apa tujuan hidup kamu?

Started by lia, 01 February 2010, 10:27:53 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Ruenis

Jika meditasi dilaksanakan untuk tujuan menghilangkan masalah2 hidup jelas salah,meditasi untuk menenangkan diri dan melihat masalah dengan jelas.

lahir,tua,sakit dan mati bukan lagi pendritaan ktika seseorang menyadari ketidakkekalan tubuh ini,berpisah dari orang yg dicintai adalah pndritaan jika seseorang melekat pada orang yang dicintai, dan bertemu dengan orang yang dibenci adalah pndritaan jika seseorang mengembangkan kebencian dalam pikirannya.

ktika saya melihat ibu saya dan menyadari dia tidak hidup slamanya maka saya harus menjadi anak yang berbakti dan menjadi manusia berguna.

IMO masalah dan pndritaan hanya ciptaan pikiran sendiri,suatu pristiwa menjadi masalah atau pndritaan ktika pikiran mengatakan 'ini tidak menyenangkan,ini pndritaan,dll'

smoga berbahagia
Thousands of candles can be lighted from a single candle,
and the life of the candle will not be shortened.
Happiness never decreases by being shared.

Buddha

dhammadinna

Quote from: lia on 01 February 2010, 10:50:33 PM
jadi hidup kita pasti seperti itu y? tidak ada yang lepas dari pendiritaan y?
brarti hidup itu penderitaan >.<"...

Hidup itu Dukkha, "tidak memuaskan". Mengapa tidak memuaskan? karena manusia punya banyak keinginan. Saya kutip cerita dari Ajahn Chah ya.

Pada suatu ketika ada seorang umat yang datang mengunjungi Ajahn Chah. Umat itu berkata: Bhante, saya sedang sakit. Saya sudah ke dokter dan dokter sudah memberi obat. Dokter itu sangat pandai dan saya sudah mengikuti semua resep dokter. Tapi saya belum sembuh juga. Padahal seharusnya saya sembuh, bhante.
Lalu Ajahn Chah berkata: Bila sesuatu hal seharusnya tidak seperti itu, maka tidak akan seperti itu.

Nah, kita seringkali mengatakan, ini seharusnya begini, itu seharusnya begitu, saya tidak mau menderita karena saya sudah berusaha, seharusnya saya bahagia. Seharusnya dia memperhatikan saya, karena dia pacar saya. Seharusnya saya mendapatkan lebih, karena saya bekerja lebih. Mengapa dia meninggal begitu cepat? dia kan orang baik, seharusnya dia berumur panjang.

Memang hidup ini "tidak memuaskan", tapi belum tentu adalah penderitaan. Kalo terlalu banyak kata "seharusnya", maka kita mengubah "tidak memuaskan" itu menjadi penderitaan. Saya ulang kata-kata Ajahn Chah, "Bila sesuatu seharusnya tidak seperti itu, maka tidak akan seperti itu".

Berikut ini, ada kutipan, dari blog teman. Semoga bermanfaat  :)

Saat kecewa ato sedih,
saya melihat ke dalam diri sendiri...

Owh, saya terlalu banyak menuntut..
menuntut untuk disayangi, diperhatikan, dicintai
ingin diperlakukan adil, ingin bahagia, ingin dibahagiakan...
Ingin menarik sesuatu, ke garis yang saya inginkan...

Ada saatnya...
Saya diam...
Sesaat beristirahat...
Untuk melepaskan 'tuntutan'
Untuk membiarkan segala sesuatu berjalan sesuka mereka...
Untuk menyadari bahwa itu semua bukanlah hal terpenting sedunia..

Walau saya hanya bisa sesaat melakukan 'pelepasan' ini
Namun,
saat itu, saya merasakan secercah kedamaian...

Juice_alpukat

Tjuan hdup adlah memiliki kepastian.

Juice_alpukat

Quote from: Mayvise on 02 February 2010, 07:49:04 AM
Quote from: lia on 01 February 2010, 10:50:33 PM
jadi hidup kita pasti seperti itu y? tidak ada yang lepas dari pendiritaan y?
brarti hidup itu penderitaan >.<"...

Hidup itu Dukkha, "tidak memuaskan". Mengapa tidak memuaskan? karena manusia punya banyak keinginan. Saya kutip cerita dari Ajahn Chah ya.

Pada suatu ketika ada seorang umat yang datang mengunjungi Ajahn Chah. Umat itu berkata: Bhante, saya sedang sakit. Saya sudah ke dokter dan dokter sudah memberi obat. Dokter itu sangat pandai dan saya sudah mengikuti semua resep dokter. Tapi saya belum sembuh juga. Padahal seharusnya saya sembuh, bhante.
Lalu Ajahn Chah berkata: Bila sesuatu hal seharusnya tidak seperti itu, maka tidak akan seperti itu.

Nah, kita seringkali mengatakan, ini seharusnya begini, itu seharusnya begitu, saya tidak mau menderita karena saya sudah berusaha, seharusnya saya bahagia. Seharusnya dia memperhatikan saya, karena dia pacar saya. Seharusnya saya mendapatkan lebih, karena saya bekerja lebih. Mengapa dia meninggal begitu cepat? dia kan orang baik, seharusnya dia berumur panjang.

Memang hidup ini "tidak memuaskan", tapi belum tentu adalah penderitaan. Kalo terlalu banyak kata "seharusnya", maka kita mengubah "tidak memuaskan" itu menjadi penderitaan. Saya ulang kata-kata Ajahn Chah, "Bila sesuatu seharusnya tidak seperti itu, maka tidak akan seperti itu".

Berikut ini, ada kutipan, dari blog teman. Semoga bermanfaat  :)

Saat kecewa ato sedih,
saya melihat ke dalam diri sendiri...

Owh, saya terlalu banyak menuntut..
menuntut untuk disayangi, diperhatikan, dicintai
ingin diperlakukan adil, ingin bahagia, ingin dibahagiakan...
Ingin menarik sesuatu, ke garis yang saya inginkan...

Ada saatnya...
Saya diam...
Sesaat beristirahat...
Untuk melepaskan 'tuntutan'
Untuk membiarkan segala sesuatu berjalan sesuka mereka...
Untuk menyadari bahwa itu semua bukanlah hal terpenting sedunia..

Walau saya hanya bisa sesaat melakukan 'pelepasan' ini
Namun,
saat itu, saya merasakan secercah kedamaian...
nicepoint.

johan3000

Quote from: lia on 01 February 2010, 11:16:23 PM
[at] ferryblu3 ,  [at] exam.. brarti intinya itu bagaimana pikiran kita y?..tapi kok serasa 80% kesedihan n 20% kesenangan y?untuk motifasi pikiran kita itu gmn y?pusing saya..teman pun gak punya..

di duni maya kan gampang sekali cari teman...
(kalau kurang teman, udah deh gw jadi KORAN yg pertama, gimana?)

80% kesedihan, cari tau asal usulnya dari mana....(boleh koq gw bantu)...

semoga kesedihannya berkurang sedikit!...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

Quote from: Juice_alpukat on 02 February 2010, 08:25:21 AM
Tjuan hdup adlah memiliki kepastian.

kepastian bahwa semua org akan mati (meninggal) ?  :))


thanks Mayvise atas posting kesegaran cerita yg menarik
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Juice_alpukat

Mati adlh pasti,stlah mati harus trdpt kepastian,bhwa kita menuju pd tempat kbhagiaan.heheh.

stephen chow

"Tujuan hidup manusia adalah selalu ingin bahagia dan tdk ingin selalu menderita" manusia yg pikiranny ingin ini adalah nol besar.. Cara yg trbaik adalah menerima karma buruk dgn pikiran yg bijak dan jgn menambah karma buruk sewaktu karma buruk itu dtg..
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

lia

aku serasanya ingin mengulang dari awal..memperbaiki semuanya..memulai kertas putih..tapi gak bisa..

aku meliat diri aku melekat banget..bener kata  [at] Mayvise.. dalam idup aku banyak kata 'Seharusnya'..
ingin menuntut semua sayang ma aku..perhatian ma aku..ingin benar2 ada yang tulus sayang ma aku..Seharusnya saya mendapatkan lebih lebih n lebih...

untuk mengontrol semua itu susah..berulang kali mau berubah menjadi dewasa gak punya pikiran macem2..tapi pasti jatuh ke lobang yang sama berulang kali..klo udah jatuh pasti larut dalem kesedihan n banyak pikiran..
rasanya mau rubah semua itu tapi susah..banyak banget yang harus aku rubah rubah n rubah..knp org lain gak mau berubah kenpa musti aku yang selalu mengalah dan berubah...

ketika sedang belajar berpikiran positif..
datang masalah dan harus belajar dewasa..
sedang belajar pikir positif n dewasa..
datang masalah dan harus belajar menjaga perkataan..
dan terus berdatangan..

membuat aku bingung sebanyak ini yang harus aku rubah..
1 aja susah apa lagi sebanyak ini dan waktu bersamaan..apa aku bisa?
.
.
saBaR iTu paHiT, tapi BuaH nya Mani5

lia

Quote from: johan3000 on 02 February 2010, 08:32:40 AM
Quote from: lia on 01 February 2010, 11:16:23 PM
[at] ferryblu3 ,  [at] exam.. brarti intinya itu bagaimana pikiran kita y?..tapi kok serasa 80% kesedihan n 20% kesenangan y?untuk motifasi pikiran kita itu gmn y?pusing saya..teman pun gak punya..

di duni maya kan gampang sekali cari teman...
(kalau kurang teman, udah deh gw jadi KORAN yg pertama, gimana?)

80% kesedihan, cari tau asal usulnya dari mana....(boleh koq gw bantu)...

semoga kesedihannya berkurang sedikit!...

boleh kalo mau jadi teman..dengan senang hati..^^
.
.
saBaR iTu paHiT, tapi BuaH nya Mani5

stephen chow

Quote from: lia on 02 February 2010, 09:13:36 AM
aku serasanya ingin mengulang dari awal..memperbaiki semuanya..memulai kertas putih..tapi gak bisa..

aku meliat diri aku melekat banget..bener kata  [at] Mayvise.. dalam idup aku banyak kata 'Seharusnya'..
ingin menuntut semua sayang ma aku..perhatian ma aku..ingin benar2 ada yang tulus sayang ma aku..Seharusnya saya mendapatkan lebih lebih n lebih...

untuk mengontrol semua itu susah..berulang kali mau berubah menjadi dewasa gak punya pikiran macem2..tapi pasti jatuh ke lobang yang sama berulang kali..klo udah jatuh pasti larut dalem kesedihan n banyak pikiran..
rasanya mau rubah semua itu tapi susah..banyak banget yang harus aku rubah rubah n rubah..knp org lain gak mau berubah kenpa musti aku yang selalu mengalah dan berubah...

ketika sedang belajar berpikiran positif..
datang masalah dan harus belajar dewasa..
sedang belajar pikir positif n dewasa..
datang masalah dan harus belajar menjaga perkataan..
dan terus berdatangan..

membuat aku bingung sebanyak ini yang harus aku rubah..
1 aja susah apa lagi sebanyak ini dan waktu bersamaan..apa aku bisa?
Saya hanya menyadarkan yg anda tulis dlm profil kamu yg bgs itu.. "sabar itu pahit tp buahny manis" itu jawabanny sis lia
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Ruenis

Didunia ini,manusia slalu menebar keinginan,ktika keinginan2 tidak tercapai maka pendritaan yang didapat.
orang yang bijak memilik sedikit keinginan dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
orang yang berbahagia adalah orang yang tau menghargai apa yg dia miliki,sederhana,dan tau perbedaan keinginan dan kebutuhan.


Thousands of candles can be lighted from a single candle,
and the life of the candle will not be shortened.
Happiness never decreases by being shared.

Buddha

CHANGE

Setiap manusia selalu menpunyai tujuan hidup yang sama yakni KEBAHAGIAAN atau KEGEMBIRAAN. Tentu sebagai Buddhis kita mengharapkan Kebahagiaan Tertinggi yakni Nibbana, dan ini dapat di capai melalui LATIHAN dan PERJUANGAN, dan tahap yang lebih rendah yakni kebahagiaan duniawi juga didapat dari latihan dan perjuangan. Cara sederhananya kebahagiaan duniawi ini dapat tercapai hanya merubah SUDUT PANDANG dalam menghadapi kompleksitas masalah kehidupan. Sudut pandang ini selalu ber MATA DUA ( relative ) yakni baik buruk, untung rugi, dicela dipuji, semuanya tergantung cara kita memperbaiki mentalitas ( pola pikir ) didalam ber SIKAP dan ber PERILAKU dalam menghadapinya.

Menurut saya, meditasi sebenarnya sangat baik diterapkan dan diinterpretasikan ke dalam kehidupan sehari-hari ( bukan hanya duduk bersila ). Sederhananya pada saat meditasi anapanasati ( duduk ), dan pikiran mengembara kemana-mana, kita berusaha mengembalikan ke objek semula dengan SADAR dan dilakukan berulang-ulang. Pada saat tersebut dimana pekerjaan mengembalikan ke focus semula sebenarnya adalah LATIHAN dan PERJUANGAN, dan proses ini menghasilkan dan melatih KESABARAN. Dan KESABARAN yang didapat dari latihan meditasi inilah yang digunakan untuk menghadapi SUDUT PANDANG yang ber MATA DUA dalam menjalani kehidupan ini.


JANGAN MERISAUKAN MASALAH SEPELE


Setiap hari kesempatan untuk bergembira akan selalu berada di samping Anda. Walaupun kegembiraan itu tidak berada di samping Anda, Anda juga harus pikirkan cara untuk menciptakannya. (CLIPART.COM)


Seperti apakah kegembiraan itu? Orang dalam dunia ini selamanya tidak pernah berhenti untuk mencari jawabannya. Pada setiap zaman, manusia selalu menggunakan cara mereka yang khas untuk mencari kegembiraan. Yang akan datang kemungkinan masih demikian juga.

Mencari kebahagiaan, kunci utama terletak pada diri sendiri. Sebenarnya kegembiraan itu selalu berada di samping Anda. Begitu Anda bisa mengeksploitasikan sumber kegembiraan, tidak hanya diri Anda sendiri yang bisa mempergunakan kegembiraan itu setiap saat, juga bisa berbagi dengan setiap orang.

Suatu ketika ada seorang bintang film kawakan yang rambutnya sudah memutih hadir dalam sebuah acara khusus di sebuah stasiun TV. Terlihat aktor itu memegang tongkat dan berjalan dengan langkah tertatih-tatih ke atas panggung. Ia terlihat kesulitan untuk duduk di kursi yang ada di atas panggung. Melihat orang setua ini, wajar saja jika orang mengkhawatirkan kesehatannya.   

Maka si pembawa acara begitu buka mulut langsung menanyakan, "Apakah Anda sering pergi ke dokter?"

"Benar, saya sering pergi ke dokter."

"Mengapa?"

"Karena orang yang sakit harus pergi ke dokter, maka dokter baru bisa melanjutkan hidup."

Jawaban ini begitu keluar dari mulutnya, langsung disambut oleh suara tepuk tangan yang meriah oleh para pemirsa yang berada di bawah panggung.

Pembawa acara melanjutkan bertanya, "Apakah Anda sering ke toko obat untuk membeli obat?"

"Benar, saya sering pergi. Karena pemilik toko obat itu juga harus mempertahankan hidupnya."

Terdengar lagi suara tepuk tangan di bawah panggung.

"Apakah Anda sering minum obat?"

"Tidak! Saya sering membuang obat-obat itu.  Karena saya  juga  ingin hidup terus."

Tepuk tangan semakin meriah.

Pembawa acara menanyakan pertanyaan yang lain, "Apakah keadaan istri Anda baik-baik?"

"Oh, masih yang satu itu, tidak bisa diganti!?"

Suara tawa di bawah panggung.........

Melihat orang yang Anda kenal dengan baik yang berada di sekitar Anda yang memiliki kegembiraan, kebanyakan dari mereka tidak mempunyai alasan khusus yang patut digembirakan, tetapi mereka sepertinya bisa menemukan kegembiraan itu dimana-mana. 

Menanyakan dengan seksama sebab yang berada di dalamnya, Anda akan menemukan, jawabannya sebenarnya jauh lebih sederhana dari apa yang kita bayangkan. Marilah kita mendengarkan beberapa petuah yang sudah kerap Anda dengarkan:

"Setiap orang memiliki kelebihannya sendiri, kita harus berusaha menggali kelebihan itu!"

"Setiap orang memiliki sisi cerahnya sendiri, Anda harus menghadap ke sisi tersebut untuk melihat."

"Menganggap setiap hari sebagai tantangan yang baru, Anda mengharapkan dia berubah menjadi bagaimana, dia akan berubah sesuai dengan kehendak Anda."

Jangan menjadi gila karena persoalan kecil! Manusia memiliki kekuatan terpendam yang tak terbatas untuk menjajaki kegembiraan. Walaupun dirinya berada dalam keadaan yang paling sulit dan menderita, dalam  situasi  yang  paling menyedihkan, masih bisa hidup dengan  padat  dan  bergembira. Energi yang ajaib ini bersumber dari dalam PIKIRAN setiap orang.

Kegembiraan bukan ditentukan dari harta kekayaan. Pernahkah Anda mengamati tipikal sebagian pebisnis?

Setiap pagi, mereka berjalan melalui taman bunga yang penuh dengan keharuman semerbak bunganya, atau melewati taman umum yang tenang, saat itu dimana-mana muncul vitalitas hidup yang sedang melambaikan tangan menyapa dia. Tetapi derap langkah mereka selalu tergesa-gesa, pandangan mereka lurus ke depan, sama sekali mengabaikan pemandangan indah seperti ini.

Bunga-bunga indah yang bermekaran, tanaman perdu yang lebat, semak-semak rumput yang rimbun nan hijau, sama sekali tidak masuk ke dalam pandangan mata mereka. Sekalipun mereka sedang berjalan di jalan kecil yang berada di desa, mereka juga tetap acuh tak acuh, serta apatis. Burung-burung yang berkicau, sungai kecil yang bernyanyi, bunga-bunga liar yang beradu keunikan dan keelokan, semua ini tetap tidak bisa menarik mereka keluar dari kesibukan me-meras otak dan berpikir. Mereka selalu terjerumus ke dalam karier mereka sendiri dan tidak bisa melepaskan diri. Mereka menggunakan seluruh niatan mereka untuk mendulang emas dan menggali perak, sama sekali tidak ada waktu senggang mempergunakan hati untuk merasakan kegembiraan.   

Demi mencari uang, mereka sibuk pergi kemana-mana, sudah letih dan lesu, bagaimana mungkin bisa mendapatkan kehidupan yang indah dan bergembira? Kegembiraan itu datang pada hari ini. Jika selalu menitipkan kegembiraan pada esok hari, hal tersebut sudah merupakan suatu kesalahan yang sangat besar.

Ada sebagian besar orang, sepanjang tahun bekerja bagaikan budak, mereka tidak membiarkan diri mereka sendiri memanjakan diri, tidak membiarkan diri mereka menonton pertunjukan sandiwara (drama) atau pergi mendengarkan sebuah konser, tidak membiarkan diri mereka pergi bertamasya, juga tidak membiarkan diri mereka membeli sebuah buku yang sudah lama sekali mereka dambakan.

Mereka selalu berpikiran, tunggu saya memiliki uang yang cukup, akan bisa memenangkan kenikmatan yang lebih banyak. Setiap tahun mereka selalu mendambakan pada tahun yang akan datang dirinya bisa melewati kehidupan yang berbahagia, atau bisa melakukan sebuah perjalanan tamasya yang berfoya-foya dengan memboroskan uang. Tetapi ketika dirinya sudah berada pada tahun kedua, mereka menemukan diri mereka sendiri harus menahan diri untuk beberapa waktu lagi, berhemat dulu. Karena angan-angan mereka itu setahun demi setahun ditunda, sampai akhirnya mereka berubah menjadi sikap tak peduli. 

Pada akhirnya ketika mereka menemukan bahwa diri mereka bisa menuntut sedikit kegembiraan, semuanya sudah menjadi terlambat. Sampai saatnya mereka bisa bertamasya keluar negeri, bisa pergi mendengarkan sebuah konser, bisa pergi membeli sebuah karya seni, bisa melalui membaca buku memperluas wawasan mereka, namun mereka sudah tidak lagi memiliki waktu, kehilangan kesehatan, atau sudah terbiasa dengan kehidupan yang monoton tidak bervariasi, kegairahan hidup telah lama sirna, keinginan sejak awal sudah terkikis habis, kemampuan untuk menikmati hidup sejak awal sudah dirusak oleh pengekangan hidup dalam jangka waktu yang lama.

Sumber kebijakan

Setiap hari kesempatan untuk bergembira akan selalu berada di samping Anda. Walaupun kegembiraan tidak berada di samping Anda, Anda juga harus pikirkan cara untuk menciptakannya.

Memberi nasihat kepada orang-orang yang setiap saat bersembunyi di balik pikiran yang putus asa dan kehilangan semangat, jangan lagi menganggap keterbelakangan diri sebagai suratan takdir, galilah kekuatan ajaib yang berada dalam pikiran Anda sendiri, di dalam kehidupan sehari-hari mencari alasan bagi diri sendiri untuk bergembira!

Semoga Bermanfaat

_/\_

Ruenis

Wow bro Change!sempurna.
demikianlah adanya.

pikiran adalah pelopor,pikiran adalah pemimpin.
kalimat itu sudah ada 2500thn yg lalu,tp hanya sedikit yang memahaminya.

sebagian hanya mendengar dan menghapalnya,tp dalam kehidupan sehari2 tidak dimanfaatkan,
bagai pengemis yg slalu kelaparan, tidak pernah kecukupan dan mendrita,padahal slalu mengendong tas berisi permata(Dharma) yang jika dimanfaatkan akan membebaskan dirinya dari pndritaan.
_/\_
Thousands of candles can be lighted from a single candle,
and the life of the candle will not be shortened.
Happiness never decreases by being shared.

Buddha

Tekkss Katsuo