IMO.. sungguh sangat aneh.. tanpa berlatih hanya dengan melafalkan sutta ini bisa mencapai ke-Buddha-an
ya dan tidak
melafalkan sutta secara terus menerus(istilah lainnya nien cing) bisa membuat seorang melepaskan keduniawiannya dan mendapatkan pencerahan, dan bisa juga tidak.
contoh paling mudah mengartikan melepaskan keduniawian adalah seorang yg gila main game, selama 24 jam terus menerus main game. dalam 1 bulan hingga 1 tahun lebih, tiap hari hanya bangun-makan-main game-makan-main game-mandi-makan-main game-tidur-bangun-main game... dst. hingga suatu titik, selain main game semua sudah tidak ada artinya. hanya ada dirinya dan game. bisa dikatakan dia dan game sudah menyatu menjadi satu.
pencerahan dari orang yg main game tersebut adalah ketika dia keluar dr kamarnya dan melihat dunia luar. disana akan timbul goda2an keduniawian yg akan menggoyahkan dirinya yg sebenarnya sudah menyatu menjadi satu dengan game. jika tergoyahkan, berarti dia tidak mencapai pencerahannya karena tergoyahkan pada hal2 keduniawian. jika tidak tergoyahkan, maka dia dikatakan sebagai org yg telah mencapai pencerahan karena tidak tergoyahkan dan dunia luar itu semua tidak ada artinya.
ini hanya sebuah perumpamaan dan bukan diartikan main game bisa mencapai pencerahan dan melepaskan keduniawian.
sama halnya seperti tiap hari nien cing(melafalkan sutta), tiap hari meditasi, tiap hari menjalankan sila, dll. semua ada kemungkinan untuk mencapai sebuah tujuan.
dikatakan kemungkinan, karena pada akhirnya diri sendiri akan mengadili diri sendiri apakah benar2 mencapai atau hanya sebuah illusi sendiri bahwa sudah mencapai.
ini ditekankan oleh Bodhidharma dlm sebuah kisah ketika Bodhidharma bertemu dengan beberapa bhikku yg sedang bermeditasi. Bodhidharma bertanya, apa yg sedang anda lakukan. bhikku2 menjawab sedang bermeditasi untuk mencapai pencerahan. lalu Bodhidharma mengambil sebuah kayu dan menggosok2annya. lalu bhikku2 bertanya, apa yg anda lakukan. Bodhidharma menjawab, saya sedang menggosok kayu ini supaya berubah menjadi besi. bhikku2 lalu mengatakan, bagaimana mungkin sebuah kayu yg digosok2an bisa berubah menjadi besi? lalu Bodhidharma menjawab, bagaimana mungkin dengan bermeditasi bisa mencapai pencerahan?
penekanannya adalah ketika diajarkan bahwa meditasi mampu melatih diri yg pada akhirnya akan mencapai pencerahan, bukan berarti dengan meditasi 100% akan menjadikan diri mencapai pencerahan. karena sebelumnya sudah terbentuk sebuah illusi bahwa dengan meditasi akan menjadikan diri menjadi yg tercerahkan. tergantung apakah bisa sadar akan sebuah illusi yg terbentuk dari diri sendiri tersebut. mungkin bisa dikatakan melepaskan keinginan untuk mencapai pencerahan itu sendiri dan menyadari langkah demi langkah hasil dari latihan yg dilakukannya.
secara teori, nien cing(melafalkan sutta), meditasi, menjalankan sila, dll, yg dilakukan dengan tekad yg utuh bisa mencapai pencerahan. namun prakteknya bukan berarti menjalan A maka mendapatkan B. banyak hal2 yg harus dilalui oleh diri sendiri yg setiap org berbeda2(ada faktor karma, lingkungan,..dll). B akan didapatkan dengan A bila bla2... bla.. bla... sesuai latihan yg dicapai oleh diri sendiri. praktek dan teori bisa sangat berbeda dan bisa sangat bertolak belakang.
dibalik semua itu, ada sebuah kesadaran dalam menjalankan nien cing(melafalkan sutta), meditasi, menjalankan sila, dll. kesadaran ini yg bisa melenyapkan illusi yg awalnya sudah tercipta karena sebuah tujuan yg hendak ingin dicapai atau keinginan yg ingin dicapai. namun kesadaran ini juga bisa makin menjerumuskan lebih dalam lagi ke illusi yg sudah awalnya dibangun.
tinggal apakah kesadaran pure atau sebuah kesadaran yg adalah hasil dari illusi itu tsb.
jadi ya dan tidak, semuanya tergantung. dan sebenarnya kalimat yg mengatakan A bisa mendapatkan B sebenarnya sangat rancu.
silahkan di koreksi.. sebab ini hanya pengetahuan yg terbentuk yg tidak tahu apakah ini adalah benar seperti apa adanya atao hasil dari sebuah illusi saya sendiri.
tapi mudah2an bisa menjawab pertanyaan bro Forte walaupun masih ada kemungkinan besar adalah salah. salah karena saya memang belum mencapai kesana. masih jauh...........