harus bagaimana?g merasa buntu...

Started by aitristina, 17 August 2009, 03:58:14 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Nevada


F.T

Forward dari Dharmajala :

Dear Sangha.

Sekuntum teratai untuk Anda semua, para calon Buddha..

Saat ini PT. IJSM, perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor, membutuhkan beberapa tenaga bidang keuangan dan general affair. Bagi teman2 seDharma yang merasa cocok dengan kualifikasi perusahaan dan berminat, bisa mencoba menghubungi Hrd_ijsm [at] yahoo. com, Up. Bpk. Arriyanto.

Berikut adalah kualifikasi untuk posisi tersebut :

Accounting Staff (ACT)        Pria / Wanita, max 30 tahun      S1 Akuntansi, IPK min 2.75      Mampu menggunakan Microsoft Excel dan Microsoft Word      Menguasai bahasa inggris (min. pasif)      Lebih diutamakan yang sudah lulus pajak Brevet A & B      Lebih diutamakan yang sudah pernah bekerja di kantor akuntan publik (min. 1 tahun)      Paham mengenai standar akuntansi yang berlaku di Indonesia      Rajin, teliti, jujur, bertanggung jawab, self motivated dan mampu bekerja dibawah tekanan.      Mampu berpikir secara logic, analitycal dan systematic.      Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik  

Finance Staff (FIN)        Pria / Wanita, max 30 tahun      S1 Akuntansi, IPK min 2.75      Mampu menggunakan Microsoft Excel dan Microsoft Word      Menguasai bahasa inggris (min. pasif)      Lebih diutamakan yang sudah lulus pajak Brevet A & B      Lebih diutamakan yang sudah berpengalaman di bidang keuangan min 1 tahun      Rajin, teliti, jujur, bertanggung jawab, self motivated dan mampu bekerja dibawah tekanan.      Mampu berpikir secara logic, analitycal dan systematic.      Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik  

General Affair Staff (GA)        Wanita      Min. Diploma 3 (D3) Semua Jurusan      Max. 27 tahun      Memiliki loyalitas dan integritas yang tinggi      Enerjik, teliti, bertanggung jawab & mampu bekerja dengan cepat      Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik      Mampu mengoperasikan komputer  (Ms. Office)      Lebih diutamakan yang berpengalaman dibidangnya (min. 1 tahun)  

Kirimkan lamaran lengkap disertai pas foto terbaru ke : HRD Department

PT. Indo Jaya Sukses MakmurJl. Jembatan III Blok III/18-19JakartaUtara Atau via E-mail : Hrd_ijsm [at] yahoo. com paling lambat tanggal 18 September 2009

Regards & Deep Bow,Mustapa__._,_.___

Siapa tau ada yang cocok sis nana?! Good Luck...


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

satyabodhi

 _/\_ Mudah2an bisa membantu, kebetulan sabtu ini ada job fair yang diselenggarakan berkaitan dengan HUT Buddhayana, misalnya bingung tempatnya, patokannya kantor walikota jakarta barat

copas dari email

Dalam rangka HUT Buddhayana, Keluarga Besar Buddhayana mengundang Anda semua untuk hadir di rangkaian acara HUT Buddhayana sebagai berikut :

Hari / Tgl    : Sabtu / 22 Agustus 2009.

Lokasi          : Gedung Prasadha Jinarakkhita.

             Jl. Kembangan Raya Blok JJ

             Puri Indah – Jakarta Barat

            (Masuk dari sekolah " Central School ").

Rangkaian acara HUT Buddhayana ke-54 yang akan ditampilkan di lokasi tersebut adalah:

1. JOB FAIR

Acara dimulai pukul : 10.00 - 20.00 WIB,

Terbuka untuk UMUM & BEBAS BIAYA

Perusahaan-perusahaan besar telah terdaftar untuk membuka stand.

Cari tau tentang perusahaan-perusahaan apa saja yang membutuhkan tenaga kerja, bawa banyak CV anda.

Sampaikan ke Bursa Tenaga Kerja Siddhi, banyak yang membutuhkan kemampuan Anda, Percayalah....!!!

Contact Person :

Ady Ho  [at]  0815 971 0473

Titik  [at]  0816 197 1924

Ivan  [at]  0857 103 80100

 
Perbuatan itu baik,
Jika setelah dilakukan,
tidak menimbulkan penyesalan,
tapi membuahkan kegembiraan
dan kebahagiaan
Dhammapada : 68

HokBen

tul..
sabtu tgl 22 ada job fair di Gedung Prasadha Jinarakkhita
kalo u naek angkutan, dari slipi jaya itu naek 16, turun pas di depan central school itu.. atau naek 85 dari jalan panjang...

aitristina

dear all....

g speechless, juga sangat terharu sampe g nangis saat g bales post kalian, utk semua dukungan kalian, makasih ...bnr bhw g merasa hdp g gak sndr, g msh beruntung punya temen2 seperti kalian.

G mengerti semua kata dan dukungan kalian, memang bnr, seperti kata bro forte, kebanyakan mikir bs bikin gila, karna gak akan menyelesaikan masalah, namun justru bs terikat oleh pkrn, krn pkrn gak jernih, oleh krn itu gak bs do action utk menyelesaikan/decide mana masalah yg hrs diselesaikan duluan, bingung, linglung.

Semua buku memang mengatakan, juga yang terbukti oleh Bro Forte dan Change, bhw memang hrs menerima kenyataan, dgn demikian, bs menyadari bhw inilah keadaan yg kita hrs hadapi, dan berpikir positif dan bersemangat dlm menghadapinya, namun jika kita berusaha2 hingga sekuat tenaga, dgn pkrn yg sudah kembang kempis karena larut dlm usaha itu, dan ternyata usaha2 itu tidak membawa hasil seperti yg diharapkan, bikin kecewa dsbnya...

bagaimana bs bertahan dgn kondisi seperti ini, karna kesabaran ada batasnya, semangat pun bs berlalu, tidak hanya masalah...

g tau, yg dibutuhkan skrg adalah prakteknya, usaha nyata....g selalu brsh menyakinkan diri dan brsh terus menerus, agar tdk berlarut2...tapi mental lagi, setelah liat kondisi cc g....

btw cc g, gak prnh merasa sakit, sehingga gak bs menyembuhkan dirinya sndr...kita cekokin obat, dia jg protes krn dia gak merasa sakit, dan malah kecurigaan dia bertambah krn merasa kami keluarganya berkonspirasi utk menjatuhkan dia, dia sadar bagaimana dendamnya dia prnh dimasukkan rsj, ampe meronta2 dan diikat...

cara tradisional dan cara modern udh ditempuh, duit jg dh bocor kmn2 ... bukan mslh duit kalo punya hasil, sayangnya nothing...kami sayang2 duit..tapi dia dgn royal buang duit, mikir makan enak dan belanja, jln2 dan music, kami gak mengerti jalan pkrnnya...
dan kontrol tingkah lakunya, lakukan apa yg dia seneng, gak mikirin perasaan org lain...apalage org rmh, hanya karna kami rewel dan awasin tindak tanduknya, sedangkan org lain seperti temennya hanya bs mengikuti kemauannya, bahkan mendukung apa yg dia lakukan, memperparah tingkah lakunya, dan dia comfort dgn mrk.

utk loker, selama kondisi mental dan pkrn gak sehat, itu hal yg mustahil, walo g sangat ingin bantu ekonomi keluarga, namun jika utk pekerjaan sekadarnya, lalu loncat2 lagi... hal ini bikin track record kerja buruk dimasa depan...but utk saat ini mngkn bs bantu...

lebih baik fokus ke saat ini kah? saat ini baik, masa depan akan baik juga?belum tentu jg khan...krn semuanya penuh ketidakpastian...

Kk cc 1 utk kebutuhan rmh, dia akan bs byr, jika gak terjadi hal2 diluar yg diprediksikan..

I will try to reflect, realize , n except my condition rite nw...n break it like marferl said to me...

I'm sure i cand handle it, like be4....

I knw, I still being blessed, coz all my friends support, that my life is stil precious.

_/\_




Life is about living...

hatRed

i'm just a mammal with troubled soul



Forte

1. Kondisi cc sbnrnya faktor external sis. gak ada hubungan dgn mentalnya semangat sis. Justru klo mau ditarik sisi positif, gw harus mapan, agar bs obati cc. Kasus ini pernah dialami teman gw jg. Di mana dia punya cc, karena kehidupannya yg buruk pada masa lalu. Gagal dlm pernikahan shg menjadikan dirinya sukanya happy2. Gak mau mikir kesusahan orang, shopping, n suka marah pd ortu. Dan ada kecenderungan ingin suicide. Teman gw jg sgt2 marah.. Mgatakan egois sgl mcm. Tp bgmn ya, mgkn di sini besar peranan belajar Buddhism, apa pun objeknya hendaknya dilihat secara netral. Memang sulit. Dan jujur saya pun hanya bs berteori belaka.. Namun gak ada salahnya jg cobalah lbh sabar.

2. Track record buruk gak menjadi masalah besar. Perusahaan gak mgkn se"kepo" itu menelp perusahaan lain buat nanya sis. Dan kan ada percobaan 3 bulan. Di sana sis bs tunjukan sis mampu kerja

Predator

sepertinya pengalaman kesulitan mirip2 saya dulu :D

jadi sedikit mau berbagi juga

Jangan menyerah yakin sama kemampuan diri usahakan bersemangat, jangan menjadi "bajing loncat" (mudah pindah) antar perusahaan, memang bener ga bagus buat track recodrd kita, karena HRD bisa saja nganggap kita kerjanya gak beres dan gak serius

Pikiran kacau semua jadi kacau.. berusaha bangkit pelan2.. fokus.. gak ada yang instan.. Baru Bisa Mimpi bisa dikatakan instan (^_^) memang sih terdengar "teori gampang" tapi kalo ga diusahaain malah tambah susah.. sow semangat jangan down, hehe.. kata2 mutiaranya Hidup memang singkat tapi tidak sesingkat waktu yang baru dilewati


Quote from: aitristina on 20 August 2009, 03:49:29 PM
dear all....

g speechless, juga sangat terharu sampe g nangis saat g bales post kalian, utk semua dukungan kalian, makasih ...bnr bhw g merasa hdp g gak sndr, g msh beruntung punya temen2 seperti kalian.

G mengerti semua kata dan dukungan kalian, memang bnr, seperti kata bro forte, kebanyakan mikir bs bikin gila, karna gak akan menyelesaikan masalah, namun justru bs terikat oleh pkrn, krn pkrn gak jernih, oleh krn itu gak bs do action utk menyelesaikan/decide mana masalah yg hrs diselesaikan duluan, bingung, linglung.

Semua buku memang mengatakan, juga yang terbukti oleh Bro Forte dan Change, bhw memang hrs menerima kenyataan, dgn demikian, bs menyadari bhw inilah keadaan yg kita hrs hadapi, dan berpikir positif dan bersemangat dlm menghadapinya, namun jika kita berusaha2 hingga sekuat tenaga, dgn pkrn yg sudah kembang kempis karena larut dlm usaha itu, dan ternyata usaha2 itu tidak membawa hasil seperti yg diharapkan, bikin kecewa dsbnya...

bagaimana bs bertahan dgn kondisi seperti ini, karna kesabaran ada batasnya, semangat pun bs berlalu, tidak hanya masalah...

g tau, yg dibutuhkan skrg adalah prakteknya, usaha nyata....g selalu brsh menyakinkan diri dan brsh terus menerus, agar tdk berlarut2...tapi mental lagi, setelah liat kondisi cc g....

btw cc g, gak prnh merasa sakit, sehingga gak bs menyembuhkan dirinya sndr...kita cekokin obat, dia jg protes krn dia gak merasa sakit, dan malah kecurigaan dia bertambah krn merasa kami keluarganya berkonspirasi utk menjatuhkan dia, dia sadar bagaimana dendamnya dia prnh dimasukkan rsj, ampe meronta2 dan diikat...

cara tradisional dan cara modern udh ditempuh, duit jg dh bocor kmn2 ... bukan mslh duit kalo punya hasil, sayangnya nothing...kami sayang2 duit..tapi dia dgn royal buang duit, mikir makan enak dan belanja, jln2 dan music, kami gak mengerti jalan pkrnnya...
dan kontrol tingkah lakunya, lakukan apa yg dia seneng, gak mikirin perasaan org lain...apalage org rmh, hanya karna kami rewel dan awasin tindak tanduknya, sedangkan org lain seperti temennya hanya bs mengikuti kemauannya, bahkan mendukung apa yg dia lakukan, memperparah tingkah lakunya, dan dia comfort dgn mrk.

utk loker, selama kondisi mental dan pkrn gak sehat, itu hal yg mustahil, walo g sangat ingin bantu ekonomi keluarga, namun jika utk pekerjaan sekadarnya, lalu loncat2 lagi... hal ini bikin track record kerja buruk dimasa depan...but utk saat ini mngkn bs bantu...

lebih baik fokus ke saat ini kah? saat ini baik, masa depan akan baik juga?belum tentu jg khan...krn semuanya penuh ketidakpastian...

Kk cc 1 utk kebutuhan rmh, dia akan bs byr, jika gak terjadi hal2 diluar yg diprediksikan..

I will try to reflect, realize , n except my condition rite nw...n break it like marferl said to me...

I'm sure i cand handle it, like be4....

I knw, I still being blessed, coz all my friends support, that my life is stil precious.

_/\_





susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Predator

Quote from: Forte on 20 August 2009, 04:52:41 PM
1. Kondisi cc sbnrnya faktor external sis. gak ada hubungan dgn mentalnya semangat sis. Justru klo mau ditarik sisi positif, gw harus mapan, agar bs obati cc. Kasus ini pernah dialami teman gw jg. Di mana dia punya cc, karena kehidupannya yg buruk pada masa lalu. Gagal dlm pernikahan shg menjadikan dirinya sukanya happy2. Gak mau mikir kesusahan orang, shopping, n suka marah pd ortu. Dan ada kecenderungan ingin suicide. Teman gw jg sgt2 marah.. Mgatakan egois sgl mcm. Tp bgmn ya, mgkn di sini besar peranan belajar Buddhism, apa pun objeknya hendaknya dilihat secara netral. Memang sulit. Dan jujur saya pun hanya bs berteori belaka.. Namun gak ada salahnya jg cobalah lbh sabar.

2. Track record buruk gak menjadi masalah besar. Perusahaan gak mgkn se"kepo" itu menelp perusahaan lain buat nanya sis. Dan kan ada percobaan 3 bulan. Di sana sis bs tunjukan sis mampu kerja

logika sederhananya gimana mau training 3 bulan kalo seleksi aja bisa gak lulus karena persepsi pihak HRD dan atasannya :D
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

johan3000

#39
mendengar cerita sis aitristina, gw juga jadi prihatin atau lebih tepat "sedih",  :'(  :'(
beberapa hari yg lalu udah gw baca posting ini tapi belum bisa membalas (lagi mikir),
tapi kalau kita menjalankan mode "sedih" tersebut apakah menyelesaikan masalah ?


1. pertama gw rasa kita harus BERSYUKUR. kenapa ? ya sebenarnya seberapa besar masalah yg kita alamain, kalau dibandingkan dgn orang kaya yg kena HIV, kena Kanker, 10 tahun nikah gak bisa punya anak, dst, dst. Kita masih diberi anggota tubuh yg sehat lengkap dgn tangan, kaki maupun otak.  :)

2. tiada KEGAGALAN, yg ada hanya proses pembelajaran. Kalau kita mengganggap kegagalan adalah GAGAL, maka kita udah bener2 GAGAL. "gagal" memberitahukan kita bahwa yg selama ini kita lakukan ada yg kurang bener, hasilnya/penghasilan tidak positif.
Bila sis "PERCAYA" bahwa GAGAL adalam bagian dari pembelajaran, maka pembelajaran adalah sesuatu yg "MENGGAIRAHKAN", karna semangkin kita belajar semakin MAHIR pula kitanya.  :-?


saya mau sharing sebuah cerita :

seorang anak kecil menjual permen. Harga permennya $2, jadi dia dari rumah ke rumah menjualnya $2.5, sebanyak 5 rumah yg dia kunjungin, paling tidak 1 yg beli.
Nah kalau dia berhasil menjual 1 permen sehari, apakah sulit bagi dia utk meningkatan penjualannya menjadi 2 permen? dan kalau dia terus berlatih dan lebih giat menjual, apakah mungkin dia dapat menjual 10 permen perhari atau lebih ?

Apakah dia punya kemampuan utk menjual permen ?
Apakah dia memiliki keinginan yg besar utk menjual permen?
Apakah dia INGIN MENJUAL PERMEN ?
Kalau anak kecil dpt menjual 1 permen menjadi 10 permen,
  bagaimana pula dgn orang DEWASA ?
Apakah orang dewasa yg memiliki kemampuan, juga memiliki KEINGINAN ?
Seberapa besarkah KEINGINAN tsb ?

ternyata anak kecil tsb belajar, semangkin besar ANGKA KUNJUNGAN dan penawaran pada pelanggan, semangkin besar pula penghasilan dari permen yg dia dapat.  :whistle:

jadi seberapa besar ANGKA yg dipilih sis aitristina ?
_/\_

Gambaran apa ya penjual permen tsb ?
[spoiler=penjual permen]
Semoga kita semua mendptkan lahan yg aman utk menjual![/spoiler]
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

CHANGE

Bagus, anda telah memunculkan tekad dan semangat dan terlihat dari gaya penulisannya, memang pada tahap awal kekecewaan selalu mendampingi semangat dan tekad anda. Karena  semangat = kecewa, pada saat semangat timbul dan melakukan ACTION dan hasilnya adalah tidak sesuai dengan keinginan maka kecewa timbul, demikian juga sebaliknya pada saat kita MENYADARI ( bukan menyesali ) kekecewaan timbul, maka SEMANGAT muncul dan timbul. Karena semua ini adalah PROSES yang harus dijalani bukan disesali atau didiamkan. Anda telah memulai langkah pertama, saran saya jangan berhenti. Mantapkan langkahmu

Mengenai cici anda, sekali lagi ini hanya berdasarkan pengalaman hidup ( pernah menghadapi tetapi kasus berbeda ), cobalah cari psikiater untuk konsultasi. Yang pertama adalah lakukan konsultasi tanpa cici anda. Tetapi konsultasi antara anda dengan psikiater, tentu yang harus ditanyakan adalah bagaimana anda dan keluarga anda menghadapi masalah ini, tentu juga menceritakan penderitaan yang dialami cici anda, mungkin psikiater akan memberikan saran. Mungkin rekan-rekan disini bisa membantu informasi mengenai tokoh Buddhis yang berprofesi sebagai psikiater ( jika sis nana adalah Buddhis ), karena biasanya pembicaraan lebih cepat nyambung.

Apapun kondisi yang dihadapi maka satu kata yang diperlukan adalah KESABARAN.

Pengalaman menunjukkan KESABARAN adalah inti yang paling penting dalam menyelesaikan semua masalah.

Saya memberikan artikel-artikel motivasi dan inspirasi untuk anda renungkan, semua artikel adalah TEORI YANG BAGUS TETAPI TIDAK BERMANFAAT, jika hanya sebagai BACAAN saja. Tetapi TEORI menjadi BERMANFAAT jika direnungkan dan DIPRAKTEKKAN. Sama seperti kita  belajar Dhamma yang mengajarkan untuk mengikis KEBENCIAN, tetapi jika yang kita lakukan adalah mengembangkan KEBENCIAN, maka kita akan distempel hanya pintar ber TEORI.

KESABARAN

Dalam sebuah kisah Tiongkok dikisahkan, ada seorang pemuda yang hendak belajar kungfu. Datanglah dia pada sebuah perguruan kungfu. Dia menghadap gurunya dan berkata, "Guru, ajarilah saya kungfu!"

Sang guru menerima dia menjadi murid, namun keesokan harinya sang guru menugaskan dia menjadi seorang juru masak perguruan. Sambil menyerahkan sebuah cerobong kecil yang terbuat dari besi kasar beliau berkata, "Tugasmu menjadi juru masak dan setiap engkau meniup api dengan cerobong besi ini, tekan dan remas dengan kuat cerobong ini. Aku akan mengajarkan kungfu jika cerobong ini sudah halus dan bayanganku terlihat jelas."

Bertahun-tahun berlalu. Sang murid mulai tak sabar terus-terusan menjadi juru masak. Setiap tahun dia menanyakan kapan dia belajar kungfu, namun sang guru tetap mengatakan sampai cerobong besi itu halus.

Sampai akhirnya dia menunjukkan cerobong besi yang sudah halus itu pada gurunya. Sang guru tersenyum dan berkata, "Sekaranglah saatnya. Aku akan mengajarkan kepadamu ilmu yang penting, tetapi carikan dulu aku bambu yang paling keras di hutan."

Maka berangkatlah sang murid ke hutan. Ia meremas setiap bambu yang ditemuinya di hutan itu. Herannya tak satu pun dari bambu-bambu itu yang didapatkannya cukup keras. Sampai sore hari pun dia tak menemukan bambu yang keras di hutan itu. Akhirnya sang murid itu pulang dengan tangan hampa. Dengan kelelahan dia berkata pada gurunya, "Guru, maafkan saya. Saya sudah mencari kemana-mana, tetapi ternyata tidak ada bambu yang keras di hutan. Besok saya akan pergi ke hutan lain untuk mencarinya."

Sang guru tersenyum sambil berkata, "Muridku, saat ini engkau telah menguasai dua hal. Yang pertama kesabaran dan yang kedua adalah jurus tangan peremuk tulang. Siapa pun lawanmu, engkau bisa meremukkan tulangnya dalam sekejap. Jadi, saat ini engkau sudah menjadi salah satu pesilat tangguh dan sukar dikalahkan. Namun, bukan cuma itu. Engkau juga telah melatih kesabaranmu yang akan membantumu untuk bisa mempelajari ribuan jurus-jurus lainnya."

Pertanyaan dari kisah di atas, apakah benar dengan kesabaran kita bisa mencapai tujuan kita? Mari kita samakan persepsi kata sabar terlebih dahulu.

Pesan yang ingin disampaikan :
Kesabaran dalam terminologi masyarakat kita banyak disalahartikan. Masyarakat kita banyak mengartikan sabar sebagai diam, tidak membalas, menerima saja ataupun pasrah negatif. Pengertian ini sangat berlainan dengan arti yang sebenarnya. Sabar dalam arti realitis diartikan tetap berusaha, tetap berjuang dan tetap bersemangat. Sabar adalah kombinasi yang harmonis antara rasa syukur, optimisme dan gigih (persistensi). Rasa syukur dapat mengkonversi kondisi terburuk menjadi mempunyai hikmah dan kebaikan. Optimisme adalah kemampuan kita menciptakan harapan dan semangat. Dan persistensi adalah kesadaran diri untuk tetap bergerak, berusaha dan berjuang. Itulah makna sesungguhnya dari kata "sabar".

Semoga bermanfaat

CHANGE

Mungkin ini adalah artikel yang pernah di posting, tetapi saya posting ulang untuk anda. Artikel ini sangat bagus karena menggambarkan bagaimana hubungan antara kakak dan adik yang harus dikembangkan. Tentu kisah dibawah ini tidak sama dengan masalah anda. Tetapi hikmah cerita ini menggambarkan sebenarnya didunia ini pilihan yang paling tepat adalah JALAN TENGAH, yang artinya masih ada lebih menderita dibandingkan dengan kita, dan ada yang lebih baik dari kita. Jika kita berdiri di TENGAH, maka kita akan berhenti untuk membandingkan, karena kenyataan hidup didunia adalah demikian adanya. Jika kita berdiri di TENGAH maka konsentrasi kita terfokus untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi SAAT INI juga.

I CRIED FOR MY BROTHER SIX TIMES

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan diriku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.

"Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya.

Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!"
Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi.

Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!"
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun.

Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku.
Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya merengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..."

Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "
, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku."
Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya.
"Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan, saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!"
Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini."

Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas. Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku:
"Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas).

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!"
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku?

Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?"
Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"

Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..."

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku.
"Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!"
Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan membalut lukanya.
"Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya.
"Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..."
Di tengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Berkali-kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."

Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit.

Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan menjadi buah bibir orang?"

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"
"Mengapa membicarakan masa lalu?"
Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?"
Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat.

"Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.

Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih kepadanya adalah adikku."
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.


Semoga Bermanfaat

johan3000

_/\_
:'( :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'(
+ point utk posting bro yg amat, luar binasa
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

CHANGE

Quote from: johan3000 on 21 August 2009, 11:32:01 AM
_/\_
:'( :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'( :'(
+ point utk posting bro yg amat, luar binasa

Terima Kasih atas + point