Gerakan Islam Bersatu Tanjungbalai Tuntut Penurunan Rupang

Started by ngabdi, 01 June 2010, 04:04:44 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

No Pain No Gain

Quote from: sobat-dharma on 21 October 2010, 01:19:02 PM
Quote from: No Pain No Gain on 21 October 2010, 01:14:40 PM
susah sekali bro...tingkat kepedulian umat buddha di T.Balai itu masih sangat rendah sekali...masa yang berjuang demi pendirian patung cuman SEGELINTIR (baca: beberapa) umat buddha? mana bisa menang kl gt..pemerintah mah pasti mau nyari aman aja..ingat bro, mayoritas selalu menang di indo..

Manfaatkan dukungan dari luar. Kalau Umat Buddhanya loyo, Cari otot lain: LSM misalnya. Coba kontak The Wahid Institute, Setara Institute, Imparsial, KontraS, HRWG (Human Right Watch Group) dan Komnas HAM. Di tingkat Internasional coba kontak Amnesty International. Ajak jaringan dari luar, buat dukungan, kemudian beri desakan langsung ke aparat-aparat yang berwenang. Bahkan kalau perlu persuasi presiden.



ngomongnya seh enak sekali..coba liat kasus buddha bar?? yang notabene petinggi2 dr berbagai ormas buddhist telah turun langsung..malah kalo boleh dibilang umat buddhanya jago2 loh...tapi apa hasilnya? kasusnya masih mengambang..apalagi kasusnya yang notabene "patung"..
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

sobat-dharma

Quote from: No Pain No Gain on 21 October 2010, 01:28:18 PM
ngomongnya seh enak sekali..coba liat kasus buddha bar?? yang notabene petinggi2 dr berbagai ormas buddhist telah turun langsung..malah kalo boleh dibilang umat buddhanya jago2 loh...tapi apa hasilnya? kasusnya masih mengambang..apalagi kasusnya yang notabene "patung"..

yang ini beda bro dengan Buddha Bar. Kasus ini akan menjadi sorotan dari para penggiat HAM dan demokrasi di seluruh dunia. Lagipula di dalam negeri, seluruh kaum minoritas dan penggiat HAM sedang menghadapi satu tantangan yang sama: semakin menguatnya gerakan fundamentalis. Kalau anda lihat artikel ini, anda akan paham apa yang kukhawatirkan:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18471.0


Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

andry

wak wak wak

Apakah mereka gak mikir, jika segala sesuatu terjadi atas ijin Allah SWT...
begitu pula dgn kehadiran "patung" itu pun atas ijin-NYA.

Jika ingin mengusik keberadaan 'patung" berarti mereka (yg katanya umat M) , berarti mereka ingin mengusik keinginan Allah SWT...


wak wak wak...

Ttd

Sang Khafir...







*btw, udah di turunken?
Samma Vayama

El Sol

#123
---DELETED--

salah baca!

sobat-dharma

Supaya tidak lupa, seruan ini saya ulang2 terus:

Mhon berikan tekanan kpd Walikota Tanjung Balai SUMUT agar mencabut Surat Keputusan ttg Penurunan Patung Budha di Vihara Tanjung.Balai,Sumut. Penurunan tsb rencananya akn dilaksanakan 9 Nov 2010 dgn alasan menjaga nuansa Islami di kota tsb. Tekanan bisa diberikan melalui sms ke no.hp: 081375930004 (Sutrisno Hadi / Walikota T.Balai) dan ke no.hp: 085275540709 (Surya Dharma / Pjs.Ketua DPRD T.Balai).
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

No Pain No Gain

Quote from: sobat-dharma on 21 October 2010, 09:14:35 PM
Supaya tidak lupa, seruan ini saya ulang2 terus:

Mhon berikan tekanan kpd Walikota Tanjung Balai SUMUT agar mencabut Surat Keputusan ttg Penurunan Patung Budha di Vihara Tanjung.Balai,Sumut. Penurunan tsb rencananya akn dilaksanakan 9 Nov 2010 dgn alasan menjaga nuansa Islami di kota tsb. Tekanan bisa diberikan melalui sms ke no.hp: 081375930004 (Sutrisno Hadi / Walikota T.Balai) dan ke no.hp: 085275540709 (Surya Dharma / Pjs.Ketua DPRD T.Balai).

btw bro uda sms belum buat beri tekanan? ;D

No matter how dirty my past is,my future is still spotless

sobat-dharma

Quote from: No Pain No Gain on 21 October 2010, 09:46:30 PM
btw bro uda sms belum buat beri tekanan? ;D

Dari kemarin sudah :)
isinya:
"‎Kami menolak rencana penurunan Patung Buddha dari Vihara Tri Ratna, Tanjung Balai dg alasan menjaga nuansa Islam d kota Tg Balai. Mohon hargai minoritas dan jaga kerukunan antar-umat beragama."
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

No Pain No Gain

Quote from: sobat-dharma on 21 October 2010, 09:50:21 PM
Quote from: No Pain No Gain on 21 October 2010, 09:46:30 PM
btw bro uda sms belum buat beri tekanan? ;D

Dari kemarin sudah :)
isinya:
"‎Kami menolak rencana penurunan Patung Buddha dari Vihara Tri Ratna, Tanjung Balai dg alasan menjaga nuansa Islam d kota Tg Balai. Mohon hargai minoritas dan jaga kerukunan antar-umat beragama."

apakah bro sobat tinggal di tjg balai? kok sepertinya gencar gt ya? ;D
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

sobat-dharma

Quote from: No Pain No Gain on 21 October 2010, 09:56:46 PM

apakah bro sobat tinggal di tjg balai? kok sepertinya gencar gt ya? ;D

Aku tinggal di Surabaya. Gencar? Sebagian karena memang isu kebebasan berkeyakinan dan beragama menjadi konsen saya. Di Surabaya saja, kami bersama jaringan LSM anti-kekekerasan inter-faith, ikut membantu Ahmadiyah dari ancaman FPI, selain juga ikut mengawal jalannya Q! Film Festival. Sebagian lagi karena isu ini masih kurang mendapatkan perhatian dari umat Buddha sendiri dan media nasional pun masih belum ada yang memperhatikan. Jadi saya merasa perlu berkoar-koar lebih keras lagi agar menjadi isu nasional. Tanjung Balai terlalu dari Jakarta, hal ini yang menyebabkan isu ini menjadi begitu terpencil. Sisanya, mungkin dikarenakan dulu sekali ketika saya masih kecil pernah mampir jalan-jalan ke T. Balai.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

The Ronald

Quote from: sobat-dharma on 21 October 2010, 09:14:35 PM
Supaya tidak lupa, seruan ini saya ulang2 terus:

Mhon berikan tekanan kpd Walikota Tanjung Balai SUMUT agar mencabut Surat Keputusan ttg Penurunan Patung Budha di Vihara Tanjung.Balai,Sumut. Penurunan tsb rencananya akn dilaksanakan 9 Nov 2010 dgn alasan menjaga nuansa Islami di kota tsb. Tekanan bisa diberikan melalui sms ke no.hp: 081375930004 (Sutrisno Hadi / Walikota T.Balai) dan ke no.hp: 085275540709 (Surya Dharma / Pjs.Ketua DPRD T.Balai).
bisa2 mereka ganti no hp
...

sobat-dharma

Quote from: The Ronald on 22 October 2010, 11:22:14 AM
Quote from: sobat-dharma on 21 October 2010, 09:14:35 PM
Supaya tidak lupa, seruan ini saya ulang2 terus:

Mhon berikan tekanan kpd Walikota Tanjung Balai SUMUT agar mencabut Surat Keputusan ttg Penurunan Patung Budha di Vihara Tanjung.Balai,Sumut. Penurunan tsb rencananya akn dilaksanakan 9 Nov 2010 dgn alasan menjaga nuansa Islami di kota tsb. Tekanan bisa diberikan melalui sms ke no.hp: 081375930004 (Sutrisno Hadi / Walikota T.Balai) dan ke no.hp: 085275540709 (Surya Dharma / Pjs.Ketua DPRD T.Balai).
bisa2 mereka ganti no hp

Tadi barusan coba kirim lagi.  No. punya Walikotanya pending, tapi yang no. hp Ketua DPRD-nya masih ok.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

kamala

jika digencar terus apakah tidak apa apa bagi saudara2 kita yang di T Balai ?
mengingat oknum2 tersebut terkenal dengan kebingrasan mereka yang anarkis
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

The Ronald

sejauh yg aku tau..pejabat2 gitu punya no hp beberapa, satunya..klo sudah kek gini..hpnya dia biarin nyala...tp ga di gubris isisnya (di cuekin), mereka pake hp laen no laen...
...

sobat-dharma

Quote from: kamala on 22 October 2010, 11:59:45 AM
jika digencar terus apakah tidak apa apa bagi saudara2 kita yang di T Balai ?
mengingat oknum2 tersebut terkenal dengan kebingrasan mereka yang anarkis

Justru kalau jadi isu nasional dan disorot oleh media-media besar lebih aman. Oknum2 itu akan lebih tahan diri. Kasus HKBP misalnya, meski terjadi penusukan, tapi kalau sudah jadi isu nasional polisi tidak bis adiam saja. Bahkan presiden pun didesak untuk memberikan komentarnya. Oleh karena itu, penting sekali kalau isu penurunan patung di T. Balai diblast ke media. 
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

sobat-dharma

Quote from: The Ronald on 22 October 2010, 12:16:14 PM
sejauh yg aku tau..pejabat2 gitu punya no hp beberapa, satunya..klo sudah kek gini..hpnya dia biarin nyala...tp ga di gubris isisnya (di cuekin), mereka pake hp laen no laen...

Kalau gitu, biarin saja. Sebenarnya yang terpenting korban harus ikut bersuara. Sayangnya orang Tionghoa di T. Balai, setahu saya, selalu takut terjadi kerusuhan. Hal demikian yang menghambat mereka untuk memperjuangkan nasib mereka sendiri.

Korban sendiri, dalam hal ini adalah pengurus vihara dan umat Buddha di T. Balai, juga yang harus datang ke Komnas HAM, KontraS, dll untuk melapor.

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek