddha yang bingung kalo nda ada tuhan pencipta lantas mengapa makhluk hidup bisa begitu kompleks.
kalo sodara bilang tuhan itu ada, it's no problem. (di judul yang saya maksud tuhan pencipta)



Tuhan itu Maha Pencipta, karena Ia yang menyebabkan segala sesuatu menjadi ada.

soal, mengapa hidup bisa begitu kompleks, jika tuhan memang ada? pertanyaan ini tak perlu jawaban. karena kompleksitas hidup tidak membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada.

apakah orang akan menyatakan "Tuhan itu tidak ada" dengan argumentasi "karena hidup ini kompleks?"

dalam logika, antara pernyataan yang merupakan kesimpulan dengan argumentasi harus ada term yang menghubungkannya. tetapi kalimat ini : "hidup ini kompleks" tidak memiliki term apapun yang terkait dengan kesimpulan " Tuhan itu tidak ada". oleh karena itu, argumentasi "hidup ini kompleks" bukanlah bukti kebenaran bahwa "Tuhan itu tidak ada" dan bila argumentasi tersebut dipergunakan untuk kesimpulan bahwa Tuhan itu tidak ada, maka secara logika disebut Irrelevant conclution alias argument yang gak nyambung.

Deva19

Quote from: forte
bagaimana dzat bisa menyebabkan unsur kimia ?
bagaimana dzat bisa menyebabkan timbulnya massa dalam unsur kimia ?
bagaimana dzat bisa ada kalau tidak ada ruang yang ditempati ?
bagaimana dzat bisa seiring dengan ilmu pengetahuan khususnya fisika terkait dengan hukum kekekalan energi..

energi timbul adanya peranan massa.. bisa dikatakan berbanding lurus, jadi jika adanya dzat menyebabkan massa, berarti dzat menyebabkan energi.. dan hal ini sudah bertentangan dengan hukum bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dimusnahkan..

apakah logika bisa menjawab semua itu? saya nyatakan "ya". logika bisa menjawab semua pertanyaan tersebut.

tetapi, apakah jawaban logika akan mampu membuat orang lain mengerti? jawabannya "belum tentu".

dan apakah semua pertanyaan itu harus dijawab sekarang ? jawabannya adalah "tidak harus".

untuk memetik buah, kita menunggu hingga buah itu menjadi matang, barulah kita petik, agar manis rasanya.


bagaimana dzat bisa menyebabkan unsur kimia? logika ini, bila dijelaskan akan sangat panjang, panjang sekali. seorang pemikir logic juga adalah manusia, dia memiliki keterbatasan waktu dan tenaga untuk bisa menjelaskan semua itu. sebagaimana semua orang harus bersabar dalam menjelaskan kebenaran pda setiap orang lain. setiap orang juga harus bersabar untuk bisa mendapatkan dan mengerti sebuah jawaban. di sini, saya berniat untuk menjelaskan semua itu, tapi dengan cara yang bertahap. saya tidak akan memulainya dari tahap pemikiran yang sulit dimengerti, tapi akan memulainya dari tahap pemikiran yang mudah untuk dimengerti.

Deva19

tetapi, kadang batin kita menderita, karena menyadari bahwa di sana ada orang yang menunggu jawaban, dan masih tidak mengerti dengan apa yang kita nyatakan. sangat ingin kita membuatnya mengerti, seperti seorang bapak yang ingin membuat anaknya yang masih kecil bisa lekas-lekas membaca dan menulis. tetapi, apakah anaknya akan segera bisa membaca dan menulis, karena suatu keinginan yang cepat-cepat? semua keterampilan itu, semua pemahaman itu butuh waktu. dan apakah setiap anak selalu mengajukan pertanyaan yang bisa dijawab oleh orang tua? tidak. bukan krena orang tua tidak memiliki jawabannya, tetapi karena belum waktunya sesuatu itu dijelaskan kepada anaknya.

Deva19

kepada siapa Logika dapat dijelaskan

logika hanya dapat dijelaskan kepada orang yang berusaha untuk mengerti. oleh karen itu, siapapun yang ingin menggunakan logika, harus tahu, kepada siapa anda menjelaskan logika itu? jika anda tahu, bahwa orang itu "memiliki semangat yang besar untuk berdebat dan menyangkal", maka dia tidak akan menyimak baik-baik formasi-formasi logika yang kita sodorkan. sedangkan logika itu butuh kecermatan dalam berpikir, setahap demi setahap. dengan demikian, logika tidak dapat dijelaskan kepada orang yang demikian. dan kepada orang yang tidak sepakat dengan norma-norma logika, maka kebenaran tidak dapat dijelaskan dengan cara logika pula.

Kelana

Bagi saya thread ini sudah salah sejak awal!
Thread ini membahas mengenai Budhisme bukan Buddhisme, jadi saya pribadi tidak perlu membahasnya.

Thanks
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Deva19

Quote from: Kelana on 13 July 2010, 08:47:46 PM
Bagi saya thread ini sudah salah sejak awal!
Thread ini membahas mengenai Budhisme bukan Buddhisme, jadi saya pribadi tidak perlu membahasnya.

Thanks

jika demikian, maka bagaimana mungkin saya bisa menjelaskan bahwa Allah = nibbana. karena budhisme dengan Buddhisme juga tidak sama. tetapi anehnya, Deva19 bisa dianggap sama dengan Jhana78. dan bagaimana Jhana78 bisa dianggap sama dengan candra_mukti19. padahal jelas sekali bedanya antara "Deva19" dengan "candra_mukti19".  "budhisme" dengan "buddhisme" cuma beda satu huruf, tapi tak bisa dianggap sama. apalagi Deva19 dengan candra_mukti19, lebih bnyak lagi huruf yang berbeda. demikian pula dengan orang dengan manusia, apalagi dengan human, itu jauh sekali bedanya. karena beda, maka salah. (pintar mode : on)

johan3000

Quote20% sebagian,
90% sebagian

kalau buat kue diberi gula sebagian................... mertua yg coba mencicipin matanya langsung melotot...
kalau buat pembangkit tenaga nuklir................. seluruh member DC langsung MENGUAP dehhhh

maksudnya LOGIKA tidak memperhatikan variable diantara 1 dan 0 ?
mungkin LOGIKA yg bro utarakan ada kekurangan,

gimana nyoba FUZZY LOGIC aja ? rasanya bisa lebih merangkup kehidupan real....

mungkin lho, soalnya gw kan bukan ahli berLOGIKA  :)) :)) :)) :))

koq yg diatas belum dibahas, logikanya dimana ?
:)) :)) :)) :))
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya