Reikarnasi, pertanyaan dari non buddhist

Started by joemarselo, 20 May 2010, 10:04:56 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

johan3000

Quote from: Deva19 on 21 May 2010, 03:59:10 PM
saya cuma pengen menyampaikan pendapat dan pengalaman pribadi yang mungkin subjektif, tapi barangkali bisa jadi bahan pemikiran yang bermanfaat. karena terus terang, saya sudah berkeliling ke berbagai forum agama, Islam, HIndu, Budha, kr****n dan Atheis. dan saya rasa, user-user yang paling sensitif ini adalah user budhist. maaf ya.  bahkan saya sempat berpikir, "apa mungkin hal tersebut disebabkan oleh pengaruh meditasi vipassana yang tentunya merupakan praktik sehari-hari umat Budhist?" karena faktanya, menurut pengalman saya yang juga mempraktikan vippasana, setelah menjalani praktik meditasi tersebut, saya jadi sensifit. gatel dikit aja terasa, kesel dikit aja terasa, pokok nya tubuh batin memang benar-benar jadi sensi dah. padahal sebelum praktik vippasana, saya gak pernah peduli dengan hal-hal sepele yang terjadi pada tubuh batin.

Maksudnya apa ya bro... koq gw ketinggalan kereta (gak ngerti sendiri)... apakah ini tanda2 gak sensitif atau sensitif ? mohon penjelasannya.

_/\_ :P
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

andrew

Quote from: Deva19 on 21 May 2010, 03:59:10 PM
saya cuma pengen menyampaikan pendapat dan pengalaman pribadi yang mungkin subjektif, tapi barangkali bisa jadi bahan pemikiran yang bermanfaat. karena terus terang, saya sudah berkeliling ke berbagai forum agama, Islam, HIndu, Budha, kr****n dan Atheis. dan saya rasa, user-user yang paling sensitif ini adalah user budhist.  maaf ya.  bahkan saya sempat berpikir, "apa mungkin hal tersebut disebabkan oleh pengaruh meditasi vipassana yang tentunya merupakan praktik sehari-hari umat Budhist?" karena faktanya, menurut pengalman saya yang juga mempraktikan vippasana, setelah menjalani praktik meditasi tersebut, saya jadi sensifit. gatel dikit aja terasa, kesel dikit aja terasa, pokok nya tubuh batin memang benar-benar jadi sensi dah. padahal sebelum praktik vippasana, saya gak pernah peduli dengan hal-hal sepele yang terjadi pada tubuh batin.


:)  bro deva....  saya tersenyum membaca kesimpulan bro deva tentang pengaruh meditasi vipasana ...:)

memang betul... orang yang praktek vipasana akan menjadi lebih peka...  karena batinnya semakin tenang... dan kemampuan satinya ( perhatiannya ) meningkat...

tapi... tidak cuma sampai disini... seiring semakin pekanya seorang  pemeditasi vipasana... maka semakin berkembang pula tingkat kesabarannya... :) 

antara kepekaan dan kesabaran ini pasti meningkat bersamaan dan seimbang dalam diri pemeditasi vipasana...


nah... kalo bro deva sempat berpikir... karena vipasana seseorang menjadi lebih peka... eh tetapi akibatnya lebih cepat marah, cepat tersinggung, dll :)

ini perlu dipertanyakan meditasi vipasana seperti apa sih yang dilakukan ?


kenapa kepekaan dan kesabaran dalam pemeditasi  berkembang beriringan? bukan timpang...

karena dalam meditasi ketika ketidaknyamanan muncul... pemeditasi tidak bereaksi... dari sini kesabaran pemeditasi akan meningkat beriringan dengan meningkatnya kepekaan dalam berbagai sensasi nyaman dan tidak nyaman :)

K.K.

Hanya menambahkan Bro andrew, Vipassana membuat orang lebih peka terhadap gerak bathinnya, bukan peka terhadap objek luar. Seseorang lebih peka terhadap gejolak bathin ketika dihina, tetapi bukan lebih peka pada pikiran/suara/tulisan yang menghina dari orang lain.

BTT: Reinkarnasi, pertanyaan dari non Buddhist.

Indra

#48
Saya teringat satu sutta dalam Digha Nikaya yg sangat sesuai dengan topik ini, mungkin ini  dapat membantu Bro Joemarselo.

Digha Nikaya 23 Payasi Sutta

bisa di download atau baca online di http://dhammacitta.org/perpustakaan/digha-nikaya-khotbah-khotbah-panjang-sang-buddha/

sayang sekali belum tersedia di DCPedia

The Ronald

Quote from: Deva19 on 21 May 2010, 03:59:10 PM
saya cuma pengen menyampaikan pendapat dan pengalaman pribadi yang mungkin subjektif, tapi barangkali bisa jadi bahan pemikiran yang bermanfaat. karena terus terang, saya sudah berkeliling ke berbagai forum agama, Islam, HIndu, Budha, kr****n dan Atheis. dan saya rasa, user-user yang paling sensitif ini adalah user budhist.  maaf ya.  bahkan saya sempat berpikir, "apa mungkin hal tersebut disebabkan oleh pengaruh meditasi vipassana yang tentunya merupakan praktik sehari-hari umat Budhist?" karena faktanya, menurut pengalman saya yang juga mempraktikan vippasana, setelah menjalani praktik meditasi tersebut, saya jadi sensifit. gatel dikit aja terasa, kesel dikit aja terasa, pokok nya tubuh batin memang benar-benar jadi sensi dah. padahal sebelum praktik vippasana, saya gak pernah peduli dengan hal-hal sepele yang terjadi pada tubuh batin.

klo pengalaman saya agak beda...
atau mungkin sensi yg di maksudkan bro deva dan  saya beda...
pengalaman saya.. di forum2 lain, biasanya jika debatnya mulai memanas.. ada berbagai macam kata.. yg mungkin menurut bro deva bukan hasil dari sensitif, mulai dari ancaman bakal di bunuh... dan bakal masuk neraka, apa lagi terang2an menolak apa yg mereka percaya...

unjung2 perdebatan dgn buddhist amat jarang terjadi bahwa anda di ancam mati atau pun mereka berharap agar agar masuk neraka, atau terlahir di alam rendah, walau pun  mereka yg menurut anda paling sensi...
...

Deva19

 [at]  the Ronald

ya udah bro, soal sensi sensi itu gak usah di bahas lagi. mungkin saya yang salah. yo, kita balik ke topik diskusi, soal reinkarnasi.

Sumedho

Quote from: Indra on 22 May 2010, 08:43:25 AM
Saya teringat satu sutta dalam Digha Nikaya yg sangat sesuai dengan topik ini, mungkin ini  dapat membantu Bro Joemarselo.

Digha Nikaya 23 Payasi Sutta

bisa di download atau baca online di http://dhammacitta.org/perpustakaan/digha-nikaya-khotbah-khotbah-panjang-sang-buddha/

sayang sekali belum tersedia di DCPedia
::)
There is no place like 127.0.0.1

tesla

-deleted-

(soal sensi2 ga dibahas lagi)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

joemarselo

brotha and sista,
saya sudah membaca respon-respon rekan2 skalian.     dan maaf, saya tidak reply dulu.
saya membaca-baca literatur Buddhism yang direkomendasikan rekan2 dan yang tersedia di web sini.
thanx yo!
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
peace yo!
jm

Jerry

appamadena sampadetha

billzluck

jadi Buddha tidak percaya roh?.. namun setelah orang meninggal kan jadi roh untuk diadili dunia akhirat dan akhirnya mereka kalau bersalah di hukum di neraka.. sedangkan kalau baik mereka berada di dunia Hasuro, dimana dnia seleksi guna mencapai kesempurnaan,, kalau gagal maka kembali reinkarnasi menjadi manusia,, ini kepercayaan yang ada di kepercayaan Buddha dalam kehidupan sehari-hari kami... bagaimana menurut saudara-saudara sekalian?

No Pain No Gain

Quote from: billzluck on 31 May 2010, 04:43:15 PM
jadi Buddha tidak percaya roh?.. namun setelah orang meninggal kan jadi roh untuk diadili dunia akhirat dan akhirnya mereka kalau bersalah di hukum di neraka.. sedangkan kalau baik mereka berada di dunia Hasuro, dimana dnia seleksi guna mencapai kesempurnaan,, kalau gagal maka kembali reinkarnasi menjadi manusia,, ini kepercayaan yang ada di kepercayaan Buddha dalam kehidupan sehari-hari kami... bagaimana menurut saudara-saudara sekalian?


bro bisa baca thread ini supaya lebih ngerti...

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12696.msg207066.html#msg207066
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

K.K.

Quote from: billzluck on 31 May 2010, 04:43:15 PM
jadi Buddha tidak percaya roh?.. namun setelah orang meninggal kan jadi roh untuk diadili dunia akhirat dan akhirnya mereka kalau bersalah di hukum di neraka.. sedangkan kalau baik mereka berada di dunia Hasuro, dimana dnia seleksi guna mencapai kesempurnaan,, kalau gagal maka kembali reinkarnasi menjadi manusia,, ini kepercayaan yang ada di kepercayaan Buddha dalam kehidupan sehari-hari kami... bagaimana menurut saudara-saudara sekalian?
Dalam Ajaran Buddha, seseorang meninggal bukan jadi roh, namun terlahir kembali sesuai kamma.

Kadang orang terlahir di alam hantu kelaparan, yang sering kita temukan dan kita sebut hantu/roh/arwah. Alam hantu kelaparan (atau disebut 'peta') adalah salah satu dari alam-alam dalam kosmologi Buddhis. Juga tidak ada alam seleksi kesempurnaan. Selama orang belum mencapai kesucian, maka ia terus berputar-putar dalam lingkaran kehidupan tanpa akhir.


joemarselo

rekan-rekan yang berbahagia,

saya punya pertanyaan mengenai Rebirth.

saat manusia meninggal, yang jasadnya dikubur dan hancur. tapi ada yang tertinggal, yang kalau orang awam sebut roh/jiwa.
Apakah dalam Buddhism 'roh'/'jiwa' tersebut dinamai?

saat sejak orang meninggal, hingga terlahir kembali, apakah tahap-tahapnya?
1. meninggal - dikubur.
2. ... ?
3. ... ?
. . .
x. rebirth

salam ...
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
peace yo!
jm

No Pain No Gain

Quote from: joemarselo on 11 June 2010, 01:21:15 PM
rekan-rekan yang berbahagia,

saya punya pertanyaan mengenai Rebirth.

saat manusia meninggal, yang jasadnya dikubur dan hancur. tapi ada yang tertinggal, yang kalau orang awam sebut roh/jiwa.
Apakah dalam Buddhism 'roh'/'jiwa' tersebut dinamai?

saat sejak orang meninggal, hingga terlahir kembali, apakah tahap-tahapnya?
1. meninggal - dikubur.
2. ... ?
3. ... ?
. . .
x. rebirth

salam ...

coba joe baca link ini:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,12696.msg207066.html#msg207066
No matter how dirty my past is,my future is still spotless