News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

makkkkkkkk........

Started by Hendra Susanto, 21 January 2008, 11:02:16 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Hendra Susanto

terinspirasi dr crt lothar ama rista soal panti jompo, ada 2 sisi:
1. sang anak punya uang n dia sibuk abiss jd takut mama nya knp2 di rumah sendirian
2. sang anak gak tau terima kasih
menurut sodara2 sekalian perlakuan sang anak gmn??
love u mommy... :x :x

El Sol

Sang anak kurang pengetahuan tentang hukum alam..

dan kurang mempunyai sifat cinta kasih, balas budi..

makane..

kalo dah ada anak..kalo bisa ajarkan Buddhism..biar gk durhaka..

anak durhaka gara2 sapa? kalo bukan gara2 kurangnya bimbingan orang tua..apa lage?

jadi IMO ..konklusinya...salah 2 pihak..bukan cuma salah anak..

_/\_

mushroom_kick

tergantung karma, karma org tua na jg emank musti digituin anak na kali, bukti na kan gk smua org tua ke panti jompo.
Segala fenomena bentuk & batin tidaklah kekal ada na.....
Semua hanyalah sementara.....

El Sol

#3
Kamma itu apa boss?

Kamma itu tindakan...

setiap anak itu mencontohi orang tuanya secara sadar ato tidak sadar, dan mereka akan berjalan sesuai dengan apa yg diajarkan oleh orang tuanya..

orang tua ngerokok, anak banyak yg ikutan, anak2 itu mengikuti definisi benar dan salah yg ditunjukkan dan diajarkan oleh orang tua..

biasane seh sang anak selalu mengikuti apa yg dilakukan oleh orang tua...daripada yg diajarkan... ;D

Sebab : ngajar kurang bener..

Akibat : anakmu durhaka..

salah sapa? both..

Kembara

#4
Apa yang dikatakan El Sol diatas banyak benarnya, tetapi tidak sepenuhnya benar juga.

Banyak juga contoh2 dimana orang tua yang merokok, anaknya tidak merokok karena sadar merokok itu tidak baik, banyak orang tua yang penjudi, anaknya tidak ikut2an berjudi (karena telah merasakan akibat buruk dari orang tuanya yang berjudi), dll contoh.

Orang tua yang berada di panti jompo, sebabnya juga bisa banyak alasannya, ada yang karena kesibukan sang anak sehingga dari pada orang tua terlantar, jadi di'titip'kan ke panti jompo, ada yang karena anak durhaka, ada yang karena orang tuanya memang gak benar dan lain2 sebab.

Satu yang pasti, seperti yang Rista bilang, orang2 tua yang di panti Jompo adalah orang2 yang 'kesepian' dan sebagian besar diantaranya seperti orang yang hilang harapan.

Setiap orang tua lazimnya ingin membesarkan anak dengan baik, berharap anaknya memperoleh yang terbaik dalam hidupnya, nah bayangkan saja, kalau kita yang jadi orang tua tersebut, setelah anak kita besar dan semua kewajiban kita sudah kita laksanakan dengan baik, dan tentunya kita berharap bisa hidup sampai tua dan mati di samping anak kita, tapi ternyata kita menghabiskan sisa hidup di panti jompo, bagaimana rasanya?

Walaupun di panti jompo kita akan mendapatkan banyak teman, tapi saya yakin, semuanya tidak akan lagi berarti, itulah sebabnya kenapa Rista bisa merasakan tatapan mata yang kosong, melihat yang berbicara sendiri, dll...

Melalui kegiatan2 seperti inilah kita bisa belajar arti hidup, arti bakti pada orang tua, arti dari sebuah nilai kemanusiaan, untuk itu saran saya, jika ingin melakukan kegiatan serupa lagi, ajaklah lebih banyak kawan2 yang ikut, jadi selain kita membagikan dana berbentuk materi kepada mereka, cobalah kita juga 'melayani' mereka, seperti mensuapi makan, ajak ngobrol, bahkan coba hibur mereka dengan nyanyian misalnya, ajak mereka terlibat untuk berinteraksi, misalnya bernyanyi, dll.

Paling tidak, waktu singkat yang kita share dengan mereka, mungkin akan sangat bermanfaat bagi mereka...

Di TV Singapura sering disiarkan tentang aktifitas sosial, banyak orang Singapura (dari segala agama) yang memanfaatkan waktu luang untuk menjadi pekerja sosial, yang terbaru yang saya tonton beberapa hari yang lalu, ada seorang Auntie (kr****n) yang setiap minggu selalu meluangkan waktu 2 hari (masing2 beberapa jam) untuk mengurus seorang nenek tua yang hidup sebatang kara.

Si Auntie, biasa datang kerumah si nenek untuk membersihkan rumah, menyikat toilet, mencucikan pakaian dan semua keperluan si nenek dikerjakan olehnya, kadang ada yang perlu diperbaiki, si auntie akan ajak orang datang untuk memperbaiki yang rusak, selain itu si Auntie juga menyediakan waktu untuk mengajak si nenek keluar untuk belanja kebutuhan, mengajak si nenek beribadah, dan jalan2 untuk menghibur si nenek.

Cerita ini hanya satu dari banyak cerita pekerja sosial di Singapura yang kerap ditayangkan di TV, saya salut dengan para pekerja sosial tersebut yang dengan tanpa pamrih selalu melakukan pelayanan untuk orang2 (umumnya orang tua / cacat) yang membutuhkannya, saya dulu waktu masih tinggal di Jakarta juga sering ikut kegiatan sosial mengunjungi panti2, tapi saya sadar, apa yang saya lakukan tidak ada artinya sama sekali dibanding para pekerja sosial yang saya ceritakan diatas.

Maaf, saya tidak pandai cerita, dan mungkin membosankan, intinya saya hanya berharap, agar kita yang berada disini hari ini, yang kebetulan bernasib baik bisa mengenal Buddha Dharma, semoga semua teori yang telah kita pelajari, bisa kita praktekkan juga dalam hidup sehari-hari agar berguna buat pengembangan diri kita, orang sekeliling kita, bahkan untuk semua makhluk, terutama tentunya, orang tua kita sendiri.

_/\_
SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA
SADHU, SADHU, SADHU.

_/\_


El Sol


Ginny

ikut-ikutan elsol ar..
ginny juga setuju bgt dengan ko kembara.
kdg ginny pengen ikut orang lothar kesana juga. tapi waktu terbatas ama kerjaan. kadang ada waktu sedikit ginny lebih milih nemanin mama, papa, dd nonton, ngobrol, kumpul2. daripada ikut yang di luaran. egois gak ginny? karena emang waktu sangat terbatas nih.

Ginny

ada keinginan kuat untuk ikut berbagi kebahagian buat sesama. tapi ginny merasa gak pernah punya kesempatan? sedih juga. sering geser2 atur2 waktu juga gak dapat. nasib deh. :'(

gajeboh angek

ada pertanyaan, walaupun kita 100 tahun menggendong orang tua kita, belum bisa membalas budi baik mereka.

bagaimana cara membalas budi baik orang tua menurut Sang Buddha?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

FZ

Quote from: karuna_murti on 22 January 2008, 09:35:40 AM
ada pertanyaan, walaupun kita 100 tahun menggendong orang tua kita, belum bisa membalas budi baik mereka.

bagaimana cara membalas budi baik orang tua menurut Sang Buddha?
Saya rasa inti dari yang mau disampaikan Sang Buddha, kita harus menghargai orang tua.. karena apa pun yang kita lakukan tidak bisa membalas budi mereka.

Berbuat baik saja tidak bisa membalas budi mereka.. Apalagi kalau durhaka pada mereka..

gajeboh angek

QuoteSaya rasa inti dari yang mau disampaikan Sang Buddha, kita harus menghargai orang tua.. karena apa pun yang kita lakukan tidak bisa membalas budi mereka.

Ada cara membalas budi, pernah diajarkan. Biar kalian cari2 bahan.

;D
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

FZ

Quote from: karuna_murti on 22 January 2008, 11:13:43 AM
QuoteSaya rasa inti dari yang mau disampaikan Sang Buddha, kita harus menghargai orang tua.. karena apa pun yang kita lakukan tidak bisa membalas budi mereka.

Ada cara membalas budi, pernah diajarkan. Biar kalian cari2 bahan.

;D
Wah.. Pak Guru kasih PR neh..  ^:)^ ^:)^

gajeboh angek

Hint hint

Di Sutta yang sama dengan menggendong orang tua

Hint hint
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Che Na

Ikutan nimbrung

Klo ga salah buku Sutra Bakti Seorang Anak..

  _/\_
Ketika Melihat Dengan Hati , Mendengar Dengan Mata ..

Ginny

pernah baca walaupun mengendong papa di pundak kiri. mama di pundak kanan. dan menaiki gunung sampai beribu gunung belum dapat membalas jasa orang tua.
apa ada yang lebih dari itu kita lakukan? itu aja mungkin gak bisa?
intinya berbakti dan berbakti selalu berbakti. menjadi anak yang berguna, baik, gak buat papa dan mama susah. benar gak ya?
papa mama di dc mana ya??
gimana dengan mertua ya? harus berbakti seperti apa?