News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?

Started by Peacemind, 06 November 2009, 12:44:11 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

bond

#315
Quote
Bila demikian yang mengalami Saupadisesa Nibbana Ariya yang mana bro? Apakah hanya Arahat? Mungkin barangkali memang demikian, tapi bisakah ditunjukkan referensinya? Adakah referensi  di Tipitaka yang mengatakan bahwa seorang Sotapanna Puggala belum mengalami Nibbana / Saupadisesa Nibbana?

Keknya Ko Fabian ada salah paham deh  ;D . Semua referensi Ko Fabian tidak salah...saya setuju hanya ini masalah intrepertasi saja .

Begini...coba ko Fabian baca pelan2 banget :

1. Sotapana -anagami mengalami nibbana ...saya setuju, saya katakan "melihat nibbana" sebagai perumpamaan agar lebih jelas.

2. Tetapi berbeda dengan pengalaman nibbana seorang arahat...Nibbana spesifik inilah yg disebut Saupadisesa nibbana(bebas dari kilesa tetapi masih ada panca khanda)

3. Saupadisesa nibbana disebut kilesa nibbana bukan berarti masih ada kilesa dalam artian kotoran batin tetapi karena masih bekerjanya panca khanda akibat kamma vipaka masa lampau...lebih tepat disebut nibbana sisa (upadi). Apakah seorang arahat masih hidup masih ada kilesa? tentu tidak...

4. Sehingga pengalaman nibbana ariya sotapana-anagami bukan saupadisesa nibbana..

5. Pengalaman nibbana mencakup semua ariya tetapi tidak semua ariya mengalami saupadisesa nibbana. Saupadisesa nibbana lebih spesifik kepada hilangnya kilesa...pengalaman nibbana tentu bisa dialami sotapanna -anagami hanya pengalaman itu sebatas yg kilesa yg hilang dan sebatas itu pula mereka alami..maka perumpamaannya saya katakan melihat saja...

5. Referensi Tipitaka selalu menyebutkan Saupadisesa adalah mengacu pada arahat dan tidak pernah menyebutkan sotapana-anagami...artinya Saupadisesa nibbana hanya dialami arahat dan bukan sotapanna - anagami. TETAPI jika dikatakan hanya mengalami nibbana maka benar mengacu pada semua tingkatan ariya.

coba lihat referensi saya di reply # 306 dan dutiyampi ya... ;D

"In 'As it was said' ('ltivuttaka', Ch. II, par. 7, 'Khuddaka Nikaya') two 'conditions of nibbana' (dhatu, which literally means element) are explained. Sa-upadi-sesa nibbana is nibbana with the five khandhas still remaining. For the arahat who has not finally passed away yet, there are still citta, cetasika and rupa arising and falling away, although he has eradicated all defilements. An-upadi-sesa nibbana is nibbana without the khandhas remaining. For the arahat who has finally passed away, there are no longer citta, cetasika and rupa arising and falling away.

Apakah sotapanna sudah menghancurkan semua kilesa/defilements (seperti yg saya bold biru)?

Smoga semakin jelas adanya  _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

fabian c

#316
Quote
Quote
Bila demikian yang mengalami Saupadisesa Nibbana Ariya yang mana bro? Apakah hanya Arahat? Mungkin barangkali memang demikian, tapi bisakah ditunjukkan referensinya? Adakah referensi  di Tipitaka yang mengatakan bahwa seorang Sotapanna Puggala belum mengalami Nibbana / Saupadisesa Nibbana?

Keknya Ko Fabian ada salah paham deh  ;D . Semua referensi Ko Fabian tidak salah...saya setuju hanya ini masalah intrepertasi saja .

Begini...coba ko Fabian baca pelan2 banget :

1. Sotapana -anagami mengalami nibbana ...saya setuju, saya katakan "melihat nibbana" sebagai perumpamaan agar lebih jelas.

2. Tetapi berbeda dengan pengalaman nibbana seorang arahat...Nibbana spesifik inilah yg disebut Saupadisesa nibbana(bebas dari kilesa tetapi masih ada panca khanda)

3. Saupadisesa nibbana disebut kilesa nibbana bukan berarti masih ada kilesa dalam artian kotoran batin tetapi karena masih bekerjanya panca khanda akibat kamma vipaka masa lampau...lebih tepat disebut nibbana sisa (upadi). Apakah seorang arahat masih hidup masih ada kilesa? tentu tidak...

4. Sehingga pengalaman nibbana ariya sotapana-anagami bukan saupadisesa nibbana..

5. Pengalaman nibbana mencakup semua ariya tetapi tidak semua ariya mengalami saupadisesa nibbana. Saupadisesa nibbana lebih spesifik kepada hilangnya kilesa...pengalaman nibbana tentu bisa dialami sotapanna -anagami hanya pengalaman itu sebatas yg kilesa yg hilang dan sebatas itu pula mereka alami..maka perumpamaannya saya katakan melihat saja...

5. Referensi Tipitaka selalu menyebutkan Saupadisesa adalah mengacu pada arahat dan tidak pernah menyebutkan sotapana-anagami...artinya Saupadisesa nibbana hanya dialami arahat dan bukan sotapanna - anagami. TETAPI jika dikatakan hanya mengalami nibbana maka benar mengacu pada semua tingkatan ariya.

Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

Quotecoba lihat referensi saya di reply # 306 dan dutiyampi ya... ;D

"In 'As it was said' ('ltivuttaka', Ch. II, par. 7, 'Khuddaka Nikaya') two 'conditions of nibbana' (dhatu, which literally means element) are explained. Sa-upadi-sesa nibbana is nibbana with the five khandhas still remaining. For the arahat who has not finally passed away yet, there are still citta, cetasika and rupa arising and falling away, although he has eradicated all defilements. An-upadi-sesa nibbana is nibbana without the khandhas remaining. For the arahat who has finally passed away, there are no longer citta, cetasika and rupa arising and falling away.

Apakah sotapanna sudah menghancurkan semua kilesa/defilements (seperti yg saya bold biru)?
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Persamaan dan perbedaan antara Arahat dan Sotapanna adalah:

- Arahat( yang masih hidup) dan/hingga Sotapanna sama-sama masih memiliki khandha, oleh karena itu pengalaman Nibbana Mereka sewaktu masih hidup disebut Saupadisesa Nibbana
- Arahat dan Sotapanna sama-sama mengalami Nibbana oleh karena itu Mereka disebut Ariya Puggala.
- Arahat sudah bersih dari seluruh kilesa, oleh karena itu tak akan terlahir lagi dan mengalami Anupadisesa Nibbana atau yang lebih dikenal sebagai Parinibbana. Sedangkan Sotapanna masih memiliki kilesa oleh karena itu akan terlahir kembali paling banyak tujuh kali lagi.

Semoga lebih jelas.   _/\_


Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

bond

#317
Quote
Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

Namanya mengalami nibbana saja.

Quote
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Referensi telah diberikan, bahkan beberapa kali. Dan menurut saya referensi itu sudah sangat jelas...Bagi saya....referensi tertinggi harus mengacu pada tipitaka, kemudian kitab komentar, dan baru pendapat bhikkhu2...dan saya rasa semuanya sudah jelas. Dan saya tidak perlu mengulangi pernyataan yg diulang-ulang. Disana sudah jelas hanya merujuk pada arahat saja...yakni saupdisesa nibbana....bukan merujuk pada sotapanna -anagami...Bagi saya pernyataan sutta itu sudah sangat jelas....dan referensi lainnya yakni di reply # 301 dan di reply #306.

Bahkan pakar Abhidhamma sekelas Nina Van Gorkom dan Prof Mehm Tin Mon juga sudah jelas sekali pernyataanya..Dengar2 Prof Mehm Tin Mon akan datang lagi ke Jakarta....nah hanya sekedar saran untuk  Ko Fabian , jika berkenan temuilah beliau dan tanyakanlah untuk konfirmasi.  Atau disini juga ada Samanera Peacemind dan Samanera Dhammasiri, serta Bhante Thitayano...saya rasa mereka juga sangat kompeten untuk memberikan second opinion.. ;D

Biarlah ini menjadi perbedaan sebagaimana adanya, Lagipula diri kita masing2 belum mengalami nibbana, masih banyak hal yg sifatnya spekulatif...kecuali ada yg sudah mencapai tataran Ariya Puggala ;D

Mettacitena _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

fabian c

#318
Quote
Quote
Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

Namanya mengalami nibbana saja.
Bro Bond yang baik, apakah dengan demikian berarti bro Bond maksudkan ada satu lagi jenis Nibbana selain daripada Anupadisesa Nibbana dan Saupadisesa Nibbana, yaitu Nibbana saja?

Quote
Quote
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Referensi telah diberikan, bahkan beberapa kali. Dan menurut saya referensi itu sudah sangat jelas...Bagi saya....referensi tertinggi harus mengacu pada tipitaka, kemudian kitab komentar, dan baru pendapat bhikkhu2...dan saya rasa semuanya sudah jelas. Dan saya tidak perlu mengulangi pernyataan yg diulang-ulang. Disana sudah jelas hanya merujuk pada arahat saja...yakni saupdisesa nibbana....bukan merujuk pada sotapanna -anagami...Bagi saya pernyataan sutta itu sudah sangat jelas....dan referensi lainnya yakni di reply # 301 dan di reply #306.
Mungkin bro Bond kurang mengerti maksud saya, kalau ada pernyataan "anak kelas enam SD biasanya bisa perhitungan  tambah kurang". Apakah ini berarti anak kelas tiga dan kelas empat tidak bisa hitungan tambah kurang?
Oleh karena itu coba perhatikan dengan jelas pertanyaan saya, apakah bro Bond bisa memberikan referensi yang jelas yang menyatakan: Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?  Atau hanya Arahat yang mengalami Saupadisesa Nibbana?

QuoteBahkan pakar Abhidhamma sekelas Nina Van Gorkom dan Prof Mehm Tin Mon juga sudah jelas sekali pernyataanya..Dengar2 Prof Mehm Tin Mon akan datang lagi ke Jakarta....nah hanya sekedar saran untuk  Ko Fabian , jika berkenan temuilah beliau dan tanyakanlah untuk konfirmasi.  Atau disini juga ada Samanera Peacemind dan Samanera Dhammasiri, serta Bhante Thitayano...saya rasa mereka juga sangat kompeten untuk memberikan second opinion..  ;D
Iya tuh, coba bro Bond tanyakan kepada Bhante atau Samanera...  :)  Kalau mau bertanya kepada Nina Van Gorkom tanyakan ke http://groups.yahoo.com/group/dhammastudygroup/messages kalau Prof. Tihn Mon kayaknya ceu Lily sudah bertanya tetapi mungkin lupa menanyakan Nibbana pada Sotapanna disebut apa?

QuoteBiarlah ini menjadi perbedaan sebagaimana adanya, Lagipula diri kita masing2 belum mengalami nibbana, masih banyak hal yg sifatnya spekulatif...kecuali ada yg sudah mencapai tataran Ariya Puggala ;D

Mettacitena _/\_
Maaf bro, sampai saat ini saya belum melihat pernyataan Sutta dan Abhidhamma berbeda, sejauh ini saya masih melihat pernyataan Sutta dan Abhidhamma sejalan. Kecuali terbukti di Tipitaka ada secara jelas mengatakan bahwa Saupadisesa Nibbana hanya dialami oleh seorang Arahat. Pandangan saya akan berbeda bila bro Bond bisa menemukan Suttanya?

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

dilbert

Quote from: bond on 30 January 2010, 09:54:09 AM
Quote
Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

Namanya mengalami nibbana saja.

Quote
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Referensi telah diberikan, bahkan beberapa kali. Dan menurut saya referensi itu sudah sangat jelas...Bagi saya....referensi tertinggi harus mengacu pada tipitaka, kemudian kitab komentar, dan baru pendapat bhikkhu2...dan saya rasa semuanya sudah jelas. Dan saya tidak perlu mengulangi pernyataan yg diulang-ulang. Disana sudah jelas hanya merujuk pada arahat saja...yakni saupdisesa nibbana....bukan merujuk pada sotapanna -anagami...Bagi saya pernyataan sutta itu sudah sangat jelas....dan referensi lainnya yakni di reply # 301 dan di reply #306.

Bahkan pakar Abhidhamma sekelas Nina Van Gorkom dan Prof Mehm Tin Mon juga sudah jelas sekali pernyataanya..Dengar2 Prof Mehm Tin Mon akan datang lagi ke Jakarta....nah hanya sekedar saran untuk  Ko Fabian , jika berkenan temuilah beliau dan tanyakanlah untuk konfirmasi.  Atau disini juga ada Samanera Peacemind dan Samanera Dhammasiri, serta Bhante Thitayano...saya rasa mereka juga sangat kompeten untuk memberikan second opinion.. ;D

Biarlah ini menjadi perbedaan sebagaimana adanya, Lagipula diri kita masing2 belum mengalami nibbana, masih banyak hal yg sifatnya spekulatif...kecuali ada yg sudah mencapai tataran Ariya Puggala ;D

Mettacitena _/\_

Sedikit OOT...
Bagaimana mengetahui seseorang itu mengalami nibbana atau tidak (atau bagaimana mengetahui seseorang itu sebagai seorang ariya puggala, minimal sebagai pemasuk arus/sotapanna) ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

bond

#320
Quote from: dilbert on 30 January 2010, 10:43:09 AM
Quote from: bond on 30 January 2010, 09:54:09 AM
Quote
Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

Namanya mengalami nibbana saja.

Quote
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Referensi telah diberikan, bahkan beberapa kali. Dan menurut saya referensi itu sudah sangat jelas...Bagi saya....referensi tertinggi harus mengacu pada tipitaka, kemudian kitab komentar, dan baru pendapat bhikkhu2...dan saya rasa semuanya sudah jelas. Dan saya tidak perlu mengulangi pernyataan yg diulang-ulang. Disana sudah jelas hanya merujuk pada arahat saja...yakni saupdisesa nibbana....bukan merujuk pada sotapanna -anagami...Bagi saya pernyataan sutta itu sudah sangat jelas....dan referensi lainnya yakni di reply # 301 dan di reply #306.

Bahkan pakar Abhidhamma sekelas Nina Van Gorkom dan Prof Mehm Tin Mon juga sudah jelas sekali pernyataanya..Dengar2 Prof Mehm Tin Mon akan datang lagi ke Jakarta....nah hanya sekedar saran untuk  Ko Fabian , jika berkenan temuilah beliau dan tanyakanlah untuk konfirmasi.  Atau disini juga ada Samanera Peacemind dan Samanera Dhammasiri, serta Bhante Thitayano...saya rasa mereka juga sangat kompeten untuk memberikan second opinion.. ;D

Biarlah ini menjadi perbedaan sebagaimana adanya, Lagipula diri kita masing2 belum mengalami nibbana, masih banyak hal yg sifatnya spekulatif...kecuali ada yg sudah mencapai tataran Ariya Puggala ;D

Mettacitena _/\_

Sedikit OOT...
Bagaimana mengetahui seseorang itu mengalami nibbana atau tidak (atau bagaimana mengetahui seseorang itu sebagai seorang ariya puggala, minimal sebagai pemasuk arus/sotapanna) ?

Untuk mengetahui orang lain sudah mencapai Ariya puggala :

1. Orang itu harus minimal sama tingkat kesuciannya atau lebih.
2. Melalui wawancara khusus ttg pengalaman orang tersebut. Biasanya dilakukan guru dan murid
3. Melalui abinna khusus maka bisa diketahui apakah org itu telah mencapai tingkat ariya puggala. Dengan syarat no.1
4. Tinggal bersama mereka untuk beberapa waktu
5. Dan juga menunggu beberapa tahun bahkan bisa 10 tahun keatas kemudian untuk mengkonfirmasi kembali...(khusus point ini CMIIW)

Ini yg saya ketahui.. _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

fabian c

#321
Quote from: bond on 30 January 2010, 10:52:19 AM
Quote from: dilbert on 30 January 2010, 10:43:09 AM
Quote from: bond on 30 January 2010, 09:54:09 AM
Quote
Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

Namanya mengalami nibbana saja.

Quote
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Referensi telah diberikan, bahkan beberapa kali. Dan menurut saya referensi itu sudah sangat jelas...Bagi saya....referensi tertinggi harus mengacu pada tipitaka, kemudian kitab komentar, dan baru pendapat bhikkhu2...dan saya rasa semuanya sudah jelas. Dan saya tidak perlu mengulangi pernyataan yg diulang-ulang. Disana sudah jelas hanya merujuk pada arahat saja...yakni saupdisesa nibbana....bukan merujuk pada sotapanna -anagami...Bagi saya pernyataan sutta itu sudah sangat jelas....dan referensi lainnya yakni di reply # 301 dan di reply #306.

Bahkan pakar Abhidhamma sekelas Nina Van Gorkom dan Prof Mehm Tin Mon juga sudah jelas sekali pernyataanya..Dengar2 Prof Mehm Tin Mon akan datang lagi ke Jakarta....nah hanya sekedar saran untuk  Ko Fabian , jika berkenan temuilah beliau dan tanyakanlah untuk konfirmasi.  Atau disini juga ada Samanera Peacemind dan Samanera Dhammasiri, serta Bhante Thitayano...saya rasa mereka juga sangat kompeten untuk memberikan second opinion.. ;D

Biarlah ini menjadi perbedaan sebagaimana adanya, Lagipula diri kita masing2 belum mengalami nibbana, masih banyak hal yg sifatnya spekulatif...kecuali ada yg sudah mencapai tataran Ariya Puggala ;D

Mettacitena _/\_

Sedikit OOT...
Bagaimana mengetahui seseorang itu mengalami nibbana atau tidak (atau bagaimana mengetahui seseorang itu sebagai seorang ariya puggala, minimal sebagai pemasuk arus/sotapanna) ?

Untuk mengetahui orang lain sudah mencapai Ariya puggala :

1. Orang itu harus minimal sama tingkat kesuciannya atau lebih.
2. Melalui wawancara khusus ttg pengalaman orang tersebut. Biasanya dilakukan guru dan murid
3. Melalui abinna khusus maka bisa diketahui apakah org itu telah mencapai tingkat ariya puggala. Dengan syarat no.1
4. Tinggal bersama mereka untuk beberapa waktu
5. Dan juga menunggu beberapa tahun bahkan bisa 10 tahun keatas kemudian untuk mengkonfirmasi kembali...(khusus point ini CMIIW)

Ini yg saya ketahui.. _/\_

Nambahin sedikit ya bro Bond?
Sang meditator sendiri juga kadang-kadang tahu bahwa ia telah mencapai Sotapanna. Karena pengalaman Nibbananya dan lenyapnya ketiga belenggu (samyojana).

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

bond

Quote from: fabian c on 30 January 2010, 11:00:49 AM
Quote from: bond on 30 January 2010, 10:52:19 AM
Quote from: dilbert on 30 January 2010, 10:43:09 AM
Quote from: bond on 30 January 2010, 09:54:09 AM
Quote
Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

Namanya mengalami nibbana saja.

Quote
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Referensi telah diberikan, bahkan beberapa kali. Dan menurut saya referensi itu sudah sangat jelas...Bagi saya....referensi tertinggi harus mengacu pada tipitaka, kemudian kitab komentar, dan baru pendapat bhikkhu2...dan saya rasa semuanya sudah jelas. Dan saya tidak perlu mengulangi pernyataan yg diulang-ulang. Disana sudah jelas hanya merujuk pada arahat saja...yakni saupdisesa nibbana....bukan merujuk pada sotapanna -anagami...Bagi saya pernyataan sutta itu sudah sangat jelas....dan referensi lainnya yakni di reply # 301 dan di reply #306.

Bahkan pakar Abhidhamma sekelas Nina Van Gorkom dan Prof Mehm Tin Mon juga sudah jelas sekali pernyataanya..Dengar2 Prof Mehm Tin Mon akan datang lagi ke Jakarta....nah hanya sekedar saran untuk  Ko Fabian , jika berkenan temuilah beliau dan tanyakanlah untuk konfirmasi.  Atau disini juga ada Samanera Peacemind dan Samanera Dhammasiri, serta Bhante Thitayano...saya rasa mereka juga sangat kompeten untuk memberikan second opinion.. ;D

Biarlah ini menjadi perbedaan sebagaimana adanya, Lagipula diri kita masing2 belum mengalami nibbana, masih banyak hal yg sifatnya spekulatif...kecuali ada yg sudah mencapai tataran Ariya Puggala ;D

Mettacitena _/\_

Sedikit OOT...
Bagaimana mengetahui seseorang itu mengalami nibbana atau tidak (atau bagaimana mengetahui seseorang itu sebagai seorang ariya puggala, minimal sebagai pemasuk arus/sotapanna) ?

Untuk mengetahui orang lain sudah mencapai Ariya puggala :

1. Orang itu harus minimal sama tingkat kesuciannya atau lebih.
2. Melalui wawancara khusus ttg pengalaman orang tersebut. Biasanya dilakukan guru dan murid
3. Melalui abinna khusus maka bisa diketahui apakah org itu telah mencapai tingkat ariya puggala. Dengan syarat no.1
4. Tinggal bersama mereka untuk beberapa waktu
5. Dan juga menunggu beberapa tahun bahkan bisa 10 tahun keatas kemudian untuk mengkonfirmasi kembali...(khusus point ini CMIIW)

Ini yg saya ketahui.. _/\_

Nambahin sedikit ya bro Bond?
Sang meditator sendiri juga kadang-kadang juga tahu bahwa ia telah mencapai Sotapanna. Karena pengalaman Nibbananya dan lenyapnya ketiga belenggu (samyojana).

_/\_





Ya memang demikian, mereka juga dapat mengetahui dengan sendirinya....Thanks untuk tambahannya ko  _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Juice_alpukat

Untk mgaatahui orang itu adalah sotapana yaitu;
-ia tidk lg terikat pd pandangan adanya aku yg kekal.
-ia tdk lg melekat pd upacara2 yg dianggap dpt membebaskan.
-ia sdh tak ragu lg pada triratna.

tapi tidak ada tanda2 fisik , ia layaknya orang pd umumnya.
namun dri kualitas batin,kita dpt mengetahuinya melalui melihat sikapnya, perilaku,cara bicara,cara pemikiran,cara berjalan, cara senyum,cara makan,sikapnya pd saat ada masalah,dst.

fabian c

Quote from: bond on 30 January 2010, 11:03:56 AM
Quote from: fabian c on 30 January 2010, 11:00:49 AM
Quote from: bond on 30 January 2010, 10:52:19 AM
Quote from: dilbert on 30 January 2010, 10:43:09 AM
Quote from: bond on 30 January 2010, 09:54:09 AM
Quote
Bro Bond yang baik, Perhatikan yang color merah: Nibbana Sotapanna hingga Anagami bukan Saupadisesa Nibbana lalu apa namanya?

Namanya mengalami nibbana saja.

Quote
Bro bond yang baik, ini adalah keterangan mengenai Nibbana arahat tetapi di Sutta ini tidak dikatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Saupadisesa Nibbana. Lantas kaitannya apa? Sotapanna memang belum mengalami Anupadisesa Nibbana (paling banyak tujuh kali lagi terlahir baru mencapai tingkat kesucian Arahat dan mengalami Anupadisesa Nibbana/Parinibbana setelah wafat). Bisakah bro Bond memberikan referensi yang mengatakan bahwa Sotapanna tidak mengalami Nibbana atau tidak mengalami Saupadisesa Nibbana?

Referensi telah diberikan, bahkan beberapa kali. Dan menurut saya referensi itu sudah sangat jelas...Bagi saya....referensi tertinggi harus mengacu pada tipitaka, kemudian kitab komentar, dan baru pendapat bhikkhu2...dan saya rasa semuanya sudah jelas. Dan saya tidak perlu mengulangi pernyataan yg diulang-ulang. Disana sudah jelas hanya merujuk pada arahat saja...yakni saupdisesa nibbana....bukan merujuk pada sotapanna -anagami...Bagi saya pernyataan sutta itu sudah sangat jelas....dan referensi lainnya yakni di reply # 301 dan di reply #306.

Bahkan pakar Abhidhamma sekelas Nina Van Gorkom dan Prof Mehm Tin Mon juga sudah jelas sekali pernyataanya..Dengar2 Prof Mehm Tin Mon akan datang lagi ke Jakarta....nah hanya sekedar saran untuk  Ko Fabian , jika berkenan temuilah beliau dan tanyakanlah untuk konfirmasi.  Atau disini juga ada Samanera Peacemind dan Samanera Dhammasiri, serta Bhante Thitayano...saya rasa mereka juga sangat kompeten untuk memberikan second opinion.. ;D

Biarlah ini menjadi perbedaan sebagaimana adanya, Lagipula diri kita masing2 belum mengalami nibbana, masih banyak hal yg sifatnya spekulatif...kecuali ada yg sudah mencapai tataran Ariya Puggala ;D

Mettacitena _/\_

Sedikit OOT...
Bagaimana mengetahui seseorang itu mengalami nibbana atau tidak (atau bagaimana mengetahui seseorang itu sebagai seorang ariya puggala, minimal sebagai pemasuk arus/sotapanna) ?

Untuk mengetahui orang lain sudah mencapai Ariya puggala :

1. Orang itu harus minimal sama tingkat kesuciannya atau lebih.
2. Melalui wawancara khusus ttg pengalaman orang tersebut. Biasanya dilakukan guru dan murid
3. Melalui abinna khusus maka bisa diketahui apakah org itu telah mencapai tingkat ariya puggala. Dengan syarat no.1
4. Tinggal bersama mereka untuk beberapa waktu
5. Dan juga menunggu beberapa tahun bahkan bisa 10 tahun keatas kemudian untuk mengkonfirmasi kembali...(khusus point ini CMIIW)

Ini yg saya ketahui.. _/\_

Nambahin sedikit ya bro Bond?
Sang meditator sendiri juga kadang-kadang juga tahu bahwa ia telah mencapai Sotapanna. Karena pengalaman Nibbananya dan lenyapnya ketiga belenggu (samyojana).

_/\_





Ya memang demikian, mereka juga dapat mengetahui dengan sendirinya....Thanks untuk tambahannya ko  _/\_

Sama-sama dear brother...   _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Sumedho

Quote from: fabian c on 29 January 2010, 08:37:03 PM
Bro suhu yang baik, sudah lama nggak ke thread ini ya?
ada koq, cuma belum sempat balas aja :)

Quote from: fabian c on 29 January 2010, 08:37:03 PM
Sebenarnya saya kira tidak ada perbedaan mendasar antara Sutta dan Abhidhamma mengenai nimitta, memang saya kira ada salah pengertian bila kita menganggap bahwa samadhi yang benar harus selalu muncul nimitta maka pendapat ini takkan nyambung dengan sutta. Karena pada samadhi yang benar muncul nimitta hanya pada samatha bhavana. Tetapi bila yang dilakukan adalah direct Vipassana maka tak muncul nimitta. Jadi bukannya tidak sejalan.
nah ini perbedaan pandangan kita. ini karena dasar rujukan kita yg dipakai.

Quote from: fabian c on 29 January 2010, 08:37:03 PM
Saya setuju bro, tetapi apakah ada dikatakan inconstancy yang seperti apa? apakah melihat sesuatu yang  selalu muncul-lenyap misalnya suara, sudah dikatakan melihat inconstancy dan sudah Sotapanna?
kekna udah pernah saya singgung deh. dimana seseorang melihat nama-rupa ini tidak tetap, dapat berganti dapat berubah. Dengan demikian otomatis dia melihat tilakkana itu.
nah menurut bro gimana?

Quote from: fabian c on 29 January 2010, 08:37:03 PM
Dari pengertiannya memang samyojana beda dengan kilesa, karena kilesa artinya lebih luas. Ada tiga macam kilesa yaitu:
- vitikkama kilesa yang bisa diatasi dengan sila.
- pariyutthana kilesa yang harus diatasi dengan samadhi
- anussaya kilesa kilesa laten yang mengendap yang harus diatasi dengan panna
samyojana termasuk anussaya kilesa. yaitu: ditthi (sakkaya ditthi), vicikiccha (keragu-raguan terhadap Dhamma) dan silabataparamasa (percaya upacara dan ritual dapat membawa pada kebebasan).
sumbernya darimana bro? saya duga elaborasi itu ada di VM. right? Saya tidak akan berkomentar lebih jauh :)

Quote from: fabian c on 21 January 2010, 03:20:57 PM
Eh iya maaf, itu bagian dari sutta bukan Abhidhamma, bukankah bro meminta dari sutta? apakah Patisambhida Magga bukan sutta?
Kalau gitu saya ralat deh. kalau saya pribadi menemukan 2 pola antara 4 nikaya (DN,SN,AN,MN)+Sebagian KN dan antara sebagian KN, Abhidhamma dan komentary. yah tidak seperti membelah jadi dua tapi ada ciri dan pendekatan atara 2 itu. Dan kebetulan Patisambhida magga itu mengikuti pola yg kedua (terlepas dari mana yg benar). Nah saya mencoba mencari di pola yang pertama.

Quote from: fabian c on 29 January 2010, 08:37:03 PM
Ya memang demikian setiap orang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda, sehingga akibatnya pandangan juga jadi berbeda, hal itu jamak.
Mengenai Non Arahant belum mengalami Nibbana mungkin saja pandangan bro suhu juga benar, bisakah saya minta referensinya?
Kalau ini kan sudah pernah aye posting sebelumnya dan masih banyak yg senada

Quote"This is peace, this is exquisite — the resolution of all fabrications, the relinquishment of all acquisitions, the ending of craving; dispassion; cessation; Nibbana."

— AN 3.32
dimana nibbana itu adalah hancurnya semua kehausan, kemelekatan dst. nah tentu seorang yg bukan arahant belum. dan logika "padam"/hancur sementar lalu timbul lagi itu menurut saya tidak pas. yah ini preferensi aye, mungkin juga karena perbedaan dasar rujukan.

MERDEKA!
There is no place like 127.0.0.1

Togejiro


Lily W

Kemarin saya sudah tanya ke Pak Selamat Rodjali tentang :
~ Apakah seorang Sotapanna jg mengalami Nibbana?

Jawab Pak Selamat Rodjali :
Seseorang (Sotapanna) ketika memasuki magga-phala vithi...itulah Nibbana. Tetapi Nibbana tsb bukan Saupadisesa Nibbana...karena Sotapanna belom membasmi semua kilesa (kekotoran batin).

_/\_ :lotus:

~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Juice_alpukat

Quote from: Lily W on 31 January 2010, 11:55:21 PM
Kemarin saya sudah tanya ke Pak Selamat Rodjali tentang :
~ Apakah seorang Sotapanna jg mengalami Nibbana?

Jawab Pak Selamat Rodjali :
Seseorang (Sotapanna) ketika memasuki magga-phala vithi...itulah Nibbana. Tetapi Nibbana tsb bukan Saupadisesa Nibbana...karena Sotapanna belom membasmi semua kilesa (kekotoran batin).

_/\_ :lotus:


trnyt nibbana ada tingkatan.

bond

Quote from: Lily W on 31 January 2010, 11:55:21 PM
Kemarin saya sudah tanya ke Pak Selamat Rodjali tentang :
~ Apakah seorang Sotapanna jg mengalami Nibbana?

Jawab Pak Selamat Rodjali :
Seseorang (Sotapanna) ketika memasuki magga-phala vithi...itulah Nibbana. Tetapi Nibbana tsb bukan Saupadisesa Nibbana...karena Sotapanna belom membasmi semua kilesa (kekotoran batin).

_/\_ :lotus:



Nah Pakar Abhidhamma sudah mengatakan demikian... ;D _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada