Bhikkhu pake BB dan main FB??

Started by tuwino gunawan, 24 April 2010, 10:34:35 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ryu

Quote from: g.citra on 27 April 2010, 11:38:52 PM
Quote from: ryu on 27 April 2010, 04:06:10 PM
ya jangan sampai melupakan tujuan, seseorang jadi bhikkhu itu apa tujuannya, jangan sampai terlalu banyak mengurus kepentingan umat sehingga dirinya sendiri menjadi terbengkalai ;D

jangan sampe dirinya sendiri terbengkalai atau jangan sampe umat perumah tangga yang mengkhususkan diri memberi bimbingan Dhamma jadi kalah pamor nih ? ... :))

Mudah-mudahan gak begitu deh ...

ibaratnya ketika dia menjadi bhikkhu tujuan utamanya yaitu melenyapkan dukkha menjadi terbengkalai karena terus main BB dan FB mengurus umat terus ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Hendra Susanto

umat yg ngasih BB ama biaya bulanan inet connection, mesti dilayanin 24 jam gak ya  :-? :-?

dipasena

Quote from: tesla on 27 April 2010, 01:42:26 PM
Quote from: dhanuttono on 27 April 2010, 01:30:45 PM
Quote from: tesla on 26 April 2010, 12:07:00 PM
Quote from: dhanuttono on 26 April 2010, 11:27:01 AM
2. siapa bhikkhu tersebut, apakah bhikkhu yg benar-benar menjaga kemoralan nya ? dalam hal ini apakah sudah termasuk arya sangha ?
sangha iya,
ariya? ---> kalau mendeskriminasikan ariya dan non-ariya, apa aa punya tolak ukur si XX itu Ariya or bukan?

wait... pertanyaan nya kan berhubungan dengan crita yg ditulis oleh bro indra, yg mengambil kondisi kehidupan sangha pada jaman buddha gautama... pada saat itu cukup banyak ariya sangha dan samuti sangha... jd masalah ini tidak ada hubungan nya dengan perkara "deskriminasi"

lho? kan aa yg blg bisa gawat kalau bhikkhu tidak lebih baik daripada upasaka.
disana bro Indra kasih contoh kisah di sutta tentu berupa pembuktian bahwa bhikkhu tak selalu lebih baik dari upasaka.

pertanyaan aa bahwa bhikkhu tsb ariya atau non-ariya yg membuat saya berpikir, aa membedakan bhikkhu ariya dan non-ariya. tentu aja pertanyaan tsb aa lontarkan utk menjelaskan sesuatu (entah apa itu)...
nah seandainya bhikkhu di cerita itu non-ariya, terus kenapa?
kalau ia ternyata adalah ariya, terus kenapa?


gini deh, kita urut lebih tratur... apakah bhikkhu seharusnya harus bisa lebih baik dari pada umat awam dalam kemoralan, prilaku dan ucapan. jd klo ada bhikkhu yg dimaksudkan bersikap kurang ajar, berarti apakah itu menyatakan secara keseluruhan bahwa bhikkhu tidak selalu lebih baik dari umat awam ?

kita berpegang pada "seharusnya seorang bhikkhu sudah harus lebih baik dari pada umat awam" dan bhikkhu yg termasuk dalam ariya sangha, prilaku pasti lebih terjaga karena sudah tidak ada niat/etikat untuk melakukan suatu perbuatan tercela baik yg sengaja atau tidak sengaja... jd jika masih ada oknum bhikkhu yg bersikap kurang ajar, apakah berarti "bhikkhu tidak selalu harus lebih baik dari umat awam", pengertian bhikkhu luas bro...

klo anda tanya aa "pertanyaan tsb aa lontarkan utk menjelaskan sesuatu" ya, jika bhikkhu tidak termasuk dalam arya sangha, maka bs dimaklumi dan maka itu kurang pantes... klo bhikkhu itu termasuk dalam arya sangha, maka rasanya kecil kemungkinan perbuatan tercela itu bisa terjadi ! jelas ?

kesimpulan saya, apakah bhikkhu itu termasuk arya sangha ato tidak, seharusnya dan sepantasnya seorang bhikkhu harus lebih baik dalam kemoralan nya dibandingkan umat awam, jika bhikkhu tidak lebih baik dari umat awam, ya ga usah jd bhikkhu, apa beda nya dengan umat awam ? betul ?

salam aa'tono

kusalaputto

Quote from: Indra on 27 April 2010, 03:07:00 PM
Quote from: ryu on 27 April 2010, 02:56:04 PM
Quote from: fabian c on 27 April 2010, 02:51:05 PM
Ada dua tugas Bhikkhu di jaman Sang Buddha: Belajar Dhamma (pariyatti) dan mempraktekkan Dhamma (patipatti), maksud praktek Dhamma adalah meditasi, bukan khotbah.

_/\_
kalau perkataan ini asli dari buddha atau bukan :
"O Para bhikkhu, pergilah mengembara demi keuntungan orang banyak,
demi kebahagiaan orang banyak, karena cinta kasih kepada dunia,
demi kesejahteraan, keuntungan, dan kebahagiaan para dewa
dan umat manusia. Janganlah pergi berdua ke arah yang sama.

O para bhikkhu, umumkanlah Dhamma yang indah pada awalnya,
indah pada pertengahannya, dan indah pada akhirnya".

ingat, tugas ini diberikan kepada para siswa yg sudah mencapai Arahat (60 Arahat pertama). tugas ini tidak wajib bagi bhikkhu non-Arahat
bro indra mo tanya tentang tulisan ini klo hanya bhikkhu arahat saja yg wajib n bhikkhu non arahat tdk wajib membabarkan dhamma. bisa punah dengan cepat donk dhamma sang buddha?. apa lagi di jaman kehidupan kita sekarang arahat jarang trus bhikkhu yg non arahat ga wajib apa jadinya kita klo mo mendengar dhamma berarti musti cari arahat dulu donk :'( apa lagi kita ga tau yg mana arahat yg mana bukan. tolong penjelasannya thx _/\_
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Indra

Quote from: kusalaputto on 28 April 2010, 09:52:36 AM
Quote from: Indra on 27 April 2010, 03:07:00 PM
Quote from: ryu on 27 April 2010, 02:56:04 PM
Quote from: fabian c on 27 April 2010, 02:51:05 PM
Ada dua tugas Bhikkhu di jaman Sang Buddha: Belajar Dhamma (pariyatti) dan mempraktekkan Dhamma (patipatti), maksud praktek Dhamma adalah meditasi, bukan khotbah.

_/\_
kalau perkataan ini asli dari buddha atau bukan :
"O Para bhikkhu, pergilah mengembara demi keuntungan orang banyak,
demi kebahagiaan orang banyak, karena cinta kasih kepada dunia,
demi kesejahteraan, keuntungan, dan kebahagiaan para dewa
dan umat manusia. Janganlah pergi berdua ke arah yang sama.

O para bhikkhu, umumkanlah Dhamma yang indah pada awalnya,
indah pada pertengahannya, dan indah pada akhirnya".

ingat, tugas ini diberikan kepada para siswa yg sudah mencapai Arahat (60 Arahat pertama). tugas ini tidak wajib bagi bhikkhu non-Arahat
bro indra mo tanya tentang tulisan ini klo hanya bhikkhu arahat saja yg wajib n bhikkhu non arahat tdk wajib membabarkan dhamma. bisa punah dengan cepat donk dhamma sang buddha?. apa lagi di jaman kehidupan kita sekarang arahat jarang trus bhikkhu yg non arahat ga wajib apa jadinya kita klo mo mendengar dhamma berarti musti cari arahat dulu donk :'( apa lagi kita ga tau yg mana arahat yg mana bukan. tolong penjelasannya thx _/\_

Sang Buddha tidak mengutus 5 petapa untuk tugas membabarkan Dhamma setelah mereka mendengarkan Dhammacakkappavattana Sutta. hanya setelah mereka semua telah mencapai Arahat beserta Bhikkhu2 lainnya, yaitu Yasa dan teman2nya, Beliau memberikan tugas misionari tsb.
ya memang demikianlah yg saya pahami, bukan saya yg bikin peraturan. menurut anda apakah seorang bhikkhu sebaiknya menyibukkan diri dengan memberikan ceramah bahkan dengan menelantarkan latihannya? sebenarnya, jika tujuannya hanya untuk menjadi penceramah, tidak perlu menjadi bhikkhu juga bisa. jadi mungkin harus direnungkan kembali apa tujuan seseorang menjadi bhikkhu.

di atas saya mengatakan TIDAK WAJIB, yg artinya jika dilakukan juga bukan merupakan pelanggaran. hanya menegaskan bahwa kewajibanlah yg harus didahulukan.

untuk konteks masa sekarang ini, dimana Arahat sulit ditemukan, tentu saja Bhikkhu boleh mengajarkan Dhamma, namun tetap harus diingat kewajiban utamanya, yaitu melatih diri, mengajarkan Dhamma kepada orang lain tidak bisa dijadikan alasan untuk melalaikan tugas utama. minimal selama 3 bulan masa vassa, sebaiknya para bhikkhu fokus pada latihan bukan ngurusin umat. mengajar umat hanyalah suatu tugas ekskul bagi seorang bhikkhu yg belum mencapai kesucian.

marcedes

keknya tulisan tidak wajib dan wajib mesti di perhatikan  tuh....

mungkin maksudnya adalah...bikkhu non-arahat tidak wajib membabarkan dhamma, sedangkan arahat wajib...ada dalam sutta juga loh...4 guru tercela yg salah satunya tidak membabarkana dhamma
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

dipasena

Quote from: Indra on 27 April 2010, 01:46:44 PM
Quote from: dhanuttono on 27 April 2010, 01:37:53 PM

kualitas moral klo bukan dari sila, trus dari mana ? sedangkan sila adalah patokan latihan kemoralan dalam versi buddhism... klo anda mempertanyakan lebih baik menjalankan 5 sila secara sempurna dari pada 227 sila, masalah yg muncul bukan karena 5 atau 227 sila, tapi pelaku yg menjalankan 227 sila yg kebangetan !

anda dengan sengaja memelintir kalimat saya, dengan jelas saya katakan bahwa kualitas bukan dari JUMLAH sila. seorang umat awam sotapanna adalah lebih baik daripada seorang bhikkhu puthujana, walaupun umat awam itu hanya melaksanakan 5 sila sementara bhikkhu melaksanakan 227 sila.

memelintir ? hahaha...  sy tetap berpatokan adalah jumlah latihan kemorolan yg di jalankan, sekali lagi "JUMLAH LATIHAN KEMORALAN YANG DI JALANKAN", karena yg dibahas adalah patokan kemoralan seseorang bukan kesucian seseorang, sampe situ jelas ? klo masalah ga dijalankan, berarti kebangetan yg ambil 227 sila, ya ga usah jd bhikkhu... btul ?


Quote from: Indra on 27 April 2010, 01:46:44 PM
Quote
nurut sy sangat relevan, karena ariya sangha tidak mungkin akan melakukan suatu perbuatan buruk (kamma baru) yg bs membuat diri nya malu, sampai harus meminta maaf kepada umat awam, perhatikan masalah itu... !
itulah makanya saya sertakan referensi yg cukup valid agar anda bisa membaca dan memahaminya dengan lebih jelas

memahami lebih jelas apa ? "bahwa bhikkhu tidak selalu harus lebih baik daripada umat awam" itu pernyataan anda sendiri loh, ntar bilang sy memelintirkan kata2 anda...

bagi saya, bhikkhu seharusnya harus lebih baik daripada umat awam, jika tidak maka oknum itu kebangetan dan ga usah jd bhikkhu klo tidak lebih baik dari umat awam, karena apa beda nya bhikkhu dengan umat awam ??


Quote from: Indra on 27 April 2010, 01:46:44 PM
Quote
anda tidak tertarik presentase, berarti jawaban no 4 dan 5 adalah tidak diperlukan yg nama nya bhikkhu didunia ini, kenapa, karena menurut anda mau bhikkhu mau umat awam, sama aja, yang penting bisa menjalankan sila dengan sempurna, sehingga kemoralan nya sudah tinggi...

tugas utama seorang bhikkhu adalah melatih diri. tugas2 lain spt ceramah menurut saya hanya tugas sekunder. menurut anda, apakah tugas bhikkhu?

lah untuk seorang pakar dhamma, bukan nya seharusnya tau, melatih diri itu pasti ada hubungan dengan sila/kemoralan, betul ? percuma meditasi n belajar dhamma, tp masih melanggar sila/kemoralan, betul ?

lah, anda dari kapan hari kemana aja ? yg pasti tugas bhikkhu bukan main BB dan FB, apalagi ngenet... kan ada tuh tulisan sy di thread ini yg sy katakan dikit kurang ajar mengenai prilaku oknum bhikkhu yg main BB dan FB, dimana bhikkhu seharusnya menjalankan tugas utama nya yaitu praktek dhamma dan meditasi...

salam aa'tono

Indra

Quote from: dhanuttono on 28 April 2010, 10:15:01 AM
Quote from: Indra on 27 April 2010, 01:46:44 PM
Quote from: dhanuttono on 27 April 2010, 01:37:53 PM

kualitas moral klo bukan dari sila, trus dari mana ? sedangkan sila adalah patokan latihan kemoralan dalam versi buddhism... klo anda mempertanyakan lebih baik menjalankan 5 sila secara sempurna dari pada 227 sila, masalah yg muncul bukan karena 5 atau 227 sila, tapi pelaku yg menjalankan 227 sila yg kebangetan !

anda dengan sengaja memelintir kalimat saya, dengan jelas saya katakan bahwa kualitas bukan dari JUMLAH sila. seorang umat awam sotapanna adalah lebih baik daripada seorang bhikkhu puthujana, walaupun umat awam itu hanya melaksanakan 5 sila sementara bhikkhu melaksanakan 227 sila.

memelintir ? hahaha...  sy tetap berpatokan adalah jumlah latihan kemorolan yg di jalankan, sekali lagi "JUMLAH LATIHAN KEMORALAN YANG DI JALANKAN", karena yg dibahas adalah patokan kemoralan seseorang bukan kesucian seseorang, sampe situ jelas ? klo masalah ga dijalankan, berarti kebangetan yg ambil 227 sila, ya ga usah jd bhikkhu... btul ?
kita berbeda di sini, saya tidak menjadikan jumlah sila yg tidak dijalankan sebagai patokan kualitas batin seseorang.

Quote
Quote from: Indra on 27 April 2010, 01:46:44 PM
Quote
nurut sy sangat relevan, karena ariya sangha tidak mungkin akan melakukan suatu perbuatan buruk (kamma baru) yg bs membuat diri nya malu, sampai harus meminta maaf kepada umat awam, perhatikan masalah itu... !
itulah makanya saya sertakan referensi yg cukup valid agar anda bisa membaca dan memahaminya dengan lebih jelas

memahami lebih jelas apa ? "bahwa bhikkhu tidak selalu harus lebih baik daripada umat awam" itu pernyataan anda sendiri loh, ntar bilang sy memelintirkan kata2 anda...

bagi saya, bhikkhu seharusnya harus lebih baik daripada umat awam, jika tidak maka oknum itu kebangetan dan ga usah jd bhikkhu klo tidak lebih baik dari umat awam, karena apa beda nya bhikkhu dengan umat awam ??
idealnya seorang bhikkhu memang lebih baik daripada umat awam, lebih ideal lagi seorang bhikkhu seharusnya adalah Arahat. tetapi faktanya bahkan di masa Sang Buddha pun yg terjadi tidak selalu ideal spt itu, jadi bagaimana kita bisa mengharapkan sebaliknya di masa tidak ada Buddha ini?

Quote
Quote from: Indra on 27 April 2010, 01:46:44 PM
Quote
anda tidak tertarik presentase, berarti jawaban no 4 dan 5 adalah tidak diperlukan yg nama nya bhikkhu didunia ini, kenapa, karena menurut anda mau bhikkhu mau umat awam, sama aja, yang penting bisa menjalankan sila dengan sempurna, sehingga kemoralan nya sudah tinggi...

tugas utama seorang bhikkhu adalah melatih diri. tugas2 lain spt ceramah menurut saya hanya tugas sekunder. menurut anda, apakah tugas bhikkhu?

lah untuk seorang pakar dhamma, bukan nya seharusnya tau, melatih diri itu pasti ada hubungan dengan sila/kemoralan, betul ? percuma meditasi n belajar dhamma, tp masih melanggar sila/kemoralan, betul ?

lah, anda dari kapan hari kemana aja ? yg pasti tugas bhikkhu bukan main BB dan FB, apalagi ngenet... kan ada tuh tulisan sy di thread ini yg sy katakan dikit kurang ajar mengenai prilaku oknum bhikkhu yg main BB dan FB, dimana bhikkhu seharusnya menjalankan tugas utama nya yaitu praktek dhamma dan meditasi...

salam aa'tono

seorang bhikkhu belum tentu pakar dhamma. dan tahukah anda bahwa berceramah juga bukan tugas seorang bhikkhu yg belum mencapai kesucian, jadi kalau begitu apakah bhikkhu itu juga tidak boleh ceramah?

dipasena

Quote from: Indra on 28 April 2010, 10:27:41 AM
Quote from: dhanuttono on 28 April 2010, 10:15:01 AM
Quote from: Indra on 27 April 2010, 01:46:44 PM
Quote from: dhanuttono on 27 April 2010, 01:37:53 PM

kualitas moral klo bukan dari sila, trus dari mana ? sedangkan sila adalah patokan latihan kemoralan dalam versi buddhism... klo anda mempertanyakan lebih baik menjalankan 5 sila secara sempurna dari pada 227 sila, masalah yg muncul bukan karena 5 atau 227 sila, tapi pelaku yg menjalankan 227 sila yg kebangetan !

anda dengan sengaja memelintir kalimat saya, dengan jelas saya katakan bahwa kualitas bukan dari JUMLAH sila. seorang umat awam sotapanna adalah lebih baik daripada seorang bhikkhu puthujana, walaupun umat awam itu hanya melaksanakan 5 sila sementara bhikkhu melaksanakan 227 sila.

memelintir ? hahaha...  sy tetap berpatokan adalah jumlah latihan kemorolan yg di jalankan, sekali lagi "JUMLAH LATIHAN KEMORALAN YANG DI JALANKAN", karena yg dibahas adalah patokan kemoralan seseorang bukan kesucian seseorang, sampe situ jelas ? klo masalah ga dijalankan, berarti kebangetan yg ambil 227 sila, ya ga usah jd bhikkhu... btul ?
kita berbeda di sini, saya tidak menjadikan jumlah sila yg tidak dijalankan sebagai patokan kualitas batin seseorang.

silakan... anda belum tentu benar, begitu pula saya, betul ?


Quote from: Indra on 28 April 2010, 10:27:41 AM
Quote
Quote from: Indra on 27 April 2010, 01:46:44 PM
Quote
nurut sy sangat relevan, karena ariya sangha tidak mungkin akan melakukan suatu perbuatan buruk (kamma baru) yg bs membuat diri nya malu, sampai harus meminta maaf kepada umat awam, perhatikan masalah itu... !
itulah makanya saya sertakan referensi yg cukup valid agar anda bisa membaca dan memahaminya dengan lebih jelas

memahami lebih jelas apa ? "bahwa bhikkhu tidak selalu harus lebih baik daripada umat awam" itu pernyataan anda sendiri loh, ntar bilang sy memelintirkan kata2 anda...

bagi saya, bhikkhu seharusnya harus lebih baik daripada umat awam, jika tidak maka oknum itu kebangetan dan ga usah jd bhikkhu klo tidak lebih baik dari umat awam, karena apa beda nya bhikkhu dengan umat awam ??
idealnya seorang bhikkhu memang lebih baik daripada umat awam, lebih ideal lagi seorang bhikkhu seharusnya adalah Arahat. tetapi faktanya bahkan di masa Sang Buddha pun yg terjadi tidak selalu ideal spt itu, jadi bagaimana kita bisa mengharapkan sebaliknya di masa tidak ada Buddha ini?

ideal nya bhikkhu lebih baik daripada umat awam, itu sudah suatu keharusan, jika tidak untuk apa jadi bhikkhu yang notabene meninggalkan kehidupan keduniawian untuk sesuatu yg lebih baik... tapi tidak ada istilah "ideal" bhikkhu adalah arahat... pernyataan dari mane itu...

Quote from: Indra on 28 April 2010, 10:27:41 AM
Quote
Quote from: Indra on 27 April 2010, 01:46:44 PM
Quote
anda tidak tertarik presentase, berarti jawaban no 4 dan 5 adalah tidak diperlukan yg nama nya bhikkhu didunia ini, kenapa, karena menurut anda mau bhikkhu mau umat awam, sama aja, yang penting bisa menjalankan sila dengan sempurna, sehingga kemoralan nya sudah tinggi...

tugas utama seorang bhikkhu adalah melatih diri. tugas2 lain spt ceramah menurut saya hanya tugas sekunder. menurut anda, apakah tugas bhikkhu?

lah untuk seorang pakar dhamma, bukan nya seharusnya tau, melatih diri itu pasti ada hubungan dengan sila/kemoralan, betul ? percuma meditasi n belajar dhamma, tp masih melanggar sila/kemoralan, betul ?

lah, anda dari kapan hari kemana aja ? yg pasti tugas bhikkhu bukan main BB dan FB, apalagi ngenet... kan ada tuh tulisan sy di thread ini yg sy katakan dikit kurang ajar mengenai prilaku oknum bhikkhu yg main BB dan FB, dimana bhikkhu seharusnya menjalankan tugas utama nya yaitu praktek dhamma dan meditasi...

salam aa'tono

seorang bhikkhu belum tentu pakar dhamma. dan tahukah anda bahwa berceramah juga bukan tugas seorang bhikkhu yg belum mencapai kesucian, jadi kalau begitu apakah bhikkhu itu juga tidak boleh ceramah?

maksud sy ditulisan itu "pakar dhamma" itu adalah anda... sy tidak menyinggung bhikkhu adalah pakar dhamma...

hehehe... pertanyaan anda menarik, tapi sayang itu tidak berkaitan antara ceramah-kesucian dan kesucian bukan syarat untuk berceramah... tapi praktek meditasi mutlak di imbangi dengan sila yg bagus... tapi sila yang bagus tidak harus jago meditasi... jelas bro ?

salam aa'tono

Indra

Quote from: dhanuttono on 28 April 2010, 10:46:35 AM
Quote from: Indra on 28 April 2010, 10:27:41 AM
Quote from: dhanuttono on 28 April 2010, 10:15:01 AM
Quote from: Indra on 27 April 2010, 01:46:44 PM
Quote from: dhanuttono on 27 April 2010, 01:37:53 PM

kualitas moral klo bukan dari sila, trus dari mana ? sedangkan sila adalah patokan latihan kemoralan dalam versi buddhism... klo anda mempertanyakan lebih baik menjalankan 5 sila secara sempurna dari pada 227 sila, masalah yg muncul bukan karena 5 atau 227 sila, tapi pelaku yg menjalankan 227 sila yg kebangetan !

anda dengan sengaja memelintir kalimat saya, dengan jelas saya katakan bahwa kualitas bukan dari JUMLAH sila. seorang umat awam sotapanna adalah lebih baik daripada seorang bhikkhu puthujana, walaupun umat awam itu hanya melaksanakan 5 sila sementara bhikkhu melaksanakan 227 sila.

memelintir ? hahaha...  sy tetap berpatokan adalah jumlah latihan kemorolan yg di jalankan, sekali lagi "JUMLAH LATIHAN KEMORALAN YANG DI JALANKAN", karena yg dibahas adalah patokan kemoralan seseorang bukan kesucian seseorang, sampe situ jelas ? klo masalah ga dijalankan, berarti kebangetan yg ambil 227 sila, ya ga usah jd bhikkhu... btul ?
kita berbeda di sini, saya tidak menjadikan jumlah sila yg tidak dijalankan sebagai patokan kualitas batin seseorang.

silakan... anda belum tentu benar, begitu pula saya, betul ?


Quote from: Indra on 28 April 2010, 10:27:41 AM
Quote
Quote from: Indra on 27 April 2010, 01:46:44 PM
Quote
nurut sy sangat relevan, karena ariya sangha tidak mungkin akan melakukan suatu perbuatan buruk (kamma baru) yg bs membuat diri nya malu, sampai harus meminta maaf kepada umat awam, perhatikan masalah itu... !
itulah makanya saya sertakan referensi yg cukup valid agar anda bisa membaca dan memahaminya dengan lebih jelas

memahami lebih jelas apa ? "bahwa bhikkhu tidak selalu harus lebih baik daripada umat awam" itu pernyataan anda sendiri loh, ntar bilang sy memelintirkan kata2 anda...

bagi saya, bhikkhu seharusnya harus lebih baik daripada umat awam, jika tidak maka oknum itu kebangetan dan ga usah jd bhikkhu klo tidak lebih baik dari umat awam, karena apa beda nya bhikkhu dengan umat awam ??
idealnya seorang bhikkhu memang lebih baik daripada umat awam, lebih ideal lagi seorang bhikkhu seharusnya adalah Arahat. tetapi faktanya bahkan di masa Sang Buddha pun yg terjadi tidak selalu ideal spt itu, jadi bagaimana kita bisa mengharapkan sebaliknya di masa tidak ada Buddha ini?

ideal nya bhikkhu lebih baik daripada umat awam, itu sudah suatu keharusan, jika tidak untuk apa jadi bhikkhu yang notabene meninggalkan kehidupan keduniawian untuk sesuatu yg lebih baik... tapi tidak ada istilah "ideal" bhikkhu adalah arahat... pernyataan dari mane itu...

Quote from: Indra on 28 April 2010, 10:27:41 AM
Quote
Quote from: Indra on 27 April 2010, 01:46:44 PM
Quote
anda tidak tertarik presentase, berarti jawaban no 4 dan 5 adalah tidak diperlukan yg nama nya bhikkhu didunia ini, kenapa, karena menurut anda mau bhikkhu mau umat awam, sama aja, yang penting bisa menjalankan sila dengan sempurna, sehingga kemoralan nya sudah tinggi...

tugas utama seorang bhikkhu adalah melatih diri. tugas2 lain spt ceramah menurut saya hanya tugas sekunder. menurut anda, apakah tugas bhikkhu?

lah untuk seorang pakar dhamma, bukan nya seharusnya tau, melatih diri itu pasti ada hubungan dengan sila/kemoralan, betul ? percuma meditasi n belajar dhamma, tp masih melanggar sila/kemoralan, betul ?

lah, anda dari kapan hari kemana aja ? yg pasti tugas bhikkhu bukan main BB dan FB, apalagi ngenet... kan ada tuh tulisan sy di thread ini yg sy katakan dikit kurang ajar mengenai prilaku oknum bhikkhu yg main BB dan FB, dimana bhikkhu seharusnya menjalankan tugas utama nya yaitu praktek dhamma dan meditasi...

salam aa'tono

seorang bhikkhu belum tentu pakar dhamma. dan tahukah anda bahwa berceramah juga bukan tugas seorang bhikkhu yg belum mencapai kesucian, jadi kalau begitu apakah bhikkhu itu juga tidak boleh ceramah?

maksud sy ditulisan itu "pakar dhamma" itu adalah anda... sy tidak menyinggung bhikkhu adalah pakar dhamma...

hehehe... pertanyaan anda menarik, tapi sayang itu tidak berkaitan antara ceramah-kesucian dan kesucian bukan syarat untuk berceramah... tapi praktek meditasi mutlak di imbangi dengan sila yg bagus... tapi sila yang bagus tidak harus jago meditasi... jelas bro ?

salam aa'tono

saya sangat ingin berdiskusi dengan anda, tapi komentar bahwa saya adalah "pakar dhamma" yg mana saya tidak memiliki sertifikasi itu memaksa saya untuk mundur dari diskusi ini. maaf saya tidak mau membuang2 waktu untuk diskusi yg tidak sehat. sedang diskusi tentang bhikkhu kok malah menyerang pribadi saya? anda tentu tau "ad hiominem".

kusalaputto

Quote from: Indra on 28 April 2010, 10:06:58 AM
Quote from: kusalaputto on 28 April 2010, 09:52:36 AM
Quote from: Indra on 27 April 2010, 03:07:00 PM
Quote from: ryu on 27 April 2010, 02:56:04 PM
Quote from: fabian c on 27 April 2010, 02:51:05 PM
Ada dua tugas Bhikkhu di jaman Sang Buddha: Belajar Dhamma (pariyatti) dan mempraktekkan Dhamma (patipatti), maksud praktek Dhamma adalah meditasi, bukan khotbah.

_/\_
kalau perkataan ini asli dari buddha atau bukan :
"O Para bhikkhu, pergilah mengembara demi keuntungan orang banyak,
demi kebahagiaan orang banyak, karena cinta kasih kepada dunia,
demi kesejahteraan, keuntungan, dan kebahagiaan para dewa
dan umat manusia. Janganlah pergi berdua ke arah yang sama.

O para bhikkhu, umumkanlah Dhamma yang indah pada awalnya,
indah pada pertengahannya, dan indah pada akhirnya".

ingat, tugas ini diberikan kepada para siswa yg sudah mencapai Arahat (60 Arahat pertama). tugas ini tidak wajib bagi bhikkhu non-Arahat
bro indra mo tanya tentang tulisan ini klo hanya bhikkhu arahat saja yg wajib n bhikkhu non arahat tdk wajib membabarkan dhamma. bisa punah dengan cepat donk dhamma sang buddha?. apa lagi di jaman kehidupan kita sekarang arahat jarang trus bhikkhu yg non arahat ga wajib apa jadinya kita klo mo mendengar dhamma berarti musti cari arahat dulu donk :'( apa lagi kita ga tau yg mana arahat yg mana bukan. tolong penjelasannya thx _/\_

Sang Buddha tidak mengutus 5 petapa untuk tugas membabarkan Dhamma setelah mereka mendengarkan Dhammacakkappavattana Sutta. hanya setelah mereka semua telah mencapai Arahat beserta Bhikkhu2 lainnya, yaitu Yasa dan teman2nya, Beliau memberikan tugas misionari tsb.
ya memang demikianlah yg saya pahami, bukan saya yg bikin peraturan. menurut anda apakah seorang bhikkhu sebaiknya menyibukkan diri dengan memberikan ceramah bahkan dengan menelantarkan latihannya? sebenarnya, jika tujuannya hanya untuk menjadi penceramah, tidak perlu menjadi bhikkhu juga bisa. jadi mungkin harus direnungkan kembali apa tujuan seseorang menjadi bhikkhu.

di atas saya mengatakan TIDAK WAJIB, yg artinya jika dilakukan juga bukan merupakan pelanggaran. hanya menegaskan bahwa kewajibanlah yg harus didahulukan.

untuk konteks masa sekarang ini, dimana Arahat sulit ditemukan, tentu saja Bhikkhu boleh mengajarkan Dhamma, namun tetap harus diingat kewajiban utamanya, yaitu melatih diri, mengajarkan Dhamma kepada orang lain tidak bisa dijadikan alasan untuk melalaikan tugas utama. minimal selama 3 bulan masa vassa, sebaiknya para bhikkhu fokus pada latihan bukan ngurusin umat. mengajar umat hanyalah suatu tugas ekskul bagi seorang bhikkhu yg belum mencapai kesucian.
yah bro penjelasannya bagus thx cuman klo bhikkhu juga jarang nyebarin dhamma klo g liat agak kesian d umat yah. soalne dari riwayat ajhan lee g liat dia latihan meditasi juga namun membabarkan dhamma, n ketika dia sudah ga bisa berlatih lagi dia akan pindah tempat. untuk berlatih lagi d hutan, trus keluar lagi dr hutan membabarkan dhamma lagi d vihara jd seimbang gitu :) jadi saya rasa seorang bhikkhu pun punya kewajiban pula untuk melestarikan dhamma dengan membabarkan dhamma _/\_
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

tesla

Quote from: dhanuttono on 28 April 2010, 09:32:24 AM
gini deh, kita urut lebih tratur... apakah bhikkhu seharusnya harus bisa lebih baik dari pada umat awam dalam kemoralan, prilaku dan ucapan. jd klo ada bhikkhu yg dimaksudkan bersikap kurang ajar, berarti apakah itu menyatakan secara keseluruhan bahwa bhikkhu tidak selalu lebih baik dari umat awam ?
maaf bahasa aa semakin replicated...
kata tidak selalu udah menjelaskan bukan menyeluruh...
mengabungkan "secara keseluruhan" bahwa bhikkhu "tidak selalu" ---> saya jadi binggung nih... maksudnya apa?

Quote
kita berpegang pada "seharusnya seorang bhikkhu sudah harus lebih baik dari pada umat awam" dan bhikkhu yg termasuk dalam ariya sangha, prilaku pasti lebih terjaga karena sudah tidak ada niat/etikat untuk melakukan suatu perbuatan tercela baik yg sengaja atau tidak sengaja... jd jika masih ada oknum bhikkhu yg bersikap kurang ajar, apakah berarti "bhikkhu tidak selalu harus lebih baik dari umat awam", pengertian bhikkhu luas bro...
oh... jadi masalahnya adalah hanya gara2 1 atau segelintir bhikkhu yg bersikap kurang ajar, bukan berarti "bhikkhu tidak selalu lebih baik dari umat awam"? yg maksudnya ga tepat menggunakan kata bhikkhu yg mencangkup seluruh bhikkhu di sana padahal yg berlaku tidak bener cuman 1 atau segelintir bhikkhu?
jika ini masalahnya, maka hanya misscommunication. sebab kata "tidak selalu" itu udah memberi arti tidak semua bhikkhu pada kalimat saya.

Quote
klo anda tanya aa "pertanyaan tsb aa lontarkan utk menjelaskan sesuatu" ya, jika bhikkhu tidak termasuk dalam arya sangha, maka bs dimaklumi dan maka itu kurang pantes... klo bhikkhu itu termasuk dalam arya sangha, maka rasanya kecil kemungkinan perbuatan tercela itu bisa terjadi ! jelas ?
jadi selama bhikkhu itu bukan ariya sangha maka perbuatan melenceng bisa dimaklumin. bukankah begitu?

Quote
kesimpulan saya, apakah bhikkhu itu termasuk arya sangha ato tidak, seharusnya dan sepantasnya seorang bhikkhu harus lebih baik dalam kemoralan nya dibandingkan umat awam, jika bhikkhu tidak lebih baik dari umat awam, ya ga usah jd bhikkhu, apa beda nya dengan umat awam ? betul ?
menjadi bhikkhu (anggota sangha) itu justru mencari sarana berlatih yg lebih baik. bukan ingin shift up dari umat awam ke bhikkhu utk menandakan kemoralan yg lebih baik.
"seharusnya" & "sepantasnya" itu kan bentuk ideal nya, namun dalam prakteknya yah belum tentu.
dari dulu zaman Buddha sampai sekarang ada aja bhikkhu yg melanggar aturan.
selama bukan pelanggaran berat , tidak dikeluarkan dari anggota sangha kok (artinya mereka masih anggota sangha)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

dipasena

#102
Quote from: Indra on 28 April 2010, 10:52:43 AM

saya sangat ingin berdiskusi dengan anda, tapi komentar bahwa saya adalah "pakar dhamma" yg mana saya tidak memiliki sertifikasi itu memaksa saya untuk mundur dari diskusi ini. maaf saya tidak mau membuang2 waktu untuk diskusi yg tidak sehat. sedang diskusi tentang bhikkhu kok malah menyerang pribadi saya? anda tentu tau "ad hiominem".


baru kali ini sy tau, "pakar" dikatakan penyerangan pribadi dan termasuk ad hominem :D aniwei... makasih bro... ok kita stop diskusi sy dgn anda...

dipasena

Quote from: tesla on 28 April 2010, 11:24:40 AM
Quote
klo anda tanya aa "pertanyaan tsb aa lontarkan utk menjelaskan sesuatu" ya, jika bhikkhu tidak termasuk dalam arya sangha, maka bs dimaklumi dan maka itu kurang pantes... klo bhikkhu itu termasuk dalam arya sangha, maka rasanya kecil kemungkinan perbuatan tercela itu bisa terjadi ! jelas ?
jadi selama bhikkhu itu bukan ariya sangha maka perbuatan melenceng bisa dimaklumin. bukankah begitu?

bs dimaklumi dalam hal ini jika dibandingkan dengan ariya sangha yg tidak mungkin lagi bisa melakukan suatu kesalahan baik sengaja maupun tidak...

Quote from: tesla on 28 April 2010, 11:24:40 AM
Quote
kesimpulan saya, apakah bhikkhu itu termasuk arya sangha ato tidak, seharusnya dan sepantasnya seorang bhikkhu harus lebih baik dalam kemoralan nya dibandingkan umat awam, jika bhikkhu tidak lebih baik dari umat awam, ya ga usah jd bhikkhu, apa beda nya dengan umat awam ? betul ?
menjadi bhikkhu (anggota sangha) itu justru mencari sarana berlatih yg lebih baik. bukan ingin shift up dari umat awam ke bhikkhu utk menandakan kemoralan yg lebih baik.
"seharusnya" & "sepantasnya" itu kan bentuk ideal nya, namun dalam prakteknya yah belum tentu.
dari dulu zaman Buddha sampai sekarang ada aja bhikkhu yg melanggar aturan.
selama bukan pelanggaran berat , tidak dikeluarkan dari anggota sangha kok (artinya mereka masih anggota sangha)


up t u la... inti nya udah di sampe kan, masalah ideal ato ga, pikir derewe aja... apakah emang udah seharusnya dan sepantasnya bhikkhu demikian ato tidak ya... pikir derewe...

back to work lagi...

salam aa'tono

markosprawira

Quote from: CHANGE on 27 April 2010, 10:56:21 AM
Jika diharuskan kita untuk memilih :
Kenapa kita tidak coba memilih berpikir yang positif dan baik, dan menyingkirkan yang buruk ?

kalau boleh saya koreksi : selama kita masih putthujhana, hendaknya kita bisa berpikir yg objektif....... yg sesuai dengan realitas, bukan sekedar menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk-KU

kalau hanya berpikir yg baik2 saja, saat itu sesungguhnya bisa saja ada "salah persepsi" di dalam orang itu, yg membuat dia merasa "wajib" utk selalu "baik" pada org lain
Hal ini akan membuat orang itu sering dibohongi, dikerjain oleh rekan lainnya

ini kasus nyata yang terjadi pada teman saya.......

demikian jika saya boleh koreksi, anumodana