"Jika ada yang menampar pipi kananku aku akan segera memberikan pipi kirinya telapak kananku, karena dengan demikian hutang karma kita akan segera selesai ditempat."
Sungguh bagus kalimat diatas...
Sayangnya tidak mencerminkan kalimat seorang budhist yang mengutamakan kesabaran dan cinta kasih...(dan tidak mungkin hutang karma selesai di tempat)
Buat rekan2 sesama budhist, mohon kerjasamanya untuk memadamkan api kebencian diantara kita sesama umat...
Sebagai umat Budha, kita mendalami hukum karma, mengerti hukum karma-jodoh-kondisi, tidak pada tempatnya kita saling menyerang aliran lain - bahkan agama lain-
Bukankah sang Buddha pernah berujar bahwa Agama hanyalah sebuah perahu, jika penumpang sudah sampai di tanah seberang, tentu perahu sudah tidak diperlukan lagi.
Setiap penumpang berhak untuk menentukan perahu apa yang akan dipakainya untuk menyebrang - sesuai dengan karma dan jodoh dari penumpang tersebut-
Jika semua penumpang perahu memperebutkan calon penumpang lain, jangan2 perahunya malah oleng dan tenggelam...