News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Ketenangan Sebagai Suatu Masalah

Started by Deva19, 19 March 2010, 04:36:59 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

Quote from: Deva19 on 21 March 2010, 02:54:52 PM
[at] Riky

ketenangan yang diduga menjadi masalah bagi saya adalah, seperti halnya yang saya ceritakan dalam artikel Tuhan Menjaga Aku. mulanya saya takut untuk berbuat jahat (asusila). saya terlalu takut dan gelisah untuk melakuan perbuatan tersebut. tapi karna saya telah menenangkan diri dengan suatu trik meditasi, maka rasa gelisah dan takut itu menjadi hilang, dan saya menjadi berani berbuat asusila.

Nah,begitu dong,kan clear yang mau anda tanyakan...trik meditasi apa ya yang anda lakukan?
Bah!!ngeri banget menurut saya!!justru orang yang gelisah yang bisa berbuat jahat...pernah tidak sewaktu anda kecil[saya rasa anda yang sudah merid pernah ngelakuin hal ini] anda mencoba merokok,nonton video porno,berciuman dengan pacar,atau hal2 yang dianggap tabu pada masa tersebut?bagaimana perasaan anda ketika melakukan tindakan yang dianggap "tak bermoral" itu?kalau saya,perasaan saya gelisah,was2,saya menjadi tidak tenang,semakin saya tidak tenang,semakin saya gelisah maka keinginan "jahat" itu semakin menguasai saya,dan saya malah melakukan tindakan2 yang saya sebutkan itu[ini pengalaman pribadi,jadi anda boleh mendebatkannya],justru sebaliknya ketika "ketenangan" muncul,maka semuanya menjadi hilang,dan menjadi tenang,tidak ada lagi nafsu keinginan lagi atas semua hal tersebut..Makanya dari awal saya sudah "mencurigai" ketenangan versi anda,maka saya menyebutkan apakah itu konsep anda?

Quoteperbuatan asusila tersebut, tentunya muncul karena keserakahan, bukan karena ketnangan. tapi bila saya tidak menanngkan diri, maka dipastikan saya tidak akan berani berbuat asusila. jadi tolong analisa kasus saya tersebut. dan katakan bagaimana pendapat anda!
itu yang diatas sudah saya analisis.. :)
anda jangan menyalahkan ketenangan sekali lagi saya ini tekankan kepada anda,mungkin saya masih awam dalam meditasi,tetapi saya tahu pasti soal "meditasi"...

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

Quote from: Deva19 on 21 March 2010, 02:58:10 PM
Quote from: Riky
tentunya sangat perlu saya menyelidiki tentang diri anda,begitu juga semua petapa beraliran sesat menyelidiki "pencerahan sempurna" Buddha Gotama,itu sangat penting...

anda masih bisa dikuasai oleh emosi,dan anda bisa "sengaja" dikuasai oleh "emosi",lantas "ketenangan" yang anda pelajari itu hanya sebagai "pajangan" saja kah?

kita dapat memfokuskan pembahasan ke persoalan ketenangan itu saja. setelah kita tahu dengan sebenar-benarnya tentang ketenangan bersert sifat-sifatnya, nanti kita dengan sendirinya tahu, siapa orang yang memiilki ketnangan dan siapa yang bukan, tanpa perlu kita mengatakan si A belum memiliki ketenangan dan si B masih sangat gelisah, sedangkan si C orang yang paling tenang.

kita tidak dapat mengenali ketenangan dari orangnya. tapi kenalilah ketenangan itu sendiri, maka kita tahu siapa orangnya.

Nah,tebakan saya sungguh tepat.. :)

terima kasih
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Deva19

Quote from: riky
"mengalihkan" perhatian dari objek2 yang menggelisahkan?anda maksudkan ini :
Ketenangan membantu saya untuk tetap tenang ketika saya berupaya mengatasi permasalahan-permasalahan external.   Tetapi yang menjadi masalah, ketenangan seringkali membuat saya mengabaikan persoalan-persoalan external tersebut, sehingga mereka tetap menjadi problem yang tidak teratasi. Sebagai contoh, saya punya banyak masalah diperkuliahan, uang semester yang belum dibayar, atau skripsi yang belum selesai. Dimana pada mulanya hal-hal seperti itu cukup membuat saya gelisah. Tapi dengan menenangkan diri dalam meditasi, saya jadi gak peduli dengan semua itu. Dan saya dapat memfokuskan diri dengan bersemangat untuk mengerjakan hal-hal lain yang ingin saya kerjakan. Dengan demikian, saya dapat terus berkarya di bidang yang lain, tetapi tidak tergerak untuk menyelesaikan masalah-masalah di kampus.

Apakah itu bisa disebut ketenangan atau pelarian atas tanggung jawab atau realita kehidupan?

ada objek-objek yang menggelisahkan batin saya. dan saya tidak ingin menghadapi persoalan-persoalan tersebut dengan gelisah.  jika saya harus menghadapi persoalan-persoalan tersebut, maka saya harus menghadapinya dengan tenang hati. bukankah anda juga setuju bahwa kita harus menghadapi persoalan-persoalan itu dengan ketenangan? nah, bila ternyata belum dapat menghadapi persoalan dengan tenang, maka apkah yang sharusnya dilakukan? apakah tetap menghadapi permalsahan tersebut, walaupun hati gelisah ataukah menangnakn diri dulu?

nah, saya memilih untuk menenangkan diri dulu. dan seperti saya bilang, ada dua cara menanngkan diri, pertama dengn berkonsentrasi, kedua dengn mengalihkan perhtaian dari objek yang menggelisahkan tersebut. sya dapat mengembangkan konsentrasi, menjadi tenang dan kemudian menghadapi persoalan external tersebut dengna tenang. tetapi, karna kehendak bebas, saya sering memutuskan untuk menenangkan diri dengan cara mengalihkan perhtaian kepda persoalan lain. hal itu juga, tak dapt dipungkiri, memang menenangkan hati. walaupun mungkin anda menyebutnya "pelarian", tapi dalam pelarian tersbut, saya emperoleh ketenangan. dengan kata lain, ada ketenangan yang muncul dari "melarikan diri". betul enggak?

Deva19

Quote from: Riky
Nah,begitu dong,kan clear yang mau anda tanyakan...trik meditasi apa ya yang anda lakukan?
Bah!!ngeri banget menurut saya!!justru orang yang gelisah yang bisa berbuat jahat...pernah tidak sewaktu anda kecil[saya rasa anda yang sudah merid pernah ngelakuin hal ini] anda mencoba merokok,nonton video porno,berciuman dengan pacar,atau hal2 yang dianggap tabu pada masa tersebut?bagaimana perasaan anda ketika melakukan tindakan yang dianggap "tak bermoral" itu?kalau saya,perasaan saya gelisah,was2,saya menjadi tidak tenang,semakin saya tidak tenang,semakin saya gelisah maka keinginan "jahat" itu semakin menguasai saya,dan saya malah melakukan tindakan2 yang saya sebutkan itu[ini pengalaman pribadi,jadi anda boleh mendebatkannya],justru sebaliknya ketika "ketenangan" muncul,maka semuanya menjadi hilang,dan menjadi tenang,tidak ada lagi nafsu keinginan lagi atas semua hal tersebut..Makanya dari awal saya sudah "mencurigai" ketenangan versi anda,maka saya menyebutkan apakah itu konsep anda?

nah, tepat sekali. permasalaha itulah yang benar-benar ingin saya angkat. faktanya, saya kini dapat menenangkan diri dalam segala suasana. saya tidak akan mencuri, karena mencuri itu akan membuat hati saya gelisah. pada masa dulu, ketika saya rmaja, merokok saja dapat membuat saya gelisah hati. tapi mengapa sekarang, saya dapt merokok dengan hati yang cukup tenang? dan saya mendatangi seorang gadis penjaja seks dengan hati yang tidak gelisah sedikitpun. ini adlah fakta yang saya alami dan saya tidak membuat-buat konsep sperti saya mengarang sebuah karya fiksi.

Deva19

Quote from: Riky
anda jangan menyalahkan ketenangan sekali lagi saya ini tekankan kepada anda,mungkin saya masih awam dalam meditasi,tetapi saya tahu pasti soal "meditasi"...

apakah anda tidak memperhatikan dari kisah tersebut, bahwa kegelisahan dan rasa takut telah menekan keserakahan?

Riky_dave

#110
Quote from: Deva19 on 21 March 2010, 03:10:06 PM
Quote from: riky
"mengalihkan" perhatian dari objek2 yang menggelisahkan?anda maksudkan ini :
Ketenangan membantu saya untuk tetap tenang ketika saya berupaya mengatasi permasalahan-permasalahan external.   Tetapi yang menjadi masalah, ketenangan seringkali membuat saya mengabaikan persoalan-persoalan external tersebut, sehingga mereka tetap menjadi problem yang tidak teratasi. Sebagai contoh, saya punya banyak masalah diperkuliahan, uang semester yang belum dibayar, atau skripsi yang belum selesai. Dimana pada mulanya hal-hal seperti itu cukup membuat saya gelisah. Tapi dengan menenangkan diri dalam meditasi, saya jadi gak peduli dengan semua itu. Dan saya dapat memfokuskan diri dengan bersemangat untuk mengerjakan hal-hal lain yang ingin saya kerjakan. Dengan demikian, saya dapat terus berkarya di bidang yang lain, tetapi tidak tergerak untuk menyelesaikan masalah-masalah di kampus.

Apakah itu bisa disebut ketenangan atau pelarian atas tanggung jawab atau realita kehidupan?

ada objek-objek yang menggelisahkan batin saya. dan saya tidak ingin menghadapi persoalan-persoalan tersebut dengan gelisah.  jika saya harus menghadapi persoalan-persoalan tersebut, maka saya harus menghadapinya dengan tenang hati. bukankah anda juga setuju bahwa kita harus menghadapi persoalan-persoalan itu dengan ketenangan? nah, bila ternyata belum dapat menghadapi persoalan dengan tenang, maka apkah yang sharusnya dilakukan? apakah tetap menghadapi permalsahan tersebut, walaupun hati gelisah ataukah menangnakn diri dulu?

nah, saya memilih untuk menenangkan diri dulu. dan seperti saya bilang, ada dua cara menanngkan diri, pertama dengn berkonsentrasi, kedua dengn mengalihkan perhtaian dari objek yang menggelisahkan tersebut. sya dapat mengembangkan konsentrasi, menjadi tenang dan kemudian menghadapi persoalan external tersebut dengna tenang. tetapi, karna kehendak bebas, saya sering memutuskan untuk menenangkan diri dengan cara mengalihkan perhtaian kepda persoalan lain. hal itu juga, tak dapt dipungkiri, memang menenangkan hati. walaupun mungkin anda menyebutnya "pelarian", tapi dalam pelarian tersbut, saya emperoleh ketenangan. dengan kata lain, ada ketenangan yang muncul dari "melarikan diri". betul enggak?

pantasan..dengan ini bisa clear masalah ini,yang anda sebutkan bahwa ketenangan terbagi atas 2,sori didalam pemahaman Buddhisme saya ketenangan hanya ada 1 ,ketenangan yang diperoleh dari konsentrasi terpusat,tercerapnya mental kita..

sedangkan ketenangan anda yang anda katakan sebagai masalah adalah :
tetapi, karna kehendak bebas, saya sering memutuskan untuk menenangkan diri dengan cara mengalihkan perhtaian kepda persoalan lain. hal itu juga, tak dapt dipungkiri, memang menenangkan hati. walaupun mungkin anda menyebutnya "pelarian", tapi dalam pelarian tersbut, saya emperoleh ketenangan. dengan kata lain, ada ketenangan yang muncul dari "melarikan diri". betul enggak?

dan saya jawab tidak betul...alasannya ketenangan yang anda dapatkan adalah pelarian ke objek lain,tetapi anda sama sekali tidak menyelesaikan permasalahan external anda,yang terselesaikan hanya masalah internal..INI BUKAN AJARAN BUDDHA selama SAYA MEMPELAJARI BUDDHA DHAMMA..

jadi semakin saya tidak mempercayai pencapaian jhana ke 4 yang anda sebutkan itu...

saya kasih contoh,ketika kita sedang gelisah[tidak tahu gelisah apa,bahasa hokkiennya SIM BO SONG],kita sudah mempunyai kebiasaan "Menolak apa yang tidak enak,dan menginginkan apa yang enak"[dengan sikap ini TIDAK MUNGKIN bisa melihat REALITAS SEBAGAIMANA ADANYA],kita akan mencari pelarian atas "kegelisahan" hati kita,dengan cara "memuaskan" nafsu inderawi[sadar tak sadar itulah yang terjadi],di mulai dengan mengobrol/curhat dengan teman,nonton tv dan seterusnya...

atau ketika kita ditimpa suatu permasalahan berat,contoh PUTUS CINTA[karena saya anak muda ,permasalahn berat saya ya PUTUS CINTA,hehe],kita akan mengalihkan semua pikiran kita dari OBJEK MENYAKITKAN itu,ke "pelarian" seperti jalan2 dengan teman,cari pacar baru,mengatakan bahwa pacar kita tidak pantas untuk kita,bagus saya putus dengan dia[segala macam tetek bengek untuk membohongi diri sendiri..],apakah itu pantas disebut sebagai "ketenangan"?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

Quote from: Deva19 on 21 March 2010, 03:15:13 PM
Quote from: Riky
Nah,begitu dong,kan clear yang mau anda tanyakan...trik meditasi apa ya yang anda lakukan?
Bah!!ngeri banget menurut saya!!justru orang yang gelisah yang bisa berbuat jahat...pernah tidak sewaktu anda kecil[saya rasa anda yang sudah merid pernah ngelakuin hal ini] anda mencoba merokok,nonton video porno,berciuman dengan pacar,atau hal2 yang dianggap tabu pada masa tersebut?bagaimana perasaan anda ketika melakukan tindakan yang dianggap "tak bermoral" itu?kalau saya,perasaan saya gelisah,was2,saya menjadi tidak tenang,semakin saya tidak tenang,semakin saya gelisah maka keinginan "jahat" itu semakin menguasai saya,dan saya malah melakukan tindakan2 yang saya sebutkan itu[ini pengalaman pribadi,jadi anda boleh mendebatkannya],justru sebaliknya ketika "ketenangan" muncul,maka semuanya menjadi hilang,dan menjadi tenang,tidak ada lagi nafsu keinginan lagi atas semua hal tersebut..Makanya dari awal saya sudah "mencurigai" ketenangan versi anda,maka saya menyebutkan apakah itu konsep anda?

nah, tepat sekali. permasalaha itulah yang benar-benar ingin saya angkat. faktanya, saya kini dapat menenangkan diri dalam segala suasana. saya tidak akan mencuri, karena mencuri itu akan membuat hati saya gelisah. pada masa dulu, ketika saya rmaja, merokok saja dapat membuat saya gelisah hati. tapi mengapa sekarang, saya dapt merokok dengan hati yang cukup tenang? dan saya mendatangi seorang gadis penjaja seks dengan hati yang tidak gelisah sedikitpun. ini adlah fakta yang saya alami dan saya tidak membuat-buat konsep sperti saya mengarang sebuah karya fiksi.

itu sih bukan tenang,tapi mati rasa...anda pernah baca sejarah pembunuh2 besar?ketika mereka[penjahat kelas kakap] di interview[saya ada bukunya judulnya Bagaimana Cara Mencari Kawan,karangan siapa saya lupa] di tanya apakah mereka merasa bersalah..para penjahat menjawab,"Saya tidak bersalah yang bersalah adalah ini dan itu.."

persis seperti kasus anda,ini membuktikan anda "mengkonsepsikan" ketenangan anda,sehingga dengan "konsep" dan "dalih" pembenaran tersebut,anda merasa diri anda "tenang" didalam berbuat segala aktivitas kejahatan,tanpa rasa takut dan malu lagi..

ini sungguh berbahaya,anda terjebak didalam "konsep" anda,sungguh mencengangkan,selama saya berdiskusi dengan banyak meditator,ini salah 1 kasus yang unik yang pernah saya hadapi.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Deva19

 [at] Riky

dalam meditasi budhisme, samatha, untuk bisa menenangkan diri, kita harus melupakan persoalan-persolaan external. betul tidak?

dnegan memusatkan perhatian apda keluar masuk nya nafas, kita menjaga agar pikiran tidak teringat dengan persoalan-persoalan eksternal sehingga muncul sati bojangga. betul tidak?

apakah itu bedanya dengan melarikan diri dari persoalan hidup?

bahkan di sini, ada thread diskusi yang judulnya "MELUPAKAN ADALAH SUATU KEBAJIKAN". di sini - > http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,11484.0.html, dapatkah anda jelaskan apa itu artinya?


Riky_dave

 [at] Deva

Nelson Mandela, "Forgive, but not forget."

Riky_Dave,"Let it go but not forget.."

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Deva19

Quote
atau ketika kita ditimpa suatu permasalahan berat,contoh PUTUS CINTA[karena saya anak muda ,permasalahn berat saya ya PUTUS CINTA,hehe],kita akan mengalihkan semua pikiran kita dari OBJEK MENYAKITKAN itu,ke "pelarian" seperti jalan2 dengan teman,cari pacar baru,mengatakan bahwa pacar kita tidak pantas untuk kita,bagus saya putus dengan dia[segala macam tetek bengek untuk membohongi diri sendiri..],apakah itu pantas disebut sebagai "ketenangan"?

faktanya, ketenangan juga bisa muncul karna orang membohongi dirinya sendiri. terlepas dari apakah orang tersebut mau menyebutnya ketenangan atau bukan ketenangan.

seperti misalnya seseorang yang selalu gelisah hatinya karna suatu persoalan, kemudian melalui metoda hipnotis, di diberi sugesti "kamu tidak pernah memiliki msalah itu, dan kamu akan lupa sepenuhnya dengna permasalahan tersebut", maka usai dihipnotis, ia tidak lagi teringat bahwa dirinya punya masalah tersebut, sehingga ia menjadi tnang hatinya dan dapat tidur nyenyak. jika asalnya, dia gelisah dan susah tidur, kemudian dia tidak lagi gelisah dan nyenyak tidur, maka tidak itu dapt disebut "kini dia memiliki ketenangan dalam hidupnya"?

Riky_dave

Quotedalam meditasi budhisme, samatha, untuk bisa menenangkan diri, kita harus melupakan persoalan-persolaan external. betul tidak?

dapat darimana info ini?

"melupakan"? setahu saya ya,,,apapun pengalaman anda yang sudah terekam didalam pikiran anda,tidak akan pernah bisa "dilupakan" atau istilah computernya filenya di "delete"...

yang saya tahu adalah "let it go/biarkan dia pergi"..."dia" pergi,bukan berati "dia" tidak pernah ada..

membiarkan persoalan2 berlalu bukan berati "mengacuhkan" persoalan2 tersebut atau bersifat dont care...itu konsep yang salah menurut saya..

Quotednegan memusatkan perhatian apda keluar masuk nya nafas, kita menjaga agar pikiran tidak teringat dengan persoalan-persoalan eksternal sehingga muncul sati bojangga. betul tidak?

apakah itu bedanya dengan melarikan diri dari persoalan hidup?

nah terangkan lah kepada saya apa itu sati bojangga menurut yang anda ketahui,saya tidak tahu apa itu,,...saya belum menyentuh Visudhi Magga,yang saya jelaskan ini hanya berdasarkan kajian pengalaman meditasi saya belaka...
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Deva19

Quote from: Riky
yang saya tahu adalah "let it go/biarkan dia pergi"..."dia" pergi,bukan berati "dia" tidak pernah ada..

tapi, ini bukan dalam sistem meditasi samatha, melainkan berada dlm sistem meditasi vipassana. sebagaimana telah saya ungkpakan terdahulu, bila saya menggunakan meditasi vipasanna, tentu selesailah semua masalah tersebut. tetapi, di sini saya sedang mendiskusikan ketenangan yang muncul dari usaha menenangkan diri baik dari "pelarian" maupun dari "proses samatha".

Riky_dave

Quote from: Deva19 on 21 March 2010, 03:52:57 PM
Quote
atau ketika kita ditimpa suatu permasalahan berat,contoh PUTUS CINTA[karena saya anak muda ,permasalahn berat saya ya PUTUS CINTA,hehe],kita akan mengalihkan semua pikiran kita dari OBJEK MENYAKITKAN itu,ke "pelarian" seperti jalan2 dengan teman,cari pacar baru,mengatakan bahwa pacar kita tidak pantas untuk kita,bagus saya putus dengan dia[segala macam tetek bengek untuk membohongi diri sendiri..],apakah itu pantas disebut sebagai "ketenangan"?

faktanya, ketenangan juga bisa muncul karna orang membohongi dirinya sendiri. terlepas dari apakah orang tersebut mau menyebutnya ketenangan atau bukan ketenangan.

seperti misalnya seseorang yang selalu gelisah hatinya karna suatu persoalan, kemudian melalui metoda hipnotis, di diberi sugesti "kamu tidak pernah memiliki msalah itu, dan kamu akan lupa sepenuhnya dengna permasalahan tersebut", maka usai dihipnotis, ia tidak lagi teringat bahwa dirinya punya masalah tersebut, sehingga ia menjadi tnang hatinya dan dapat tidur nyenyak. jika asalnya, dia gelisah dan susah tidur, kemudian dia tidak lagi gelisah dan nyenyak tidur, maka tidak itu dapt disebut "kini dia memiliki ketenangan dalam hidupnya"?

sayangnya hinoptis itu ditujukan kepada orang yang kesadarannya "lemah" sedangkan orang yang bersamatha yang konsentrasinya kuat itu kesadarannya sangat "kuat"..kasus anda gugur untuk ini..

itu dinamakan "menanamkan" sesuatu pada "benak" kita dan kan sudah saya katakan di atas "
persis seperti kasus anda,ini membuktikan anda "mengkonsepsikan" ketenangan anda,sehingga dengan "konsep" dan "dalih" pembenaran tersebut,anda merasa diri anda "tenang" didalam berbuat segala aktivitas kejahatan,tanpa rasa takut dan malu lagi.."


seperti halnya JIHAD,JIHAD itu membunuh kan?sejak kapan diajarkan untuk membunuh?kenapa para "pengantin"nya santai2 saja lengak lengok mengantarkan nyawanya untuk sebuah tindakan kejahatan besar?karena "pikirannya sudah dicuci habis",dan ditanamkan dalam pikirannya bahwa tindakannya tersebut benar..

itu bukan ketenangan,sekali lagi saya katakan itu bukan ketenangan..ketenangan itu berati seperti kata anda kita melihat permasalahan menjadi lebih jernih[anda sendiri setuju dengan pernyataan saya ini],sedangkan dalam kasus anda,dan contoh kasus hipnotis yang anda paparkan,itu tidak relevan karena pada saat itu anda "mengkonsepsikan" ke pikiran anda bahwa "jihad" itu benar.."membunuh" itu benar..makanya saya sebut sebagai "dalih" pembenaran...

ini sungguh berbahaya...banyak kasus yang anda bisa lihat,dimana seseorang mengaku mendapat Wahyu,kemudian mengangkat dirinya bak Tuhan...apakah benar dia Tuhan?atau dia mengkonsepsikan pikirannya dia adalah Tuhan?

pernah lihat orang tak sadar/gila di RSJ?apapun yang mereka lakukan dengan daya khayal dan imajinasi mereka,mereka menganggap itu sebagai suatu "kebenaran" yang terkonsepsikan didalam pikiran mereka,orang seperti itu tidak mungkin memiliki ketenangan yang dihasilkan oleh Samatha yang notabene adalah melihat permasalahan dengan jernih..

anda tahu kan kasus dimana seseorang menjadi gila?misalnya seorang ibu yang kehilangan anaknya,dia TIDAK BISA MENERIMA KENYATAAN kehilangan anaknya tersebut,dia menjadi "gila" dan menganggap boneka bayi sebagai anaknya,dia sungguh tenang dan berbahagia didalam "kegilaan"nya...[sedangkan dalam Samatha kita di ajak untuk melihat KENYATAAN..ini sungguh bertolak belakang]

jadi saran saya berhati2 lah,jangan sampai anda masuk kedalam katagori "gila" tersebut..

terserah anda mau percaya atau tidak,ini pendapat saya.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

Quote from: Deva19 on 21 March 2010, 04:05:53 PM
Quote from: Riky
yang saya tahu adalah "let it go/biarkan dia pergi"..."dia" pergi,bukan berati "dia" tidak pernah ada..

tapi, ini bukan dalam sistem meditasi samatha, melainkan berada dlm sistem meditasi vipassana. sebagaimana telah saya ungkpakan terdahulu, bila saya menggunakan meditasi vipasanna, tentu selesailah semua masalah tersebut. tetapi, di sini saya sedang mendiskusikan ketenangan yang muncul dari usaha menenangkan diri baik dari "pelarian" maupun dari "proses samatha".

pertanyaan saya,"Apa beda antara Samatha dan Vipasanna yang anda ketahui?"
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Deva19

Quote from: Riky
nah terangkan lah kepada saya apa itu sati bojangga menurut yang anda ketahui,saya tidak tahu apa itu,,...saya belum menyentuh Visudhi Magga,yang saya jelaskan ini hanya berdasarkan kajian pengalaman meditasi saya belaka...

sati bojangha adalah pencerahan yang muncul dari kekuatan perhatian penuh terhadap objek. bila sati bojangha sudah terbentuk, maka itulah saat yang tepat untuk beralih dari samatha ke vipasana.