News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Sudah siapkah anda menghadapi kematian?

Started by Peacemind, 17 April 2010, 12:37:10 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Peacemind

       Kematian merupakan fenomena alam yang tidak bisa dielakkan. Cepat atau lambat kita semua akan mengalami kematian. Kita tidak tahu apa yang terjadi pada pengalaman kematian, apakah menyakitkan ataukah menyenangkan. Kita pun tidak tahu kemana kita akan pergi setelah kematian. Ke sorgakah atau ke nerakah? Yang kita tahu adalah kita pasti akan mengalami kematian. Kesadaran terhadap kenyataan kematian sangat dianjurkan oleh Sang BUddha. Kesadaran ini akan mendorong kita untuk terus berpraktik Dhamma demi tercapainya pembebasan dari penderitaan alam samsara. Hidup kita sangat singkat. Hidup kita terus bergulir. Kita terus bergerak menuju kematian. Namun meskipun kehidupan kita akan berakhir pada ketidakpastian apa yang akan terjadi setelah kematian, banyak di antara kita lupa akan kematian. Kita merasa tetap muda, tetap sehat, dan apa yang dilakukan hanya mengumpulkan saṇkhara. Pertanyaanya, sudahkah anda siap menghadapi kematian?

kusalaputto

wuih sereem kadang kematian klo di pikir serem juga yah namun kadang orang klo dah hopeles n stress malah lebih berfikir enakan mati, namun selama masih hidup lebih baik manfaatin waktu kita di sini sebaik2nya sebelum pindah alam :)). klo g pribadi mati emang sudah pasti namun mungkin klo d ambang kematian g bakalan takut  mungkin melekat d dunia :))
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

El Sol

gk...gk mao mati...

pengennya idup semaksimal mungkin...

kalo tentang mati, itu nanti waktu dah mo mati baru pikirin..

:D

skarang yg penting idup di PRESENT MOMENT..:D

Peacemind

Quote from: kusalaputto on 17 April 2010, 12:52:29 PM
wuih sereem kadang kematian klo di pikir serem juga yah namun kadang orang klo dah hopeles n stress malah lebih berfikir enakan mati, namun selama masih hidup lebih baik manfaatin waktu kita di sini sebaik2nya sebelum pindah alam :)). klo g pribadi mati emang sudah pasti namun mungkin klo d ambang kematian g bakalan takut  mungkin melekat d dunia :))


Orang yang bunuh diri karena putus asa itu disebabkan karena pandangan salah. Ia berpikir dengan bunuh diri semuanya akan lenyap dan tidak ada kelahiran kembali. Padahal kematian karena pikiran tidak seimbang sangat membahayakan kondisi kehidupan alam selanjutnya. Demikian juga mati di saat pikiran begitu melekat terhadap hal tertentu juga mempengaruhi kondisi kehidupan selanjutnya. Dalam salah satu sutta (maaf lupa suttanya), Sang BUddha pernah menyebutkan mengenai bahaya kemelekatan terhadap kesenangan2 indriawi. Dikatakan bahwa ketika seseorang meninggal dengan pikiran yang melekat kuat dengan kesenangan2 indriawi, ia akan terlahir di alam menyedihkan, tidak bahagia bahkan alam neraka.

Quote from: El Sol on 17 April 2010, 12:58:38 PM
gk...gk mao mati...

pengennya idup semaksimal mungkin...

kalo tentang mati, itu nanti waktu dah mo mati baru pikirin..

:D

skarang yg penting idup di PRESENT MOMENT..:D

Justru dengan sepenuhnya sadar dengan fakta kematian, di sana akan tercipta self-urgency (samvega) atau perasaan yang mendorong seseorang untuk praktik Dhamma. Kesadaran terhadap kematian yang bisa datang setiap-saat juga membantu seseorang untuk menyadari pentingnya pengembangan kesadaran terhadap present moment. Sebaliknya seseorang yang merasa hidupnya masih lama terkadang akan menjadi lebih lengah, dan tidak peduli dengan praktik Dhamma, dengan praktik kesadaran present moment.

pannadevi

pls accept my deepest respect to u rev.
may u always be happy n well,

ini topic yg menarik sekali bagi saya, karena disaat kita berpikir kematian maka terasa sekali kita semakin jauh dari sempurna, seakan diri kita ini kecil sekali, belum sempat banyak berbuat kebajikan, serasa malah semakin malu sendiri, ingin sekali waktu sehari tidak hanya 24 jam, hanya utk memiliki waktu yg lebih banyak utk berbuat kebajikan sebanyak2nya (sorry, tidak ada maksud narsis, ini benar2 serius dan keluar dari dalam hati yg sejujurnya), walau mungkin ada yg tertawa membaca ini, tapi setidaknya saya ingin menanggapi tulisan ini yg sy rasa terbuka bagi siapa saja utk menanggapi.

pikiran seperti ini telah menghantui saya mungkin lebih dari 20 thn yang lalu, dikala saya benar2 ingin mati, tetapi tidak mudah jalan menuju kesana, apalagi yg happy ending, tidak sesederhana itu, tidak seenteng itu,  tidak sesimple itu, sungguh berat dan teramat berat utk menyiapkan segalanya, bahwa kematian kita setidaknya happy ending, bahwa kematian kita setidaknya seindah mungkin, maka saya berpikir hanya jalan dhammalah yg akan dapat mengantarkan saya menuju indahnya kematian.semoga.

may all beings be happy

mettacittena,

El Sol

QuoteJustru dengan sepenuhnya sadar dengan fakta kematian, di sana akan tercipta self-urgency (samvega) atau perasaan yang mendorong seseorang untuk praktik Dhamma. Kesadaran terhadap kematian yang bisa datang setiap-saat juga membantu seseorang untuk menyadari pentingnya pengembangan kesadaran terhadap present moment. Sebaliknya seseorang yang merasa hidupnya masih lama terkadang akan menjadi lebih lengah, dan tidak peduli dengan praktik Dhamma, dengan praktik kesadaran present moment.

yeah, tapi dengan merenungkan itu tiap ari...bisa2 jadi stress dan pessimistic, no?..;D

why don't we live life...seapa adanya...

sesuai dengan Dhamma, tapi versi positif...

melihat kematian sebagai sesuatu yg natural...sebuah siklus kehidupan..:D

dan gk usah dipikirin...:D

bukankah itu lebih baik dalam melaksanakan Buddha Dhamma?...

:D

Mr.Jhonz

Aneh,setelah mempratekan jalan dhamma kok aye jadi ga takut mati ya???
*apakah aye terprosok dlm pandangan salah?? ;D
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

pannadevi

#7
Quote from: Mr.Jhonz on 17 April 2010, 06:47:34 PM
Aneh,setelah mempratekan jalan dhamma kok aye jadi ga takut mati ya???
*apakah aye terprosok dlm pandangan salah?? ;D

Mr.Jhonz ga aneh kok, ga berpandangan salah, ini memang benar, bagi yg paham dhamma kematian adalah berhentinya nama rupa berfungsi menjalani kehidupan tapi roda samsara jalan terus...

wah musti minta maaf ama TS dlu, kasih tanggapan orang....
very sorry rev i wld like to respond his opinion, just for sharing....

Indra

untuk membuktikan apakah anda takut mati atau tidak, tidak bisa dirasakan pada saat kita berada dalam kondisi sehat dan aman, cobalah anda naik pesawat pada saat cuaca buruk, atau pada saat anda mengalami sakit parah, atau naik bis malam sambil melihat supir yg ngantuk tapi nekad ngebut.

stephen chow

out topic dikit..
Mau tanya, kok kalo kita sudah mau mati tapi masih melekat kepada duniawi bisa lahir di alam menyedihkan bahkan neraka ya seperi yg di katakan sang Buddha? Bukanny tergantung karma yg di lakukan? Kok bisa cuma dari pikiran saja bisa terlahir di alam mrnyedihkan? Kalo orangny baik gimana kalo masih melekat pada duniawi pada saat2 kematian?
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

andry

Quote from: stephen chow on 17 April 2010, 08:30:55 PM
out topic dikit..
Mau tanya, kok kalo kita sudah mau mati tapi masih melekat kepada duniawi bisa lahir di alam menyedihkan bahkan neraka ya seperi yg di katakan sang Buddha? Bukanny tergantung karma yg di lakukan? Kok bisa cuma dari pikiran saja bisa terlahir di alam mrnyedihkan? Kalo orangny baik gimana kalo masih melekat pada duniawi pada saat2 kematian?
coba di baca lagi mengenai, penyebab2 kematian, dan proses menjelang kematian. disana ada kumplit, tidak menentang hukkum kamma
Samma Vayama

stephen chow

Dimana bro andy topicnya? Saya search tidak ketemu?
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..


gajeboh angek

Quote from: Indra on 17 April 2010, 07:09:08 PM
untuk membuktikan apakah anda takut mati atau tidak, tidak bisa dirasakan pada saat kita berada dalam kondisi sehat dan aman, cobalah anda naik pesawat pada saat cuaca buruk, atau pada saat anda mengalami sakit parah, atau naik bis malam sambil melihat supir yg ngantuk tapi nekad ngebut.

setuju, saya juga terkadang merasa tidak takut mati.
tapi kalau kondisi tertentu, deg-degan juga. :crazybiker:
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

tesla

Quote from: Mr.Jhonz on 17 April 2010, 06:47:34 PM
Aneh,setelah mempratekan jalan dhamma kok aye jadi ga takut mati ya???
*apakah aye terprosok dlm pandangan salah?? ;D
kayanya tidak bro...
kita takut mati karena kita tidak sanggup utk melepas.
entah itu melepas diri kita sekarang ataupun apa yg kita miliki sekarang.
walau teori dhammanya udah tau, tetapi "melepas" nya itu ga bisa terwujud seketika.
melekat pada panca khandha ini udah mendarah daging* (gitu istilahnya)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~