Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.

Started by Juice_alpukat, 27 January 2010, 08:56:47 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Juice_alpukat

Quote
Permisi numpang brtanya,apakah ada manfaat yang kita peroleh dngan melakukan ritual ini (Grand puja Avalokitesvara 1
000 pesembhan naga?)
atau melakukan ritual namaskara,kebaktian umum umat Buddha,dansbganya.
Apakah kita berbuat kamma baik dngan melakukan ritual2 kebaktian di vihara ini?
atau sama sekali tidak ada kamma baik?
Bukankah jangan melekat pada ritual,mengapa ada ritual?


kalau orang tak melakukan ritual sama sekali sama saja gak dngan orang yg selalu melakukan puja?Kalau sama saja,mengapa harus repot ke vihara?Bukankah ritual dan peraturan2 termasuk belenggu yg harus dihancurkan agar mencpai sotapanna?

Jd,manakah yg lebih cepat mencpai sotapanna?Apakah pelaku ritual/kebaktian di vihara atau mereka yg tanpa pernah injak vihara sekalipun,siapakh lebih cepat jadi sotapanna?Krna syarat jdi sotapanna,salahst harus tidak melakukan ritual??

Indra

sepertinya anda keliru memahami arti silabbataparamasa, keterikatannya yang dilenyapkan, jadi IMO boleh saja melakukan ritual asalkan tidak melekatinya.

The Ronald

yup setuju
bukan berati tidak boleh melaksanakan ritual, yg harus di hindari yaitu berpikir hanya dgn melakuan ritual maka seseorang akan selamat.. pikiran demikian harus di jahui
...

Juice_alpukat


FZ

mungkin maksudnya begini seh bro..
ritual bisa diumpamakan sebagai sampan
jika bro ingin menyebrangi sungai, bisa menggunakan sampan
sesudah sampai di sebrang sungai, sampan ditambat, dan bro pergi meninggalkan sampan itu

di sini jelas, sampan berguna untuk membantu bro mencapai sebrang, setelah sampai di sebrang, sampan tidak dibutuhkan lagi
alias tida melekat pada sampan.

terus apakah semuanya harus pakai sampan ? tidak juga ada yang pakai jembatan, pakai perahu karet. sah2 saja.
namun sampai di sebrang lagi2 jembatan ditinggalkan, perahu karet juga ditinggalkan

jadi tolong jangan dilihat sia2 / tidak sia2 saja.. namun dari melekat / tidak melekat

K.K.

Quote from: Juice_alpukat on 27 January 2010, 08:56:47 AM
Quote
Permisi numpang brtanya,apakah ada manfaat yang kita peroleh dngan melakukan ritual ini (Grand puja Avalokitesvara 1
000 pesembhan naga?)
atau melakukan ritual namaskara,kebaktian umum umat Buddha,dansbganya.
Apakah kita berbuat kamma baik dngan melakukan ritual2 kebaktian di vihara ini?
atau sama sekali tidak ada kamma baik?
Bukankah jangan melekat pada ritual,mengapa ada ritual?


kalau orang tak melakukan ritual sama sekali sama saja gak dngan orang yg selalu melakukan puja?Kalau sama saja,mengapa harus repot ke vihara?Bukankah ritual dan peraturan2 termasuk belenggu yg harus dihancurkan agar mencpai sotapanna?

Jd,manakah yg lebih cepat mencpai sotapanna?Apakah pelaku ritual/kebaktian di vihara atau mereka yg tanpa pernah injak vihara sekalipun,siapakh lebih cepat jadi sotapanna?Krna syarat jdi sotapanna,salahst harus tidak melakukan ritual??


Sepertinya "ritual" yang dimaksud adalah sesuatu perbuatan tertentu yang harus dilakukan untuk mencapai kesucian. Jadi jika orang melihat retret/meditasi vipassana, misalnya, sebagai media mencapai kesucian, maka tidak ubahnya ia melekat pada ritual "vipassana" tersebut.

Hal-hal seperti puja dan lainnya hanyalah bagian dari kehidupan sehari-hari setiap orang. Bagi orang tertentu, puja adalah sarana mendisiplinkan diri, maka hal itu bermanfaat mendisiplinkan dirinya. Bagi orang lain puja adalah untuk mendapatkan kesucian, maka tentu saja puja menjadi tidak bermanfaat.


HokBen

melakukan ritual tidak sia-sia... terkadang dengan melakukan ritual baca paritta, puja, dll, minimal seseorang menjadi lebih ingat akan Buddha Dharma. contoh: karena pas ritual puja ada baca tentnag orang tua atau berdana, jadi ingat untuk makin berbakti ke ortu atau jadi lebih rajin berdana.. pas ritual puja ada baca tentnag manfaat meditasi, jadi ingat lagi untuk rajin meditasi..

gw sendiri ngalamin seh, pas baca "Dasar Dari Semua Kebajikan" (mau teksnya? ntar gw kirim kalo mau) ada beberapa hal disitu yang mengingatkan gw untuk lebih tekun melatih diri..

IMO, yang harus dihindari adalah "anggapan bahwa HANYA dengan melakukan ritual saja maka bisa mencapai pencerahan"..

K.K.

Quote from: HokBen on 27 January 2010, 10:06:04 AM
melakukan ritual tidak sia-sia... terkadang dengan melakukan ritual baca paritta, puja, dll, minimal seseorang menjadi lebih ingat akan Buddha Dharma. contoh: karena pas ritual puja ada baca tentnag orang tua atau berdana, jadi ingat untuk makin berbakti ke ortu atau jadi lebih rajin berdana.. pas ritual puja ada baca tentnag manfaat meditasi, jadi ingat lagi untuk rajin meditasi..

gw sendiri ngalamin seh, pas baca "Dasar Dari Semua Kebajikan" (mau teksnya? ntar gw kirim kalo mau) ada beberapa hal disitu yang mengingatkan gw untuk lebih tekun melatih diri..

IMO, yang harus dihindari adalah "anggapan bahwa HANYA dengan melakukan ritual saja maka bisa mencapai pencerahan"..

Ritual bukan pasti bermanfaat, bukan pasti sia-sia. Semua kembali lagi pada sikap dan pola pikir dari si pelaku.



HokBen

Quote from: Kainyn_Kutho on 27 January 2010, 10:08:44 AM
Quote from: HokBen on 27 January 2010, 10:06:04 AM
melakukan ritual tidak sia-sia... terkadang dengan melakukan ritual baca paritta, puja, dll, minimal seseorang menjadi lebih ingat akan Buddha Dharma. contoh: karena pas ritual puja ada baca tentnag orang tua atau berdana, jadi ingat untuk makin berbakti ke ortu atau jadi lebih rajin berdana.. pas ritual puja ada baca tentnag manfaat meditasi, jadi ingat lagi untuk rajin meditasi..

gw sendiri ngalamin seh, pas baca "Dasar Dari Semua Kebajikan" (mau teksnya? ntar gw kirim kalo mau) ada beberapa hal disitu yang mengingatkan gw untuk lebih tekun melatih diri..

IMO, yang harus dihindari adalah "anggapan bahwa HANYA dengan melakukan ritual saja maka bisa mencapai pencerahan"..

Ritual bukan pasti bermanfaat, bukan pasti sia-sia. Semua kembali lagi pada sikap dan pola pikir dari si pelaku.

yup.. makanya gw bilang "terkadang" ...

ada yang ritual sekedar ikut doang ya ga bermanfaat.. ada yg ritual bener2 diperhatiin apa yg dibaca, bisa jadi bermanfaat... dan ga selalu orang yang sama bisa selalu mendapat manfaat dari ritual yg dijalankan.. kalo hari ini ritual tenang mungkin bermanfaat, besoknya ritual karena kewajiban tapi otaknya mikir kerjaan yg blum kelar ya bisa jadi ga bermanfaat... sangat relatif lah...

Tekkss Katsuo

jgn melekat terlalu ekstremmm intinya gt lol. CMIW  :x

tesla

Quote from: Juice_alpukat on 27 January 2010, 08:56:47 AM
Quote
Permisi numpang brtanya,apakah ada manfaat yang kita peroleh dngan melakukan ritual ini (Grand puja Avalokitesvara 1
000 pesembhan naga?)
atau melakukan ritual namaskara,kebaktian umum umat Buddha,dansbganya.
Apakah kita berbuat kamma baik dngan melakukan ritual2 kebaktian di vihara ini?
atau sama sekali tidak ada kamma baik?
Bukankah jangan melekat pada ritual,mengapa ada ritual?


kalau orang tak melakukan ritual sama sekali sama saja gak dngan orang yg selalu melakukan puja?Kalau sama saja,mengapa harus repot ke vihara?Bukankah ritual dan peraturan2 termasuk belenggu yg harus dihancurkan agar mencpai sotapanna?

Jd,manakah yg lebih cepat mencpai sotapanna?Apakah pelaku ritual/kebaktian di vihara atau mereka yg tanpa pernah injak vihara sekalipun,siapakh lebih cepat jadi sotapanna?Krna syarat jdi sotapanna,salahst harus tidak melakukan ritual??


sebelumnya perlu didefinisikan dulu apakah itu "ritual"...

IMO, ritual adalah "keyakinan" dalam diri dimana jika saya melakukan ini (kegiatan, upacara, dll...) akan menghasilkan itu, dimana sebenarnya tidak ada kolerasi antara ini dan itu.

mis:
kalau ga salah ada kisah di sutta
pecahin tengkorak bokap biar bokap masuk surga ---> ritual
perbuatan seseorang di dunia yg menentukan ia ke alam yg lebih baik/buruk ---> no-ritual karena berkorelasi

apakah ritual:
~ pergi ke vihara?
~ baca paritta?

jika melakukannya dg ekspektasi jadi sotapanna, imo ritual...
jika pergi ke vihara tujuannya utk berteman, berdiskusi tentu maka bukan ritual
jika baca paritta tujuannya utk sambil belajar pali, ningkatin semangat, bukan ritual

kalau ada yg salah tolong dikoreksi :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Riky_dave

Quote from: Indra on 27 January 2010, 09:22:38 AM
sepertinya anda keliru memahami arti silabbataparamasa, keterikatannya yang dilenyapkan, jadi IMO boleh saja melakukan ritual asalkan tidak melekatinya.

Maksudnya ko,menggangap sebagaimana adanya?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Indra

#12
Quote from: Riky_dave on 27 January 2010, 11:42:50 AM
Quote from: Indra on 27 January 2010, 09:22:38 AM
sepertinya anda keliru memahami arti silabbataparamasa, keterikatannya yang dilenyapkan, jadi IMO boleh saja melakukan ritual asalkan tidak melekatinya.


Maksudnya ko,menggangap sebagaimana adanya?

maksudnya kalo memang waktunya ikut ritual/upacara ya ikut aja, jangan "eh gue sudah melenyapkan belenggu ritual, jadi gak perlu ikut upacara"

Riky_dave

setuju ma ko Indra dan ko Tesla...
Kalau kita mengganggap ritual sebagai musuh,seharusnya malah menumbuhkan MANA saja..tetapi ko Indra,ritual itu ditinggalkan bukan sebagai suatu kesalahan juga kan?
ritual seperti kata ko tesla itu keyakinan,yang kebanyakan keyakinan yang salah... _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Indra

ritual ditinggalkan karena munculnya pandangan benar, dan saat mencapai tingkat sotapatti, seseorang otomatis meninggalkan silabbataparamasa, bukan sebaliknya, ninggalin ritual supaya jadi sotapanna.